Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4
LINGKUNGAN UDARA
Dalam bab ini kita akan membahas tentang komposisi udara, sifat-sifat fisis udara,
pencemaran udara dan cara menanggulanginya. Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat
menjelaskan tentang komposisi udara bersih dan kering, sifat-sifat fisis udara serta tentang
pencemaran udara, dan selanjutnya anda diharapkan dapat menerapkan pengetahuan tersebut untuk
mengantisipasi lingkungan udara.
Bab ini penting untuk dipelajari supaya kita dapat memahami hal-hal yang berkaitan
dengan udara dan selanjutnya kita dapat berperan dalam menanggulangi pencemaran udara.
Sebelum mempelajari bab ini, disarankan anda sudah mempelajari lebih dulu bab sebelumnya,
yaitu tentang lingkungan radiasi, karena radiasi ada hubungannya dengan sifat fisis udara serta
pencemaran.
Bumi kita diselimuti oleh lapisan udara yang disebut atmosfer. Udara bersifat tidak
berbau, tidak berwarna, tidak mempunyai rasa dan tidak bisa dirasakan kecuali bila bergerak
sebagai angin. Udara mudah bergerak, dapat dimampatkan, dapat berekspansi dan sebagian besar
transparan terhadap bentuk radiasi. Udara mempunyai berat dan tekanan, karena udara mempunyai
sifat kompressibel maka densitasnya berkurang terhadap ketinggian. Massa total udara sekitar 56 x
1014 ton. Kurang lebih dari massa tersebut berada di bawah ketinggian 18.000 kaki dan lebih dari
99 % terdapat di dalam 20 mil dari permukaan bumi.
Udara menyebabkan adanya hambatan terhadap benda yang bergerak melaluinya. Hal ini
sangat menguntungkan, karena gesekan antara meteor-meteor yang melewati udara bagian atas
dapat menimbulkan panas sehingga menghancurkan sebagian besar meteor-meteor tersebut
sebelum mencapai permukaan bumi. Tanpa ada udara (atmosfer), di bumi tidak ada awan, tidak ada
angin dan tidak ada cuaca.
Di samping untuk kehidupan dan sebagai medium bagi proses cuaca, udara berperan
sebagai langit-langit yang melindungi bumi dari tenaga radiasi matahari pada siang hari dan
mencegah hilangnya panas pada malam hari. Jika tidak ada atmosfer, maka temperatur bumi pada
76 Fisika Lingkungan
siang hari akan sangat panas hingga mencapai 200 oF dan sangat dingin pada malam hari hingga
mencapai -300 oF.
Udara terdiri dari unsur-unsur dan senyawa kimia. Gas yang membentuk udara dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu gas permanen dan gas variable (gas yang jumlahnya berubah)
Gas permanen yaitu : Nitrogen, Oksigen, Argon dan gas-gas lain dalam jumlah sedikit,
seperti : Helium, Neon, Kripton, Hidrogen dan Xenon.. Gas-gas tersebut mempunyai proporsi
relatif konstan di permukaan bumi sampai ketinggian sekitar 25 km. Campuran dari gas-gas
terserbut dinamakan udara kering, komposisinya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Oksigen sangat
penting bagi kehidupan untuk mengubah makanan menjadi energi hidup. Nitrogen diperlukan oleh
tanaman. Helium dan hydrogen jumlahnya sangat sedikit, kecuali pada aras (elevasi) yang tinggi,
karena gas ini adalah gas yang ringan.
Tabel 4.1. Komposisi udara kering di atmosfer bagian bawah : 0 - 25 km (Bayong THK,
1992)
Gas yang jumlahnya berubah yaitu uap air, karbon dioksida dan Ozon. Ketiga gas tersebut
penting dalam pertukaran panas oleh penyinaran antara atmosfer, bumi, matahari dan antara
bagian-bagian atmosfer sendiri.
Perbandingan susunan gas dalam atmosfer tidak tetap, tetapi berubah menurut ketinggian.
Untuk menentukan berapa bagian dari tiap gas pada ketinggian yang besar, dipergunakan hukum
Dalton yang mengatakan ”Dalam campuran berbagai macam gas, sifat gas itu tidak bergantung
pada adanya gas lainnya”. Makin tinggi letak suatu tempat, makin cepat berkurang gas yang berat,
sehingga di tempat yang tinggi, udara sebagian besar terdiri dari gas yang ringan.
Tabel 4.2. Persentase tiap gas dalam udara pada berbagai ketinggian menurut Hamphrey
Ketinggian (km)
Gas
0 15 20 40 100
Nitrogen 78,1 79,5 81,2 86,6 3,0
Oksigen 20,9 19,7 18,1 12,6 0,0
Argon 0,9 0,8 0,5 0,2 0,7 0,0
Hidrogen 0,0 0,0 0,0 96,4
Dari Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa gas oksigen dan argon berkurang jika ketinggian
makin besar. Hidrogen mula-mula bertambah persentasenya dari ketinggian 40 km, kemudian
semakin banyak pada ketinggian 100 km. Gas hydrogen yang berada dekat dengan permukaan
bumi berjumlah sangat kecil, dan sebagian besar pada ketinggian 100 km. Sebaliknya oksigen
sebagai gas berat dapat dikatakan tidak ada pada ketinggian 100 km. Karena itu kebutuhan manusia
akan gas oksigen baik dalam perjalanan ruang angkasa maupun dalam pendakian gunung yang
tinggi harus diperhatikan secara seksama. Sehingga dalam perjalanan tersebut disediakan
78 Fisika Lingkungan
4.2.1.Tekanan Udara
Udara mempunyai berat, sehingga menyebabkan adanya tekanan udara pada permukaan
bumi. Yang dimaksud dengan tekanan udara ialah gaya yang diberikan oleh udara pada bidang
seluas satu centimeter persegi yang mendatar di permukaan bumi. Sesuai dengan hukum Pascal,
tekanan udara bekerja ke semua arah sama besar. Tekanan udara pada permukaan suatu benda
disebabkan oleh berat kolom udara di atasnya. Sehingga tekanan udara pada permukaan benda
makin berkurang apabila benda itu makin tinggi letaknya.Tiap naik 11 meter dalam lapisan
terbawah atmosfir, tekanan udara turun sekitar satu millimeter Hg. Untuk lapisan atas, jarak itu
lebih dari 11 meter. Dengan pengetahuan ini, kita dapat mengukur tinggi suatu tempat dengan
mengetahui besar tekanan udara di tempat tersebut.
