Disusun Oleh :
Puji Suharso
NIP. 060107463
Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat nikmat
dan karunia-Nya Buku Petunjuk Teknis Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi
selesai dibuat.
Tujuan pembuatan buku petunjuk teknis ini adalah untuk mendukung penerapan
Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Cukai maupun non Madya. Buku petunjuk
teknis ini diharapkan juga dapat menjadi pedoman bagi KPPBC, terutama pegawai
yang menggunakan aplikasi dalam melakukan pelayanan di KPPBC.
Buku ini berisi prosedur pelayanan cukai hasil tembakau menggunakan Aplikasi
Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi. Dalam buku ini juga menjelaskan istilah- istilah
pelayanan cukai hasil tembakau yang diterapkan pada aplikasi.
Dalam pembuatan buku petunjuk teknis ini penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan ataupun kesalahan baik dari segi cara penyampaian maupun
dari segi materi buku. Oleh karena itu, penulis berharap agar para pembaca mau
memberikan saran atau masukan dalam rangka penyempurnaan buku ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, bantuan dan saran dalam penyusunan buku petunjuk teknis ini.
Semoga buku petunjuk teknis ini bermanfaat bagi para pembacanya, terutama
bagi penulis sendiri dan para pengguna Aplikasi Cukai Hasil Tembakau
Sentralisasi di KPPBC.
Puji Suharso
NIP. 060107463
ii
DAFTAR ISI
BAB II 11
TUJUAN PENGEMBANGAN ..................................................................................... 11
2.1. Standarisasi Prosedur............................................................................. 11
2.2. Standarisasi Data..................................................................................... 11
2.3. Mempermudah Dalam Pengambilan Keputusan .................................... 11
2.4. Mempermudah Pelayanan di KPPBC ...................................................... 11
2.5. Mempermudah dan Mempercepat Penyediaan Pita Cukai .................... 12
BAB III 13
SPESIFIKASI HARDWARE, SOFTWARE, DATABASE DAN JARINGAN .............. 13
3.1. Hardware, Software dan Sistem Operasi (O/S) ...................................... 14
3.2. Database.................................................................................................... 15
3.3. Jaringan..................................................................................................... 18
BAB IV 19
APLIKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU SENTRALISASI .......................................... 19
4.1. Registrasi dan Pengelolaan Data NPPBKC ............................................ 19
4.2. Pengajuan Permohonan HJE/Merk Baru/Perubahan (Workflow) ......... 24
4.3. Penetapan Kembali HJE/Merk ................................................................. 27
iii
4.4. Fasilitas Penundaan (Workflow).............................................................. 29
4.5. Permohonan Penyediaan Pita Cukai (Workflow) .................................. 35
4.6. Pengambilan Pita Cukai (CK-1 ) (Workflow) ........................................... 42
4.7. Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai (CK-2) ............................................ 47
4.8. Pengembalian Pita Cukai (CK-3) ............................................................. 48
4.9. Laporan Produksi Hasil Tembakau (CK-4C) ........................................... 49
4.10. Pemeliharaaan Data Referensi ................................................................ 49
4.11. Browse dan Laporan ................................................................................ 50
BAB V ................................................................................................................... 51
P E N U T U P ....................................................................................................... 51
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam tugas pengawasan dan
pelayanan di bidang cukai hasil tembakau memerlukan tools yang dapat
digunakan untuk melayani, memonitor dan menganalisa pelaksnaan tugasnya
secara cepat, tepat dan akurat baik di kantor-kantor pelayanan Bea dan Cukai di
daerah maupun di Kantor Pusat DJBC (KP DJBC). Dengan demikian, diharapkan
KP DJBC dalam pengambilan kebijakan di bidang cukai hasil tembakau akan lebih
mudah. Oleh karena itu dirasakan perlu dibangun Aplikasi Cukai Hasil Tembakau
dengan data yang tersentralisasi untuk menggantikan aplikasi sebelumnya yang
tersebar di masing-masing kantor pelayanan.
Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi secara garis besar digunakan untuk
mencatat dan memonitor kegiatan registrasi NPPBKC, pengajuan HJE/Merk,
pemesanan pita cukai dari pengusaha ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai (KPPBC) menggunakan PPPC (Permohonan Pemesanan Pita Cukai),
penerimaan pita cukai dari pencetak pita cukai ke KP DJBC menggunakan DPPC
(Daftar Pengiriman Pita Cukai), pengambilan pita cukai oleh pengusaha hasil
tembakau di KPPBC menggunakan CK-1, pengiriman pita cukai untuk pengusaha
dengan pengambilan pita cukai di KPPBC dari KP DJBC ke KPPBC menggunakan
DPPC, kegiatan yang berkaitan dengan pembayaran pemesanan pita cukai
beserta transaksi yang berkaitan dengan pemesanan pita cukai baik saldo pita
cukai maupun saldo penundaan.
Dari beberapa kegiatan tersebut di atas sudah menerapkan workflow (dalam arti
suatu rangkaian kegiatan yang harus dijalankan sesuai proses bisnis yang ada)
yaitu Permohonan HJE/Merk, PPPC, CK-1 dan Penundaan. Sedangkan kegiatan
yang belum menerapakan workflow antara lain CK-2, CK-3 dan CK-4. Untuk
registrasi NPPBKC rencana akan menerapkan workflow, namun karena sisdur
1
untuk penerapan workflow registrasi NPPBKC belum ada maka untuk sementara
belum diterapkan workflow pada registrasi NPPBKC.
Oleh karena itu, tulisan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi petugas teknis
untuk melaksanakan pelayanan menggunakan aplikasi dan melakukan analisa
terhadap permasalahan yang timbul, baik dari segi peraturan teknis maupun dari
sisi aplikasi untuk dapat menemukan solusi terbaik.
Sebagai bagian awal kiranya perlu disampaikan sekilas beberapa hal sebagai
berikut :
2
C. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tanggal 15
Agustus 2008 Tentang Pelunasan Cukai;
D. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2008
tanggal 22 Juli 2008 tentang Penyediaan Dan Pemesanan Pita Cukai
Hasil Tembakau disempurnakan dengan Peraturan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 tanggal 5 September 2008 tentang
Penyediaan Dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau;
E. Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor P- 33./BC/2008
tanggal 20 Nopember 2008 Tentang Desain Pita Cukai Hasil Tembakau
Dan Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor;
F. Dan peraturan lain yang berkaitan dengan pelayanan Cukai Hasil
Tembakau.
3
Jenis Hasil
Uraian
Tembakau
CRT Cerutu
HTL (HPTL) Hasil Tembakau Lainnya
KLB Klobot
KLM Kelembak Menyan
SKM Sigaret Kretek Mesin
SKT Sigaret Kretek Tangan
STF (SKTF) Sigaret Kretek Tangan Filter
SPM Sigaret Putih Mesin
SPT Sigaret Putih Tangan
SPF (SPTF) Sigaret Putih Tangan Filter *)
TIS Tembakau Iris
Keterangan :
*) Jenis produksi hasil tembakau baru berdasarkan PMK-203/PMK.011/2008
B. Golongan Pabrik
Golongan pabrik adalah pengelompokkan pengusaha pabrik rokok
berdasarkan jumlah produksi hasil tembakau (rokok). Golongan pabrik
meliputi :
Golongan
Jenis Hasil
Pengusaha Batasan Produksi Pabrik
Tembakau
Pabrik
I Lebih dari 2 milyar batang
4
Golongan
Jenis Hasil
Pengusaha Batasan Produksi Pabrik
Tembakau
Pabrik
II Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak
lebih dari 2 milyar batang
III Tidak lebih dari 500 juta batang
Golongan
Jenis Hasil
Pengusaha Batasan Produksi Pabrik
Tembakau
Pabrik
I Lebih dari 2 milyar batang
a. SKM
II Tidak lebih dari 2 milyar batang
5
Golongan
Jenis Hasil
Pengusaha Batasan Produksi Pabrik
Tembakau
Pabrik
I Lebih dari 2 milyar batang
b. SPM
II Tidak lebih dari 2 milyar batang
Jumlah Keping
Seri Pita
Per Lembar
I 120
II 56
III 150
6
D. Warna Pita Cukai
Warna pita cukai adalah warna dasar pita cukai. Warna dominan pita
cukai tediri dari:
1. SKM II 383 35 35
III 374 22 35
I 375 34 35
2. SPM II 225 30 35
III 217 15 35
3. SKT I 520 18 35
7
Golongan HJE Tarif Tarif Cukai
Jenis Hasil
Pengusaha Minimum Per Cukai Spesifik
Tembakau
Pabrik Batang/Gram Adv. (%) (Rp./btg.)
II 336 10 35
III 234 0 30
I 600 36 35
III 374 22 35
I 50 20 -
5. TIS II 50 16 -
III 40 8 -
8
Golongan Tarif Cukai
Jenis Hasil Batasan Harga Jual Eceran per
Pengusaha per Batang
Tembakau Batang atau Gram
Pabrik atau Gram
Paling rendah Rp. 217 s.d. Rp. 254 Rp. 80
Importir HT Paling rendah Rp. 601 Rp. 290
Lebih dari Rp. 590 Rp. 200
I Lebih dari Rp. 550 s.d. Rp. 590 Rp. 150
Paling rendah Rp. 520 s.d. Rp. 550 Rp. 130
SKT atau Lebih dari Rp. 379 Rp. 90
3.
SPT II Lebih dari Rp. 349 s.d. Rp. 379 Rp. 80
Paling rendah Rp. 336 s.d. Rp. 349 Rp. 75
III Paling rendah Rp. 234 Rp. 40
Importir HT Paling rendah Rp. 591 Rp. 200
Lebih dari Rp. 660 Rp. 290
I Lebih dari Rp. 630 s.d. Rp. 660 Rp. 280
STF (SKTF) Paling rendah Rp. 600 s.d. Rp. 630 Rp. 260
4. atau SPF Lebih dari Rp. 430 Rp. 210
(SPTF) II Lebih dari Rp. 380 s.d. Rp. 430 Rp. 175
Paling rendah Rp. 374 s.d. Rp. 380 Rp. 135
Importir HT Paling rendah Rp. 661 Rp. 290
Lebih dari Rp. 250 Rp. 21
Tanpa
Lebih dari Rp. 149 s.d. Rp. 250 Rp. 19
5. TIS Golongan
Paling rendah Rp. 40 s.d. Rp. 149 Rp. 5
Importir HT Paling rendah Rp. 661 Rp. 290
Tanpa Lebih dari Rp. 251 Rp. 21
6. KLB
Golongan Lebih dari Rp. 180 s.d. Rp. 250 Rp. 18
Tanpa
Paling rendah Rp. 180 Rp. 17
7. KLM Golongan
Importir HT Paling rendah Rp. 180 Rp. 17
Lebih dari Rp. 100.000 Rp. 100.000
Lebih dari Rp. 50.000 s.d. Rp.
20.000
Tanpa 100.000
CRT Golongan Lebih dari Rp. 20.000 s.d. Rp. 50.000 10.000
8.
Lebih dari Rp. 5000 s.d. Rp. 20.000 Rp. 1.200
Paling rendah Rp. 275 s.d. Rp. 5000 Rp. 250
Importir HT Paling rendah Rp. 100.000 Rp. 100.000
Tanpa
Paling rendah Rp. 600 s.d. Rp. 630 Rp. 250
9. HTL (HPTL) Golongan
Importir HT Paling rendah Rp. 275 Rp. 100
9
Personalisasi pita cukai dibuat oleh KP DJBC. Produk hasil tembakau
dengan jenis CRT, KLB, KLM, SPT dan TIS pita cukainya tidak
menggunakan personalisasi. Sedangkan untuk produk jenis hasil
tembakau yang lain mempunyai kode personalisasi, kecuali pengusaha
pabrik rokok besar (golongan I dan II) atau importir hasil tembakau.
