Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Muhammad Haddid Haryadi

NIM : 41032103192002
KELAS : 2B
DOSEN : DR. KINGKING MUTTAQIEN, M.Pd.
SAKTIKA ROHMAH F, M.Pd.
UAS PERUBAHAN SOSIAL
1. a). Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam
kebudayaan mengcakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi
organisasi sosial masyarakat.
b). Ada masyarakat yang tidak berubah budaya nya. Contohnya, seperti suku baduy
dalam mereka tidak mau merubah kebudayaan nya karena ingin terus
mempertahankan budayanya agar tidak terpengaruhi oleh orang luar.
c). Hal-hal yang membuat perubahan salah satunya pengaruh dari luar mengikuti
perubahan orang lain.
2. a). – Behavior adalah sikap/ tingkah laku kita sehari-hari, kadang-kadang, sikap ini
dibentuk oleh latar belakang keluarga, pendidikan, media yang kota konsumsi.
Namun behavior juga merupakan ekspresi dari karakter seseorang.
- Atitude adalah sikap, perilaku atau tingkat laku seseorang dalam melakukan interaksi
dengan orang lain yang disertai dengan kecendrungan untuk bertindak sesuai
dengan sikap tersebut
b). Perbedaanya behavior itu lebih ditekankan pada sikap kita yang terjadi berulang-ulang
atau sudah menjadi kebiasaan. Seperti saya misalnya, saya adalah orang yang sabar,
tapi suatu hari saya marah dan memukul meja adalah attitude saya.
Attitude adalah sikap kita dalam satu case atau suatu keadaan. Biasanya terjadi sekali
atau duakali, dipengaruhi banyak hal.
c). Manfaatnya saya bisa mengetahui perbedaan dari sikap
d). Manusia akan mengalami perubahan kepribadian seiring berjalannya waktu.
Karena semakin kita bertambah usia semakin kita mendapat perubahan. Seperti
perubahan dilingkungan ataupun sosial.
e). Bisa dengan cara lihat tingkah lakunya, cara dia berbica dan gestur tubuhnya itu bisa
menjadi penilaian sikap.
3. a). - Teori moderenisasi menjelaskan tentang proses transformasi dari masyarakat
tradisional atau terbelakang ke masyarakat modern. Moderinisasi merupakan proses
perubahan terhadap sistem ekonomi, sosial dan politik yang berkembang di Eropa
Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 sampai ke-19 yang kemudian menyebar ke
negara-negara Eropa lainnya.
- Teori ketergantungan adalah salah satu teori pembangunan yang dikembangkan
pada akhir tahun 1950an dibawah bimbingan direktur komisi ekonomi PBB untuk
Amerika Latin, Raul Presbisch yang menekankan pada konsep ekonomi yang
mengidentifikasi ketergantungan finansial antara negara maju dan nega dunia ketika.
Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori pembangunan sebelumnya yaitu teori
modernisasi.
- Teori Antisipasi adalah sikap menanti dari organisme akan suatu situasi tertentu dan
ide tentang hasil tindakan sebelum tindakan dilakukan.
b). Teori moderenisasi berfokus pada unsur-unsur komponen moderenisasi sosial, dan
studi makrokosmik tentang moderenisasi berfokus pada lintasan empiris dan proses
nyata dari moderenisasi bangsa dan masyarakat, ekonomi dan politik mereka.
Teori ketergantungan berfokus kepada ekonomi dunia
Teori antisipasi berfokus kepada sikap atau tindakan seseorang.
c). Ketiga teori ittu berhubungan dengan perubahan sosial karena menjelaskan
perubahan sosial yang sangat jelas dari perekonomian dan dari sikap.
4. Inovasi adalah suatu proses yang mengubah ide baru atau aplikasi baru menjadi produk
yang berguna. Inovasi juga diartikan sebagai proses mengubah peluang menjadi
gagasan atau ide-ide yang rumit bahkan inovasi berasal dari ide-ide yang sepele
dan sejenisnya saja, asal merupakan yang baru dan baik dari yang telah ada.
5. Salah satu suku yang terkenal adalah Suku Baduy Dalam yang terletak di daerah Banten,
tepatnya Kabupaten Lebak Banten. Nama Baduy Dalam berawal dari sebutan yang
diberikan oleh para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan masyarakat yang
hidup secara nomaden tersebut dengan kelompok masyarakat Arab “Badawi”.