Tekanan udara di suatu tempat, besarnya tidak selalu tetap, demikian juga untuk tempat-
tempat yang berbeda. Walaupun tinggi tempat itu sama, tekanan udara pada saat yang sama dapat
juga berlainan. Hal ini disebabkan karena berat udara di atasnya tidak selalu tetap, tergantung pada
kerapatan, massa jenis gas, suhu dan besarnya percepatan gravitasi bumi di tempat tersebut.
Tekanan udara diukur dengan barometer. Barometer dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
barometer air raksa dan barometer logam.
Barometer air raksa terdiri dari pipa Torricelli dengan ujung bawahnya tercelup dalam
sebuah bejana, sedangkan pipa terikat pada papan yang diberi pembagian skala (Gambar 4.1).
Ruangan di atas air raksa dalam pipa harus hampa udara. Selisih tinggi antara kedua permukaan air
raksa menyatakan tekanan udara, yakni yang kita sebut kedudukan barometer.
Selisih tinggi 76 cm disebut kedudukan barometer normal. Berarti pada saat itu tekanan
udara sama dengan 76 cm air raksa. Dalam meteorologi digunakan satuan tekanan milibar (mb).
Tekanan udara 1atmosfer = 76 cm air raksa = 76 x 13,6 x 980 dyne/cm 2 = 1012928 dyne/cm2 =
1012,928 mb =1012,928 bar (di khatulistiwa).
80 Fisika Lingkungan
Barometer Logam
Salah satu contoh barometer logam adalah barometer Bourdon (Gambar 4.2). Barometer
ini terdiri atas pipa tembaga yang hampir berbentuk sebuah lingkaran dan penampangnya
menyerupai ellips. Pipa itu hampir hampa udara. Jika tekanan udara bertambah kedua ujungnya
saling mendekati yang mengakibatkan bergeraknya sebuah jarum, sehingga jarum berputar ke
kanan. Perputaran jarum melewati skala yang dibuat dengan pertolongan kias barometer
(pembagian skala empiris). Jika tekanan udara berkurang, maka terjadilah sebaliknya.
Timbulnya angin
Penyebab utama dari hampir semua gerakan udara adalah perbedaan suhu. Perbedaan ini
menimbulkan perbedaan tekanan dengan diikuti oleh gerakan udara dari daerah dengan tekanan
udara tinggi menuju ke daerah dengan tekanan udara rendah. Gerakan udara horizontal selalu
disebabkan oleh selisih tekanan ini. Seperti halnya air mengalir dari tempat yang tinggi letaknya
menuju ke tempat yang lebih rendah, demikian pula halnya udara mengalir dari daerah dengan
tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah. Gerakan udara mempunyai sifat meratakan
tekanan udara, sehingga makin tinggi selisih tekanan udara makin kuat pula aliran angin.
Udara dalam atmosfer mempunyai massa yang sangat besar demikian juga beratnya.
Apabila massa udara yang besar ini mendapat kecepatan yang sangat besar, seperti ketika terjadi
badai maka dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar. Energi angin yang timbul meningkat
menurut kuadrat kecepatannya. Misal atmosfer terdiri atas sejumlah lapisan horisontal yang
mempunyai suhu dan tekanan yang sama. Karena tidak ada selisih tekanan udara, maka tidak
terjadi angin dari satu tempat ke tempat lain dalam lapisan itu. Atmosfer yang demikian berada
dalam keadaan tenang tanpa gangguan.
D C D1
c
b b1
a A a1
B B1
Gambar 4.3. Lapisan-lapisan dengan suhu yang sama dan tekanan yang sama
Pada Gambar 4.4.Jika A mendapat pemanasan yang lebih besar dari B dan B’. Lapisan
udara di bagian atas A akan lebih berkembang dari pada di atas B dan B’. Pada saat itu bidang-
bidang b-b’ dan c-c’ melengkung keatas di atas titik A, sehingga dapat dilihat bahwa pada
ketinggian yang sama, tekanan di atas A lebih besar dari pada di atas B dan B’. Udara mengalir dari
Lingkungan Udara 83
C ke D dan D’. Massa udara di atas A berkurang, sehingga tekanannya berkurang dan menjadi
lebih kecil dari pada di B dan B’.
Di lapisan bawah dekat permukaan bumi, bidang dengan tekanan yang sama akan
melengkung ke bawah (Gambar 4.4). Udara akan mengalir dari B dan B’ ke A. Dengan keterangan
di atas dapat disimpulkan bahwa dekat permukaan bumi arah angin bertiup menuju ke daerah yang
dipanasi, sedangkan di lapisan atas terjadi gerakan sebaliknya. Di antara kedua lapisan itu terdapat
daerah netral NN bidang mendatar dengan tekanan sama. Peristiwa seperti yang dijelaskan tadi
terjadi juga untuk daerah yang lebih dingin bila dibandingkan dengan daerah sekitarnya (Gambar
4.5)
c c1
b b1
N N
a a1
A
B B1
Gambar 4.4. Lapisan-lapisan setelah A mendapat pemanasan lebih besar daripada B dan B’
c c1
b b1
N N
a A a1
B B1
Gambar 4.5. Lapisan-lapisan setelah di A mendapat pemanasan lebih kecil daripada di B dan
B’
84 Fisika Lingkungan
Walaupun sifat angin ditentukan oleh arah dan kecepatannya, namun kadang-kadang ada
beberapa sifat khusus untuk angin lokal tertentu, misalnya angin Bohorok di Sumatera Timur yang
kering dan panas. Angin ini membawa udara basah berasal dari Samudera Indonesia. Karena
menemui pegunungan Bukit Barisan, angin ini terpaksa naik dan ketika turun sudah berubah
menjadi angin kering. Ketika naik sebagai udara basah, suhu turun 6 oC tiap kenaikan satu
kilometer. Setelah melewati pegunungan, angin menjadi kering dan suhunya naik 10 oC tiap
penurunan satu kilometer. Angin Bohorok ini mendatangkan kerugian pada perkebunan tembakau
di Sumatera Timur. Angin lokal sejenis ini terdapat juga di daerah lain di Indonesia, yaitu angin
Kumbang di Cirebon, angin Gending di Pasuruan dan angin Barubu di Sulawesi Selatan.
Angin Pantai
Salah satu sifat fisis air (laut) adalah tidak begitu cepat menyerap panas jika dibandingkan
dengan tanah, karena air mempunyai panas jenis yang lebih besar daripada tanah (zat padat).
Pengaruh sinar matahari ke dalam tanah hanya sampai sekitar satu meter saja, sedangkan
pengaruhnya pada air laut sampai sekitar 200 meter. Di samping itu penguapan air membutuhkan
panas dari sekitarnya. Karena itu pada siang hari ketika matahari mulai menyinari bumi, maka
tanah (darat) akan menjadi lebih cepat panas dari pada laut. Akibatnya udara di atas permukaan
tanah menjadi lebih panas, sehingga mengembang, dan massa jenisnya menjadi lebih kecil. Udara
yang massa jenisnya kecil ini naik ke tempat yang lebih tinggi, sehingga tekanan udara di atas
permukaan tanah menjadi lebih kecil dari pada tekanan udara di atas permukaan laut. Terjadilah
aliran udara dari laut ke darat yang kemudian disebut angin laut. Angin laut terjadi sekitar pukul
14.00 - 18.00 dan bertiup ke darat sampai sejauh sekitar 50 km.
Di bagian atas, jauh di atas permukaan, di tempat udara tidak naik lagi, terjadi aliran udara
yang berlawanan arah dengan arah angin laut, yang kemudian turun mengisi kekosongan udara di
atas permukaan laut.
Lingkungan Udara 85
darat
laut
Pada malam hari terjadi keadaan yang sebaliknya. Karena daratan lebih cepat kehilangan
panasnya daripada laut, maka udara di atas daratan lebih dingin dari pada udara diatas laut, maka
terjadilah angin darat. Angin darat bertiup dari darat ke laut, terjadi pada malam hari sekitar pukul
24.00 - 07.00. Pada waktu malam selisih tempetarur antara darat dan laut tidak begitu besar seperti
siang hari, dengan demikian angin darat selalu lebih kecil dari pada angin laut.
Angin darat dan angin laut terjadi sepanjang tahun di tempat yang tidak jauh dari ekuator,
sedangkan di daerah yang mengalami musim dingin, terjadi hanya pada waktu musim panas saja.
darat
laut
Pada siang hari lereng gunung lebih dahulu mendapat panas dari pada lembah. Karena
perbedaan temperatur antara lereng dan lembah, maka mengalirlah udara dari lembah naik ke
lereng yang dinamakan angin lembah. Angin lembah bertiup mulai pukul 09.00 sampai matahari
terbenam. Pada malam hari lereng gunung sudah menjadi dingin dan lembah masih panas, maka
angin gunung turun dari lereng ke lembah (Gambar 4.8). Angin gunung terjadi sekitar pukul 21.00.
Angin Bohorok yang membawa hujan lebat di dataran tinggi Toba termasuk angin
lembah. Angin Bohorok yang kering dan panas di Sumatera Timur merupakan angin gunung.
Angin Kumbang yang kering dan panas di dataran Cirebon termasuk angin gunung. Angin Gending
yang kering dan panas di Pasuruan Probolinggo termasuk angin gunung dan angin Barubu yang
membawa hujan di Ujung-Pandang adalah termasuk angin gunung.
gunung gunung
lembah lembah
Siang hari malam hari
Untuk menentukan kecepatan angin digunakan bendera angin. Gerakan bendera itu
diteruskan ke suatu alat penunjuk dengan menggunakan energi mekanik atau listrik. Arah angin
dinyatakan dengan derajat (skala dalam 360 bagian). 360 o artinya angin Utara, 270o artinya angin
Barat, 180o angin Selatan dan 90o angin Timur. Di lapangan terbang, sebagai alat penunjuk arah
angin biasanya digunakan kantong angin.
Untuk mengukur kecepatan angin dipakai alat anemometer. Bagian pokok dari alat ini
adalah empat buah mangkok yang dipasang pada batang yang berputar pada sumbu tegak. Keempat
Lingkungan Udara 87
mangkok ini berputar bersama-sama jika kena angin. Perputaran alat makin cepat bila aliran angin
semakin cepat. Perputaran alat dihitung secara mekanis dengan suatu alat penghitung jumlah
putaran dalam waktu tertentu. Dengan demikian dapat ditentukan jarak yang ditempuh angin dalam
waktu tertentu. Anemometer yang diberi alat pencatat secara keseluruhan disebut anemograf.
Pemanfatan angin
Kehidupan manusia sehari-hari sangat dipengaruhi oleh cuaca, antara lain angin. Angin
berguna untuk mengurangi kegerahan dalam ruangan yang penuh dengan orang. Kendaraan
bermotor menggunakan kipas angin untuk mendinginkan mesin serta air yang dialirkan melalui
radiator. Nelayan-nelayan memanfaatkan angin darat dan angin laut ketika berangkat ataupun
pulang dari mencari ikan. Pengguanaan angin lainnya dalam kehidupan sehari-hari adalah antara
lain kincir angin, penerbangan, pembangunan gedung dan olah raga.
Kincir Angin
Penerbangan
Dalam penerbangan, arah dan kecepatan angin memegang peranan yang sangat penting.
Peranan yang utama adalah pada waktu pesawat terbang itu naik atau turun di lapangan terbang.
Arah pesawat terbang naik atau turun berlawanan dengan arah angin. Untuk maksud tersebut
sebelum landasan dibuat, diadakan penelitian tentang arah dan kecepatan angin yang paling
mempengaruhi daerah tersebut sepanjang tahun. Arah dan kecepatan angin berperan pula bagi
penerbangan dari lapangan terbang yang satu ke lapangan terbang yang lain.
Pembangunan Gedung
Untuk pembangunan gedung yang rendah, data mengenai angin tidak terlalu diperlukan.
Untuk menentukan bentuk dan konstruksi gedung bertingkat tinggi, data mengenai kecepatan angin
sangat penting. Jika angin menyentuh suatu bidang, akan memberikan tekanan yang cukup besar
lebih-lebih pada ketinggian yang cukup besar. Kita ketahui bahwa makin tinggi makin besar
kecepatan angin, karena berkurangnya penghalang. Di samping untuk pembangunan gedung
bertingkat ternyata kecepatan angin juga perlu diperhatikan pada instalasi jaringan listrik tegangan
tinggi. Hal ini diperlukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hubungan pendek.
Olahraga
Arah dan kecepatan angin diperlukan dalam olahraga atletik terutama lari jarak jauh dan
jarak pendek, olah raga layar dan olah raga layang-layang. Tanpa angin yang cukup baik olahraga
layar tidak akan berjalan dengan sempurna. Dalam lari jarak pendek arah dan kecepatan angin itu
penting, pada saat pemecahan rekor sebagai bahan penelitian. Olahraga dan pertandingan layang-
layang diadakan pada musim kering dengan angin yang cukup kencang.
Dalam atmosfer bumi selalu terdapat uap air. Uap air dalam bentuk gas terdapat dalam
udara karena adanya peristiwa penguapan. Penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air saja,
tetapi juga dari tanah dan dari daun tumbuh-tumbuhan. Jumlah uap air dalam udara tidak tetap,
besarnya mengikuti perubahan suhu udara. Udara yang panas dapat mengandung uap air lebih
Lingkungan Udara 89
banyak daripada udara yang dingin. Jika udara tidak lagi dapat menampung uap air lebih banyak,
maka dikatakan udara itu jenuh. Jika udara telah jenuh, penambahan uap air akan menyebabkan
uap air mengembun menjadi air kembali. Dalam Tabel 4.3. dapat dilihat jumlah uap air tertinggi
yang dapat dikandung oleh satu meter kubik udara pada beberapa suhu udara
Tabel 4.3. Jumlah uap air dalam udara pada suhu tertentu
Jika udara yang jenuh turun suhunya, kelebihan uap air akan menjadi titik air. Misal pada
penurunan suhu udara dari 30oC menjadi 10 oC, kelebihan uap air sebanyak (30,4 - 17,3) gram,
akan berubah menjadi sejumlah titik air.
Seperti gas yang lain uap air juga mempunyai tekanan yang makin besar jika suhu udara
naik. Tekanan uap air ini merupakan tekanan yang diberikan pada bagian uap air dalam udara. Jika
tekanan uap air pada suatu suhu dinyatakan jenuh, artinya tekanan uap pada suhu itu maksimum.
Tabel 4.4. Tekanan uap air maksimum pada suhu udara tertentu
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa tekanan uap maksimum bergantung juga
pada keadaan permukaan, jenis permukaan dan kemurnian lapisan air atau es. Yang dimaksud
dengan kemurnian adalah berisi atau tidaknya akan larutan garam dalam air.
Ukuran kelembaban udara dinyatakan dengan dua cara yaitu kelembaban mutlak dan
kelembaban relatif.
Kelembaban mutlak
Kelembaban mutlak ialah bilangan yang menyatakan berat uap air dalam gram, yang
terdapat dalam satu meter kubik udara. Kelembaban mutlak dapat dicari dengan menentukan massa
uap air dalam satu meter kubik udara.
Massa uap air pada suhu t, sama dengan massa uap air pada suhu nol.
Menurut hukum Boyle-Gay Lussac
PtVt P0V0 P T
sehingga V0 t 0 Vt (4.1)
T T0 P0 T
Pt T0
m0 0 V0 0 Vt (4.2)
P0 T
uapair
Jika rapat uap air terhadap udara adalah Ruapairudara
udara
Kelembaban relatif
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air yang ada dengan tekanan
uap air maksimum yang dapat dicapai pada suhu tertentu.
Pt
e (4.5)
Mt
dengan Pt = tekanan uap air yang ada di udara
Mt= tekanan uap air maksimum pada suhu tersebut
Higrometer rambut
Alat ini bekerja berdasarkan sifat absorpsi uap air oleh bahan, misal rambut atau serat
lainnya, sehingga ukuran panjangnya berubah. Perubahan panjang ini digunakan untuk
menggerakkan jarum penunjuk skala. Skala yang tertera sudah dikalibrasi.
Higrometer spiral
Alat ini terbuat dari pegas spiral tembaga yang sisi luarnya dilapisi dengan bahan yang
mudah menyerap dan melepaskan uap air. Jika kelembaban bertambah maka bahan pelapis spiral
akan menyerap uap air dan akan mengembang. Spiral ini dihubungkan dengan jarum penunjuk
kelembaban relatif udara yang skalanya telah dikalibrasi.
M titik embun
e (4.6)
Mt
9,2
e 100% 52,5%
17,5
Lingkungan Udara 93
17,5
uap
padat
cair
9,2
t
10 20
Titik embun dapat diukur dengan beberapa higrometer di antaranya ialah higrometer
Alluard, higrometer Regnault atau higrometer Daniel.
Higrometer Alluard.
Alat ini terbuat dari bejana logam yang bagian depannya dibuat mengkilap. Ke dalam
bejana diisikan zat cair yang mudah menguap, misal spiritus. Penguapan spiritus dapat dipercepat
dengan mengalirkan udara ke dalam bejana. Karena untuk menguap dibutuhkan panas, dan panas
penguapan diambil dari alat tersebut, maka temperatur terus menurun. Pada suatu saat tercapai
temperatur yang menunjukkan titik embun pada keadaan udara tersebut. Hal ini ditandai dengan
permukaan yang mengkilap berubah menjadi buram. Tekanan uap air maksimum pada titik embun
dapat dilihat pada tabel tekanan uap air maksimum. Dengan demikian kelembaban relatif dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (4.6).
udara
uap
Permukaan
mengkilat
spiritus
Higrometer Regnault
Alat ini terdiri dari dua buah tabung gelas A dan B. Pada kedua tabung dipasang
termometer dan bagian bawah tutup kedua tabung dibuat mengkilap. Tabung A diisi dengan zat
cair yang mudah menguap dan dilengkapi dengan dua pipa yang dibengkokkan. Jika udara
dihembuskan ke dalam tabung A, maka banyak uap zat cair yang terhembus keluar. Dengan
demikian penguapan zat cair dipercepat, akibatnya terjadi penurunan temperatur. Bila bagian
mengkilap dari tutup tabung menjadi buram karena pengembunan udara luar, maka temperatur
tabung A dapat dilihat pada termometer yang ada di dalamnya, nilainya menunjukkan titik embun
pada tekanan udara luar. Temperatur udara dapat dilihat pada termometer yang berada di tabung B.
Dengan melihat tabel tekanan uap air maksimum, kelembaban relatif udara dapat ditentukan.
Latihan 1 :
Jawab:
Lembab relatif =
M titik embun
e
Mt
11,5
Maka e x100% 40,06%
28,7
Latihan 2 :
Berapakah massa udara yang terdapat dalam suatu tabung yang mempunyai volume 2 m3 bersuhu
21 oC dan mempunyai lembab relatif 50 %. M21 = 1,8 cm Hg; rapat uap air terhadap udara = 5/8
Jawab :
Pt P
e t 50% Pt 0,9cmHg
M t 1,8
Pt 273
massa udara (massa gas)= mt Ruapairudara 0,00128 Vt
76 T
5 0,9 273
= x0,00128 x2 x10 6 x x 9,106 gram
8 76 284
Psikhrometer
Alat ini juga digunakan untuk mengukur kelembaban relatif udara. Alat ini terdiri atas dua
termometer yang sama. Reservoir termometer yang satu dibungkus dengan secarik kain yang
ujungnya dimasukkan ke dalam bejana berisi air sehingga selalu lembab. Termometer ini disebut
termometer basah sedangkan yang lain disebut termometer kering. Karena air menguap maka suhu
termometer basah itu turun. Dalam udara yang lembab air yang menguap lebih sedikit dari pada
96 Fisika Lingkungan
dalam udara yang kering, sehingga turunnya termometer juga berkurang. Dari selisih temperatur
pada kedua termometer basah dan kering, lembab relatif dapat ditentukan
Contoh cara pembacaan Tabel Psikhrometer (Tabel 4.9)
Misal : Termometer kering menunjukkan temperatur : 86 oF
Termometer basah menunujukkan temperatur : 76 oF
Selisih kedua temperatur : 10 oF
Lihat Tabel 4.9 pada kolom “Dry Bulp oF” pada angka 86 (sesuai temperatur termometer kering).
Dari angka 86 bergeser mendatar ke kanan di bawah angka 10, akan diperoleh angka 62. Angka 62
inilah yang menunjukkan nilai kelembaban relatif udara.
Manfaat kelembaban
Keadaan lembab penting sekali untuk manusia, binatang dan tanaman. Jika udara hampir
jenuh dengan uap air (e = 100%) maka kita merasa tidak nyaman, panas, berkeringat dan lesu,
sebab tubuh tidak dapat lagi menguapkan keringat. Dalam keadaan ini binatang dan tanaman pun
tidak dapat mengeluarkan uap air sehingga menyebabkan tidak baik untuk pertumbuhannya.
Sebaliknya dalam udara yang sangat kering, maka uap air banyak keluar dari kita demikian juga
untuk tanaman yang menyebabkan keadaan menjadi kurang baik pula. Derajat kelembaban dalam
suatu ruangan tergantung pada tujuan penggunaan ruangan itu sendiri. Ruangan akan digunakan
untuk hal-hal yang membutuhkan udara kering atau sebaliknya. Gudang buah-buahan, minuman bir
dan pembibitan cendawan membutuhkan ruang yang lembab. Beberapa jenis tanaman
membutuhkan kelembaban udara yang agak tinggi, misal jenis tanaman anggrek. Kelembaban
udara yang nyaman untuk tubuh berkisar antar 60 - 80 % (Slamet Ryadi, 1982), dengan suhu antara
180 - 25 0C.
Pengontrolan kelembaban udara di dalam rumah biasanya tidak terlalu dibutuhkan. Tetapi
di pabrik-pabrik atau kantor-kantor, yang di dalamnya banyak orang bekerja dalam satu ruangan,
pengontrolan menjadi sangat penting. Demikian juga untuk ruangan penyimpanan alat-alat serta
benda-benda yang peka terhadap kelembaban (alat-alat elektronik, film, tembakau dan sebagainya).
Oleh karena itu konstruksi atau pun penempatan ruangan-ruangan harus benar-benar
kering dan proses penguapan dapat dipercepat. Pengeringan dapat dilakukan dengan pemanasan
terutama dari matahari atau ditolong dengan hembusan udara yang mengalir.
Lingkungan Udara 97
Di dalam rumah, alat-alat yang peka terhadap kelembaban dapat disimpan dalam almari
dengan lampu listrik yang selalu menyala atau disertai bahan penghisap kelembaban, seperti batu
gamping, teh dan sebagainya.
Sudah kita ketahui bahwa bumi kita dikelilingi oleh udara yang mempunyai
kecenderungan mempertahankan komposisinya yang tetap bagi kebutuhan organisme bumi.
Komposisi udara bersih terdiri dari :
- 78,09 % Nitrogen
- 20,95 % Oksigen, yang merupakan kadar yang paling ideal untuk memenuhi sistem
pernafasan secara fisiologis menurut kodrat alamiah bumi.
- 0,93 % Argon
- 0,03 % Gas Asam arang dan berbagai gas dalam jumlah yang sedikit, seperti: Neon,
Helium, Kripton, Ozon dan uap air.
Pencemaran udara terjadi apabila bahan pencemar seperti CO2 , SO2 , CO, NOx dan gas-
gas yang lain juga partikel-partikel dapat:
- membahayakan kesehatan manusia
- membahayakan kehidupan hewan dan tumbuh-tumbuhan
- mengganggu iklim
- mengganggu keindahan lingkungan
Sebenarnya banyak sekali jenis pencemar udara di atmosfer, tetapi dalam buku ini kita
hanya akan membahas beberapa pencemar saja dari sekian banyak pencemar yang lain.
Pencemar CO
Karbon monoksida (CO) sebagai komponen dalam susunan udara atmosfer yang normal
tidak dibenarkan. Tetapi secara alamiah kehadirannya di udara dapat terjadi dalam jumlah yang
kecil, yang terjadi karena berbagi proses geofisika misalnya aktivitas vulkanik. Sedangkan produksi
CO sebagai hasil aktifitas manusia antara lain:
98 Fisika Lingkungan
O2Hb (Oksihemoglobin)
Sel-sel Paru-paru
tubuh
CO2Hb
Lingkungan Udara 99
Efek CO ini mempengaruhi sistem susunan saraf pusat, yaitu bila kadar CO yang terhirup adalah
15 ppm selama 10 jam. Di dalam ruangan industri, menurut WHO ditentukan batasan yang tidak
boleh melebihi 5 ppm selama 8 jam (Slamet Ryadi, 1982).
Secara normal sebenarnya, darah mengandung COHb dalam jumlah sekitar 0,5%.
Konsentrasi COHb dalam darah dan pengaruhnya terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Konsentrasi COHb daram darah dan pengaruhnya terhadap kesehatan
Tabel 4.6. Data ekuilibrium antara COHb di dalam darah dengan CO di udara
Polusi udara oleh CO juga terjadi selama merokok. Karena asap rokok mengandung CO
dengan konsestrasi lebih dari 20.000 ppm. Asap rokok yang mengandung CO juga berbahaya bagi
orang yang berada di sekitarnya karena asapnya dapat terhisap. Penyakit paru-paru yang dikatakan
100 Fisika Lingkungan
dapat diakibatkan oleh pencemaran udara, seperti oleh asap rokok sukar dibuktikan secara
langsung. Tetapi memang asap rokok merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang sebagai
exposure timbulnya kanker paru-paru pada laki-laki.
Polutan Partikel
Sifat fisik partikel yang penting adalah ukurannya yang berkisar antara diameter 0,0002
sampai sekitar 500 (micro meter). Partikel-partikel yang sering berada dalam atmosfer dapat
dilihat dalam Tabel 4.8.
Lingkungan Udara 101
Tabel 4.8. Berbagai komponen partikel dan bentuk yang umum terdapat di udara
Komponen Bentuk
Besi Fe2O3 ; Fe3O4
Magnesium MgO
Kalsium CaO
Alumunium Al2O3
Sulfur SO2
Titanium TiO2
Karbonat CO3
Silikon SiO2
Fosfor P2O5
Kalium K2O
Natrium Na2O
Lain – lain
Pengaruh partikel terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk debunya. Jika debu
bergabung dengan uap air dan air hujan gerimis, membentuk kerak yang tebal pada permukaan
daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak
tersebut akan mengganggu proses foto sintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar
matahari dan menghambat penyerapan CO2 dari atmosfer.
102 Fisika Lingkungan
Bahaya lain yang ditimbulkan dari pengumpulan partikel pada tanaman adalah
memungkinkan bahwa partikel tersebut mengandung komponen kimia yang berbahaya bagi hewan
yang memakannya.
Kerugian langsung terutama terjadi pada system pernapasan. Faktor yang berpengaruh
terhadap system pernapasan terutama ukuran partikel, karena ukuran partikel yang menentukan
seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam system pernapasan.
