Anda di halaman 1dari 1

Nama : Fithri Hilyatun Nabilah

Nim : 206119003

Prodi: D3 Kebidanan

Mata Kuliah: Kebidanan Komunitas

Mengidentifikasi dan cara mengatasi tantangan dan hambatan hukum pada kebidanan komunitas
ABORSI (Studi Deskriptif Tentang Proses Pengambilan Keputusan Aborsi Ilegal yang Dilakukan
oleh Remaja Putri di Kota Surabaya).

Remaja merupakan salah generasi muda yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menentukan masa depan bangsa. Remaja dapat mengakses semua informasi dengan mudah,
termasuk informasi tentang seksualitas, arus informasi yang semakin kuat saat ini, menjadikan
remaja dapat mengakses semua informasi dengan mudah, tanpa melakukan penyaringan mana
informasi yang benar dan mana informasi yang salah. Kondisi ini dapat mengubah pandangan
seksual remaja sehingga remaja melakukan penyimpangan-penyimpangan teradap norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Salah satunya adalah pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan
di luar nikah (Rejeki, 2010).

Menurut Azinar (2013), ada pengaruh yang signifikan antara akses dan kontak media informasi
khususnya media pornografi dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD (kehamilan tidak
diinginkan). Tidak sedikit remaja yang memiliki persepsi bahwa mereka tidak akan hamil jika
pertama kali melakukan hubungan seksual dan jika melakukan hubungan seksual tidak sampai
klimaks tidak menyebabkan kehamilan di luar nikah(Arisandi, 2012) maka dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa remaja memiliki alasan yang rasional untuk melakukan proses aborsi tersebut,
juga bahwa aborsi dipandang sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah pada. Selain
adanya resiko fisik dan ekonomi, ada juga resiko sosial. Namun ternyata para remaja tidak
merasakan resiko sosial tersebut, karena lingkungannya mendukung.

Hal ini menjadi tantangan atau hambatan hukum pada kebidaanan komunitas dikarenakan bahwa
aborsi ataupun aborsi ilegal itu dilarang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

KUHP mengatur tindak pidana aborsi dalam Pasal 299 dan Pasal 346 sampai dengan Pasal 349.
Berdasarkan ketentuan tersebut, yang dapat dikenakan pidana yaitu wanita yang mengandung,
pelaku selain wanita mengandung, dan orang yang sengaja mengobati atau menyuruh melakukan
aborsi. Bagi wanita mengandung yang melakukan aborsi, baik dilakukan sendiri atau menyuruh
orang lain untuk melakukan, dapat dikenakan Pasal 346 KUHP. Bagi pelaku selain wanita
mengandung dengan sengaja menggugurkan kandungan tanpa persetujuan wanita mengandung
diancam Pasal 347 ayat (1) KUHP dan apabila wanita mengandung mengalami kematian diancam
Pasal 347 ayat (2) KUHP.

Hal ini juga akan menimbulkan masalah baru bagi kebidanan komunitas yaitu angka kematian ibu
dan anak akan tinggi dikarenakan aborsi ilegal yang bisa menggangu kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai