Anda di halaman 1dari 26

POLA MAKAN PADA SANTRI DI PONDOK

PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG


PAJARAKAN PROBOLINGGO

PROPOSAL
(STUDI KASUS)

Oleh :
KHOIROTUN NISA’
(NIM. 14401.18.19010)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Pembelajaran Guru Pada Anak Retadasi Mental


Nama Lengkap : KHOIROTUN NISA’
NIM : 14401.18.19010
Prodi : D III Keperawatan
Alamat Rumah : Desa Wrati Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
No HP : 085748615322
Alamat Email : khoiranisa8@gmail.com
Dosen Pembimbing I
Nama Lengkap dan Gelar : Titik Suhartini, S.Kep.Ns.M,Kep
NIDN : 0730047801
Alamat Rumah dan NO.Tel : Jl. Raya Kotaanyar DSN.Krajan RT. 004RW. 001 Ds.
Kotaanyar Kec.Kotaanyar Kab. Probolinggo
Dosen Pembimbing II :-
Nama Lengkap dan Gelar :-
NIDN :-
Alamat Rumah dan No Tel :-

Genggong, 18 Desember 2020


Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Titik Suhartini, S.Kep,Ns.,M,Kep -


NIDN: 0730047801
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan rahmatnya, saya
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Proposal ini dilakukan dalam Rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada STIKes
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Proposal ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., MM, selaku ketua yayasan Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong Probolinggo, yang telah memberikan fasilitas pada kami
untuk menyelesaikan studi pada STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong.
2. Dr.H. Nur Hamim, SKM., NS., M.Kes, selaku Ketua STIKes Hafsahawaty Pesantren
Zainul Hasan, yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada peneliti,
sehingga dapat terselesaikan Proposal ini.
3. Mariani, S.Kep.,Ns.,M.PH selaku ketua Program Studi D3 Keperawatan yang telah
memberikan dukungan dan arahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Titik Suhartini S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku sebagai dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam penyusunan
Proposal ini.
5. Santi Damayanti, S.I.Pust., selaku Kepala Perpustakaan STIKes Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong.
6. Bapak dan ibu dosen Prodi D3 Keperawatan Stikes Hafshawaty pesantren zainul
Hasan Genggong, yang telah memberikan bekal bagi peneliti melalui materi – materi
kuliah yang penuh nilai dan makna dalam penyempurnaan Proposal, juga kepada
seluruh tenaga administrasi yang telah tulus ikhlas melayani keperluan peneliti selama
menjalani studi dan penulisannya.
7. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan berupa dukungan
material dan doa terbaik sehingga Proposal ini dapat selesai tepat waktu.
8. Sahabat – sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan Stikes yayasan Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan dorongan semangat sehingga
Proposal ini dapat teselesaikan, saya hanya dapat mengucapkan semoga hubungan
persahabatan tetap terjalin.
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuannya. Peneliti hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas amal baik
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Proposal ini.
10. Selannjutnya peneliti menyadari bahwa Proposal ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang kontruktif
senantiasa peneliti harapkan. Akhirnya peneliti berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama Citivits Stikes
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