Dengan demikian pengaruh debu terhadap manusia dibedakan menjadi empat jenis:
a. Debu-debu yang memiliki ukuran 5 atau lebih, akan ikut jatuh sesuai dengan arah
percepatan gravitasi, dan bila terhirup melalui pernapasan, biasanya lebih banyak jatuh
pada alat pernapasan bagian atas. Dalam hal ini bila debu tersebut memberikan gangguan,
berupa iritasi.
b. Debu-debu yang mempunyai ukuran 3 - 5. Seperti halnya dengan a, tetapi jatuhnya lebih
ke dalam.
c. Debu-debu yang berukuran 1 – 3 akan jatuh lebih dalam lagi sampai pada alveoli yang
geraknya searah dengan suatu kecepatan yang konstan. Debu-debu ini merupakan
hambatan terhadap fungsi alveoli, karena menempel pada alveoli sehingga menyebabkan
gangguan pada kemampuan pertukaran gas.
d. Debu-debu yang mempunyai ukuran 0,1 - 1,0. Karena sangat kecil sehingga dapat
dianggap kampir tidak mempunyai berat. Debu ini tidak dapat menempel pada permukaan
alveoli, tetapi mengikuti gerakan Brown dan berada dalam bentuk suspensi. Keadaan debu
kecil ini dimiliki pula oleh fumes dan smoke.
- Karena pengaruh inersia debu. Karena sifat inersia dari debu itu sendiri, maka pada waktu
bergerak dan melalui berbagai belokan, ia akan lebih didorong oleh aliran udara. Sepanjang
jalan pernapasan yang lurus, ia akan langsung ikut aliran ke dalam. Sedangkan partikel yang
besar tidak terbawa oleh aliran udara, tetapi mencari tempat-tempat yang lebih ideal untuk
menempel, misalnya pada tempat-tempat yang lekuk pada selaput lendir saluran pernapasan.
Lingkungan Udara 103
- Gerakan Brown. Gerakan Brown lebih memungkinkan terjadi untuk debu-debu yang
mempunyai ukuran kurang dari 0,1, dengan gerakannya debu tersebut sampai pada
permukaan alveoli dan menempel di tempat tersebut.
Manusia dan hewan memiliki system pertahanan terhadap masuknya benda asing /partikel
ke dalam system pernapasan, di antaranya adalah
1. Bulu-bulu hidung akan mencegah masuknya partikel-partikel berukuran besar.
2. Membran mukosa yang terdapat di sepanjang pernapasan dan merupakan permukaan
tempat partikel menempel, untuk pertahanan partikel-partikel yang lebih kecil.
Pada beberapa bagian sistem pernapasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang bergerak ke depan
dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga membentuk aliran yang membawa partikel yang
ditangkapnya ke luar dari system pernapasan ke tenggorokan, kemudian partikel tersebut tertelan.
Partikel-partikel yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin berbahaya bagi kesehatan
karena tiga hal penting:
1. Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat kimia dan fisiknya.
2. Partikel tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal di dalam
saluran pernapasan dapat mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya.
3. Partikel-partikel tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul gas yang berbahaya
dengan mengabsorbsi, sehingga molekul gas tersebut dapat mencapai dan tertinggal di
bagian paru-paru yang sensitiv. Karbon merupakan partikel yang umum dengan
kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas pada permukaannya.
Sinar yang melalui objek ke pengamat akan diabsorbsi dan disebarkan oleh partikel
sebelum mencapai pengamat, sehingga intensitas sinar yang diterima dari objek dan dari latar
belakangnya akan berkurang. Akibatnya perbedaan antara kedua intensitas sinar tersebut hilang
sehingga keduanya (objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. Penurunan
104 Fisika Lingkungan
visiabilitas itu dapat membahayakan misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau kapal
terbang.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikel dengan 2 cara:
1. Partikel di dalam atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju
dengan cara berfungsi sebagai inti kondensasi di mana air dapat mengalami kondensasi.
2. Suhu atmosfer bumi ternyata menurun sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa
abad terakhir ini terjadi kenaikkan kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya
mengakibatkan kenaikkan suhu atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi matahari oleh
partikel mungkin berperan dalam suhu atmosfer tersebut.
Gas CO2
CO2 (Karbon dioksida) umumnya tidak dikategorikan sebagai polutan udara karena
merupakan komponen yang secara normal terdapat di udara. Gas ini berada di udara sekitar 0,033
% dari volume udara. CO2 mempunyai sifat stabil, tenang, tidak beracun, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa. CO2 secara kontinu mengalami sirkulasi ke dalam dan ke luar atmosfer
di dalam siklus yang menyangkut aktivitas tanaman dan hewan yaitu dalam proses pernapasan dan
proses fotosintesis.
Proses pernapasan
6 O2 + O6 H12 O6 6 CO2 + 6H2O + energi
Proses fotosintesis
CO2
Pernafasan
Fotosintesis Manusia
Fotosintesis
Hewan
Tanaman O2
Proses ini merupakan siklus CO2 alami yang konstan jika tidak terganggu oleh aktivitas manusia.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya gas CO2 di atmosfer adalah:
- Penggundulan hutan. Pada siang hari, tumbuhan berkhlorofil menyerap CO 2 dan
menghasilkan O2 dalam jumlah banyak, maka penggundulan hutan akan menurunkan kadar
O2 dan meningkatkan kadar CO2.
- Faktor kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk suatu kota atau daerah meyebabkan
penurunan kadar O2 dan meningkatkan kadar CO2.
- Akibat pembakaran batu bara, oli, gas, minyak bumi dan sebagainya akan mengurangi
oksigen dan meningkatkan CO2. Jika pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan CO.
- Faktor kebakaran. Akibat kebakaran baik kebakaran hutan ataupun yang lain akan
menurunkan O2 dan meningkatkan kadar CO2.
Akibat kadar CO2 di atmosfer yang tinggi dapat menyebabkan effek rumah kaca. Hal ini
akan membawa pengaruh terhadap keseimbangan panas antara atmosfer dan bumi.
CO2 berfungsi sebagai filter satu arah sehingga mengakibatkan energi matahari terjebak
dan sukar untuk melepaskan diri dan akan dipantulkan lagi ke bumi, sehingga suhu atmosfer dan
bumi akan meningkat. Keadaan ini disebut effek rumah kaca, karena suhu rumah kaca akan
meningkat oleh adanya atap dan dinding kaca yang merupakan filter satu arah.
