Anda di halaman 1dari 8

REVIEW

STUDI ISLAM KONTEMPORER


Sebagai Tugas Akhir dalam Mata Kuliah

Pengantar Studi Islam

Yang diampu oleh: M. Rikza Chamami, Msi

Disusun Oleh:

Nama : Ragil Sari Mustikaningrum

Kelas : PGMI 2 C

Nim : 123911089

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

TAHUN 2013
Review Studi Islam Kontemporer

Judul : Studi Islam Kontemporer


Penulis : M.Rikza Chamami, M SI
Penerbit : Pustaka Rizki Putra (Semarang)
Cetakan : Cetakan pertama
Tahun terbit : Desember 2012
Tebal buku : 228 halaman dan i+ xii

Buku ini menceritakan tentang pasang surut kebangkitan Dinasti Abbasiyah yang
berpusat di Baghdad (sementara Umayyah di Damaskus) memiliki karakter kebijakan yang
dihasilkan dengan mendapatkan stempel islam. Sebuah dinasti ini didirikan oleh keturunan al-
Abbas paman Nabi Muhammad, Abdullah Al-Shaffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah
bin Abbas. Dinasti Abbasiyah berkuasa dalam rentang waktu yang sangat panjang, sekitar
508 tahun (750 M/132 H – 1258 M/656 H). Perjalanan dinasti Abbasiyah sejak berdiri hingga
berakhir dengan adanya disentegrasi memang sudah tercatat sebagai sejarah Islam yang cukup
fantastis.
Perkembangan Dinasti Abbasiyah dapat diklasifikasikan menjadi tiga periode.
Pertama, periode perkembangan dan puncak kejayaan (750-950M). Kedua, periode
disentegrasi(950-1050M) yang ditandai dengan upaya wilayah-wilayah melepaskan diri dari
meminta otonomisasi, serta kekuasaanya dinasti Bani Buwaihi dari Persia ke dalam
pemerintahan khalifah di Baghdad. Ketiga, periode kemunduran dan kehancuran (1050-
1250M).
Tanda-tanda adanya disentegrasi adalah: Pertama, munculnya dinasti-dinasti kecil di
barat maupun timur Baghdad yang berusaha melepaskan diri atau meminta otonomi. Kedua,
perebutan kekuasaan oleh dinasti Buwaihi dari Persia dan Suljuk dari Turki di Baghdad,
sehingga menjadikan fungsi khalifah bagaikan boneka. Ketiga, lahirnya perang salib antara
pasukan Islam dengan pasukan salib Eropa. Perang salib yang berlangsung pada 1095-1291
merupakan perang kekuatan politik Eropa yang mengatasnamakan Kristiani melawan
kekuatan politik umat Islam di Timur. Dan ini juga turut memicu terjadinya disentegrasi
daulah Abbasiyah.
Terjadinya disentegrasi ini akan berimplikasi pada kehancuran konsolidasi politik dan
niat untuk melakukan ekspansi. Begitu pula sektor-sektor lain ikut mengalami gangguan
adalah pendidikan, budaya, ekonomi, politik, dan lain-lain. Jika situasi pemeritah pusat
sebagaimana tersebut dinilai sebagai penyebab umum lahirnya dinasti kecil nantiya
sebenarnya ada penyebab khusus yang lebih bersifat kausatik.
Kebangkitan ilmiyah di zaman bani Abbasiyah terbagi di dalam tiga lapangan:
Kegiatan Menyusun Buku-Buku Ilmiah. Kegiatan menyusun buku-buku berjalan menurut tiga
tingkatan yang masing-masing mempunyai keistimewaan sendiri. Dan Mengatur Ilmu-Ilmu
Islam. Berikut adalah ilmu-ilmu Islam yang telah mengalami perubahan dan perkembangan
besar di zaman pemerintahan Abbasiyah: Ilmu Tafsir, Ilmu Fiqh, Ilmu Nahwu, Ilmu sejarah,
Terjemahan dari bahasa Asing.
Dalam buku ini juga memaparkan kajian kritis dialektika fenomenolohi dan islam.
Islam sebagai agama yang diproduk oleh Tuhan tidak mungkin untuk diketahui eksitensi
rillnya tanpa keberanian untuk mencarinya. Dibutuhkan keberanian untuk mencarinya.
Dibutuhkan keberanian dengan pendekatan studi agama. Adapun salah satu pendekatan yang
mampu membedah wujud Islam adalah dengan fenomenologi. Secara etwujud Islam adalah
dengan fenomenologi.
Secara etimologis fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu
suatu hal yang tidak nyata dan semua. Juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadianyang
dapat diamati lewat indera. Dalam filsafat fenomenologi, yaitu bahwa suatu gejala tidak perlu
harus diamati indera. Lebih jauh, fenomenologi berusaha untuk menyajikan filsafat sebagai
metode yang pokok dan otonom, suatu sains akar (root science) yang dapat mengabdi kepada
segala pengetahuan.
Pendekatan Phenomenologi, yaitu pendekatan yang mengemukakan bahwa objek
ilmu tidak terbatas pada yang empirik (sensual), melainkan mencakup fenomena lain baik
persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subjek tentang suatu yang transenden,
disamping yang aposteoritik. Metode fenomenologi yaitu metode yang berusaha untuk
menjelaskan dan mengungkapkan sesuatu menurut suatu fenomena (gejala).
Kajian fenomenologi terhadap esentitas keberagamaan manusia muncul karena
adanya ketidakpuasan para agamawan terhadap kajian historis yang hanya mengkaji aspek-
aspek normativitas agama dari kulit luar atau aspek eksternalnya saja, sedangkan aspek
internalitas kedalaman keberagamaan kurang tersentuh. Husserl melontarka kritiknya
terhadap krisis teori yang telah menjauhkan ilmu dengan praksis keseharian tersebut.
Selanjutnya ada dua tokoh, Marx dan Engels inilah yang akan menjawab
ketidakpuasan terhadap idealisme maupun positivisme. Karena kedua aliran filsafat itu hanya
mampu melahirkan gagasan yang sifatnya abstrak, dan tidak mampu menunjukan kreasi rill
berbentuk materi. Maka oleh Marx dan Engels, materi dijadikan simbol utama bagi petunjuk
realita. Selanjutnya dua tokoh yang dijuluki “Bapak Komunis” ini menjabarkan bentuk
filsafat materialisme yang melegitimasi segala bentuk materi sebagai wujud kehidupan.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang menykini materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada
kebudayaan Yunani kuno, dan mendapat penerimaan yang luas di abad 19, sistem berpikir ini
menjadi terkenal dalam bentuk paham materialisme dialektika Karl Marx. Dalam kritik yang
dilontarkan pada Hegel tentang manusia sebagai esensi dari jiwa, Marx menyanggah bahwa
manusia adalah makhluk alamiah dalam dunia obyektif alamiah.
Tidak jarang pemikiran Marx ditunjukan dengan nama-nama materialisme dialektis
dan materilisme historis. Marx sendiri tidak pernah menggunakan nama-nama tersebut.
Materialisme historis untuk pertama kalinya dipakai oleh Engels, ketika Marx sudah
meninggal. Dan nama materialisme dialektis dikemukakan pada tahun 1891 oleh pemikir
Rusia yang bernama G. Plekhanov.
Landasan untuk kritik sekuler adalah: manusialah yang menciptakan agama, bukan
agama yang menciptakan manusia. Agama agalah kesadaran-diri dan harga-diri manusia yang
belum menemukan diri atau sudah kehilangan diri sendiri. Agama merupakan teori umum
tentang dunia itu. Agama merealisasi inti manusia dengan cara fantastis karena inti manusia
itu belum memiliki realitas yang nyata. Maka begitu dunia di luar kebenaran itu hilang, tugas
ilmu sejarah adalah untuk memastikan kebenaran dunia nyata ini. Sehingga kritik terhadap
surga menjelma menjadi kritik terhadap alam nyata, kritik terhadap agama menjadi kritik
terhadap hukum, dan kritik teologi menjadi kritik politik.
Hadits sebagai bagian dari sumber agama Islam yang disabdakan Nabi Muhammad
adalah interpretasi dari Al-Qur‟an. Hadits identik dengan sunnah, yang secara etimologis
berarti jalan atau tradisi. Pemahan hadits sebagaimana lazimnya ini ternyata tidak dilakukan
semua orang. Mungkin di internal kaum muslim banyak yang mempunyai pemahaman dan
keyakinan secara uniform. Akan tetapi di luar Islam ada kalangan yang meragukan hadits
sebagai sabda Nabi yang bersifat suci.
Kalangan orientalis yang masih meragukan eksistensi hadits, diantaranya adalah:
Ignaz Goldziher (1921M), Joseph Schacth (1969M) dan G.H.A Juynboll. Mereka
