Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan umat islam. Tasawuf
merupakan unsur spiritual dari ajaran islam yang menyebabkan kehidupan lebih bermakna.
Tasawuf memang belum terdefinisikan secara tegas dimasa awal kelahiran islam. Namun,
ada indikasi adanya tasawuf sudah dirasakan sejak zaman Nabi. Tasawuf berkembang setelah
islam tersebar keberbagai penjuru dunia, bahkan kemudian menjadi unsur yang dominan
dalam islam. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang pembersihan diri, berjuang
memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabadian, saling
mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah Swt dan mengikuti
syari’at Rasulullah Saw. Dalam mendekatkan diri dan mencapai riḍa-Nya. Tasawuf sendiri
berupaya untuk membebaskan diri dari sifat-sifat kemanusiaan demi meraih sifat-sifat
malaikat dan akhlak ilahi, serta menjalani hidup pada poros ma’rifatullah sembari menikmati
kenikmatan spiritual. Ilmu Tasawuf bukanlah sesuatu yang dimana manusia dapat melakukan
sebuah pelarian, bukanlah sesuatu yang dimana manusia dapat berpangku tangan terhadap
hidup. Melainkan, tasawuf adalah suatu keilmuan penyucian jiwa dan penjernihan hati, yang
menjadi bekal utama manusia dalam menggeluti ranah kehidupannya yang pada dasarnya
tidak pernah terlepas dari berbagia macam permasalahan. Pandangan mereka para sufi
tentang hakikat hidup, hubungan manusia dengan Tuhan sang pencipta, pengaruh terhadap
kehidupan umat islam, hingga perkembangannya dewasa ini.
Ilmu Tasawuf membimbing manusia pada sebuah pengembangan kinerja ukhrawi dan
sekaligus juga duniawi. Seorang ahli tasawuf/sufi, bukanlah seseorang yang melepaskan
dirinya dari dunia. Melainkan, mereka adalah pribadi-pribadi yang mampu menjernihkan hati
mereka dari persoalan masalah duniawi. Dengan berbekal nurani yang tercerahkan, para sufi
tampil ke depan dan menghadapi semua bentuk tirani dari kehidupan dunia, serta
membangun pondasi-pondasi peradaban dunia baru. Dalam berkemngnya ilmu tasawuf , dan
banyak orang yang berpikir secara filosofis , maka lahirlah beberapa aliran aliran yang
didalamnya terdapat beberapa perbedaan yang sesuai dengan pemikirannya / tokoh nya dan
kepercayannya dari masing masing aliran. Makalah ini merangkum hal-hal yang berkaitan
dengan aliran aliran tasawuf, mulai dari garis besar masing masing daripada aliran tasawuf
dan juga tokoh-tokoh dari masing masing aliran yang cukup terkenal dikalangan umat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana perkembangan aliran – aliran ilmu Tasawuf?
2. Siapa sajakah tokoh tokoh masing – masing aliran ilmu Tasawuf?
BAB II
PEMBAHASAN
Tasawuf berasal dari bahasa Arab, tashowwafa yang artinya bisa membersihkan dan
saling membersihkan. Tujuan dari Tasawuf adalah mendekatkan diri dengan Allah Swt
sebagai sumber dari segala sumber dan tujuan hidup manusia dengan jalan penyucian diri
yaitu menahan diri dari berbagai godaan hawa nafsu dan melakukan latihan refleksi jiwa
untuk membersihkan jiwa sifat tercelah dari dalam diri dengan melakukan ibadah dan
mengasingkan diri. Secara keseluruhan atau universal Ilmu tasawuf bisa di kelompokkan
menjadi tiga aliran, yakni: tasawuf Ilmi atau Nadhari, Tasawuf Falsafi, dan Tasawuf Amali.
Ilmu Tasawuf bersifat teoritis, yang tercakup dalam bagian ini ialah sejarah lahirnya tasawuf
dan perkembangannya sehingga menjelma menjadi ilmu yang berdiri sendiri, termasuk di
dalamnya ialah teori-teori tasawuf menurut bebagai tokoh tasawuf dan tokoh luar tasawuf
yang berwujud ungkapan sistematis dan filosofis. Berikut tiga aliran tasawuf yang dirangkum
dalam makalah ini :
Kesempurnaan dan kesucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan
pribadi yang bermoral dan ber-akhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf
dikenal Takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela). Ada berbagai proses dan
tahap demi tahap agar manusia dapat mencapai kesempurnaan. Manusia harus lebih
dahulu mengenali eksisitensi dirinya melalui penyucian jiwa raga yang bermula dari
pembentukan pribadi yang bermoral, dan berakhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf
dikenali dengan takhalli, tahalli, tajalli. Berikut penjelasan singkatnya :
a. Takhalli
Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, sifat-sifat negatif
dan kotor serta penyakit hati yang merusak. Langkah pertama yang harus
ditempuh adalah mengetahui dan menyadari betapa buruknya sifat-sifat tercela
tersebut, sehingga muncul kesadaran untuk menghindarinya. Apabila hal ini
dilakukan dengan sukses maka seseorang akan memperoleh kebahagiaan. Allah
berfirman:
خاب َم ْن َدسَّاها
َ قَ ْد أَ ْفلَ َح َم ْن َز َّكاها َوقَ ْد
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan merugilah
orang yang mengotorinya.” (QS. As-Syams:9-10).