Telah diduga bahwa kenaikan CO2 di atmosfer sebanyak 2 kali yaitu dari 0,03% menjadi 0,06%
mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi di dunia sebanyak 4,25 . Kenaikan ini akan terjadi
jika konsentrasi partikel di atmosfer tetap konstan. Kenaikan suhu ini menyebabkan
(mengakibatkan) bertambahnya pelelehan gunung es dan salju dan kemungkinan menyebabkan
bertambahnya kedalaman laut.
Gas SO2 tidak berwarna, berbau pada ambang 0,5 ppm, serta dapat dirasakan pada ambang
0,3 ppm. Pada kadar 0,25 ppm yang tercampur dalam 750 mg/m 3 asap selama 24 jam dapat
meningkatkan kematian. Peningkatan kematian sudah dimungkinkan pada kadar 0,19 ppm dalam
waktu 24 jam terus menerus. Timbulnya SO2 dari letusan gunung berapi dan pembakaran bahan
bakar.
Lingkungan Udara 107
Adanya SO2, uap air (H2O) dan NOx akan mempengaruhi perubahan iklim, seperti temperatur,
angin dan curah hujan.
- Turbulensi panas. Adanya turbulensi panas pada lapisan atmosfer, maka udara pada
daerah itu akan bergeser dan diganti dengan udara yang lain.
Beberapa cara yang dapat diterapkan dengan hasil yang dapat mengurangi pencemaran
secara maksimal adalah sebagai berikut:
a. Memugar daerah-daerah industri yang telah ada dengan mengembangkan suatu hutan buatan.
b. Pengawasan yang ketat melalui bimbingan terhadap industri-indutri yang ada dalam hal
pembuangan limbah maupun gas yang dikeluarkan.
c. Untuk pembangunan daerah industri supaya diperketat persyaratannya antara lain dijauhkan
dari pemukiman penduduk juga persyaratan-persyaratan geologi meteorology dan lain-lain.
d. Dalam mencegah timbulnya gas-gas dari kendaraan bermotor, dengan mengharuskan
kendaraan menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi, keadaan mesin yang terawat,
penggunaan “after burner” pada knalpot kendaraan bermotor untuk menyaring asap hitam dan
gas CO.
e. Mengembangkan sistem pengolahan limbah yang baik.
a.Perencanaan, pertata kotaan yang baik terutama dalam system lalu-lintas maupun lokasi industri.
b. Mengembangkan penelitian dalam bidang alat-alat untuk memonitor adanya pencemaran.
c. Mempersiapkan suatu Undang-Undang tentang pengamanan lingkungan untuk menjamin
terpeliharanya kualitas lingkungan oleh semua pihak yang terkait.
RANGKUMAN
- Kompopsisi udara di atmosfer terdiri dari gas-gas yang permanen dan gas-gas yang
variabel
- Gas-gas yang berpengaruh pada proses cuaca adalah gas H2O, CO2, dan O3
Lingkungan Udara 109
- Persentase gas-gas pada ketinggian yang berbeda tidak sama. Makin tinggi tempat,
gas yang berat berkurang dan gas yang ringan bertambah
- Tekanan udara di suatu tempat, disebabkan karena berat udara yang ad di atas tempat
tersebut
- Suhu udara disebabkan oleh radiasi panas matahari, radiasi panas bumi, serapan dan
pantulan panas oleh uap air dan partikel-parrtikel lain yang ada di atmosfer.
- Gerakan udara (angin) disebabkan karena perbedaan tekanan udara daerah yang satu
dengan derah yang lain. Perbedaan tekanan dapat disebabkan karena perbedaan
temperatur, kerapatan, adanya uap air dan partikel lain.
- Kelembaban udara disebabkan karena udara mengandung uap air. Macam-macam
kelembaban : kelembaban mutlak dan kelembaban relatif.
SOAL-SOAL
1.a. Sebutkan gas-gas yang permanen dan gas-gas yang variabel dalam sistem udara kering
b. Sebutkan gas-gas yang mempengaruhi proses cuaca dan jelaskan mengapa gas-gas tersebut
berpengaruh dalam proses cuaca.
110 Fisika Lingkungan
2. Jika air raksa dalam barometer setinggi 73 cm, berapa milibar kah tekanan udara pada waktu itu?
3. Sebuah higrometer Alluard menunjukkan bahwa pada suhu 30 0C, titik embunnya 7 0 . Berapa %
lembab nisbi udara pada saat itu? M30 = 3,15 cm Hg; M7 = 0,75 cm Hg.
4. Sembilan belas liter udara basah dari 210C dialirkan melalui suatu zat yang higroskopis. Bila
semua uap air diserap oleh zat tersebut dan karena itu massa zat bertambah 84,5 mg, berapa %
lembab nisbi udara itu? Rapat uap air terhadap udara 5/8. M 21 = 1,8 cm Hg.
5. Jelaskan bagaimana terjadinya angin gunung, angin lembah, angin laut dan angin darat!
7. Jelaskan fungsi CO2 dalam kehidupan dan jelaskan apa yang terjadi jika CO 2 di atmosfer
melebihi batas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1980. Bumi dan Antariksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
John L. Monteith. 1973. Principles of Environmental Physics. London : Edward Arnold Limited
Mangunwijaya,Y.B, Dipl, Ing. 1988. Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta: Penerbit Jambatan.
Sears dan Zemanssky. 1972. Fisika Untuk Universitas I Mekanika, Panas, Bunyi. Jakarta:
Penerbit Binatjipta.
Slamet Ryadi, AL, Skm, Dr.1982. Pencemaran Udara. Surabaya: Usaha Nasional.
Slamet Ryadi, AL, Skm, Dr. 1984. Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Karya Anda.
Lingkungan Udara 111