Genggong,19 Desember 2020

Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pola Makan Pada Santri
2.1.1 Definisi Pola Makan.......................................................................................
2.1.2 Klasifikasi Pangan..........................................................................................
2.1.3 Pola Komsumsi..............................................................................................
2.2 Konsep Santri.........................................................................................................
2.2.1 Definisi Santri................................................................................................
2.3. Konsep Pesantren..................................................................................................
2.3.1 Definisi Pesantren..........................................................................................
2.3.2 Pengembangan Sarana Pondok Peasatren......................................................
2.3.3 Pengembangan Kelembagaan .......................................................................
2.3.4 Terapi yang dibutuhkan anak retadasi mental................................................
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian....................................................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................
3.2.1 TempatPenelitia...........................................................................................
3.2.2 WaktuPenelitian..........................................................................................
3.3 Setting Penelitian....................................................................................................
3.4 Subjek Penelitian atau Partisipan...........................................................................
3.5 Metode Pengumpulan Data....................................................................................
3.5.2 Observasi......................................................................................................
3.5.3 AlatPerekam.................................................................................................
3.6 Metode Uji Keabsahan Data...................................................................................
3.6.3 Keabsahan Internal.......................................................................................
.............................................................................................................................
3.6.4 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)....................................................
3.6.5 Keajekan(Rabilitas) 3.7 Metode Analisis Data............................................
3.7.1 Mengorganisasikan Data..............................................................................
3.7.2 Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban..................
3.7.3 Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data........................
3.7.4 Mencari alternative penjelasan bagi data.....................................................
3.7.5 Penulis hasil penelitian.................................................................................
3.8 Etika Penelitian
3.8.1 Nilai social....................................................................................................
3.8.2 Nilai ilmiah...................................................................................................
3.8.3 Nilai manfaat resiko.....................................................................................
3.8.4 Anonimity.....................................................................................................
3.8.5 Informed consent..........................................................................................
3.8.6 Confidentially...............................................................................................
3.8.7 Nilai bujuk / Indusment................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orang memanfaatkan pangan
yang tersedia sebagai reaksi terhadap tekanan ekonom dan sosial budaya yang
dialaminya (Adriyani 2017). Pola makan merupakan penyelenggaraan makanan meliputi
rangkaian kegiatan dari perencanaaan hingga didestribsikan makanan kepada konsumen.
Perencanaan ini harus memperhatikan berbagai faktor seperti jenisnya. Oleh karna itu,
penyelenggaraan makanan pondok pesantren termasuk penyelenggaraan makanan massal,
karna memproduksi lebih dari 50 porsi makanan dalam pelaksanaannya. ( Bakri, 2018 ).
Berdasarkan hasil penelitian, Prof Dr hamka,(2018) pola makan pada setiap santri
di kalangan pondok pesantren. Pola makanan santri, pihak kepengurusan makanan santri
pihak yayasan mengatakan bahwa karyawan yang betugas di bagian penyelenggaraan
makanan diserahkan langsung oleh pengurus yang disediaka makanan untuk santri
sebanyak 174 pesantren. Dari hasil penelitian pola makan tidak sehat akan menghasilkan
obesitas pada remaja.
Berdasarkan hasil peneltian Prof Dr.hamka (2018) di tmpat penyenggara manakan
pasatren sedang mengelolah lebih kurang dari 200 porsi makanan untuk tiap kali makan.
Pengelolah bahan makanan pad penyeggaraan makanan pesatren ini diolah 4 orang
petugas memasak. Para karyawan yang bekerja diharapkan dapat memperhatikan
keselamatan dan pekerja.
Bedasarkan penelitian lain Sudrajat (2016) terdapat hubungan yang signifikasi
antara input biaya menyediaan makanan dengan menyediaan karbonhidrat santri. Tidak
adanya siklus menu dan syarat pengelelahan serta praktek hygine sanitasi yang belum
memenuhi standar dalam penyelenggaraan masalah.
Berdasarkan penelitian Ayu Fitriyani (2018) jenis penlanalisis ini yaitu penelitian
analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian
99 subjek penelitian dengan teknik pengambilan sempel random sampling.berdasarkan
hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai secara statistik masing-masing faktor yang
berhubungan dengan pola makan mie instan adalah pengetahuan dan persepsi.
Makanan sehat adalah makanan yang seharusnya mengandung beragam nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh memerlukan berbagai macam nutrisi agar dapat tetap
sehat dan pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. 
Makanan kaya karbonhidrat dan protein mencakup serealia, seperti gandum,
gandum hitam, oat barley dan serta beberapa jenis sayuran seperti kentang, ubi jalar.
Jenis-jenis makanan ini harus menjadi makanan pokok anda. Makanan yang
berkarbonhidrat dan berprotein nabati, banyak mengandung nutrisi. terkadang santri
sehingga menyebabkan asam lambung disebabkan oleh telat makan dan kurang memakan
makanan yang berprotein dan karbonhiidrat. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang dampak negatif kosumsi fast food yang berlebihan di santri.
Dari dampak yang timbul dari pola makan tidak sehat akan menyebabkan Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan pola makan dengan kejadian gastritis
pada remaja di Pondok Pesantren. metode Stratified random sampling. Data yang
diperoleh kemudian dilakukan uji statistik chi-square. Hasil analisis univariat menunjukan
55% mayoritas responden memiliki gastritis.
Oleh karna itu santri harus bisa disiplin waktu agar tidak telat dalam makan dengan
makanan yang bergizi dan berprotein sehingga tidak menimbulkan penyakit gastritis dan
maag pada saat di pondok pesantren. santri harus bisa mengurangi makanan yang
mengandung bahan pengawet, pemanis buatan, dan tidak bergizi.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan fenomena di atas sehingga penelitian tertarik untuk mengambil
penelitian pola makan pada setiap santri dikalangan pondok pesantren sehingga
menyebabkan obesitas, penyakit lanbung, dan liver pada santri?
1.3. Tujuan
Berdasarkan fenomena latar belakang di atas dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pada pola makan dikalangan santri dipondok pesantren untuk
mengurangi adanya obesitas dan maag di kalangan santri di karenakan pola makan yang
tidak sehat seperti mie instan.
1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi konstitusii pendidikan

Sebagai tambahan pengetahuan dari hasil pengetahuan peneliti untuk


dikembangkan untuk penelitian dan memberi dukungan bagi peningkatan profesionalisme
dari bidang ilmu keperawatan

1.4.2. bagi profesi keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu keperawatan


sehingga dapat membantu untuk mengembangkan pengetahuan pola makan santri dikalangan
pondok pesantren .

