Anda di halaman 1dari 3

NAMA SERVASIUS S SUNARDI

NIM 51117064

MATA KULIAH: HUKUM KEPEMILIKAN DAN PENGUASAAN HAK ATAS TANAH

1.Konsekwensi dari Hak Menguasai Negara adalah untuk tercapainya kemakmuran dan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Buktikan ! Penjelasan anda didasarkan pada wewenang
pelaksanaan Hakm Menguasai NegaraKonsekwensi dari Hak Menguasai Negara adalah untuk
tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Buktikan

Jawaban:

konsekuensi dari Hak Menguasai Negara atas tanah justru untuk tercapainya kemakmuran rakyat.
Hal ini didasari pada ketentuan pasal 2 ayat (3) UUPA yang menegaskan bahwa: “ Wewenang yang
bersumber pada hak menguasai dari negara, digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran
rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara,
hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Dasar pemberian hak-hak atas tanah itu sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA
bahwa: Atas dasar hak menguasai dari negara ditentukan adanya macam-macam hak atas
permukaan bumi yang disebut tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang,
baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.

Hak-hak atas tanah dimaksud sebagaimana disebutkan dalam pasal 16 dan pasal 53 UUPA dan
materinya dalam Hukum Agraria.

2.Sebut dan jelaskan jenis-jenis Hak Atas Tanah dalam hukum tanah nasional yang ditimbulkan oleh
Hak Menguasai Negara.

Jawaban.
Pada dasarnya, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat Hak
menguasai dari negara tesebut memberi wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan
peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan
ruang angkasa; menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Atas dasar hak menguasai dari negara, ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi,
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.
 
Hak atas tanah yang bersifat primer terdiri atas:

1. hak milik;
2. Hak Guna Usaha (“HGU”);
3. Hak Guna Bangunan (“HGB”);
4. hak pakai;
5. hak membuka tanah;
6. hak memungut hasil hutan;
7. hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas yang akan ditetapkan
dengan undang-undang.

Hak milik
adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Hak ini
dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
Hanya warga negara Indonesia dapat mempunyai hak milik. Oleh pemerintah, ditetapkan pula
badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya
 
Hak Guna Usaha
HGU adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dalam jangka
waktu paling lama 25 tahun, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan.

Hak Guna Bangunan

HGB adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan
miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun.

Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari:

1. tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, yang memberi wewenang dan kewajiban yang
ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya,
atau

2. tanah milik orang lain dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian
sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah

Hak Sewa Untuk Bangunan

Seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas tanah, apabila ia berhak
mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan, dengan membayar kepada
pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa

Hak Individual atas Tanah yang Bersifat Sekunder

H. M. Arba dalam buku yang sama menerangkan bahwa hak sekunder adalah hak yang mengandung
sifat yang bertentangan dengan undang-undang karena mengandung unsur pemerasan dan
penindasan, sehingga diusahakan hapusnya dalam waktu singkat 

Anda mungkin juga menyukai