Anda di halaman 1dari 3

LITERATURE REVIEW : METODE TERAPI MASSAGE PADA

PENDERITA HIEPERTENSI
Pendahuluan

Hipertensi merupakan penyakit the silent killer (pembunuh diam-diam) karena dapat
menyebabkan kematian mendadak yang diakibatkan oleh semakin tingginya tekanan darah
sehingga resiko untuk menderita komplikasipun semakin besar. Di seluruh dunia, hipertensi
merupakan masalah yang besar dan serius disamping karena prevalensinya yang tinggi dan
cenderung meningkat di masa yang akan datang karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa
kecacatan permanen dan kematian mendadak (Nugraheni, 2013).
Setiap tahunnya, hipertensi telah membunuh 9,4 juta jiwa penduduk di seluruh dunia.
World Health Organization (WHO) juga telah memperkirakan pada tahun 2025 yang akan
datang, ada sekitar 29% jiwa di dunia yang terserang hipertensi. WHO menyebutkan 40%
penduduk negara negara berkembang di dunia mengalami hipertensi, sedangkan di negara-
negara maju, penduduk yang mengalami hipertensi sekitar 35%. Wilayah Asia Tenggara
memiliki presentasi sebesar 36% penduduk mengalami hipertensi (Candra, 2013).
Menurut Ardiansyah (2012) pengobatan Hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis
dan non farmakologis. Pengobatan non farmakologi yang sering dipilih oleh penderita hipertensi
salah satunya adalah pijat refleksi.. Pengobatan non farmakologis adalah suatu bentuk pelayanan
pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang dipergunakan sebagai alternatif atau
pelengkap pengobatan medis tertentu (Kozier,Erb, Berman, & Snyder, 2010).
Menurut pendapat Trionggo (2013) yang mengemukakan bahwa manfaat tekanan pijat
(massage) akan mengirim sinyal yang menyeimbangkan sistem saraf atau melepaskan bahan
kimia seperti endorphin sehingga menimbulkan atau mendorong rasa relaksasi serta melancarkan
sirkulasi darah. Penatalaksanaan pijat salah satunya dengan pijat (massage), dengan memijat
daerah refleksi memberikan rangsangan yang diterima oleh saraf sensorik, dan langsung
disampaikan oleh urat saraf motorik kepada organ yang dikehendaki. Apabila pijatdi satu titik,
maka tubuh akan melepaskan beberapa zat seperti: serotonin, histamine, bradikinin, slow
reacting substance (SRS) serta zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya
dilatasi kapiler dan arteriol serta flare reaction mengakibatkan terjadinya perbaikan
mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku
serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. (Kusyati, 2012).
BAHAN DAN METODE
Strategi yang digunakan dalam mencari artikel menggunakan bahasa indonesia dan bahasa
inggris yang relevan dengan topik. Pencarian dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
beberapa database, antara lain , Sience Direct, Google Scholar . Keyword yang digunakan
adalah “Massage/ Pijat ”, Blood pressure/ Tekanan darah”, “Hypertension/ Hipertensi ”.
Pencarian menggunakan keyword tersebut dengan database Sience Direct, Google Scholar. Hasil
penelusuran pada Sage tidak diperoleh artikel, pada Science Direct diperoleh 9.619 artikel, pada
Google Scholar diperoleh 1.130 artikel. Artikel fulltext dan abstrak yang diperoleh, direview
untuk memilih artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi berdasarkan PICO frame work (Patient,
Intervention, Comparison, Outcome. (P:Pasien yang didiagnosa hipertensi, I: Massage/ Pijat , O:
Tekanan darah menurun). Artikel yang digunakan sebagai sampel selanjutnya diidentifikasi. Tiga
artikel yang sesuai, disajikan dalam tabel.

HASIL
Artikel pertama merupakan penelitian yang dilaksanakan di departemen penyakit dalam
Szpital Specjalistyczny im. Jędrzeja Śniadeckiego (Rumah Sakit Spesialis Jędrzej Śniadecki)
Polandia. Jumlah sampel pada penelitian ini 10 orang wanita usia 60-68 tahun yang didiagnosa
hipertensi. Kriteria inklusi penelitian adalah wanita yang dirawat dengan Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitors (ACEI). Intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan yaitu dilakukan
sesi pijat klasik selama sepuluh hari berturut-turut. Selama perawatan, tekanan darah responden
diukur menggunakan manometer dengan stetoskop. Tekanan darah mereka diambil 1 menit
sebelum pemijatan, serta 1 menit dan 5 menit setelah setiap sesi. Artikel pertama menggunakan
meotode statistik dengan uji normalitas Shapiro- Wilk dan uji non-parametik Wilcoxon. Dalam
penelitian ini ditemukan data distribusi normal dari kedua variabel berpasangan maka digunakan
t-tes Siswa untuk sampel dependen diterapkan. Hasil penelitian pada artikel pertama didapatkan
nilai rata-rata sistole dan diastole terus menurun. Pijat klasik menjadi tindakan pendukung yang
aman dalam pengobatan farmakologis hipertensi, karena tidak ada ada penurunan kesehatan yang
diamati pada semua wanita yang diperiksa.
Artikel kedua adalah penelitian yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha
Nirwana Puri Samarinda, dengan responden berjumlah 15 orang. Kriteria pada penelitian ini
yaitu responden sebanyak 15 orang yang mengalami hipertensi dengan karakteristik usia 60-74
tahun sebanyak 6 responden, usia 75-90 tahun berjumlah 8 responden, dan usia >90 tahun 1
responden. Jenis kelamin perempuan berjumlah 9 responden dan laki-laki berjumlah 6
responden. Intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan adalah ke limabelas responden
dilakukan slow stroke back massage (SSBM) selama 3 hari berturut-turut. Sebelum dan sesudah
intervensi dilakukan pengecekan tekanan darah menggunakan sphygmomanometer dan
stetoscope . Hasil penelitian pada artikel terdapat selisih penurunan tekanan darah sebelum dan
sesudah perlakuan SSBM sebesar 10,00 mmHg pada nilai rata-rata pengukuran tekanan darah
sistolik dan penurunan 6,6 mmHg pada tekanan darah diastolik. Penurunan nilai rata-rata
dalam pengukuran tekanan darah ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dari SSBM terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Daftar Pustaka
Ardiansyah, M. (2012). Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta: DIVA Press.

Candra, A. 2013. Penderita Hipertensi Terus Meningkat. http://health. kompas.com/ Penderita


Hipertensi Terus Meningkat. Tanggal Akses 20 Desember 2020

Eni, K.(2012). Pijat Refleksi Sebagai Terapi Komplementer Keperawatan: Yogyakarta: Popup
Design

Kozier, Barbara., Erb, Glenora., Berman, Audrey., Synder, shirlee. J. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, & Praktik. Edisi 7. Volume 1. Alih bahasa
Pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC.

Nugraheni, N. 2013. Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Motivasi
Konsultasi Gizi pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Gizi RSUD Moewardi Tahun 2013.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Trionggo, Ira & A. Ghofar. 2013. Panduan Sehat Sembuhan Penyakit Dengan Pijat & Herbal.
Yogyakarta: Indoliterasi.

Anda mungkin juga menyukai