Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


TENTANG
“PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA PELAJARAN MATERI
PENGUKURAN NON GEOMETRI”

OLEH:
Kelompok 2 :

1. ALFA DELTIA (18129100)


2. DEBY OCTAVIA (18129055)
3. KURNIAWAN SANDI (18129343)
4. MIFTAHUL FADILLAH (18129281)

SEKSI: 18 BB 04

DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Syafri Ahmad, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
Pemecahan Masalah Matematika “Pembelajaran Problem Solving Pada
Pelajaran Materi Pengukuran Non Geometri”.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga


penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Drs. Syafri Ahmad, S.Pd.,M.Pd. yang telah memberi tugas dan bimbingan
kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat
memberi manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk


memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan
berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang
telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabb.

Padang, Desember 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Materi Berat............................ 3

2.2 Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Materi Suhu........................... 7

2.3 Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Materi Waktu...................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................

3.2 Saran ...................................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat
diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang
sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan
yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama
untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Keterlibatan aktif anak dengan alat pengukuran dalam kehidupan sehari-
hari adalah hal yang penting dalam membantu anak memahami konsep
pengukuran dan alat pengukuran. Kegiatan membutuhkan interaksi antara
anak dengan lingkungannya. Penyelidikan tentang pengukuran menunjukkan
bahwa pengukuran memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang
merupakan penerapan praktis matematika.
Pada tingkat Sekolah Dasar, guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pengukuran benda di lingkungan sekitar anak. Kegiatan ini
dapat dimulai sejak anak duduk di Taman Kanak-kanak dan kelas-kelas
rendah di SD, misalnya anak membandingkan panjang, kapasitas dan berat
dari benda yang telah mereka kenal.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana pembelajaran problem solving pada pelajaran materi
pengukuran berat?
2. Bagaimana pembelajaran problem solving pada pelajaran materi
pengukuran suhu?
3. Bagaimana pembelajaran problem solving pada pelajaran materi
pengukuran waktu?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pembelajaran problem solving pada pelajaran materi
pengukuran berat.
2. Untuk mengetahui pembelajaran problem solving pada pelajaran materi
pengukuran suhu.
3. Untuk mengetahui pembelajaran problem solving pada pelajaran materi
pengukuran waktu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Materi Pengukuran Berat

Satuan berat merupakan salah satu ilmu pasti di dalam matematika yang
paling sering untuk dipelajari dan menjadi salah satu materi yang hadir di dalam
pembelajaran mulai dari tingkat dasar.

Menurut Indriyastuti (2012: 27) pengukuran berat adalah membandingkan


sesuatu massa benda (berat) dengan nilai standar yang telah ditetapkan.

Alat ukur yang biasa digunakan dalam mengukur berat suatu benda adalah
timbangan. Timbangan digunakan untuk mengukur massa atau berat benda.
Prinsip kerjanya adalah keseimbangan dua lengan, yaitu keseimbangan antara
massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Konversi
satuan ukuran berat atau massa yaitu, untuk satuan ukuran berat konversinya
mirip dengan ukuran panjang namun satuan meter diganti menjadi gram. Untuk
satuan berat tidak memiliki turunan gram persegi maupun gram kubik.

Mari lihat tentang tangga konversi dari satuan berat dalam matematika
yang lainnya.

Contohnya:

