Jurnal EKONOMI
Ekonomi MANAJEMEN
Manajemen & Bisnis - Vol.&
18,BISNIS
No. 2, Oktober 2017 145
Volume 18, Nomor 2, Oktober 2017
P-ISSN: 1412–968X
E-ISSN: 2598-9405 Hal. 145-158
JUFRIZEN
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah, Sumatera Utara
timbangan individu (konsiderasi) adalah menun- tugas kelompok dan dapat mengatakan hal-hal
jukkan perilaku yang bersahabat, saling adanya yang dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan
kepercayaan, saling menghormati, dan hubungan terhadap kemampuan untuk menyelesaikan tugas
yang sangat hangat di dalam kerja sama antara dan mencapai tujuan kelompok. Pemimpin trans-
pemimpin dengan anggota kelompok. Seorang formasional harus dapat berperan banyak di dalam
pemimpin transformasional akan memperhatikan menstimulasi orang-orang yang terlibat agar men-
faktor-faktor individu sebagaimana mereka tidak jadi lebih kreatif dan inovatif di samping dia juga
boleh disamaratakan karena adanya: perbedaan, merupakan seorang pendengar yang baik.
kepentingan, latar belakang sosial, budaya, dan
pengembangan diri yang berbeda satu dengan Budaya Organisasi
yang lain. Artinya, seorang pemimpin akan mem- Budaya organisasi berkaitan dengan bagaima-
berikan perhatian untuk membina, membimbing, na karyawan mempersepsikan karakteristik dari
dan melatih setiap orang sesuai dengan karakteris- budaya suatu organisasi, bukannya dengan apa
tik individu yang dipimpinnya. Selanjutnya menu- mereka menyukai budaya itu atau tidak. Artinya,
rut Bass dan Avolio (dalam Balitbang 2005 hal. budaya itu merupakan suatu istilah deskriptif.
29) Mengatakan model kepemimpinan ini mau Budaya organisasi merupakan suatu persepsi ber-
mendengarkan dengan penuh perhatian masukan- sama yang dianut oleh semua anggota organisasi.
masukan bawahan (pengikut) serta secara khusus Luthans (2006) menyatakan bahwa: ”Budaya or-
mau memperhatikan kebutuhan bawahan (pengi- ganisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai
kut) akan pengembangan karier. yang mengarahkan perilaku anggota organiassi.
3. Stimulasi Intelektual Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan
Dalam kepemimpinan transformasional se- budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkun-
orang pemimpin melakukan stimulasi-stimulasi gannya.”
intelektual. Elemen kepemimpinan ini antara lain Feter F. Druicker dalam Pabundu Tika (2006)
kemampuan seorang pemimpin dalam mencipta- menyatakan: Budaya organisasi adalah pokok
kan, menafsirkan dan mengelaborasi simbol yang penyelesaian masalah-masalah eksternal dan in-
muncul dalam kehidupan, dan mengajak bawahan ternal yang pelaksanaannya dilakukan secara
untuk berpikir dengan cara-cara benar. Dalam arti, konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
bawahan dikondisikan pada situasi untuk selalu mewariskan kepada anggota-anggota baru seba-
bertanya pada diri sendiri dan mengembangkan gai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan
kemampuan pemecahan masalah secara bebas. dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait
Sementara menurut Bass dan Silin (dalam Har- serperti di atas. Menurut Sutrisno (2010): Bu-
siwi 2007) melalui gaya kepemimpinan trans- daya organisasi adalah sebagai perangkat sistem
formasional sebagai pemimpin akan melakukan nilai-nilai (values), atau norma-norma (beliefs),
situmulasi-stimulasi intelektual. asumsi-asumsi (asssumptions), atau norma-norma
4. Inspirasional yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti
Inspirational motivation, pemimpin mem- oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedo-
berikan arti dan tantangan bagi pengikut dengan man perilaku dan pemecahan masalah-masalah
maksud menaikkan semangat dan harapan, me- organisasinya. Budaya organisasi memiliki
nyebarkan visi, komitmen pada tujuan dan dukun- peran yang sangat strategis untuk mendorong
gan tim. Kepemimpinan transformasional secara dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi,
jelas mengkomunikasikan harapan-harapan, yang khususnya kinerja karyawan baik dalam jangka
diinginkan pengikut tercapai”. (Bass dan Avolio pendek maupun jangka panjang. Peran budaya
dalam Yukl, 2008). Pemimpin transformasional organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan
berperilaku dengan tujuan untuk memberi moti- arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh dan
vasi dengan inspirasi terhadap orang-orang dis- tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasi-
ekitarnya. Perilaku pemimpin inspirasional dapat kan sumber daya organisasional dan juga sebagai
merangsang antusiasme bawahan terhadap tugas- alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari
150 JUFRIZEN
lingkungan organisasi. Menurut Kreitner dan Ki- Robbins (2009) menyatakan riset paling baru
nicki (2005) budaya organisasi mempunyai empat mengemukakan tujuh karakteristik primer yang
fungsi yaitu: bersama-sama menangkap hakikat dari suatu bu-
1. Memberikan identitas kepada karyawannya daya suatu organisasi yaitu:
2. Memudahkan komitmen kolektif 1. Inovasi dan pengambilan resiko
3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial Sejauhmana karyawan diorong untuk inovatif
4. Membentuk perilaku dengan membantu mana- dan mengambil resiko
jer merasakan keberadaannya. 2. Perhatian
Sejauhmana karyawan diharapkan memper-
Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu lihatkan presisi, analisis dan perhatian kepada
kontinum dari rendah ke tinggi. Maka dengan me- rincian.
nilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik 3. Orientasi hasil
ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari bu- Sejauhmana manajemen memusatkan perha-
daya organisasi suatu organisasi. tian pada hasil bukannya pada teknik dan proses
Para peneliti telah berusaha mengidentifikasi yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
dan mengukur beberapa tipe budaya organisasi 4. Orientasi orang
dalam rangka mempelajari hubungan antara tipe Sejauhmana keputusan manajemen memper-
efektivitas dan organisasi. Pencarian ini didorong hitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di
oleh kemungkinan bahwa budaya tertentu lebih dalam organisasi itu.
efektif dibandingkan dengan yang lain. Menurut 5. Orientasi tim
Kreitner dan Kinicki (2005) bahwa secara umum Sejauhmana kegiatan kerja diorganisasikan se-
terdapat tiga jenis budaya organisasi yaitu: kitar tim-tim, bukanya individu-individu.
1. Budaya konstruktif 6. Keagresifan
Budaya konstruktif adalah budaya dimana para Sejauhmana orang-orang itu agresif dan kom-
karyawan didorong untuk berinteraksi dengan petitif dan bukannya santai-santai.
orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya 7. Kemantapan
dengan cara yang akan membantu mereka dalam Sejauhmana kegiatan organisasi menekankan
memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan dipertahankannya status quo daripada pertumbu-
berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyaki- han.
nan normatif yang berhubungan dengan pencapa-
ian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang ma- Etika Kerja
nusiawi dan persatuan. Menurut Ernawan (2007) “etika merupakan
2. Budaya pasif-defensif cabang dari filsafat mencari buruknya tingkah laku
Budaya pasif - defensif bercirikan keyakinan manusia”. Etika hendak mencari, tindakan manu-
yang memungkinkan bahwa karyawan berinter- sia yang manakah yang baik. Etika berhubungan
aksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak dengan seluruh ilmu pengetahuan yang berhubun-
mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini gan dengan manusia dan masyarakat seperti, an-
mendorong keyakinan normatif yang berhubun- tropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu
gan dengan persetujuan, konvensional, ketergan- politik, dan ilmu hukum.
tungan, dan penghidupan. Menurut Ernawan (2007) bahwa etika meru-
3. Budaya agresif defensif pakan salah satu cabang ilmu filsafat, tujuannya
Budaya agresif - defensif mendorong kar- adalah mempelajari perilaku, baik moral maupun
yawannya untuk mengerjakan tugasnya dengan immoral dengan tujuan membuat pertimbangan
kerja keras untuk melindungi keamanan kerja dan yang cukup beralasan dan akhirnya sampai pada
status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan rekomendasi yang memadai tentunya dapat dit-
keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, erima oleh suatu golongan tertentu atau individu.
kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis. Selanjutnya Bertens (2005 : 3) menyatakan bah-
wa bahwa etika berpengaruh terhadap kewajiban
Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 18, No. 2, Oktober 2017 151
0.4
Gambar diatas mengidentifikasikan bahwa dastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
model regresi telah memenuhi asumsi yang telah titik-titik (poin-poin) menyebar dibawah 0 pada
dikemukakan sebelumnya, sehinnga data dalam sumbu y maka tidak terjadi heterokedastisitas.
model regresi penelitian ini cenderung normal.