Kemungkinan lain adalah karena di wilayah bagian utara suku ini terdapat sungai yang
disebut sungai Baduy Dalam. Sementara mereka sendiri lebih suku menyebut diri sebagai
“orang kenekeas” sesuai dengan nama wilayah mereka. Terdapat dua versi yang berbeda
mengenai asal usul suku baduy. Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang
kenekeas adalah keturunan Batara Cikal yang merupakan salah satu dewa atau batara
yang turun ke bumi. Asal usul tersebut juga sering dikait- kaitkan dengan Nabi Adam
sebagai nenek moyang pertama manusia.
Keunikan Budaya Suku Baduy
1. Pu’un
2. Budaya Gotong Royong
3. Kekayaan Tidak Dilihat Dari Bentuk Rumah
4. Peralatan Mandi dari Alam
5. Masih Berlakunya Perjodohan
6. Larangan Berkunjung Selama 3 Bulan
7. Walaupun Banyak, Ayam Merupakan Makanan yang Mewah
8. Warna Pakaian Membedakan Baduy Luar Dan Baduy Dalam
9. Budaya Berjalan Kaki
10. Perabotan Sederhana
Keunikan Budaya Suku Baduy
Suku Baduy
Hingga saat ini orang Baduy masih sangat menjaga kearifan lokalnya. Hal ini kemudian
menjadi daya tari perkampungan suku Baduy sebagai wisata budaya. Tidak heran jika
banyak wisatawan yang berkunjung ke perkampungan suku Baduy. Nah, sebelum anda
berkunjung ke perkampungan suku Baduy, Berikut 7 fakta unik suku Baduy yang wajib anda
ketahui.
1. Pu’un
Setiap kelompok memiliki pimpinan atau tokoh yang menjadi panutan dalam mengambil
petunjuk dan keputusan terhadap permasalahan sosial di masyarakat tersebut. Begitu
juga dengan masyarakat Baduy Dalam, tokoh masyarakat di suku Baduy Dalam disebut
dengan Pu’un. Pu’un dalam masyarakat Baduy berfungsi sebagai pemimpin di
masyarakat tersebut, sosok Pu’un sangat dihormati oleh Suku Dalam. Puún dianggap
layaknya seorang president oleh masyarakat Suku Baduy Dalam .Pu’un yang bertugas
menentukan masa tanam dan masa panen, dia juga yang menerapkan hukum adat dalam
masyarakat Baduy, ia juga yang mengobati penduduk yang sakit.
2. Budaya Gotong Royong
Suku Baduy
Gotong royong memang merupakan budaya Indonesia. Hampir seluruh daerah di Indonesia
memiliki budaya gotong royong. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, budaya
gotong royong ini sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Berbeda dengan
kebanyakan masyarakat di daerah lain di Indonesia yang sudah banyak meninggalkan
budaya gotong royong , masyarakat badui masih memegang teguh semangat bergotong
royong.Mereka biasanya bergotong royong saat berpindah lahan pertanian ke tempat yang
lebih subur.
3. Kekayaan Tidak Dilihat Dari Bentuk Rumah
Berbeda dengan masyarakat modern yang hidup di perkotaan yang umumnya kekayaan
ditunjukkan dengan rumah yang besar dan mewah. Suku baduy Baduy Dalam Dalam yang
kaya tidak akan memiliki rumah yang besar dan mewah, karena seluruh penduduk di
perkampungan Baduy Dalam memiliki besar dan bentuk rumah yang sama. Kekayaan
orang Baduy Dalam justru dilihat dari kepemilikan benda lain, seperti tembikar. Yang
membedakan masyarakat yang kaya di Suku Baduy Dalam adalah kepemilikan tembikar
yang terbuat dari kuningan. Bagi orang Baduy Dalam yang kaya dapat memiliki beberapa
tembikar.Semakin banyak jumlah tembikar Suku Baduy Dalam, semakin tinggi derajat
orang tersebut.
4. Peralatan Mandi dari Alam
Jika anda berkunjung ke perkampungan suku Baduy Dalam, jangan harap anda akan
menemukan ada masyarakat yang menggunakan sabun, shampo atau pasta gigi saat
mandi. Masyarakat lebih memilih menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam
untuk membersihkan diri mereka. Orang Baduy Dalam menggunakan batu yang
kemudian di gosok-gosokan ke tubuh mereka sebagai pengganti sabun mandi yang
berbahan kimia. Sementara, untuk membersihkan gigi, mereka menggunakan serabut
kelapa. Suku Baduy Dalam memang sangat menghargai alam mereka, mereka tidak ingin
menggunakan peralatan yang mengandung bahan kimia dan sampah plastik.