1.4.3. bagi lahan penelitian

Dapat membantu serta mengembangkan pengetahuan santri untuk mengonsumsi


makanan yang bergizi pada santri di pondok pesantren

1.4.4. bagi responden

Sebagai tambahan informasi dan oemgetahuan santri, hingga diharapkan oleh


penelitian ini nantinya santri akan mengkonsumsi makanan yang bergizi sehijngga tidak ada
makanan yang mengandung pengawet.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 konsep pola makan pada santri

2.1.1. definisi pola makan

Pola makan merupakan kebiasaan penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi dan
untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Usia remaja adalah usia rentan gizi karena
tumbuh kembang yang pesat dan dibutuhkan energi yang cukup untuk melakukan beragam
aktivitas fisik. Jika pola asupan buruk, akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak optimal, serta lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis di
masa dewasa. Pentingnya pola asupan makan yang seimbang pada remaja serta belum adanya
penelitian yang dilakukan di daerah Bolaang Mongondow Utara membuat penulis tertarik
untuk melakukan penelitian ini.

Pola makan / konsumsi makan dapat dilihat berdasarkan hasil analisis kuisioner food
frequency dan food recall 1 hari dimana didapatkan informasi berupa jenis, jumlah, dan
frekuensi dari bahan makanan yang di konsumsi responden.15 Gambaran pola asupan makan
dapat menjadi ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu juga menjadi salah satu
indikator penting untuk melihat tercukupinya kebutuhan gizi.1,16 Jenis makanan mewakili
variasi bahan makanan yang jika dimakan, dicerna, dan diserap tubuh akan menghasilkan
paling sedikit satu macam nutrien. Frekuensi makanan menunjukkan jumlah berapa kali
makanan tersebut di konsumsi.17 adalah anak yang berada di pondok pesantren.

Santri adalah mereka yang dengan taat melaksanakan perintah agamanya, yaitu Islam
(Iva, 2011).Pengertian ini senada dengan pengertian santri secara umum, yakni orang yang
belajar agama Islam dan mendalami agama Islam di sebuah pesantrian (pesantren) yang
menjadi tempat belajar bagi para santri.

Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang


mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga
pendidikannya selesai. Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, "shastri"
yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab
suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang
berarti para pembantu begawan atau resi.Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu
pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut Tidak jauh beda dengan seorang santri yang
mengabdi di pesantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pesantren
memberikan tunjangan kepada santri tersebut.

2.1.2 klarifikasi pangan

Klarifikasi pangan sangat berguna dalam perencanaan produksi, ketersediaan pangan


dan konsumsi pangan penduduk senmentara, zat gizi diklarifikasikan ke dalam enam kkelas
utama. Dan paling sedikit terdiri dari 45 jenis zat gizi.

Secara umum, pangan dikelompokkan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan
nabati. Pangan hewani meliputi daging, ikan, kerang, telur, susu. Sementara bahan pangan
nabati meliputi kacang-kacangan sayuran dalam bentuk akar-akaran, daun yang tidak
termasuk serealia dan kacang-kacangan, buah-buahan segar, bumbu rempah, serta pangan
lainnya seperti madu, gula, jamur.

Penggolongan penggolongan pangan dapat juga dijumpai dalam daftar komposisi


bahan makanan (DKBM). DKBM mengklarifikasi pangan menjadi 10 golongan yaitu
serealia, umbi-umbian dan hasil olahannya, biji-bijian, kacang-kacangan dan hasil olahannya,
daging dan hasil olahannya, telur, ikan, kerang, udang, dan hasil olahannya, sayuran, buah-
buahan, susu dan hasil olahannya, lemak dan minyak.

Sejarah usus di Indonesia juga dikenal golongan makanan sesuai dengan pola makan
santri. Hal ini mencerminkan perilaku keluarga atau rumah tangga dalam menyusun atau
menyediakan hidangan sehari-hari pengelompokan tersebut meliputi pangan pokok (beras
dan jagung), lauk pauk (daging, ikan, telur, tahu, dan tempe), sayuran, buah dan susu. hal ini
dikenal sebagai konsep 4 sehat 5 sempurna dan merupakan salah satu jabaran dari pedoman
umum gizi seimbang.pangan menyediakan unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi.
zat gizi dibagi dalam 6 kelas utama yaitu: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
air. karbohidrat lemak protein dan vitamin disebut sebagai zat organik yaitu (zat yang
susunannya mengandung karbon).

Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi esensial dan tidak esensial yang diperlukan
tubuh manusia dari 6 kelompok utama tersebut. zat gizi esensial adalah zat gizi yang
dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya dan tubuh tidak mampu
mensintesisnya dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Zat gizi esensial dari
setiap kelompok utama zat gizi.
zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan
membuat motornya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh. zat gizi utama yang
berfungsi sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.zat gizi utama yang
berfungsi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan adalah protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. zat gizi utama yang berfungsi untuk mengatur proses di dalam tubuh adalah
vitamin, mineral, dan air.

a. Karbonhidrat.
merupakan sumber energi utama dalam perbanyakan makanan kita.
Karbohidrat yang kita konsumsi dapat berupa zat Pati dan zat gula. karbohidrat yang
terdapat pada serealia dan umbi-umbian biasanya disebut sepati sedangkan yang
berasal dari gula pasir (sukrosa), sirup, madu, dan gula dari buah-buahan disebut zat
gula.
bahan makanan hewani seperti daging ayam ikan telur dan susu sedikit sesuai
mengandung karbohidrat.sumber karbohidrat yang banyak digunakan sebagai
makanan pokok di kalangan pesantren adalah beras dan jagung.
karbonhidrat mempunyai beberapa fungsi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh. 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kakalori.
2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan
disakarida.fruktosa adalah gula paling manis bila tingkat kemanisan sukrosa
diberi nilai 1, data tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7 glukosa 0,7 maltosa
0,4 dan lactoa 0,2.
3. Penghemat protein. Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi,dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
4. mengatur metabolisme lemak karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna.

b. Lemak.
Merupakan bahan pangan berenergi tinggi karena setiap gramnya memberi
lebih banyak energi daripada karbohidrat atau protein. Lemak merupakan cadangan
energi yang disimpan dalam jaringan adipose.
Lemakmerupakan simpanan energi bagi manusia dan hewan.tumbuhan juga
menyimpan lemak dalam biji buah maupun lembaga yang dipergunakan oleh manusia
sebagai sumber lemak dalam hidangan makanan.Berdasarkan bentuknya lemak dapat
digolongkan dalam lemak padat ( mentega dan lemak hewan) dan lemak cair ( minyak
kelapa, minyak kelapa sawit). Lemak dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Lemak dalam tubuh yaitu lipoprotein ( mengandung trigliserida, fosfolipid dan
kolesterol) yang bergabung dengan protein,dihasilkan dari hati dan mukosa
usus untuk mengangkut lemak yang tidak larut.jenis yang terdapat di dalam
tubuh adalah HDL (high density lipoprotein), LDL ( Low density
lipoprotein),VLDL.
c. Protein.
Kecukupan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung
cepat.bila asupan energi terbatas atau kurang protein akan digunakan sebagai energi.
kebutuhan protein untuk remaja lelaki di usia 10-12 tahun sebesar 40 g/hari usia 13-
15 tahun sebesar 60 g/hari, usia 16 sampai 18 tahun sebesar 50 g/hari usia 13-15 tahun
57 g/hari usia 16 sampai 18 tahun 50 g/hari sumber protein hewani terdapat dalam
telur, ikan, daging, susu, dan hasil olahannya sedangkan sumber protein nabati pada
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan susu kedelai.
d. Vitamin
vitamin merupakan senyawa yang diperlukan untuk kehidupan, yang dapat
dibentuk sendiri oleh organisme hewan walaupun diperlukan dalam jumlah kecil
untuk metabolisme. kebanyakan vitamin adalah prekursor koenzim dan pada beberapa
hal juga prekursor bahan pembawa sinyal. Kebutuhan akan vitamin bergantung dari
jenisnya dan mempengaruhi oleh usia dan cara mengkonsumsi makanan.
pengacara makanan sehat kebutuhan vitamin setiap hari dapat terpenuhi sebaliknya
kekurangan makan atau salah makan misalnya pada makanan yang tidak seimbang
untuk remaja atau juga gangguan penyerapan yang mengakibatkan kurangnya
pemasukan vitamin. Vitamin dapat digolongkan menurut kelarutannya yaitu vitamin
yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air.
1. Vitamin larut lemak
vitamin yang larut dalam lemak adalah A,D,E, dan K. vitamin yang larut
dalam lipid (larut-lemak) merupakan molekul hidrofobik apolar, secara kimia
vitamin-vitamin tersebut termasuk dalam kelompok isoprenoid, molekul ini tidak
dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus dipasok
dari makanan.vitamin larut air adalah 4 dam = l kalau terdapat penyerapan
molekul tersebut harus seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu dalam
lipoprotein atau terkait dengan protein mengikat yang spesifik.

e. Air.
Air bukan merupakan salah satu zat gizi. Namun sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Sekitar 70% komponen massa tubuh orang dewasa adalah air. Karena itu
usahakan untuk mengkonsumsi air 2 sampai 2,5 liter per hari.