Peruntukan Uraian
UK Untuk Karyawan
UT Untuk Tamu
- Tanpa peruntukan (untuk dijual bebas di pasaran)
10
BAB II
TUJUAN PENGEMBANGAN
11
2.5. Mempermudah dan Mempercepat Penyediaan Pita Cukai
12
BAB III
SPESIFIKASI
HARDWARE, SOFTWARE, DATABASE DAN JARINGAN
13
- Database Layer, merupakan layer yang mengeksekusi perintah dari user yang
diterjemahkan oleh service layer.
14
Processor : Intel Pentium IV
RAM : 128 Mb
Hard disk : 40 GB
Network Card : 100 Mbps
O/S : Windows XP
3.2. Database
Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi menggunakan database oracle
Oracle9i Enterprise Edition Release 9.2.0.4.0. Adapaun tabel-tabel utama
yang digunakan oleh Aplikasi Cukai Sentralisasi antara lain sebagai berikut :
15
Nama Tabel Keterangan
TC_NPPBKC Data Pabrik Hasil Tembakau (NPPBKC)
TC_NPPBKC_ALAMAT Data Alamat Pabrik yang dimiliki oleh NPPBKC
beserta SKEP ijinnya
TC_NPPBKC_PROD_HT Data Golongan Pabrik dan Jenis Produksi Hasil
Tembakau
TC_REG_NPPBKC_A Data registrasi NPPBKC untuk form A
TC_REG_NPPBKC_B Data registrasi NPPBKC untuk form B
TC_REG_NPPBKC_C Data registrasi NPPBKC untuk form C
TC_REG_NPPBKC_D Data registrasi NPPBKC untuk form D
TC_REG_NPPBKC_E Data registrasi NPPBKC untuk form E
TC_REG_NPPBKC_F Data registrasi NPPBKC untuk form F
TC_REG_NPPBKC_ Data dokumen perijinan yang ada di form A
DOKUMEN
TC_REG_NPPBKC_ Data NPPBKC lainnya yang dimiliki yang ada di
LAIN form F
TC_REG_NPPBKC_ Data mesin/alat yang digunakan untuk
MESIN memproduksi BKC yang ada di form D
TC_REG_NPPBKC_ Data pemasok dan pelanggan yag ada di form F
PASOKLANGGAN
TC_REG_NPPBKC_ Data status pengajuan permohonan NPPBKC
STATUS
TC_MERK_HT_H Data permohonan pengajuan HJE/Merk
TC_MERK_HT Data detil HJE/Merk
TC_MERK_STATUS Data status permohonan pengajuan HJE/Merk
TC_PPPC_H Data header Permohonan Penyediaan Pita Cukai
(PPPC)
TC_PPPC_D Data detil Permohonan Penyediaan Pita Cukai
16
Nama Tabel Keterangan
(PPPC) dan data Order Bea Cukai (OBC)
TC_PPPC_STATUS Data status Permohonan Penyediaan Pita Cukai
(PPPC)
TC_BERIPENCETAK Data pengiriman OBC dari Pencetak pita cukai
PITA CUKAI
TC_STOCK_PC_OBC Data stok pita cukai di kantor pusat
TC_TRANS_PC_OBC Data transaksi pita cukai di kantor pusat
TC_STOCK_PC Data stok pita cukai di KPPBC
TC_TRANS_PC Data transaksi pita cukai di KPPBC
TC_DPPC Data Daftar Pengiriman Pita Cukai (DPPC) dari KP
DJBC
TC_CK-1H Data header pemesanan pita cukai (CK-1)
TC_CK-1D Data detil pemesanan pita cukai (CK-1)
TC_CK-1_STATUS Data status permohonan CK-1
TC_CK-1KRG Data pengurangan nilai cukai pada CK-1
menggunakan CK-2 atau CK-3
TC_PPNKRG Data restitusi PPN dari KPP pada CK-1
TCR_TUNDA Data permohonan SKEP Penundaan
TCR_TUNDA Data Detil SKEP Penundaan dan saldo penundaan
TC_TRSALDO Data Transaksi Penundaan dan saldo penundaan
TC_SSCP Data dokumen pembayaran CK-1, biaya pengganti
dan denda administrasi
TC_CK-2H Data header Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai
(CK-2)
TC_CK-2D Data detil Pemusnahan/Perusakan Pita Cukai (CK-
2)
TC_CK-3H Data header Pengembalian Pita Cukai (CK-3)
TC_CK-3D Data detil Pengembalian Pita Cukai (CK-3)
17
Nama Tabel Keterangan
TC_CK-4 Data laporan hasil produksi (CK-4)
TC_PERSONAL Datal Kode Personalisasi Pita Cukai
Tabel Referensi
Nama Tabel Keterangan
TCR_DOMAINH Data header referensi yang digunakan pada
aplikasi
TCR_DOMAIND Data detil referensi yang digunakan pada aplikasi
TC_REG_NPPBKC_ Data header referensi pengisian form registrasi
REF_H
TC_REG_NPPBKC_ Data detil referensi pengisian form registrasi
REF_D
TR_KANTOR Data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai
TR_PITA Data tarif cukai hasil tembakau dan nilai minimal
dan maksimal HJE
TR_KEP_WARNA Data referensi warna pita cukai
TR_NEGARA Data Kode Negara
TR_PROPINSI Data Propinsi di Indonesia
3.3. Jaringan
Jaringan yang digunakan pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi
adalah jaringan Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN) yang
menghubungkan antara server web service dengan client menggunakan
router yang ada di masing-masing KPPBC. Untuk tahap pengembangan
aplikasi diharapkan aplikasi dapat berjalan menggunakan jaringan internet.