Scatterplot
Tabel 1.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -9.422 5.468 -1.723 .096
Kepemimpinan
.332 .110 .350 3.019 .005 .797 1.255
Transformatif
Budaya Organisasi .291 .089 .356 3.278 .003 .911 1.098
Etika .644 .146 .490 4.413 .000 .869 1.150
a. Dependent Variable: Kinerja
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 238.645 3 79.548 21.715 .000a
Residual 102.574 28 3.663
Total 341.219 31
a. Predictors: (Constant), Etika, Budaya Organisasi, Kepemimpinan Transformatif
b. Dependent Variable: Kinerja
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -9.422 5.468 -1.723 .096
Kepemimpinan
.332 .110 .350 3.019 .005 .797 1.255
Transformatif
Budaya Organisasi .291 .089 .356 3.278 .003 .911 1.098
Etika .644 .146 .490 4.413 .000 .869 1.150
a. Dependent Variable: Kinerja
154 JUFRIZEN
abel tersebut terhadap prestasi kerja. Hasil perhi- Hasil Pengujian menunjukkan Adjusted R2
tungan nilai t hitung dapat dilihat pada Tabel 4. dengan nilai 56,80 % yang berarti variabel kinerja
Berdasarkan hasil pengujian data, maka dapat yang dapat dijelaskan oleh variabel Kepemimpi-
dinyatakan bahwa hanya variabel kepemimpinan nan transformasional, Budaya Organisasi, Kep-
transformasional, budaya organisasi dan etika ker- Tran_Etika dan BudOr_Etika adalah 56,80%, si-
ja yang mempunyai pengaruh secara signifikan sanya sekitar 43,20% dijelaskan oleh variabel lain
terhadap kinerja setelah dilakukan pengujian juga yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifi-
Dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja dipen- kansi pengaruh variabel dependen secara simultan
garuhi oleh kepemimpinan transformasional, bu- terhadap variabel dependen digunakan uji F (F
daya organisasi dan etika kerja dengan persamaan Test) seperti terlihat pada Tabel 6 di bawah.
matematis:
Dari hasil pengujian Anova atau F test men-
Kinerja Karyawan = -9.422 + 0,332X1 + 0,291X2 unjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 8.872 den-
+ 0,644X3 gan tingkat signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05.
Hal ini menyatakan bahwa variabel independen
Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa Kepemimpinan transformasional dan budaya or-
ada pengaruh kepemimpinan transformasional, ganisasi, KepTran_Etika dan BudOr_Etika secara
budaya organisasi dan etika kerja secara parsial bersama-sama (simultan) mempengaruhi Kinerja.
terhadap kinerja. Dari uraian tersebut, maka da- Untuk melihat pengaruh masing-masing vari-
pat diambil kesimpulan bahwa secara simultan abel independen secara parsial terhadap kinerja,
kepemimpinan transformasional, budaya organ- maka dapat dilihat dari nilai t hitung dan signifi-
isasi dan etika kerja berpengaruh terhadap kinerja kansi dari nilai t hitung tersebut. Jika nilai signifi-
karyawan. kansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari 0.05,
maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh vari-
Pengujian Hipotesis 2 abel tersebut terhadap kinerja. Hasil perhitungan
Dalam pengujian ini adalah untuk melihat nilai t hitung dapat terlihat pada Tabel 7.
apakah etika kerja merupakan variabel moderat-
ing dalam penelitian ini, maka tahapan pengujian
yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 5.