b. Tahalli
Tahalli adalah senantiasa menghiasi diri dengan jalan membiasakan dengan
sifat dan sikap serta perbuatan yang baik / positif. Berusaha agar dalam setiap
gerak dan perilakunya selalu berjalan diatas ketentuan syariah yang lurus.
Langkahnya ialah membina pribadi agar memiliki akhlak karimah, terpuji dan
senantiasa konsisten dengan langkah yang dilakukannya.
c. Tajalli
Setelah seseorang melalui dua tahap teersebut maka tahap ketiga yakni tajalli,
seseorang hatinya terbebaskan sifat sifat yang negatif maka akan nampak yaitu
sifat-sifat kemanusiaan atau memperoleh Nur yang selama ini tersembunyi (ghaib)
atau fana’ segala selain Allah ketika nampak (tajalli) wajah-Nya. Pencapaian tajalli
tersebut melalui pendapatan rasa dengan alat al-qalb. Apabila seseorang yang
sudah alhi dalam bertasawuf telah mencapai tajalli maka dia akan memperoleh
ma’rifat. Ma’rifat adalah mengetahui rahasia-rahasia ketuhanan dan peraturan-
peraturan-Nya tentang segala yang ada.
b. Al-Muhasibi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Al-Harits bin Asad Al-
Muhasibi. Dilahirkan di Basrah, Irak tahun 165 H dan wafat tahun 243 H. Al-
Muhasibi adalah sufi dan ulama’ besar yang menguasai beberapa bidang ilmu
seperti tasawuf, hadits, fiqih. Ia seorang figur sufi yang selalu menjaga diri
terhadap perbuatan dosa. Pandangannya tentang khauf dan raja’ menempati
posisi penting dalam memebersihkan jiawa. Menurutnya khauf dan raja’ dapat
dilakukan dengan sempurna hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
c. Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ta’us at-Thusi as-Syafi’I al-Ghazali, dan mendapatkan gelar
hujjah al- Islam. Ia lahir di Iran tahun 450 H. Menurut al-Ghazali jalan menuju
tasawuf dapat dicapai dengan mematahkan hambatan-hambatan jiwa dan
membersihkan diri dari moral yang tercela. Ia menolak paham hulul dan
ittihad. Untuk itu ia menyodorkan paham baru tentang ma’rifat, yaiyu
pendekatan diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti
penyatuan dengan-Nya.
2.1. Tasawuf Amali
Secara istilah dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari Tasawuf Falsafi
adalah, kajian terhadap tuhan, manusia dan sebagainya yang menggunakan motode
rasio atau akal. Dalam upaya mengungkapkan pengalaman rohaninya, para shufi
falsafi sering menggunakan ungkapan-ungkapan yang samar, yang sering di kenal
dengan syathahiyyat, yaitu suatu ungkapan yang sulit difahami, yang seringkali
mengakibatkan kesalahpahaman pihak luar, dan menimbulkan tragedy.
b. Al-Hallaj
Nama lengkapnya Husain bin Mansyur bin Muhammad al-Hallaj.
Lahir di Persia tahun 244H. Ajarannya yang paling terkenal adalah al-hulul
yaitu suatu paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh
manusia tertentu dan mengambil tempat (hulul) didalamnya setelah sifat-sifat
kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan. Menurutnya dalam diri
manusia terdapat dua unsur yaitu Nasut dan unsu Lahut. Teori ini
dikembangkan lagi oleh Ibn ‘Arabi dengan teori Wahdatul Wujud, dalam teori
ini Ibn ‘Arabi merubah Nasut menjadi al-Khalq dan Lahut menjadi al-Haq.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abul, Sayyid, A Maududi, Muhammad Hussin, Wan Salim, and Muhammad Nur. “Cara
Hidup Islam.” 46, n.d.