18
BAB IV
APLIKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU SENTRALISASI
19
WORKFLOW PENERBITAN NPPBKC
PENGUSAHA PABRIK HT / IMPORTIR HT
Pengusaha Kasi Koorlak/
Pabrik HT/ Pendok Kepabeanan Pemeriksa/
Importir HT Kepala Kantor
dan Cukai Pelaksana
Rekam
Menuangkan Hasil
Reject (Surat Pemeriksaan ke
Penolakan) Cetak IP/
ST dalam BAP
T
Tanda Lengkap
penerimaan
permohonan
Y T
OK Merekam BAP
Cetak tanda
Reject (Surat penerimaan
Penolakan) permohonan Y
Cetak Surat
Kelayakan
Surat Lokasi
Kelayakan
Lokasi
Penelitian Menandata
PMCK-6 + Teliti PMCK-6
PMCK-6 dan ngani
lampiran + lampiran Meneliti data konsep
secara manual permohonan lampiran
reject
(surat
penolakan)
Penunjukan atau Kep
Pemeriksa Pemberian
Rekam NPPBKC
(otomatis)
T Penelitian
Surat
Pemberita dan
validasi
huan Keputusan
Y
T
Cetak tanda OK
Tanda
penerimaan
penerimaan
permohonan
permohonan Reject (surat
(argo 30 hari Y
berjalan) penolakan)
konsep KEP-
Pemberian
NPPBKC
Reject (surat
penolakan)
Penomoran dan
KEP
Merekam Surat
Pemberian
Keputusan lanjut
NPPBKC
Pemberian
NPPBKC
20
Pengusaha Kasi
Kepala
Pabrik HT/ Kepabeanan Kanwil Direktur Cukai
Kantor
Importir HT dan Cukai
Surat
Menerima Surat Pemberitahuan T OK
Pemberitahuan
Arsip
Tindak Lanjut
terhadap Surat
Keputusan:
- perubahan / ralat
- pembatalan
Selesai
21
1. Pengusaha pabrik rokok untuk dapat memperoleh NPPBKC mengajukan
permohonan ke KPPBC pengawas dimana pabrik rokok berada dengan
melengkapi persyaratan pengajuan NPPBKC dan mengisi formulr
registrasi NPPBKC. Berdasarkan pengajuan dari pengusaha, KPPBC
pengawas akan melakukan pemeriksaan lokasi untuk melakukan
penilaian kelayakan pabrik rokok. Hasil pemeriksaan lapangan
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan lokasi (PMCK-6).
Berdasarkan berita acara, apabila pabrik rokok diputuskan layak
memperoleh NPPBKC, maka diterbitkan SKEP NPPBKC. Data-data
registrasi NPPBKC direkam di KPPBC pengawas dimana pabrik rokok
itu terdaftar. Data-data NPPBKC yang direkam antara lain :
a. Form A
Berisi data-data pendukung terkait perijinan pendirian pabrik rokok,
status lahan, bangunan dan identitas pemilik pabrik rokok.
b. Form B
Berisi data-data umum perusahaan seperti alamat pabrik, kantor dan
gudang termasuk status penguasaan dan luas bangunan yang
dimiliki/disewa oleh pabrik rokok.
c. Form C
Berisi data-data penanggungjawab dan pengurus pabrik rokok
seperti jenis jabatan, nama, alamat, NPWP dan status
kewarganegaraan.
d. Form D
Berisi data-data kapasitas produksi pabrik rokok seperti jenis dan
jumlah mesin pelinting, pencampur, pengepakkan, jumlah alat dan
tenaga linting yang mencerminkan kemampuan produksi suatu pabrik
rokok.
22
e. Form E
Berisi data-data perpajakan, keuangan dan pembukuan seperti
status pengusaha PKP/non PKP, jenis dan cara pengadministrasian
keuangan pabrik rokok serta kemampuan modal pabrik rokok.
f. Form F
Berisi data-data pendukung lainnya seperti struktur organisasi pabrik
rokok, NPPBKC lain yang dimiliki, data rekening bank, status adit
pabrik rokok, data pemasok dan pelanggan.
23
4.2. Pengajuan Permohonan HJE/Merk Baru/Perubahan (Workflow)
HJE/Merk adalah merk produk hasil tembakau yang dimiliki oleh pabrik
rokok yang dijual ke pasaran. HJE/Merk produk hasil tembakau diajukan
oleh pengusaha dengan mendapat persetujuan dari KPPBC Pengawas.