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 193.780 4 48.445 8.872 .000a
Residual 147.438 27 5.461
Total 341.219 31
a. Predictors: (Constant), BudOr_Etika, Zscore: Kepemimpinan Transformatif,
KepTran_Etika, Zscore: Budaya Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 18, No. 2, Oktober 2017 155
Dari Tabel 7 terlihat bahwa hasil Pengujian ganisasiterhadap kinerja secara simultan. Hasil
secara individu (parsial) menunjukkan variabel pengujian hipotesis dua menyatakan bahwa secara
Kepemimpinan Transformasional, dengan nilai parsial variabel kepemimpinan transformasional
koefisien 1,709, nilai signifikan 0,004, variabel dan budaya organisasi dan etika kerja berpen-
Budaya Organisasi dengan nilai koefisien 2,276 garuh terhadap kinerja, sedangkan KepTran_Eti-
nilai signifikan 0,003, dapat disimpulkan keem- ka dan BudOr_Etika tidak mempengaruhi kinerja
pat variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja dan etika kerja bukan merupakan variabel Mod-
serta variabel KepTran_Etika dengan nilai koe- erating antara variabel-variabel independen ter-
fisien 0,079, nilai signifikan 0,726, variabel Bu- hadap dependen variabel (kinerja), serta variabel
dOr_Etika dengan nilai koefisien 0,362, yang jauh independen Kepemimpinan transformasi dan bu-
lebih besar dari 0,05 menyatakan bahwa etika ker- daya organisasi, KepTran_Etika dan BudOr_Etika
ja bukan variabel moderating, antara variabel- secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
variabel independen terhadap dependen variabel kinerja.
(kinerja). Adapun persamaan matematisnya dapat 1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
dibuat dengan persamaan sebagai berikut: dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Hasil penelitian ini menunjukkan bhawa bah-
Dari Tabel 8 diperoleh persamaan sebagai wa secara parsial dan simultan Kepemimpinan
berikut: transformasional dan Budaya Organisasi berpen-
garuh secara signifikan terhadap Kinerja. Pen-
Kinerja = 31,611 + 1,709 X1 + 2,276 X2 + 0,079 garuh kepemimpinan transformasional terhadap
(│ X1-X3 │) + 0,362 (│ X2-X3 │) kinerja telah banyak dilakukan pengujian sebel-
umnya oleh peneliti lain, penelitian ini merupakan
PEMBAHASAN penelitian lanjutan yang melihat pengaruh terse-
but. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis satu yang dilakukan oleh Lamidi (2008) yang berkes-
dapat disimpulkan bahwa secara parsial bahwa impulan bahwa, kepemimpinan transfomasional
variabel kepemimpinan transformasional dan bu- dan budaya organisasi berpengaruh positif ter-
daya organisasi yang mempunyai pengaruh se- hadap kinerja. Secara teori, kepemimpinan trans-
cara signifikan terhadap kinerja, dan ada pengaruh formasional merupakan model kepemimpinan
kepemimpinan transformasional dan budaya or- bagi seseorang pemimpinan yang cenderung un-
Tabel 7. Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31.611 .960 32.922 .000
Zscore: Kepemimpinan
1.709 .536 .515 3.189 .004
Transformatif
Zscore: Budaya
2.276 .706 .686 3.221 .003
Organisasi
KepTran_Etika .079 .224 .060 .355 .726
BudOr_Etika .362 .180 .427 2.013 .054
a. Dependent Variable: Kinerja
Tabel 8. Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31.611 .960 32.922 .000
Zscore: Kepemimpinan
1.709 .536 .515 3.189 .004
Transformatif
Zscore: Budaya
2.276 .706 .686 3.221 .003
Organisasi
KepTran_Etika .079 .224 .060 .355 .726
BudOr_Etika .362 .180 .427 2.013 .054
a. Dependent Variable: Kinerja
156 JUFRIZEN
tuk memberikan motivasi kepada karyawan atau yang tinggi tentunya rutinitas tidak akan membuat
bawahan untuk bekerja lebih baik dengan meni- bosan, bahkan mampu meningkatkan prestasi ker-
tikberatkan pada perilaku untuk membantu trans- janya atau kinerja. Hal yang mendasari etika kerja
formasi antara karyawan/individu dengan organ- tinggi di antaranya keinginan untuk menjunjung
isasi/perusahaan. Kepemimpinan trnsformasional tinggi mutu pekerjaan, maka individu yang mem-
pada prinsipnya bertujuan memotivasi bawahan- punyai etos kerja tinggi akan turut serta memberi-
nya untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa kan masukan-masukan ide di tempat bekerja.
mereka lakukan, dengan kata lain dapat mening-
katkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan KESIMPULAN
yang akan berpengaruh terhadap peningkatan
komitmen organisasi karyawan. Kepemimpiunan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dis-
transformasional berorientasikan pada pening- impulkan sebagai berikut :
katan minat dan kesadaran organisasi kelompok, 1. Kepemimpinan transformasional dan budaya
meningkatan kepercayaan anggota organisasi se- organisasi berpengaruh signifikan terhadap
cara berangsur-angsur dari perhatian keberadaan kinerja karyawan pada PT. Bank Mandiri (Per-
kepada perhatian untuk mencapai tujuan organ- sero) Tbk Area Medan Imam Bonjol.