melontarkan kritik keras terhadap hadits. Kajian dan penelitian Goldziher dan Schacth
orientalis barat ini menyimpulkan tidak adanya otentitas/keshahihan hadits Nabawi khususnya
yang berkaitan dengan hukum Islam. Lebih lanjut Goldziher dan Schacth dalam buku mereka
“Muhammadenische studiens” dan “The Origin of Muhammaden Yurisprudence” bahwa
hadits bukan berasal dari Nabi Muhammad SAW, melainkansesuatu yang lahir pada abad
pertama dan kedua Hijrah, dengan kata lain hadits hanyalah buatan para ulama.
Keduan kritikus non muslim itu pada dasarnya bukan untuk mencari ajaran yang
terkandung di dalam hadits Nabawi. Melainkan mencari kelemahan-kelemahan dan
menyimpulkan bahwa hadits-hadits yang menjadi rujukan dan sumber kedua hukum Islam
Cuma rekayasa para ulama saja. Kesimpulan kedua tokoh di atas kritik hadits sangat
berpengaruh di kalangan masyarakat barat dan menjadi rujukan bagi mereka yang
mempelajari kebudayaan Islam.
Dalam khazanah „Ulm al-Hadits’ , pembahsan istilah hadits seringkali memiliki
relevasi dengan istilah sunnah pada pihak laim, walaupun kedua istilah tersebut dipandang
tidak identik, karena keduanya memiliki perbedaan-perbedaan. Di antara perbedaan tersebut
adalah bahwa hadits lebih umum daripada sunnah karena mencakup segala perbuatan, ucapan,
dan ketetapan Nabi. Sedangkan sunnah adalah khusus yang menggambarkan perbuatan-
perbuatan atau kebiasaan Nabi. Dalam pandangan Goldziher, perbedaan hadist dan sunnah
juga tetap diperhatikan. Ia menyatakan bahwa hadits bermakna suatu disiplin ilmu teoritis dan
sunnah kopendium atuaran-atuaran praksis. Satu-satunya kesaman sifat antara keduanya
adalah bahwa keduanya berakar turun-temurun.
Apabila al-Qur‟an atau al-Hadits shahih menerangkan suatu hukum yang
disyari‟atkan oleh Allah kepada ummat sebelum ummat Islam, kemudian al-Qur‟an atau al-
Hadits menetapkan bahwa hukum tersebut diwajibkan pula kepada ummat Islam sebagaimana
diwajibkan kepada mereka, maka tidak diperselisihkan lagi bahwa hukum tersebut adalah
syari‟at bagi kita dan sebagian hukum harus kita ikuti. Yang dimaksud dengan syari‟at itu
adalah keseluruhan ajaran agama (ad-Diin) yang disyari‟atkan Allah kepada kaum muslimin
baik dengan al-Qur‟an atau dengan Hadits.
Memperbincangkan fuqaha‟ ahlul Madinah, sama halnya berbicara tentang ahlul
Hadits. Karena keduanya merupakan satu rangkain sejarah yang tidak pernah terpisahkan.
Begitu pula ketika berbicar mengenai ahlul Hadits, maka kita juga akan mengenal ahlul ra‟yu.
Tidak ada diantar ahlul-Ra‟yi yang mendahulukan Qiyas atas Sunnah dan ahlul Hadits tidak
mengesampingkan ra‟yu. Mereka menggunakan ra‟yu dalam keadaan mudtarr (terpaksa).
Madzhab-madzhab yang terkenal sebagai ahlul hadits adalah madzhab asy-Syafi‟i, madzhab
Hambali, madzhab Maliki.
Sedangkan ijtihad yang dilakukan ahlul Ra‟yi berperan dalam penggalian dan
penetepan hukum, baik terhadap hukum yang tersirat maupun yang tersembunyi yang
diperkirakan hukumnya tidak ada. Postmsdernisme bisa merujuk pada berbagai arti yang
berbeda, bisa berarati: aliran pemikiran filsafat, pembahasan sejarah (erat terkait pada
pergeseran paradigma). Ataupun sikap dasar/etos tertentu. Masing-masing membawa
konsekuensi logis yang berbeda, meskipun bisa saling berkaitan juga.
Gerakan Postmodernisme telah merambah ke berbagai bidang kehidupan, termasuk
seni, ilmu, filsafat, dan pendidikan. Arus Postmodernisme, yang nerupakan respone keras atas
modernisme, selama dua tiga dekade belakangan begitu hebat mewarnai dan mempengaruhi
diskursus intelektual di negeri ini. Pertama postmodernisme dinilai sebagai keadaan sejarah
setelah zaman modern. Sebab kata post atau pasca sendiri secara literalmengandung