5. Masih Berlakunya Perjodohan
Perjodohan memang sudah tidak lazim bagi masyarakat modern. Dalam kehidupan
masyarakat modern, urusan jodoh memang diserahkan sepenuhnya kepada sang anak,
orang tua hanya memberi restu. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Suku baduy Baduy
Dalam Dalam. Seorang gadis yang berusia 14 tahun akan dijodohkan dengan laki-laki
yang berasal dari suku Baduy Dalam .Selama proses perjodohan orang tua laki-laki bebas
memilih wanita yang ingin dijodohkan dengan anaknya. Namun, jika belum ada yang
cocok, laki-laki maupun perempuan harus rela menerima pilihan orang tuanya atau
pilihan Pu’un.
6. Larangan Berkunjung Selama 3 Bulan
Suku Baduy
Suku Baduy Dalam memang bukan penganut agama islam, namun mereka miliki tradisi
berpuasa yang dilakukan selama 3 bulan berturut-turut.Kegiatan berpuasa ini oleh Suku
Baduy disebut “Kawulu”. Saat mereka melakukan tradisi Kawulu, penduduk luar dilarang
berkunjung ke Baduy Dalam .Jika ingin berkunjung ke sana, hanya di perbolehkan
berkunjung ke perkampungan Baduy Luar tetapi tidak boleh menginap. Orang Baduy
menganggap bahwa Kawulu adalah kegiatan sakral dan tidak boleh diganggu oleh
masyarakat luar.Selama masa Kawulu mereka memanjatkan doa kepada nenek moyang
agar selalu diberi keselamatan dan diberi panen yang berlimpah.
7. Walaupun Banyak, Ayam Merupakan Makanan yang Mewah
Bagi masyarakat modern, ayam sudah menjadi konsumsi sehari-hari dalam memenuhi
kebutuhan protein.Namun, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat suku Baduy dalam.
Masyarakat disana memang gemar memelihara ayam, jika anda berkunjung ke
perkampungan mereka akan banyak menemui ayama yang berkeliaran disana. Walaupun
begitu, mereka hanya akan menyembelih ayam peliharaan mereka pada hari-hari
tertentu saja, misalnya saat upacara adat atau hari pernikahan.
8. Warna Pakaian Membedakan Baduy Luar Dan Baduy Dalam
Suku Baduy tidak menggunakan pakaian bermotif seperti masyarakat modern.Bagi anda
yang kebingungan membedakan orang suku Baduy Luar dan Baduy Dalam, anda dapat
membedakannya berdasarkan warna pakaiannya. Orang Baduy Luar memakai pakaian
hitam polos sementara orang Baduy Dalam memakai pakaian putih polos dan ikat kepala
putih.
9. Budaya Berjalan Kaki
Tidak seperti orang jepang, orang Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang malas
berjalan kaki. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penumpukan kendaraan di
perkotaan. Hal tersebut tidak berlaku bagi suku baduy Orang Baduy gemar berjalan kaki
saat bepergian kemana saja. Mereka kan tetap berjalan kaki saat mengunjungi keluarga
mereka di kota atau sekedar ke kota untuk menjual hasil panen. Tidak heran jika kondisi
alam disasan masih sangat terjaga dan orang-orang Baduy juga sehat-sehat.
10. Perabotan Sederhana
Tidak hanya menolak peralatan elektronik, masyarakat suku Baduy juga menolak
menggunakan perabotan rumah tangga seperti piring atau cangkir yang terbuat dari
logam atau kaca. Mereka lebih memilih memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di
alam, misalnya gelas mereka yang dibuat dari potongan pohon bambu. Suku Baduy
memiliki cara mereka sendiri untuk menikmati hidup. Mereka hidup bersahaja dengan
alam, tidak perlu peralatan yang canggih dan mewah atau baju-baju beremerek. Budaya
orang Baduy menggambarkan bahwa bahagia itu sederhana.
Sumber (https://www.romadecade.org/suku-baduy/)
6. a). Menurut saya dengan keadaan sekarang itu sangat buruk karena perubahan kali ini
benar-benar terasa dari mulai kebiasaan saat keluar rumah dan perubahan
perekonomian juga sangat hancur banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaanya.
b). 1. Pyscal distancing, kita harus jaga jarak agar tidak dalam kerumunan
2. Cuci tangan, kita harus tetap bersih dalam keadaan apapun
3. Menggunakan masker agar tidak tertular virus dari nafas orang lain
4. Lockdown agar masyarakat tidak keluar rumah supaya tidak ada lagi penyebaran
corona
5. Daring, belajar dan bekerja secara online
c). Ya kita harus mengikuti aturan dari pemerintah agar kita bisa beraktifitas kembali
dengan normal

Anda mungkin juga menyukai