2.1.3. pola konsumsi

Pola konsumsi yaitu jumlah (porsi) makanan, jenis makanan dan frekuensi
makan (Sediaoetomo, 2008). Untuk pemenuhan kebutuhan zat gizinya sehari-harinya
para santri mendapatkan jatah makanan dari pengurus pondok. Setiap hari santri
mendapat makan sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Menurut Soekirman
(2000) frekuensi makan dikatakan baik, jika frekuensi makan setiap harinya tiga kali
makanan.
utama atau dua kali makanan utama dengan satu kali makanan selingan.
Sejalan dengan Khomsan (2002) yang menyatakan bahwa sebaiknya frekuensi makan
adalah 3 kali sehari untuk menghindari kekosonganlambung. Frekuensi makan yang
kurang menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan kalori santri.
JenisJenis makanan yang terlihat dalam menu makan sehari-hari juga kurang
memenuhi gizi seimbang. Hal ini dapat dilihat dari adanya menu makan pagi yang
terdiri dari nasi putih, tempe tahu krispy, dan telur bumbu merah. Ada pula menu
makan sore yang terdiri dari bihun goreng, telur,krupuk dan pisang.
Jenis-Jenis makanan yang dikonsumsi harus mengandung karbohidrat, protein,
lemak dan nutrien spesifik. Keragaman jenis pangan yang dikonsumsi mempengaruhi
kualitas gizi dan kelengkapan zat gizi (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Santri
seringkali membeli jajanan diluar pondok pesantren berdasarkan kesukaannya tanpa
mempertimbangkan kandungan gizinya seperti membeli cilok dan bakso. Hal ini
membuat makanan yang dikonsumsi kelengkapan gizinya kurang.
.2.2 konsep santri.

2.2.1. definisi santri

Santri adalah seseorang yang mencari ilmu di kalangan pondok pesantren tumbuh
dimuka lagi santai tidak tinggal sendiri. Di pesantren santri harus saling berbagi.satu kamar
untuk 20 orang. Satu dapur untuk 500 orang. satu kantin pun demikian santri dalam satu
kamar berdasarkan sudah terjadi menjadi menu sehari-hari Kata santri mengandung makna
Islam terkait menjadi satu kesatuan utuh, menunjukkan keutamaan yang menyandang nama
tersebut. adalah golongan masyarakat yang menutup aurat. Menjaga kemulian badan dari
pandangan yang diharamkan. ( Saiful fallah, 2018)

Santri menjadi pucuk hijau yang siap tumbuh dan berkembang untuk menggantikan
pohon yang sudah kuning dan berjatuhan. Santri adalah penulis kyai, santri hari ini sedang
menggembleng diri untuk menggantikan ulama di masa depan.

Akhirnya santri akan menjadi pelopor kebaikan. Agen perubahan yang selalu membawa
kemaslahatan. Menyeru masyarakat kepada yang mereka dari kebatilan. Di foundation
terdapat masa depan umat karena santri adalah pemimpin mereka.

selamat ibadah pertama dalam masyarakat atau kita yang membedakan santri
berdasarkan bahasa Inggris santri ( sun-tree) matahari atau pohon. Tidak mau kalah
dipaksakan santri berarti menyinari seperti matahari.santri dimanapun mereka berada selalu
menjadi penerang masyarakat, memberi harapan untuk kehidupan yang lebih baik, memberi
petunjuk jalan yang lurus. Yang kedua tri adalah pohon (tree) yang menaungi. Santri ditengah
masyarakat selalu siap menjadi penengah saat terjadi masalah.kombinasi antara fungsi
matahari sebagai penolong dan pohon sebagai naungan menjadikan sosok sandi figur sentral
di tengah masyarakat.

2.3. konsep pesantren.

2.3.1. definisi pesantren

Pesantren memiliki ciri khas tersendiri, kultural maupun budaya, jika


dibandingkan dengan pendidikan yang lain yang memiliki peran yang sangat besar dalam
mengembangkan sumber daya manusia. Bahkan pesantren dalam kajian historis telah berdiri
jauh sebelum Indonesia merdeka termasuk didalamnya pesantren.
pesantren telah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan
Islam yang mampu mendidik anak-anak bangsa yang dibekali secara khusus dengan
pengetahuan ilmu agama Islam sehingga pesantren ini mampu mengembangkan sumber daya
manusia dan diakui oleh banyak kalangan.