- 1 kg sama dengan 10 hg

- 1 hg sama dengan 0,1 kg


- 1 kg sama dengan 1.000 g

- 1 kg sama dengan 10 ons

- 1 kwintal sama dengan 100 kg

- 1 pon sama dengan 5 ons

- 1 ton sama dengan 1.000 kg

Contoh Soal Materi Berat dengan Problem Solving

1. Alfa membeli 9 kg beras dan 10 pon terigu. Selain itu beliau membeli 40 ons
tepung beras. Di tengah jalan, kantong beras bocor, sehingga berkurang 1.000
gram. Berat belanjaan Alfa sekarang adalah ... kg.
Langkah-langkah penyelesaian:
a. Memahami masalah
Diketahui:
Alfa membeli: Beras = 9 kg
Terigu = 10 pon = 10 : 2 = 5 kg
Tepung beras = 40 ons = 40 : 10 = 4 kg
Berat beras Alfa yang berkurang karna kantong bocor= 1.000 g = 1 kg
Ditanya: berat belanjaan Alfa sekarang?
b. Membuat rencana
1) Menghitung jumlah berat belanjaan Alfa.
2) Menghitung jumlah berat belanjaan Alfa sekarang.
c. Melaksanakan rencana
1) Jumlah belanjaan Alfa seluruhnya
= 9 kg beras + 5 kg terigu + 4 kg tepung beras
= 18 kg
2) Jumlah belanjaan Alfa sekarang
= jumlah belanjaan Alfa seluruhnya – berat beras yang berkurang
= 18 kg – 1 kg
= 17 kg
d. Memeriksa kembali
Sisa belanjaan Alfa sekarang = 17 kg
Berat beras yang berkurang = 1 kg
Jumlah belanjaan Alfa = 1 kg + 17 kg
= 18kg

2. Sebuah truk mengangkut bahan makanan seberat 6,2 ton berupa beras, kacang
tanah, dan jagung. Apabila berat beras 46 kwintal dan kacang tanah 120 kg,
maka berapakah berat jagung yang diangkut truk tersebut?
Langkah-langkah penyelesaian:
a. Memahami masalah
Diketahui:
Jumlah bahan makanan = 6,2 ton = 6,2 × 1.000 kg = 6.200 kg
Berat beras = 46 kwintal = 46 × 100 kg = 4.600 kg
Berat kacang tanah = 120 kg
Ditanya: berapa berat jagung yang diangkut truk?
b. Membuat rencana
1) Menghitung jumlah berat beras dan kacang tanah.
2) Menghitung berat jagung.
c. Melaksanakan rencana
1) Menghitung jumlah berat beras dan kacang tanah
= berat beras + berat kacang tanah
= 4.600 kg + 120 kg
= 4.720 kg
2) Menghitung berat jagung
= Jumlah bahan makanan – jumlah berat beras dan kacang tanah
= 6.200 kg – 4.720 kg
= 1.480 kg
d. Memeriksa kembali
Jumlah bahan makanan = berat beras + berat kacang tanah + berat jagung
= 4.600 kg + 120 kg + 1.480 kg
= 6.200 kg
1 1
3. Tini memiliki persediaan terigu 2 kg, kemudian ia membeli lagi 3 kg.
2 4

2
Terigu tersebut digunakan untuk membuat kue sebanyak 4 kg. Berapakah
5
sisa terigu Tini sekarang?
Langkah-langkah penyelesaian:
a. Memahami masalah
Diketahui:
1
Persediaan terigu sebanyak 2 kg
2
1
Dibeli lagi sebanyak 3 kg
4
2
Digunakan untuk membuat kue sebanyak 4 kg
5
Ditanya: sisa terigu Tini sekarang
b. Membuat rencana
1) menghitung jumlah terigu setelah dibeli lagi
2) menghitung jumlah terigu setelah digunakan untuk membuat kue
c. Melaksanakan rencana
1) jumlah terigu setelah dibeli lagi
persediaan terigu + jumlah terigu yang dibeli
1 1
= 2 kg + 3 kg
2 4
5 13
= kg + kg
2 4
10+13
= kg
4
23
= kg
4
2) jumlah terigu setelah digunakan untuk membuat kue
jumlah terigu setelah dibeli lagi – jumlah terigu yang digunakan
untuk membuat kue
23 2
= kg −¿ 4 kg
4 5
23 22
= kg −¿ kg
4 5
115−88
= kg
20
27
= kg
20
7
=1 kg
20
d. Memeriksa kembali
7 2 1
1 kg +¿ 4 kg −¿3 kg
20 5 4
27 + 22 −13
= kg kg kg
20 5 4
27+88−65
= kg
20
50
= kg
20
10
=2 kg
20
1
=2 kg
2

2.2 Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Materi Pengukuran Suhu

Menurut Hudoyo (1988: 20) suhu merupakan ukuran atau derajat panas
atau dinginnya suatu benda. Suatu benda yang dalam keadaan panas dikatakan
memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan
dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah.

Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu
suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah
termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah
sebagai berikut:

1. Raksa tidak membasahi dinding kaca,


2. Raksa merupakan penghantar panas yang baik,

3. Kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil
cukup dapat mengubah suhunya,

Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.

1. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100.
Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
2. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara
titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
3. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu
es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
4. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut
suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total
partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan
angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap
bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan


termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
Contoh Soal Materi Suhu dengan Problem Solving

1. Ucup melakukan percobaan perubahan suhu. Ia menyiapkan segelas air


bersuhu 13oC. Selanjutnya ke dalam air tersebut dimasukkan es batu,
sehingga suhu air turun 19oC. Kemudian segelas air tersebut dibiarkan di
tempat terbuka. Selama di tempat terbuka suhu air naik rata – rata 3 oC setiap
4 menit. Suhu air setelah dibiarkan di tempat terbuka selama 12 menit
adalah…
Langkah-langkah penyelesaian :
a. Memahami masalah
Diketahui :
Suhu awal 13o
Diberi es batu sehingga suhu turun 19o
Dibiarkan di suhu terbuka yang menyebabkan kenaikan suhu 3 o setiap 4
menit selama 12 menit.
b. Membuat rencana
Menghitung suhu air setelah dibiarkan di tempat terbuka selama 12 menit
c. Melaksanakan rencana
12
= 130 – 19o + 30 x
4
= 130 – 19o + 30 x 3
= 130 – 19o + 90
= - 60 + 90
= 30
d. Memeriksa kembali
12
30 = 130 – y + 30 x
4
30 = 130 – y + 30 x 3
30 = 130 – y + 90
y = 130 + 90 - 30
y = 190
Jadi, suhu air setelah dibiarkan di tempat terbuka selama 12 menit adalah
3oC.

2. Pada suatu hari, suhu di kota London 4℃. Pada hari yang sama, suhu di
Antartika lebih rendah 18℃ dari kota London. berapakah suhu di Antartika
pada hari itu?
a. - 22℃            
b. - 14℃           
c. 14℃       
d. 22℃
Langkah-langkah penyelesaian :
a. Memahami masalah
Suhu di kota London 4℃
Suhu di Antartika lebih rendah 18℃ dari kota London
b. Membuat rencana
Menghitung suhu di Antartika pada hari itu
c. Melaksanakan rencana
Suhu Antartika lebih rendah 18℃ dari di London yang suhunya 4℃,
maka:
x = 40 - 180
x = - 14℃
d. Memeriksa kembali
- 14℃ = y - 180

- 14℃ + 180 = y

40 = y

Jadi, suhu di Antartika pada hari itu adalah -14℃.

2.3 Pembelajaran Problem Solving pada Pelajaran Materi Pengukuran Waktu


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Satuan berat merupakan salah satu ilmu pasti di dalam matematika yang
paling sering untuk dipelajari dan menjadi salah satu materi yang hadir di
dalam pembelajaran mulai dari tingkat dasar. Pengukuran berat adalah
membandingkan sesuatu massa benda (berat) dengan nilai standar yang telah
ditetapkan. Alat ukur yang biasa digunakan dalam mengukur berat suatu
benda adalah timbangan.
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda.
Suatu benda yang dalam keadaan panas dikatakan memiliki suhu yang tinggi,
dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan dingin dikatakan memiliki
suhu yang rendah. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda
adalah termometer.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DAFTAR RUJUKAN

Hudoyo, Herman. 1988. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: DEPDIKBUD.

Indriyastuti. 2012. Matematika 4: Untuk Kelas 4 SD dan MI. Solo: Tiga


Serangkai.

Anda mungkin juga menyukai