isasi. Kepemimpinan transformasional akan beru- 2. Etika kerja tidak dapat memoderasi hubun-
saha melakukan pengembangan pada anggota gan antara kepemimpinan transformasional
organisasi untuk membangun dan melaksanakan dan budaya organisasi terhadap kinerja, oleh
tujuan yang telah ditetapkan atau standarisasi tu- karena itu etika kerja bukan variabel moder-
juan perusahan. ating dalam penelitian ini. Artinya variabel
2. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional etika kerja tidak dapat memperkuat atau mem-
dan Budaya Organsisasi Terhadap Kinerja perlemah hubungan antara hubungan antara
dengan Etika Kerja sebagai Variabel Moderat- Kepemimpinan transformasional dan budaya
ing organisasi terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bah-
wa etika kerja tidak mempengaruhi hubungan SARAN
antara Kepemimpinan transformasional dan bu-
daya organsiasi terhadap kinerja. Dengan demiki- Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan dia-
an etika kerja Control bukan variabel moderating tas, maka disarankan :
tetapi sebagai variabel bebas. Hasil Penelitian ini 1. Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan
mendukung penelitian yang dilakukan Ayudiati penelitian ulang dengan menambah variabel-
(2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel lain yang mungkin mempengaruhi
etika kerja akan semakin meningkatkan kinerja kinerja pada umumnya, seperti kompensasi,
karyawan. Budaya organisasional dalam sebuah lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, dan
organisasi biasanya dikaitkan dengan nilai, norma, sebagainya
sikap, dan etika kerja yang dipegang bersama oleh 2. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya diusa-
setiap komponen organisasi. Unsur-unsur men- hakan dengan melakukan observasi terhadap
jadi dasar untuk mengawasi perilaku karyawan, objek yang diteliti sehingga hasil penelitian
cara mereka berfikir, kerja sama dan berinteraksi akan menjadi lebih baik.
dengan lingkungan. Jika budaya organisasi baik, 3. Memperluas objek penelitian yang tidak ter-
maka akan dapat meningkatkan komitmen organ- batas dan menambah jumlah sampel sehingga
isasi dan akan dapat menyumbangkan keberhasi- memungkinkan adanya perbedaan hasil pe-
lan kepada perusahaan. Etika kerja merupakan nelitian dan kesimpulan, apabila penelitian
sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau sifat dilakukan pada objek penelitian dan golongan
mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, yang berbeda.
suatu golongan atau suatu bangsa. Etika kerja
Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 18, No. 2, Oktober 2017 157
REFERENSI
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11, penerjemah: F.X. Kurniawan
Tjakrawala, dan Krista. Penerbit Salemba Empat, Buku 2, Jakarta.
Ayudiati, Soraya. 2010. “Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja dengan Etika Kerja Islam se-
bagai Variabel Moderating pada Karyawan Bank Jateng Semarang” (tesis). Semarang: Universitas
Diponogoro (tidak dipublikasikan).
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang:
BP-Universitas Diponegoro
Lako, Andreas. (2004). Kepemimpinan dan Komitmen organisasi Organisasi, Isu, Teori dan Solusi,
Cetakan Pertama, Yogyakarta : Amara Books
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Vivin Andika. Yuwono dkk. Edisi Per-
tama, Penerbit Andi
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Ke-
sebelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Ketu-
juh. Bandung : Refika Aditama
Moeljono, Djokosantoso. (2005). Budaya Organisasi Dalam Tantangan. Jakarta: Elex Media Kom-
putindo
Pabundu Tika, (2006) Budaya Organisasi dan Peningkatan Komitmen Organisasi Perusahaan, Jakarta:
Bumi Aksara.
Sutrisno, Edy. (2010), Budaya Organisasi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta: Kencana.
Wahjusumidjo, (2006), Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Ja-
karta: Rajawali Press
Winardi, (2007), Manajemen Perilaku Organisasi , Edisi Revisi, Jakarta, Kencana Prenada Media
Group.
Yukl, Gary (2008). Kepemimpinan Dalam Organisasi, Alih Bahasa Budi Suprianto, Edisi Kelima, Ja-
karta : PT Indeks Kelompok Gramedia.