Pesantrenlah yang memiliki banyak keunggulan dalam mencetak estafet


kepemimpinan agama dalam kehidupan bermasyarakat, dulu masyarakat dikenal masyarakat
yang buta huruf, buta aksara dan tidak mampu membaca sehingga masyarakat dengan
sebutan masyarakat primitif yang jauh dari latar belakangan namun didirikan alumni
pesantren dengan jumlah ribuan yang telah tersebar ke pelosok tanah air mereka tampil
sebagai pemimpin umat dengan tugas utama memperluas ajaran Islam ahlussunnah wal
jamaah, dengan kegiatan membimbing masyarakat baca tulis al-quran, membimbing aqidah
ibadah dan membimbing dan membina umat menjadikan mereka baik hubungannya dengan
Allah dan hubungannya dengan sesama manusia.

2.3.3. pengembangan sarana pondok dan pendidikan.

Pelayanan terhadap santri dengan orientasi memberikan pelayanan di pondok


pesantren dan di pendidikan dengan mempersiapkan berbagai sarana agar memiliki
standarisasisesuai dengan kebutuhannya dengan tahap-tahap pembangunan sarana di bawah
ini

A. melaksanakan pembangunan sarana pendidikan madrasah ibtidaiyah dan madrasah


Tsanawiyah baik putra maupun Putri.
B. melaksanakan pembangunan Pondok Putri sebanyak tiga Pondok A,B dan C
C. Melaksanakan pembangunan kantor majelis ta’lim dan aula pesantren.
D. Melaksanakan pembangunan kampus universitas.
E. Melaksanakan pembangunan masjid Jami Al barokah dan wisma tamu.
F. melaksanakan pembangunan madrasah ibtidaiyah putra madrasah Aliyah putra dan
sekolah menengah Putri berlantai tiga.

2.3.3 pengembangan kelembagaan.

Untuk menguatkan dasar-dasar filosofi pendidikan dalam mengantisipasi


perubahan zaman agar satuan pendidikan pesantren tetap memiliki jati diri sebagai
pendidikan berbasis pesantren yang mampu menjadi penyangga moral. Lembaga-lembaga
yang didirikan di pondok pesantren yaitu :

a. Mendirikan pendidikan taman kanak-kanak (TK).


b. Mendirikan pendidikan sekolah dasar ( SD).
c. Mendirikan pendidikan madrasah Tsanawiyah (MTS).
d. Mendirikan madrasah ibtidaiyah putra dan Putri.
e. Mendirikan sekolah menengah pertama (SMP).
f. Mendirikan madrasah aliyah (MA).
g. Mendirikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA).
h. Mendirikan sekolah tinggi ( universitas ).
i. mendirikan majelis taklim yang kegiatannya di wilayah sekitar pesantren.
j. Mendirikan organisasi alumni, ikatan alumni dan santri pesantren.

2.3.4. Tujuan pos kesehatan

Pesantren adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
warga pesantren memiliki beberapa tujuan umum dan khusus sebagai berikut :

1. Tinjauan umum.
Tinjauan peantren yang sehat peduli dan tanggap terhadap kesehatan
diwilayahnya.
2. Tinjauan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran santri dan guru
tentang kesehatan diwilayahnya.
b. Meningkatkan kesadaran santri dan guru untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih santri dan sehat.
c. Meningkatkan kesehatan lingkungan santri.
d. Meningkatkan kemampuan santri untuk menolong diri sendiri
dibidang kesehatan.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Disain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh
peneliti berhubungan dengan bagaiman suatu penelitian bisa diterapkan, dipergunakan
sebagai petunjuk dalam perencanaaan dan pelaksanaan penelititan untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian (nursalam,2013).

Desain pnelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif dengan


strategi penelitian case study research.

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek dan alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualaitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi (sugiyono,2014).

Menurut sugiono (2014) menyatakan bahwa metode deskriptis adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

3.2 tempat dan waktu pelaksana.

3.2.1. tempat enelitian

Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren hafshawaty zainul hasan gengong pajarakan
probolingo.
3.2.2 waktu penelitian .

Kegiatan Bulan
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pembuatan proposal
Study pendahuluan
Ujian proposal KTI
Pelaksanaan penelitian
Penyusunan laporan
Ujian hasil penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai bulan juli sampai bulan oktober 2020.

3.2.3 setting penelitian

Setting penelitian ini adalah di pondok pesantren hafshawaty zainul hasan genggong
keb. Kraksaan kec. Probolinggo. Batas wilayah pondok pesantren zainul hasan keb.
Pajarakan di apit.

3.2.4. subjek penelitian.

Subjek penelitian yang dignakan dalam penelitian kualitatif ini dipilih sesuai kriteria
yang ditentukan oleh peneliti dan harus dapat memberikan informasi yang kaya secara
sukarela (moleong,2010). Dengan strategi pendekatan case study research atau studi kasus
maka ditetapkan subyek didalam pnelitian ini adalah pola makan santri di pondok pesantren
hafshawaty zainul hasan genggong kecamatan pajarakan kabupaten probolinggo.