pengertian „sesudah‟. Dengan begitu modernisme dipandang telah mengalami proses akhir
yang akan segera digantikan dengan zaman berikutnya, yaitu post-modernisme. Kedua post-
modernisme dipandang sebagai gerakan intelektual yang mencoba menggugat, bahkan
mendekonstruksi pemikiran sebelumnya yang berkembang dalam bingkai paradigma
pemikiran modern.
Adapun yang hendak ditolak pascamodernisme adalah setiap gaya berfikir yang
menotalkan diri dan berlagak universal. Modernisme adalah salah satu contoh utamanya, yang
memandang realitas sebagai keutuhan yang tertata dan berpusat pada prinsip rasionalitas.
Dengan mendasrkan diri pada paradigma Cartesien yang melihat realitas sebagai mesin
raksasa yang deterministik dan sepenuhnya bisa dikontrol oleh pengetahuan objektif,
modernisme lantas menegaskan datangnya zaman kemajuan dalam sejarah, pandangan ini
digugat secara serius. Postmodernisme yang lebih dikenal posmo menjadi trend filsafat saat
ini yang masih didiskusikan oleh semua kalangan.
Salah satu kitab tafsir yang terbit di Indonesia adalah Tafsir al-Azhar karya Hamka.
Tafsir ini dikenal sebagai salah satu tafsir yang memberikan khazanah keilmuan yang cukup
menarik dati sisi kebahsaan, maupun penyajian reasoning yang ada didalamnya. Hamka
adalah seorang pemikir muslim progresif dari tokoh Muhammadiyah yang rela berkorba
dalam memperjuangkan Islam hingga dipenjara. Namun saat dia berada dalam penjara, ia
mampu menyelesaikan penulisan Tafsir Al-Az-har yang dirujuk dan dianut dari Tafsir Al-
manar karya Muhammad Abdu dan Rasyid Ridla.
Metode yang digunakan oleh Hamka adalah metode tahlili (analisis) bergaya khas
tertib mushaf. Yang dimaksud dengan metode analisis ialah menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an
dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu
serta menerangkan makna-makna yang mencakup didalamnya, sesuai denagn keahlian dan
kecenderungan musafir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. Penafsiaran yang mengikuti
metode ini dapat mengambil bentuk ma’tsur (riwayat) atau ra’y (pemikiran). Corak yang
dikedepankan oleh Hamka dalam Al-Azhar adalah kombinasi al-Adabi al-Ijtima’i-Sufi.
Kencenderungan ummat Islam saat ini lebih suka mengkonsumsi al-Qur‟an dalam
kehidupan sehari-hari secara langsung (taken for granted) timbang ketimbang memandangnya
terlebih dahulu dengan metode studi ilmiah kontemporer. Maka diperlukan format dsn bentuk
dari visi intelektualnya dengan mengapreseasikan metode hermeneutika.
Hermeneutika digunakan sebagai jembatan untuk memahami Islam secar exhautive
(menyeluruh), baik dari persoalan historis-sosiologis dan semiotis-kebangsaan. Hermeneutika
mempunyai banyak arti , namun pada intinya hermeneutika adalah salah satu diantara teori
dan metode menyingkap makna tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa tanggungjawab
utama dan pertama dari hermeneutika adalah menampilkan makan yang ada dibalik simbol-
simbol yang menjadi objeknya. Islam sebagai agama yang dikembangkan dengan teks al-
Qur‟an juga mencoba untuk kita dekati dengan metode hermeneutika gar mendapatkan
otentitas the message of Good.
Hermeneutika al-Qur‟an merupakan istilah yang masih asing dalam wacan pemikiran
Islam. Diskursus penafsiran al-Qur‟an tradisonal lebih banyak mengenal istilah al-tafsir, al-
ta’wil, dan al-bayan. Sehingga hermeneutika al-Qur‟an sebagai salah satu metode untuk
membedah kandungan makna ayat Allah ini dengan menyesuaikan konteks dan membuat ayat
itu semakin kontekstual. Maka yang muncul adalah dialog al-Qur‟an antara teks dan konteks.
Bagi Mark R. Woodward, Islam Jawa adalah unik, bukan karena ia mempertahankan
aspek-aspek budaya dan agama pr-Islam, tetapi karena konsep aufi mengenai kewalian, jalan
