Anda di halaman 1dari 3

Intrusi & Gunung Api - 41

Bab 8 INTRUSI DAN GUNUNG API

I. PENDAHULUAN

Aktifitas magmatik akan menghasilkan batuan batuan intrusif plutonik maupun batuan
dari produk volkanisme (Gambar 8.1). Beberapa bentuk batuan beku plutonik secara
umum adalah batolit, stok, lakolit, sill dan dike. Batuan volkanik mempunyai bentuk
yang sangat karakteristik, disamping bentuk gunung apinya, juga ragam dari hasil
erupsinya. Pada umumnya dari bentuknya terdapat dua bentuk gunung api yaitu
bentuk perisai (shield) dan kerucut (cone) yang merupakan cerminan dari sifat
magma atau lavanya yang encer dan pekat.

Gambar 8.1 Bagan berbagai kemungkinan bentuk dan kejadian batuan beku.

Gunung api di Indonesia umumnya berbentuk kerucut dengan variasi dari berbagai
produk dan sifat erupsinya. Produk yang karakteristik diantaranya adalah sisa hasil
erupsi yang besar (danau volkanik), kaldera, endapan lahar yang luas. Disamping itu
sebagian besar wilayah Indonesaia merupakan bagian dari busur magmatik yang
sudah ada sejak awar Tersier, sehingga berbagai kemungkinan bentuk batuan beku
dan sisa dari kegiatan volkanik akan tercermin sebagai morfologi volkanik yang
kompleks.

II. TOPOGRAFI BATUAN INTRUSIF DAN VOLKANIK

Gambaran bentang alam yang dibentuk oleh batuan plutonik umumnya merupakan
batuan yang resistan terhadap pelapukan dan erosi, yang menunjukkan bentuk
topografi yang menonjol dan relief yang tinggi dengan lereng yang terjal. Singkapan
batolit dan stok membentuk kubah yang terjal, punggungan atau bentuk bukit yang
sirkular atau elips, yang memotong tegas batuan sekitarnya. Singkapan dari dike
berbentuk punggungan tabular yang sempit, sedangkan sill atau lakolit berbentuk

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh


Intrusi & Gunung Api - 42

butte, mesa atau punggungan yang sejajar jurus, yang konkordan terhadap batuan
sekitarnya yang diterobos. Batuan sekitarnya cenderung membentuk topografi yang
rendah dengan lereng yang lebih landai, karena pada umumnya batuan ini telah
terdeformasi secara termal dan kurang resistan terhadap erosi (Gambar 8.2).

Gambar 8.2 Topografi dan Pola Aliran dari batuan plutonik

Batuan volkanik mempunyai bentuk dan karakter yang beragam (Gambar 8.3). Hasil
erupsi rekahan dari lava yang mempunyai viskositas rendah seperti flood basalts
akan membentuk hamparan morfologi berelief rendah seperti lava plateaus. Pada
umumnya hasil erupsi ini tidak terlalu resistan terhadap pelapukan dan erosi dan
seringkali membentuk mesa dan butte. Serupa dengan ini bentuk gunung api aktif
shield akan membentuk kubah dengan kemiringan rendah, yang merupakan
merupakan bentukan dari perlapisan lava.

Bentuk cinder cone yang aktif umumnya berukuran kecil (ketinggian kurang dari 400
m), umumnya akan tererosi cukup cepat karena terdiri dari material piroklastik yang
belum terpadatkan. Bentuk yang spesifik dari sisa hasil erosi ini adalah volcanic
neck dan dike yang berpola radial yang terdiri dari batuan intrusif yang mengkristal di
saluran erupsi (vent) dan cabang dari dike (feeder dike).

Gunung api strato yang aktif mempunyai bentuk menonjol dengan lereng yang
landai di kaki gunung dan terjal di bagian puncaknya. Pada umumnya membentuk
gunung yang besar dengan puncak yang terjal. Namun karena hasil erupsi yang
cukup besar, seringkali meninggalkan bentuk torehan yang besar dari puncaknya
pada sisi lerengnya.

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh


Intrusi & Gunung Api - 43

Kepundan (crater) berbentuk sirkular disekeliling pusat saluran di puncak gunung


api. Erupsi yang besar seringkali menyebabkan dinding dan lantai kepundan runtuh
kedalam dan membentuk Kaldera.

Gambar 8.3 Topografi dan Pola Aliran dari batuan volkanik.

III. POLA ALIRAN SUNGAI

Pola aliran pada batuan plutonik akan tergantung pada strukturnya. Pola dendritik
sangat umum bila tidak ada kontrol stuktur yang berpengaruh. Bila batuan
mempunyai sruktur patahan atau kekar umumnya berpola rectangular, dan berpola
radial bila berupa kubah granit yang masif.

Kerucut volkanik dikarakteristikkan oleh pola aliran yang radial yang merupakan aliran
searah kemiringan kesemua arah. Pola aliran ini juga mungkin terbentuk oleh aliran
yang mengalir kearah kepundan dan kalderanya.

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Anda mungkin juga menyukai