Anda di halaman 1dari 3

Nama Servasius S Sunardi

Nim 51117064

1.Sebutkan tahap-tahap merancang penelitihan


Jawaban: Rancangan penelitian ilmiah umumnya memuat
1. judul penelitian
2. latar belakang masalah penelitian
3. rumusan masalah penelitian
4. tujuan dan fungsi penelitian
5. tinjauan kepustakaan
6. hipotesis (kalau diperlukan)
7. batasan konsep
8. metodologi penelitian dan daftar kepustakaan.
9. Rancangan penelitian ilmiah yang baik harus memenuhi syarat yaitu sistematis, konsisten, dan
operasional. 

2.Jelaskan hal hal yang diperhatikan dalam menentukaana topik atau judul penelitihan
Jawaban:
Dalam menentukan topik suatu penelitian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
berikut :
a. Topik atau judul yang menarik minat.
b. Topik atau judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti, dimana peneliti perlu
mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan tersedianya sumber data, perolehan data,
tersedianya alat pengumpul data yang sesuai, serta tersedianya dana dan tenaga untuk pengumpulan
data.
c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti.
d. Dalam penentuan topik atau judul harus dihindari terjadinya duplikasi dengan judul lain.
Adapun hal-hal yang mesti dipertimbangkan agar judul atau topik penelitian memenuhi syarat sebagai
judul atau topik yang tepat dan baik sebagai berikut :
a. Judul ditulis dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaan
b. Cukup jelas, singkat dan tepat
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

3.Buatlah satu topik penelitihan


Jawaban: Budaya adat di kabupaten Manggarai”.
Dalam topik penelitian yang telah di contohkan ini kita dapat melakukan penelitian mengenai budaya
Adat dan perkembangan yang ada di dalamnya. Selain itu juga penelitian dapat menggali perubahan
sosial yang terjadi dalam masyarakat di wilayah tersebut, yang dianalisa kemunduran dan juga
kemajuan yang terjadi di dalamnya.
4.Apa yang dimaksudkan dengan latar belakang topik penelitihan anda

Jawaban: Latar belakang masalah adalah bagian yang menjelaskan topik penelitian yang ingin kamu
bahas dan mengapa kamu memilih topik itu.

5.Buatlah latar belakang masalah dari metode penelitihan anda.


Latar Belakang
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan kemampuan - kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif. Latar Belakang Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan - kemampuan serta kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu
yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif.
Religi merupakan salah satu unsur kebudayaan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kebudayaan dan tumbuh serta berkembang secara historis pada masyarakat pendukungnya. Setiap
suku bangsa mempunyai sistem religi yang berbeda, begitu pula dengan masyarakat Desa Wudi
Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Manggarai pada
umumnya melakukan begitu banyak upacara dan sudah menjadi tradisi yang dapat dikelompokkan
menjadi 5, ialah : (1) upacara adat yang berhubungan dengan manusia itu sendiri, seperti adat
kelahiran dan kedewasaan (perkawinan) (2) upacara adat yang berhubungan dengan kematian,
khususnya pada saat kematian, penguburan dan pesta kenduri (3) upacara adat yang berhubungan
dengan kegiatan pertanian, terutama sebelum atau pada waktu musim tanam dan pada 3 waktu
memanen hasilnya (4) upacara adat yang berhubungan dengan pesta adat tahun baru yang
dilaksanakan setiap musim panen (5) upacara adat yang berhubungan dengan pembangunan rumah
adat (Dagur, 1997:88). Melalui upacara-upacara tersebut, warga suatu masyarakat bukan hanya selalu
diingatkan tetapi juga dibiasakan untuk menggunakan symbol - simbol yang bersifat abstrak yang
berada pada tingkat pemikiran untuk berbagai kegiatan sosial yang nyata ada dalam kehidupan
mereka sehari - hari.
Salah satu upacara tradisional yang masih dipertahankan oleh masyarakat Manggarai adalah upacara
Tae Mata. Secara etimologis Tae Mata berasal dari dua kata yaitu Tae yang artinya acara, dan Mata
berarti mati atau kematian, jadi Tae Mata adalah upacara yang dilakukan pada saat seseorang
meninggal. Pada umumnya upacara Tae Mata dilakukan oleh semua masyarakat Manggarai, termasuk
Masyarakat Desa Wudi. Desa Wudi merupakan salah satu desa yang terletak di Manggarai Tengah
dan merupakan wilayah Kecamatan Cibal. Masyarakat Desa Wudi menyadari akan dualisme
kehidupan, yaitu hidup dan mati, dunia sekarang dan dunia yang akan datang, dalam karya hidup
manusia pun, budaya turut hadir bersamanya. Ketika manusia lahir, masyarakat Desa Wudi
menyambut kedatangan manusia dengan mengadakan upacara syukuran yang disebut oleh masyarakat
setempat Cear Cumpe, begitupun ketika manusia meninggal dunia, masyarakat Desa Wudi tidak
mengabaikannya, melainkan melepaskan kepergian orang yang meninggal dengan mengadakan
sebuah upacara yang sudah dilakukan secara turun - temurun, yaitu upacara Tae Mata (upacara
kematian). 4 Masyarakat Desa Wudi melakukan upacara Tae Mata untuk melepas atau mengantar
kepergian seseorang yang telah meninggal, dengan melakukan berbagai macam prosesi dalam upacara
Tae Mata. Bagi masyarakat Desa Wudi kematian bukan akhir dari segalahnya, melainkan awal dari
kehidupan yang baru. Masyarakat Desa Wudi yakin dengan melakukan prosesi upacara Tae Mata
orang yang meninggal akan pergi dengan tenang, dan akan memberkati semua orang yang
melaksanakan upacara tersebut, tetapi sebaliknya jika upacara tersebut tidak dilakukan maka akan
mendatangkan mala petaka bagi para kerabat. Menurut kepercayaan masyarakat setempat bahwa
orang yang telah meninggal meskipun raganya sudah mati, akan tetapi rohnya selalu hidup dan berada
disekitar mereka. Apabila roh-roh tersebut diberi sesajen dan dihormati maka mereka akan menjaga
manusia yang masih hidup, tetapi sebaliknya jika roh-roh tersebut tidak diperhatikan maka mereka
akan marah dan mencelakakan manusia. Oleh karena itu pada setiap upacara adat, masyarakat Desa
Wudi selalu memberi sesajen kepada roh leluhur, tidak terkecuali pada saat upacara Tae Mata, dimana
pihak keluarga dan warga masyarakat, berkumpul untuk melaksanakan prosesi upacara Tae Mata serta
mendoakan kepergian orang yang telah meninggal, dan juga melakukan berbagai macam ritual
dengan mengorbankan hewan kurban, sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap orang yang
telah meninggal.

Anda mungkin juga menyukai