mistik dan kesempurnaan manusia diterapkan dalam formulasi suatu kultus keraton (imperial
cult). Salah satu ciri Islam Jawa yang dikatakan oleh Mark R. Woodward adalah kecepatan
dan kedalaman mempenetrasi masyarakat Hindhu-Budha yang paling maju (sophisticated).
Muatan karya sastra yang berpatronase dengan keratin seperti Serat Saloka Jiwa karya
Ranggawarsita dan Serat Centhini karya Pakubuwono V dengan nilai-nilai sufisme, ritual
sekaten dikorelasikan dengan rekontruksi sejarah Islamisasi Jawa, ajaran-ajaran Islam dalam
pewayangan, dan penekanan bentuk keberagaman yang mengedepankan kesalehan praksis
pada masyarakat Jawa, serta masih banyak fenomena lain untuk menjustifikasi pengaruh
Islam terhadap tradisi Jawa.
Mark R. Woodward juga sangat kritis terhadap karya Geertz. Mencari titik temu
antara agama (Islam) dengan kultur (Jawa) menyimpan kekhawatinran laten akan
berkurangnya otentitas dan menyimpan ajaran agama itu. Masalah lain adalah perlunya
mencari jalan keluar bagaimana bisa membangun suatu pratik keagamaan yang
terbuka,egalitarian, namun tidak mengorbankan otentitas suatu agama.
Peradaban dan Perubahan merupakan dua peristiwa yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain karena manusia merupakan pelaku utama kegiatan untuk membangun peradaban
itu. Sejarah peradaban Islam mengandung makna perkembangan atau kemajuan Islam dalam
perspektif sejarah. Sedangkan peradaban Islam yaitu peradaban umat Islam yang lahir dari
motivasi keagamaan dan diwujudkan dalam berbagai bentuk, yang mana bisa berasal dari
ajaran Islam secara murni maupun hasil elaborasi dengan unsur-unsur lain yang masih senafas
dan tidak bertentangan.
Peninggalan-peninggalan ummat Islam pada mas dinasti-dinasti terdahulu berupa
tempat ibadah, perpustakaan, bangunan istana dan tempat-tempat sosial. Disanalah
gudangnya para ilmuwan muslim yang tersohor dengan penemuannya, seperti al-Farabi, Ibnu
Sina, al-Razi, Ibnu Rusyd, al-Ghozali dn masih banyak lagi. Tetapi karena kelengahan ummat
Islam, kejayaan itupun akhirnya runtuh yang ditandai dengan hancurnya dinasti Abbasiah
dengan dibakarnya perpustakaan terbesar oleh pasukan Mongol sehingga menjadi lautan
hitam. Sejak jatuhnya Abbasiah tersebut berpindahnpusat ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
Dari pengalaman sejarah ini, Islam harus berjuang bangkit untuk mengembalikan kejayaan
peradaban Islam yang dulu pernah diraih oleh para cendekiawannya, dengan banyak
membaca dan menimba ilmu pengetahuan supaya ummat Islam tidak dipandang sebelah mata
oleh dunia Barat.
Terlepas dari isi buku ini, ada kekurangan-kekurangan yang harus diperbaaki, supaya
pada penulisan buku selanjutnya lebih baik lagi. Misalnya dalam pengetikan kata yang
hurufnya kurang dan salah. Contohya pada halaman 26 kata “da” seharusnya ditulis “dan”.
Kata “dati-hati” pada halaman 17, yang seharusnya ditulis “hati-hati”. Ada juga kesalahan
dalam pembuatan paragraf. Misalnya saja pada halaman 21 , dalam paragraf hanya memuat
satu kalimat. Bukanya paragraf utu terdiri dari dua kalimat atau lebih. Jika hanya satu kalimat
maka belum bisa dikatakan paragraf tetapi hanya kalimat.

Buku ini berisikan ilmu, budaya, sejarah, agama, dan studi islam. Sehingga buku ini
sangat cocok untuk dibaca oleh orang yang sedang mempelajari atau mendalami pengetahuan
studi Islam. Karena di dalam buku ini telah merangkum secara garis besar hal-hal yang
berkaitan dengan studi Islam. Karena manusia tak ada yang sempurna dan kesempurnaan
hanya milik Allah. Dan penulispun hanyalah manusia biasa, yang punya salah dan lupa.
Sehingga jika ada kekurangan-kekurangan dalam penulisan buku ini, maka si pembaca harap
memaklumi.

Anda mungkin juga menyukai