Teknik samping dalam penelitian ini adalah menggunakan nonprobability sampling dengan
pendekatan purposive sampling (sugiyono,2016). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
yaitu pola makan santri dengan kriteria :

1. Bersedia menjadi subyek peneliti


2. Pola makan dikalangan santri
3. Pola makan yang tidak mengalami penurunan nutrisi.

3.2.5 metode pengumpulan.


Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu :
1. Wawancara
Menurut segiono (2014) wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah
dengan bercakap-cakqp secara tatap muka.
Menurut Riyanto (2010) interview atau wawancara merupakan metode
pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik
dengan subyek atau responden. Menurut affifuddin (2009) wawancara adalah
metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang
yang menjadi informan dan responden.
Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa, interview dan
wawancara merupakan metode pengambilan data dengan bertukan informasi dan
ide melalui tanya jawab antara penyelidik dengan subyek atau responden dalam
suatu topic tertentu.
Wawancara secara mendalam ini dilakukan dengan bentuk hantu pedoman
wawancara yang bertujuan untuk memperoleh data secara dalam dan rinci tentang
pola makan pada santri dikalangan pondok pesantren. Pada penelitian ini
wawancara mendalam akan dilakukan pada pola makan pada santri dikalangan
pondok pesantren dan bersedia menjadi subjek penelitian.
2. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga dilakukan metode penelitian.
Menurut Jonathan (2016) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-
gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini, observasi diperlukan untuk dapat memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek
selama wawancara, sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil
wawancara.
3. Alat perekam
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti
dapat berkonsentrasi pada saat pengambilan data tanpa harus berhenti untuk
mencatat jawaban-jawaban dari subyek. Dalam pengumpulan data, alat perekam
baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subyek untuk mempergunakan
alat tersebut pad saat wawancara berlangsung. Alat perekam yang digunakan pada
saat melakukan melakukan penelitian dengan menggunakan handphone oppo A9
2020, Kapasitas RAM: 9GB, ROM: 125 GB.
Dalam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu:
4. Tahap Persiapan Penelitian
Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan
demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subyek,
pedoman wawancara ini berisi pertanyaan mendasar yang nantinya akan
berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang disusun, ditujukan
kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing, peneliti membuat
perbaikan terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk
melakukan wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat
pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku
subyek selama wawancara dan onservasi terhadap lingkungan atau setting
wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subyek dan pencatatan langsung
yang dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak
memungkinkan maka peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara.
Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek
penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada
subyek tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah subyek bersedia untuk
diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subyek tersebut mengenai
waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.
5. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Peneliti membuat kesepakatan dengan subyek mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah
wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan
wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan
analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan
pada bagian metode analisis data diakhir bab ini. Setelah itu, peneliti membuat
dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-
saran untuk penelitian selanjutnya.
Adapun tahap pelaksaan penelitian yaitu:
A. Tahap I ( Kontrak waktu)
Tahap penelitian menggunakan kurang lebih 5 remaja , sebelum melakukan
wawancara peneliti kontrak waktu dengan subjek pertama dilanjutkan dengan
sabjek ke dua dan seterusnya sampai mencapai saturasi yang cukup, dengan waktu
masing masing 30 menit.
B. Tahap II ( Pelaksanaan)
Pada tahap pelaksanaan Peneliti mewawancarai subjek sesuai dengan
pertanyaan yang telah di sediakan oleh peneliti, dengan menggunakan media
handpond oppo a7 2019, Kapasitas RAM: 4GB, ROM: 64 GB.sebagai alat
untuk perekam selama pelaksanaan wawanca di mulai.
C. Tahap III
Dalam tahap III ini Setelah dilakukan wawancara melakukan kontrak
waktu kembali apabila ada yang masih belum jelas ( trminasi).
D. Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat hal sebagai
berikut:
E. Keabsahan Konstruk (Construct Validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa
yang berikut benar-benar merupakan variable yang ingin diukur. Kebsahan ini
juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu
caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data. (Sugiyono, 2017).
6. Keabsahan Internal
Kebsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interprestasi yang tepat.
Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya
akan .mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji
keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya munculnya kesimpulan
lain yang berbeda. (Sugiyono, 2017).
7. Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)
Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasis lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki
sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian kualitatif tetapi dapat dikatakan
memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus ini selama kasus tersebut
memiliki konteks yang sama.
8. Keajegan (Rabilitas)
Keajegan merupakan konsep yaang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang
sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan penelitian
selanjutnya memperoleh hasil ynag sama apbila penelitian dilakukan sekali lagi
