Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BETON BERTULANG
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pengetahuan struktur
Dosen Pengampu :
Rino Dwi Sadi, S.T., M.Eng
Disusun Oleh :
IKMAL MALIK
NPM : 2201191033
Dalam suatu struktur bangunan beton bertulang khususnya pada kolom akan
terjadi momen lentur dan gaya aksial yang bekerja secara bersama – sama. Momen
- momen ini yang diakibatkan oleh adanya beban eksentris atau adanya gravitasi
dapat menimbulkan beban lateral seperti angin dan gempa atau bisa juga
diakibatkan oleh beban lantai yang tidak seimbang. Maka dari itu, setiap
penampang komponen pada struktur seperti balok dan kolom harus direncanakan
kuat terhadap setiap gaya internal yang terjadi, baik itu momen lentur, gaya aksial,
gaya geser maupun torsi yang timbul sebagai respon struktur tersebut terhadap
pengaruh luar.
BAB II
PEMBAHASAN
Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan baja
tulangan. Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan bahan bangunan
yang mempunyai sifat-sifat yang baik dari masing-masing bahan bangunan
tersebut.
Beton mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang
tinggi. Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lemah jika
dibebani tarik. Sedangkan baja tulangan mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap
beban tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang
langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun, dengan
menempatkan tulangan dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan
mengeliminasi kekurangan dari beton terhadap beban tarik.
Demikian juga bila baja tulangan ditaruh dibagian beton yang mengalami tekan,
beton disekeliling tulangan bersama-sama tulangan sengkan akan mencegah
tulangan mengalami tekuk. Demikianlah penjelasan tentang mengapa kombinasi
dari kedua bahan bangunan ini menghasil bahan bangunan baru yang memiliki
sifat-sifat yang lebih baik dibanding sifat-sifat dari masing-masih bahan tersebut
sebelum digabungkan. Berikut kita akan paparkan sesuatu yang berhubungan
dengan bahan bangunan beton dan tulangan baja.
4) Perbandingan Poisson
Ketika sebuah beton menerima beban tekan, silinder tersebut tidak hanya
berkurang tingginya tetapi juga mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah
lateral. Perbandingan ekspansi lateral dengan pendekatan longitudinal ini disebut
sebagai Perbandingan Poisson(Poisson’s ratio). Nilainya bervariasi mulai dari
0,11 untuk beton mutu tinggi dan 0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-
rata 0,16. Sepertinya tidak ada hubungan langsung antara nilai perbandingan ini
dengan nilai-nilai, seperti perbandingan air-semen, lamanya perawatan, ukuran
agregat, dan sebagainya. Pada sebagian besar desain beton bertulang, pengaruh
dari perbandingan poisson ini tidak terlalu diperhatikan. Namun pengaruh dari
perbandingan harus diperhatikan ketika kita menganalisis dan mendesain
bendungan busur, terowongan, dan struktur-struktur statis tak tentu lainnya.
5) Kuat Tarik
Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan
utama dari kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh
retak-retak halus. Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima
beban tekan karena beban tekan menyebabkan retak menutup sehingga
memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok
menerima beban
Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap
merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar
retak yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan
mengurangi jumlah lendutan. (Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya sedikit
usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas tarik dari beton.
Namun, berdasarkan informasi yang terbatas ini, diperkirakan bahwa nilai
modulus elastisitas tarik beton sama dengan modulus elatisitas tekannya.)
Selanjutnya, anda mungkin ingin tahu mengapa beton tidak diasumsikan
menahan tegangan tarik yang terjadi pada suatu batang lentur dan baja yang
menahannya. Alasannya adalah bahwa beton akan mengalami retak pada regangan
tarik yang begitu kecil sehingga tegangan-tegangan rendah yang terdapat pada
baja hingga saat itu akan membuat penggunaannya menjadi tidak ekonomis. Kuat
tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat tekan ultimitnya fc’. Meskipun
demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus terhadap akar kuadrat dari
fc’. Kuat tarik ini cukup sulit untuk diukur dengan beban-beban tarik aksial
langsung akibat sulitnya memegang spesimen uji untuk menghindari konsentrasi
tegangan dan akibat kesulitan dalam meluruskan beban-beban tersebut. Sebagai
akibat dari kendala ini, diciptakanlah dua pengujian yang agak tidak langsung
untuk menghitung kuat tarik beton. Keduanya adalah uji modulus keruntuhan dan
uji pembelahan silinder. Kuat tarik beton pada waktu mengalami lentur sangat
penting ketika kita sedang meninjau retak dan lendutan pada balok. Untuk tujuan
ini, kita selama ini menggunakan kuat tarik yang diperoleh dari uji modulus-
keruntuhan. Modulus keruntuhan biasanya dihitung dengan cara membebani
sebuah balok beton persegi (dengan tumpuan sederhana berjarak 6 m dari as ke as)
tanpa-tulangan berukuran 15cm x 15cm x 75cm. hingga runtuh dengan beban
terpusat yang besarnya sama pada 1/3 dari titik-titik pada balok tersebut sesuai
dengan yang disebutkan dalam ASTM C-78. Beban ini terus ditingkatkan sampai
keruntuhan terjadi akibat retak pada bagian balok yang mengalami tarik.
6) Kuat Geser
Melakukan pengujian untuk memperoleh keruntuhan geser yang betul-betul
murni tanpa dipengaruhi oleh tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya,
pengujian kuat geser beton selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai
leleh yang terletak di antara 1/3 sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya.
7) Kurva Tegangan-Regangan
Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan
persamaan-persamaan analisis dan desain juga prosedur-prosedur pada struktur
beton.
DAFTAR PUSTAKA