Adapun proses pengajuan permohonan HJE/Merk baru/perubahan adalah
sebagai berikut :
Pengusaha Koorlak/
Kasi Kepabenan Pemeriksa/
Pabrik HT / Pendok Kepala Kantor
dan Cukai Pelaksana
Importir HT
Menandata
Penelitian lebih
Permohonan + Teliti Permohonan ngani
lanjut
Lampiran + lampiran secara Konsep
permohonan
manual reject (surat
10 penolakan )
atau Surat
Keputusan
Penelitian dan Penetapan
Rekam Keputusan HJE Merk
5 20 baru/
Kenaikan/
Reject (Surat T Turun HJE
Penolakan)
Y
Ok
Validasi
T
Tanda
Penerimaan konsep surat
Y penolakan
Permohonan
25
Cetak Tanda
Penerimaan
Permohonan
Konsep Surat
Penunjukan Persetujuan
Pemeriksa 30
otomatis
Reject ( surat
penolakan)
Penomoran dan
Perekaman Reject
Surat (Surat Penolakan )
Keputusan Surat Keputusan
Penetapan Penetapan HJE
HJE Merk Merk baru/ Kenaikan/
baru/ Turun HJE dan
Kenaikan/ pendistribusiannya
Turun HJE 40
lanjut
24
Koorlak/
Pengusaha Pemeriksa/ Kepala Kanwil
Pabrik HT/ Kepala Kantor Pelaksana Direktur Cukai
Importir HT
Surat Keputusan
lanjutan Penetapan HJE Merk
baru/Kenaikan/Turun
HJE
Surat Keputusan
Mendistribusikan Penetapan HJE Mengevaluasi
Surat Keputusan Merk baru/ Surat Keputusan
Penetapan HJE Kenaikan /Turun Penetapan HJE
Merk baru/ HJE Merk baru/
Kenaikan/Turun Kenaikan /Turun
HJE HJE
Surat T
Menerima Surat Pemberitahuan
OK
Pemberitahuan
Y
Arsip
Tindak Lanjut/
Prioses Manual:
Surat Keputusan: Surat Keputusan Surat Keputusan
- perubahan / ralat Perubahan/Ralat/ Perubahan/Ralat/
- pembatalan Pembatalan Pembatalan
Surat Keputusan
Surat Keputusan Perubahan/Ralat/
Perubahan/Ralat/ Pembatalan
Pembatalan Arsip
Selesai
25
Pada saat Pendok merekam data permohonan HJE/Merk dari
pengusaha sistem akan melakukan validasi data sebagai berikut :
- HJE tidak boleh kurang dari HJE minimal per batang sesuai
ketentuan yang berlaku.
- HJE tidak boleh kurang dari HJE yang dimiliki atau HJE yang pernah
dimiliki untuk merk yang sama.
2. Permohonan yang direkam oleh Pendok akan diperiksa kembali oleh
Petugas Pemeriksa untuk pengecekkan kelengkapan data permohonan
dan data yang direkam oleh Pendok serta memastikan bahwa nama
HJE/merk dan desain kemasan HJE/merk belum pernah dimiliki atau
mempunya kesamaan dengan pabrik rokok lain.
3. Jika Pemeriksa menyetujui permohonan HJE/merk, maka dilanjutkan
pemeriksaan ulang oleh Kepala Seksi Cukai.
4. Jika permohonan HJE/merk ditolak oleh petugas Pemeriksa maupun
Kepala Seksi Cukai maka akan diterbitkan nota penolakan permohonan
HJE/merk melalui sistem.
5. Jika Kepala Seksi Cukai menyetujui permohonan HJE/merk maka akan
diterbitkan draft SKEP HJE/merk yang ditandatangani oleh Kepala
Kantor.
6. Jika Kepala Kantor menyetujui draft SKEP HJE/merk maka nomor dan
tanggal SKEP HJE/merk direkam di aplikasi dan SKEP penerbitan
HJE/merk dapat dicetak dari aplikasi.
7. SKEP HJE/Merk dapat dievaluasi oleh KP DJBC dan memberikan
rekomendasi jika penerbitan HJE/Merk dirasakan kurang tepat.
8. HJE/Merk yang selama 6 bulan tidak aktif (tidak melakukan pemesanan
pita cukai CK-1) otomatis akan dicabut oleh sistem.
9. Pada permohonan perubahan HJE/merk yang sudah dimiliki oleh
pengusaha pabrik, alur proses sama dengan alur proses permohonan
HJE/merk baru, yang membedakan adalah HJE/merk yang diajukan
adalah HJE/merk yang dimiliki dan masih aktif.
26
4.3. Penetapan Kembali HJE/Merk
Penetapan kembali HJE/merk adalah penetapan kembali HJE/merk yang
disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan dibidang tarif/HJE.
Adapun alur proses penetapan kembali HJE/Merk adalah sebagai berikut :
WORKFLOW PENETAPAN KEMBALI HARGA JUAL ECERAN (HJE) HT
( KPPBC )
Pengusaha Koorlak/
Kasi Kepabenan Pemeriksa/
Pabrik HT / Pendok Kepala Kantor
dan Cukai Pelaksana
Importir HT
salinan
lanjut
Peraturan
Perubahan
HJE
Menerima
salinan
Peraturan
Mendistribusikan Perubahan
Memproses dan
salinan Peraturan HJE
memberikan
Perubahan HJE
rekomendasi
Keputusan
Penetapan
Kembali HJE Menandata
ngani
Konsep
Penelitian dan Surat
Keputusan Keputusan
Penetapan
Kembali
HJE
Konsep Surat T
Keputusan Y
Penetapan OK
Kembali HJE
Memaraf
Konsep Surat
Keputusan
Penetapan Penomoran dan
Surat Kembali HJE Perekaman Surat
Keputusan Keputusan
Penetapan Penetapan Kembali
Kembali HJE HJE, Updating data
HJE dan
pendistribusiannya
lanjut
27
Koorlak/
Pengusaha Pemeriksa/ Kepala Kanwil
Pabrik HT/ Kepala Kantor Pelaksana Direktur Cukai
Importir HT
Surat Keputusan
lanjutan
Penetapan
Kembali HJE
Surat T
Menerima Surat Pemberitahuan OK
Pemberitahuan
Y
Arsip
Tindak Lanjut/
Proses Manual:
Surat Keputusan:
- perubahan / ralat
- pembatalan
Arsip
Selesai
28
Secara garis besar penjelasan mengenai alur Penetapan Kembali HJE/Merk
pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah sebagai berikut :
1. Perekaman dilakukan untuk masing-masing pabrik rokok dengan HJE/
Merk yang masih aktif.
2. Setelah data direkam dilanjutkan dengan pencetakkan draft SKEP.
3. Apabila draft SKEP disetujui maka diterbitkan SKEP Penetapan Kembali
HJE/Merk.
29
WORKFLOW PEMBERIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI
KEWENANGAN KPPBC ( NILAI CUKAI < 2 M )
Pengusaha Koorlak/
Kasi Pemeriksa/
Pabrik HT / Pendok Kepala Kantor
Perbendaharaan Pelaksana
Importir HT
Penelitian lebih
Permohonan + Teliti Permohonan lanjut Menandatang
Lampiran + lampiran secara
permohonan ani Konsep
manual
Penelitian reject (surat
dan penolakan )
Keputusan atau Konsep
Surat
Keputusan
Rekam Pemberian
T Y Penundaan
Reject (Surat OK Pembayaran
T
Penolakan) Cukai
Lengkap
Tanda Reject
Penerimaan (konsep surat
Y penolakan)
Permohonan
Cetak Tanda
Penerimaan
Konsep Surat
Permohonan
Keputusan
Pemberian
Penundaan
Pembayaran
Cukai
Reject ( surat
penolakan)
Surat
Penomoran dan Rekam
Keputusan
Reject (Surat Penolakan)
Pemberian
atau Surat Keputusan
Penundaan
Pemberian Penundaan
Pembayaran
Pembayaran Cukai dan
Cukai
pendistribusiannya
lanjut
30
Koorlak/
Pengusaha Pemeriksa/
Pabrik HT/ Kepala Kantor Pelaksana Kanwil Direktur Cukai
Importir HT
Surat
Pemberitahuan OK
Menerima Surat
Pemberitahuan
Arsip
Tindak Lanjut
terhadap Surat
Keputusan:
- perubahan / ralat
- pembatalan
Selesai
31
WORKFLOW PEMBERIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI
KEWENANGAN KANWIL ( NILAI CUKAI > 2 M s.d. < 20 M)
Pengusaha Koorlak/
Kasi Pemeriksa/
Pabrik HT / Pendok Kepala Kantor
Perbendaharaan Pelaksana
Importir HT
Penelitian lebih
Permohonan + Teliti Permohonan
Cetak IP lanjut
Lampiran + lampiran secara
manual permohonan
Menandatang
ani Konsep
reject (surat
Penelitian penolakan )
dan atau Konsep
Rekam Keputusan Surat
Rekomendasi
Reject (Surat
T
Penolakan) Y
OK
T
Lengkap
Tanda Reject
Penerimaan (konsep surat
Y
Permohonan penolakan)
Cetak Tanda
Penerimaan
Permohonan
Konsep Surat
Rekomendasi
Reject ( surat
penolakan)
Penomoran dan
Rekam Reject (Surat
Penolakan) atau
Surat Rekomendasi
lanjut
32
Gambar bisnis proses permohonan fasilitas penundaan
yang diterbitkan oleh KPPBC
33
Secara garis besar penjelasan mengenai alur permohonan penundaan
adalah sebagai berikut :
1. Permohonan penundaan diajukan melalui Pendok.
2. Permohonan yang direkam oleh Pendok akan diperiksa kembali oleh
Petugas Pemeriksa untuk pengecekkan kelengkapan data permohonan
fasilitas penundaan dan data yang direkam oleh Pendok.
3. Jika Pemeriksa menyetujui permohonan, maka dilanjutkan pemeriksaan
ulang oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.
4. Jika permohonan ditolak oleh petugas Pemeriksa maupun Kepala Seksi
Perbendaharaan maka akan diterbitkan nota penolakan permohonan
fasilitas penundaan melalui sistem.
5. Jika Kepala Seksi Perbendaharaan menyetujui permohonan fasilitas
penundaan maka akan diterbitkan draft SKEP fasilitas penudaan yang
ditandatangani oleh Kepala Kantor. Jika fasilitas penundaan diterbitkan
oleh Kantor Wilayah maka Kepala Seksi Perbendaharaan akan
membuat Draft Surat Rekomendasi permohonan fasilitas penundaan.
6. Jika Kepala Kantor menyetujui draft SKEP fasilitas penundaan maka
nomor dan tanggal SKEP fasilitas penundaan direkam di aplikasi dan
SKEP penerbitan fasilitas penundaan dapat dicetak dari aplikasi.
7. Jika fasilitas penundaan diterbitkan oleh Kantor Wilayah maka dibuat
Surat Rekomendasi permohonan fasilitas penundaan untuk dikirim ke
Kantor Wilayah. Setelah SKEP fasilitas penudaan diterbitkan oleh
Kantor Wilayah maka nomor dan tanggal SKEP fasilitas penundaan
direkam di aplikasi.
8. Besarnya saldo penundaan awal sama dengan pagu yang ditetapkan
untuk pabrik rokok yang baru mendapatkan SKEP fasilitas penundaan.
Apabila dalam masa berlaku SKEP fasilitas penundaan suatu pabrik
rokok mendapatkan SKEP fasilitas penundaan yang baru, maka
besarnya saldo penundaan adalah pagu SKEP fasilitas penundaan baru
dikurangi pagu SKEP fasilitas penundaan lama ditambahkan dengan
34
jumlah saldo penundaan berjalan atau sama dengan pagu baru
dikurangi jumlah utang cukai pada CK-1.
9. Apabila dalam pabrik rokok terlambat dalam pembayaran CK-1 yang
telah jatuh tempo, maka fasilitas penundaan pembayaran cukai tidak
dapat digunakan.
35
Proses Penyediaan Pita Cukai (P3C)
pengajuan awal dan tambahan
(Sentralisasi)
Mulai
Tanda Penomoran
Terima Ya
Tidak P3C Pita diambil
Ya
di KPPBC
Setuju
Stok KP
Selesai
36
Proses Penyediaan Pita Cukai (P3C)
pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal
(Sentralisasi)
Mulai
Pemeriksaan
Validator Data P3C
Pemeriksaan TID
P3C TID Dokumen
P3C TID
atau Ya Surat
Rekomendasi
Perekaman Setuju
+ P3C TID
P3C oleh
Pengusaha
Validasi OK Ya
Cetak P3CT ID
dan tanda tanda terima Rekam
tangan
P3C TID
Tidak
Ya
OBC (hard
copy atau soft
REJECT copy atau
PDE)
DPPC(hard
copy/soft copy)
+Pita Cukai
Surat Surat
Persetujuan Persetujuan
Persetujuan
Pemasukan pita
dari Peruri &
tambah stock
Pita
Ya diambil di
KPPBC
Persetujuan Kirim Pita
Pemasukan Pita & Cukai + SP
tambah stock (DP2C) Tidak
Selesai Stok KP
37
Secara garis besar penjelasan mengenai alur proses PPPC dan PPPC Ijin
Dirjen adalah sebagai berikut :
1. PPP Awal, PPPC Tambahan dan PPPC Ijin Dirjen
a. Pengusaha mengajukan PPPC melalui pendok atau dengan
menggunakan menu layanan mandiri.
Pada saat permohonan PPPC direkam permohonan PPPC akan
divalidasi oleh sistem sebagai berikut :
- Pengusaha pabrik tidak mempunyai hutang cukai atau sanksi
lainnya yang belum selesai atau belum dibayar.
- PPPC diajukan ke KPPBC paling lambat tanggal sepuluh dengan
periode pemesanan selama satu bulan. Pengajuan PPPC lewat
tanggal sepuluh hanya dapat dilakukan apabila terdapat pabrik
rokok baru, terjadi perubahan golongan pabrik, pabrik rokok yang
baru mendapatkan SKEP pembukan blokir/pembekuan, PPPC
untuk bulan Januari dan apabila terjadi perubahan kebijakan
dibidang tarif cukai/HJE.
- Pengajuan PPPC hanya dapat dilakukan satu kali untuk setiap
jenis pita cukai.
- Untuk setiap jenis pita cukai, dalam hal CK-1 tiga bulan terakhir
tersedia, maka jumlah maksimal pengajuan PPPC tidak boleh
melebihi 100% rata-rata CK-1 tiga bulan terakhir sebelum
pengajuan PPPC. Jika CK-1 tiga bulan terakhir tidak tersedia
maka pengajuan PPPC tidak boleh melebihi batas produksi
golongan per bulan.
- Apabila PPPC awal yang diajukan tidak mencukupi, pengusaha
pabrik dapat mengajukan PPPC tambahan untuk periode yang
sama paling lambat tanggal 20 bulan pengajuan CK-1.
- Jenis pita cukai yang dapat diajukan pada PPPC tambahan
adalah pita cukai yang pernah diajukan pada PPPC awal dengan
jumlah maksimal 50% dari jumlah PPPC awal.
38
- Apabila setelah pengajuan PPPC tambahan pita cukai tidak
mencukupi, pengusaha pabrik dapat mengajukan PPPC Ijin Dirjen
paling lambat tanggal 25 bulan pengajuan CK-1.
- Jumlah pemesanan pita cukai adalah kelipatan sepuluh. Dalam
hal maksimal pengajuan PPPC awal maupun tambahan kurang
dari sepuluh maka jumlah pita cukai yang boleh diajukan
maksimal sepuluh lembar.
b. Data permohonan PPPC yang direkam oleh Pendok akan diperiksa
ulang oleh Validator untuk memastikan kebenaran pengisian dan
kelengkapan data serta data yang direkam oleh Pendok.
c. Jika validator/penomoran tidak menyetujui maka akan diterbitkan
surat reject melalui sistem. Jika disetujui maka PPPC mendapatkan
nomor dan sudah siap dipesankan pita cukainya di KP DJBC.
d. Untuk PPPC Ijin Dirjen diajukan secara manual dan apabila disetujui
akan direkam di KP DJBC.
39
d. OBC mempunyai jatuh tempo 12 hari kerja untuk pita cukai non
personalisasi dan 14 hari kerja untuk pita cukai personalisasi (dapat
berubah tergantung perjanjian dengan pencetak pita cukai).
e. Dokumen OBC diberikan kepada pencetak pita cukai menggunakan
hardcopy dan softcopy.
40
5. Penerimaan Daftar Pengiriman Pita Cukai (DPPC) di KPPBC
Penerimaan DPPC di KPPBC dilakukan setelah KPPBC memperoleh
pita cukai yang dikirim dari KP DJBC menggunakan DPPC. Adapun
ketentuan penerimaan DPPC diKPPBC adalah sebagai berikut :
a. DPPC yang diterima akan menjadi stok pita cukai di KPPBC. Jumlah
pita cukai yang menjadi stok adalah jumlah pita cukai yang diterima
secara fisik oleh KPPBC.
b. Untuk satu nomor pemesanan PPPC dapat dikirim lebih dari satu
DPPC.
41
4.6. Pengambilan Pita Cukai (CK-1 ) (Workflow)
CK-1 adalah dokumen yang digunakan untuk mengambil pita cukai yang
telah dipesan. CK-1 dapat digunakan untuk mengambil pita cukai apabila
sudah dibayar cukai dan jenis pembayaran lainnya apabila dibayar dengan
tunai ataupun sudah mendapatkan persetujuan kredit apabila dibayar
dengan kredit. Adapun alur proses pengajuan CK-1 sampai dengan
memperoleh pita cukai adalah sebagai berikut :
42
Proses Pelayanan Pemesanan Pita Cukai (CK-1)
Pembayaran Tunai (Sentralisasi)
Mulai
PDE
Ya Validasi Bayar
Rekam SSCP
Perbaikan
Data SSCP
Tidak
Tidak
VALIDATOR
Cek
Tanggal
Validasi
OK Ya
Ya
OK
Lunas
Tanda Terima
+ Penomoran Ya
CK-1
Nota
Tidak sama
Pembatalan
Pita Diambil di Rekam
Tidak
KPPBC Pengeluaran Pita
Ya
Tanda
Rekam terima
Pengeluaran Pita
Pita
Cukai
Tanda
terima
Selesai
43
Proses Pelayanan Pemesanan Pita Cukai (CK-1)
Pembayaran Kredit (Sentralisasi)
Mulai
PDE
Ya
Perbaikan
Data Validasi
Reject
Pengurangan
Tidak Validasi dan Saldo
Pengecekan Penundaan+
Tidak jatuh tempo
Saldo
Penundaan
Ya
Validasi OK Ya
Tanda
Ya Rekam terima
Pengeluaran Pita
cetak tanda
terima +
Penomoron
CK-1
Tanda
terima
Pita
Cukai
Selesai
44
Secara garis besar penjelasan mengenai alur proses permohonan CK-1
Tunai dan CK-1 Kredit adalah sebagai berikut :
1. Permohonan CK-1
a. Pengusaha mengajukan CK-1 melalui pendok atau dengan
menggunakan menu layanan mandiri.
Pada saat direkam akan dilakukan validasi oleh sistem
sebagaiberikut :
- Pengusaha pabrik tidak mempunyai hutang cukai atau sanksi
lainnya yang belum selesai atau belum dibayar.
- Saldo pita cukai yang diajukan pada CK-1 mencukupi.
- Untuk pengusaha pabrik yang mendapat fasilitas penundaan
dapat mengajukan CK-1 dengan pembayaran kredit apabila saldo
penundaan mencukupi.
- Jumlah pita cukai yang dipesan tidak melebihi batas golongan.
- Pengusaha pabrik yang non PKP, apabila jumlah HJE melebihi
600 juta batang per tahun, maka pengajuan ditolak.
- Merk yang diajukan adalah merk yang masih aktif.
b. Data permohonan CK-1 yang direkam oleh Pendok akan diperiksa
ulang oleh Validator untuk memastikan kebenaran pengisian dan
kelengkapan data serta data yang direkam oleh Pendok.
c. Jika validator/penomoran tidak menyetujui maka akan diterbitkan
surat reject melalui sistem. Jika disetujui maka CK-1 mendapatkan
nomor.
d. Agar dapat mengambil pita cukai, pada CK-1 Tunai pengusaha
pabrik rokok membayar cukai hasil tembakau, PNBP dan PPN (bagi
pengusaha PKP). Pada CK-1 Kredit proses dilanjutkan pada
persetujuan penundaan pembayaran cukai oleh petugas
perbendaharaan.
45
e. Pada CK-1 Tunai, jumlah cukai yang harus dibayar dapat dikurangi
dengan menggunakan pengembalian cukai dari CK-2 dan CK-3 yang
sudah dibayar biaya penggantinya apabila terkena biaya pengganti.
2. Pembatalan CK-1
Pembatalan CK-1 hanya dapat dilakukan pada CK-1 Tunai yang
disebabkan karena keterlambatan pembayaran CK-1 atau hal lain atas
permohonan pengusaha. Pembatalan CK-1 dilakukan oleh Kepala
KPPBC melalui Kepala Seksi Cukai. Nota pembatalan CK-1 akan
diberikan kepada pengusaha yang mengajukan CK-1.
46
d. Jatuh tempo CK-1 untuk jenis hasil tembakau SKM dan SPM adalah
dua bulan, sedangkan untuk selain SKM dan SPM adalah tiga bulan.
e. Jika jatuh tempo jatuh pada hari libur, maka jatuh tempo CK-1 akan
dimajukan sampai diperoleh hari kerja terakhir sebelum hari libur.
47
3. Pengembalian cukai CK-2 dapat digunakan untuk mengurangi cukai
yang harus dibayar pada CK-1 tunai dan digunakan untuk melunasi nilai
cukai CK-1 Kredit.
4. Pengembalian PPN pada CK-2 tidak dapat digunakan secara langsung
untuk membayar PPN pada CK-1.
5. Apabila dikenakan biaya pengganti, pengembalian cukai pada CK-2
dapat dilakukan apabila biaya pengganti yang tertera pada dokumen
CK-2 sudah dilunasi.
48
4.9. Laporan Produksi Hasil Tembakau (CK-4C)
CK-4C adalah laporan produksi harian yang diserahkan secara periodik dua
kali pada awal bulan dan pertengahan bulan ke KPPBC berdasarkan jenis
hasil tembakau dan merk yang dimiliki. CK-4C berguna untuk mengetahui
jumlah produksi yang dilakukan oleh pabrik rokok dan dapat dijadikan
sebagai pembanding dengan jumlah pita cukai yang dipesan. Adapun
ketentuan CK-4C pada Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi adalah
sebagai berikut :
1. CK-4C diserahkan oleh pengusaha dengan dua periode laporan, yaitu
periode tanggal 1 s.d. 14 dan tanggal 15 s.d. akhir bulan.
2. Perekaman CK-4C dilakukan sesuai dengan data-data yang tertera pada
dokumen CK-4C.
49
7. Data Propinsi.
8. Data kalender hari kerja dan hari libur.
9. Data setting aplikasi.
10. Data pegawai dan user aplikasi.
50
BAB V
PENUTUP
Agar petunjuk teknis ini dapat digunakan sesuai dengna tujuan, maka
diharapkan dalam memahami buku petunjuk teknis ini didasari dengan
pemahaman pada prosedur dan aturan teknis yang berlaku di bidang cukai
hasil tembakau.
Penjelasan detil mengenai tata cara penggunaan aplikasi dan proses yang
terjadi didalamnya tidak dijelaskan pada buku petunjuk teknis ini, karena
penekanan tulisan ini adalah pada pemahaman teknis aplikasi. Untuk lebih
memahaminya dapat dilihat selengkapnya pada buku petunjuk operasional
Aplikasi Cukai Hasil Tembakau Sentralisasi.
51