dengan subyek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa konsep kegiatan keajegan
penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara
pengumpulan data dan pengolahan data.
9. Metode Analisa Data
Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data kaulitatif untuk proses
analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat
beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan, 2006), diantaranya:
10. Pengorganisasikan Data
Penelitian mendapatkan dat langsung dari subyek melalui wawancara
mendalam (indepth interviwer), dimana tersebut direkam dengan tape recorder
dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah
hasil wawancara dari bentuk rekan menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data
yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau
hasil yang telah didapatkan.
Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian
yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar apa yang ingin
digali.dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh
dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar apa yang ingin digali.
Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah
kerangka awal analisis sebagaiacuan dan pedoman dalam melakukan coding.
Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara
dan melakukan coding, melakuakn pemulihan dat yang relevan dengan pokok
pembicaran. Data yang relevan diberi kode dengan penjelasan singkat, kemudian
dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah
dibuat.
Pada analisis ini, analisis dilakuakn terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal
diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh
peneliti dicoba untuk dipahami secara utuhdan ditemukan tema-tema penting serta
kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan,
dan dinamika yang terjadi pada subyek.
11. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data
Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut
terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori
yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori
yang telah dijabrkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada
kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian
ini tidak memiliki hipotesisi tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat
asumsi-asumsi mengenai hbungan antara konsp-konsep dan faktor-faktor yang
ada.
3.7.4 Mencari alternative penjelasan bagi data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti
masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat dari
kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mkencari sesuatu alternative penjelasan
lain tentang kesimpulan yang telah di dapat. Sebab dalam penelitian kualitatif
memang selalu ada alternative penjelasan yang lain dari analisis, ada
kemungkinan tedapat hal-hal yang menyimapang dari asumsi atau tidak terfikir
sebelumnya. Pada tahap ini dijelaskan denga alternative lain melalui referensi atau
teori-teori lain. Alternative ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan,
kesimpulan dan saran.
12. Penulis hasil penelitian
Penulisan data subyek yang telah berhasil dikumpulakan merupakan suatu hal
yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat
telah selesai. Dalam penelitia ini, penulis yang dipakai adalah presentase data
yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara
mendalam dan observasi dengan subyek dan siknificant other. Proses dimulai dari
data-data yang diperoleh dari subyek dan siknificant other, dibaca berulang
sehingga penulis mengerti bnear permasalahannya, kemudian dianalisi sehingga
didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnyan
dilakukan interprestasi secara keseluruhan diamna di dalmnya mencakup
keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian .
13. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat rekomendasi dari PRODI D-
III Keperawatan STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo,
kemudian dilanjutkan dengan mengajukan ijin kepada BanKes BangPol, untuk
mendapatkan persetujuan. Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan kepada
subyek untuk koordinasi. Setelah disetujui kuisioner dikirim ke subyek yang
diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
3.8.1 Nilai Sosial
Nilai sosial mengacu pada pentingnya informasi yang akan dihasilkan oleh
peneliti. Informasi dapat menjadi penting karena relevansi langsung yang
bermakna langsung memahami atau intervensi pada masalah kesehatan atau
karena pentingnya kontribusi untuk mempromosikan kesehatan individu atau
masyarakat.
3.8.2 Nilai Ilmiah
Persyaratan nilai ilmiah berlaku untuk semua penelitian yang berhubungan
dengan kesehatan dengan manusia, terlepas dari sumber pendanaan atau tingkat
resiko kepada peserta. Hal ini karena beragam pemangku kepentingan (pasien,
dokter, peneliti, pembuat kebijakan, sponsor industry, dll) bergantung pada hasil
untuk membuat keputusan yang memiliki konsekuensi penting bagi kesehatan
individu dan masyarakat.
3.8.3 Nilai Manfaat Resiko
Penelitian harus lebih banyak manfaatnya daripada resiko yang didapat baik
peneliti maupun responden.
3.8.4 Anonymity
Merupakan etika penelitian dimana pemeliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur tetapi hanya mennuliskan kode pada lembar
pengumpulan data. Kode yang digunakan berupa nomor responden (angka Arab).
3.8.5 Informed Consent
Subyek yang akan diteliti sebelumnya diberitahu tentang maksud, tujuan,
manfaat, dan dampak dari tindakan yang dilakukan.
3.8.6 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari suyek dijamin oleh peneliti,
seluruh informasi akan digunakan untuk kepentingan peneliti dan hanya kelompok
tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.8.7 Nilai Bujukan/Indusment
Peneliti ini menerapkan bujukan atau intensif pada calon subyek untuk ikut
berpartisipasi seperti uang, hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya. Rencana dan
prosedur dan orang yang bertanggung jawab untuk menginformasikan bahaya atau
keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang bisa
mempengaruhi keberlangsungan keterlibatan subyek dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai