Anda di halaman 1dari 15

XAKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“AKUNTANSI MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN


MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK”

Kelompok 5

Disusun Oleh
Ni Putu Hanisa Noptiana Putri : (1902622010225/01)

Ni Made Ari Andayani : (1902622010229/05)

Ni Komang Sri Oktaviani : (1902622010245/21)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


PEMBAHASAN

I. RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Pemahaman ruang lingkup sektor publik di Indonesia akan mengantarkan pada
pentingnya mekanisme manajemen sektor publik yang tangguh. Dalam perspektif
akuntansi, reformasi organisasi sektor publik dapat dilakukan melalui pengembangan
akuntansi manajemen. Secara mendasar, akuntansi manajemen disusun menurut 4
pondasi yaitu: organisasi, perilaku, akuntansi dan psikologi. Organisasi lebih mencakup
pada aspek struktur dan sistem. Perilaku lebih mengarah pada aspek aksi dan
kecenderungan. Akuntansi lebih pada aspek teknik dan strategi. Dan yang terakhir,
psikologi lebih meninjau aspek emosional dan mental.
secara umum baik sektor publik maupun swasta, gerakan mekanisme organisasi
merupakan mekanisme untuk mencapai tujuan melalui sumber daya yang tersedia
(manusia, modal, bahan baku, dan lain-lain). Dari proses manajemen sektor publik, dua
mekanisme praktik, perencanaan dan pengendalian, dinilai amat dominan. Dalam
pandangan tradisional, perencanaan mempunyai porsi yang terbesar. Alasan yang selalu
dikemukakan adalah luasnya cakupan dan ragam komponen di sektor publik. Secara
umum, elemen-elemen perencanaan di sektor publik dapat dirinci sebagai berikut:

- Strategi perencanaan: merupakan akumulasi hubungan antar program yang dipilih


sebagai turunan visi dan misi kebijakan publik yang ada. Umumnya berisi kuantitas
dan kualitas aktivitas yang akan dilakukan.
- Strategi pengendalian: merupakan mekanisme feedback dalam perencanaan aktivitas
manajemen. Mekanisme umpan balik ini merupakan kunci proses komunikasi antar
stakeholder di sektor publik.
Akuntansi manajemen merupakan penyaji informasi keuangan dan non keuangan
(proses operasi, tenaga kerja, lingkungan, kultur dan lain-lain) kepada manajer sebagai
landasan perencanaan organisasi dan aktivitasnya, pengambilan keputusan dan juga
proses umpan balik atau pengendalian, yang semuanya dilakukan untuk mencapai tujuan.
Ini berarti akuntansi manajemen diterapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Atau
dengan kata lain, konteks organisasi menjadi wadah segala perbaikan kinerja sektor
publik. Sehingga penerapan akuntansi manajemen di sektor publik haruslah dilakukan
untuk pembenahan secara berurutan: organisasi, akuntansi, perilaku dan psikologi.
Menurut Bastian (2009) bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses
identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk:

- Merumuskan strategi
- Proses perencanaan dan pengendalian
- Pengambilan keputusan
- Optimalisasi keputusan
- Pengungkapan pemegang saham dan pihak luar
- Pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan
- Perlindungan atas asset organisasi.
Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pengaruh aspek-aspek tersebut
sangat besar pada organisasi sektor publik. Akuntansi manajemen dalam organisasi sector
publik berperan dalam merencanakan strategi, memberikan informasi biaya, penilaian
investasi, penganggaran, dan penentuan biaya pelayanan, dan tarif pelayanan. Sehingga
dengan adanya akuntansi manajemen seluruh kegiatan dalam organisasi sektor publik
dapat dikelola dengan baik

II. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah
memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Inti akuntansi
manajemen adalah perencanaan dan pengendalian. Peran akuntansi manajemen dalam
organisasi sektor publik meliputi :
a. Perencanaan strategic; Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen organisasi
membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi.
Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan
berapa biaya program (cost of program) dan beberapa biaya suatu aktivitas (cost of
activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut manajer dapat
menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang
dimiliki. Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga
permasalahan utama yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost,
quality and services). Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang
tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi
akuntansi manajemen yang modern. Namun tetap, terdapat sedikit perbedaan antara
sektor swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan
(product costing). Hal tersebut disebabkan sebagian besar biaya pada sektor swasta
cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara langsung
dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar
merupakan discretionary cost yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering
tidak memiliki hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output
yang dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan di sektor publik merupakan
intangible output yang sulit diukur.
b. Pemberian informasi biaya; Biaya (cost) dalam akuntansi sektor publik dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
 Biaya Input: Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan
biaya bahan baku.
 Biaya output: Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengantarkan produk hingga sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi
sektor publik output diukur dengan berbagai cara tergantung pada
pelayanan yang dihasilkan.
 Biaya proses: Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi
organisasi. Biaya diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu cost finding, cost recording,
cost analizing, strategic cost reduction dan cost reporting.
1. Cost finding,
Pada tahap ini pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk/ jasa layanan
2. Cost recording,
Pada tahap ini yang dilakukan adalah kegiatan pencatatan data ke dalam
sistem akuntansi organisasi
3. Cost analizing,
Pada tahap ini dilakukan analisis biaya yaitu mengindentifikasi jenis dan
perikalku biaya, perubahan biaya dan volume kegiatan. Manajamen
organisasi harus dapat menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dapat
doilakukan strategi efisiensi biaya.
4. Strategic cost reduction
Tahap ini adalah menentukan strategi penghematan biaya agar tercapai
value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya memiliki
karakteristik sbb :
 Berjangka panjang. Manajemen biaya strategik merupakan usaha
jangka paanjang yang membentuk kultur organisasi agar
penurunan biaya menjadi budaya yang mampu bertahan lama
 Berdasarkan kultur perbaiakan berkelanjutan dan berfokus pada
pelayanan kepada masyarakat
 Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan
biaya
 Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu
efektifitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya
manajemen biaya strategik merupakan tone form the top
5. Cost reporting.
Tahap terakhir adalah memeberikan informasi baiay secara lengkap
kepada pimpinan dalam bentuk internal report yang kemudian
diintegrasikan ke dalam suatu laporan yang akan disampaikan kepada
pihak eksternal. Informasi manajemen hendaknya dapat mendeteksi
adanya pemborosan yanbg masih berpotensi untuk diefisiensikan serta
mencari metode atau teknik untuk penghematan biaya. Akuntansi
manajemen hendaknya dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan
prinsip value for money dan public accountability organisasi sektor publik
c. Penilaian investasi; Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit
dibandingkan dengan di sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi yang
digunakan di sektor swasta didesain untuk organisasi yang berorientasi pada laba.
Sementara organisasi publik merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada
laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor
publik. Di samping itu sulit untuk mengukur output yang dihasilkan, sehingga
untuk menentukan keuntungan di masa depan dalam ukuran finansial (expected
return) tidak dapat (sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya, terdapat
kesulitan dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang
dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak
hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya sosial
(social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari
investasi yang diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam
satuan moneter sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan
menggunakan analisis biaya-manfaat di sektor publik sulit dilaksanakan. Untuk
memudahkan, dapat digunakan analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness
analysis).
d. Penganggaran; Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya
anggaran publik yang efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai
alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi
manajemen merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan
mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan
merata.
e. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan
(charging for service); Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa
biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang
akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung
subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah meningkatkan mutu pelayanan
dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan merupakan suatu indikasi
perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di sektor publik. Masyarakat
menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan
murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon
keluhan, tuntutan dan keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup
masyarakat menjadi semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
f. Penilaian kinerja; Penilaian kinerja merupakan bagian dari sitem pengendalian.
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas
organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam tahap penilaian
kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci
(key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang
dilakukan.

III. TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam 3 kelompok :
1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan stretegik yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operasional control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pelaksanaan pengawasan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran ini menghubungkan perencanaan dan
pengendalian
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

IV. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari
aktivitas formal dalam organisasi yang terdiri dari : (1) perumusan strategi (2)
perencanaan strategi (3) penganggaran (4) operasional (5) evaluasi kinerja. Saluran
informasi informal dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan
informal, diskusi dll.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi
orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi atau
melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai tujuan person. Untuk menyikapi
ini perlu adanya jembatan yang mampu menghantarkan organisasi mencapai tujuannya,
yaitu tercapainya keselarasan antara tujuan individu dan tuuan oraganisasi. Dalam hal ini
hendaknya pengendalian manajemen dapat digunakan sebagai jembatan untuk
mewujudkan goal congruence yaitu keselaran antara tujuan individu dan tujuan
organisasi.
Faktor yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan dalam 2
kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor pengendalian formal
misalnya : sistem pengendalian manajemen dan sistem aturan. Sedangkan faktor informal
terdiri dari ekstrenal dan internal. Yang bersifat eksternal contohnya etos kerja dan
loyalitas karyawan ( dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi negara dan abdi
masyarakat), sedangkan yang bersifat internal : kulktur organisasi, gaya manajemen dan
gaya komunikasi.
1. Perumusan Strategi (strategy formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasran,
target,arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan
tugas dan tanggung jawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintahan
perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN
yang akhirnya merupakan acuan bagi eksektutif dalam betindak.
Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang bisa berjangka
4,5, 10 bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan oragnisasi sangat jarang
dilakukuan oleh organisasi baik itu pemerintahan atau swasta. Yang berubah
hanyalah strategi untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pertimbangan untuk revisi strategi biasanya kalau muncul perubahan lingkunan yang
berupa ancaman atau peluang baru. Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor
publik sangat mungkin karena karena organisasi sektor publik dipengaruhi oleh
faktor politik, ekoomi, sosial dan budaya. Ketidakstabilan ekonomi dan politik yang
terjadi secara terus menerus dapat mendorong pemerintah untuk sewaktu-waktu
mengeluarkan kebijakan dan strategi baru. Ancaman dan peluang baru dapat muncul
setiap saat. Karenanya perumusan strategi bersifat tidak sistematis dan tidak harus
kaku.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai
tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan
analisis SWOT. Analsisi ini dikembangkan dengan menganalisis faktor internal
yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam suatu organisasi dan faktor eksternal
yang merupakan ancaman dan peluang. Berdasarkan analisis SWOT oganisasi dapat
menentukan startegi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi perusahaann
dapat berubah atau mengalami revisi jika terdapat lingkungan yang berubah yang
dipengaruhi adanya ancaman dan kesempatan, misalnya adanya inovasi teknologi
baru, peraturan pemerintah baru atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi
lokal dan global.

Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi


perkembangan disektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta tahap awal dari
manajemen strategi adalah perencnaan. Perencanaan dimulai dari perumusan strategi.
Menurut Olsen dan Eadi (1982) proses perumusan strategi terdiri dari 5 komponen dasar
yaitu :
1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta
targetyang akan dicapai
2. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang
harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi
3. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategik
4. Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi
5. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.

Menurut Bryson Jm langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi yaitu:

1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik


2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
6. Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi
7. Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa depan

2. Perencanaan Strategi (strategic planning)


Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik. Perencanaan
strategik adalah proses pemantauan program-program, aktivitas atau proyek yang akan
dilaksanakan suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan Perbedaan dengan perumusan strategi adalah bahwa perumusan strategi
merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah
proses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil
perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Dalam proses perumusan
strategi , manajemen memutuskan visi,misi dan tujuan oganisasi. Perencanaan strategik
merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-program.
Proses Perencanaan Strategik

Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematis yang memilikiu prosedur dan
skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan strategik
akan mengalaami masalah dalam penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang
terlalu berat, alokasi sumberdaya yang tidak tepat sasaran dan dilakukannya pilihan startegi yang
salah. Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada organisasi manajemen organisasi publik
menuntut adanya strategic vision, strategic thinking, strategic leadership dan strategic
organization.

Manfaat Perencanaan Strategik


 Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
 Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan
 Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
 Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek
 Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih jelas
 Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi

Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara


manajer puncak dengan manajer dibawahnya, sehingga memungkinkan terjadi persetujuan
antara manajer puncak dengan manajer level dibawahnya mengenai strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan, yang nantinya akan mendorong goal
congruence.

Mengubah perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata


Perencanaan strategi dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan
memberikan arah perubahan, tetapi perubahan belum dapat berjalan dengan mulus meskipun
sudah ada perencanaan strategik. Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir, tapi
masih perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Untuk itu harus
didukung oleh :

• Struktur pendukung, baik secara manajerial maupun secara politik

• Proses dan praktek implementasi di lapangan

• Kultur organisasi

Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Desain sistem


pengendalian manajemen harus didukung oleh struktur organisasi yang sesuai. Visi, misi,
tujuan dan strategi yang telah ditetapkan secara biak dapat gagal bila struktur organisasi
tiudak mendukung strategi, karenanya perlu adanya restrukturisasi dan reorganisasi agar
selaras dengan startegi dan sistem pengendalian manajemen.

Restrukturisasi dapat didasarkan pada prinsip

1. Perubahan strktur organisasi hendaknya dapat meningktakan kapasitas untuk mencapai


strategi yang efektif
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan
kebijakan hingga level bawah. Visi, misi dan tujuan organisasi harus selalu
dikomunikasiokan kepada seluruh anggota organisasi
3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan
otorisasi alokasi sumber daya dan menilai kinerja manajemen.
Proses dan praktik di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem pengendalian.
Prencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai
dengan strategi. Arus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian
wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung oleh regulasi keuangan, pengendalian
personel dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan anggota untuk melakukan
perubahan. Perencanaan strategik harus didukung adanya budaya organisasi yang kuat, dan harus
didukung oleh perubahan perilaku dan sikap anggota organisasi untuk melaksanakan program-
program secara efektif dan efisien. Program akan gagal bila personel di lapangan bertindak tidak
sesuai dengan arah dan strategi organisasi.

3. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan
tahap yang pang dominan, karena memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terletak pada pengaruh politik dalam
proses penganggaran.

4. Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian manajemen yang
dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan mekanisme reward dan punishment.
Sistem pemberian penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai pendorong untuk
pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus didukung oleh manajemen
kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk
mendorong motivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Intensif positif pada manajer
disebut sebagai reward dan intensif negatinya disebut sebagai punishment. Peran peting
adanya penghargaan dalam suatu organisasi akan mendorong tercapainya tujuan oragnisasi
dan untuk menciptakan kepuasan setiap individu.

Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang bersifat financial
misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan, sedangkan non financial dapat
berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi yang lebih besar, penempatan
kerja di lokasi yang lebih baik dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman
pada kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi penilaian harus selalu pada pemberian
penghargaan.
KESIMPULAN

Pemahaman ruang lingkup sektor publik di Indonesia akan mengantarkan pada


pentingnya mekanisme manajemen sektor publik yang tangguh. Dimana peran utama akuntansi
manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan
dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian
organisasi. Inti dari akuntansi manajemen adalah perencanaan dan pengendalian. Tipe
pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu Pengendalian preventif
(preventive control), Pengendalian operasional (operasional control), dan Pengendalian kinerja.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan cara
komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam
organisasi yang terdiri dari : (1) perumusan strategi (2) perencanaan strategi (3) penganggran (4)
opersional (5) evaluasi kinerja. Saluran informasi informal dapat dilakukan dengan komunikasi
langsung yaitu pertemuan informal, diskusi dll.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/28338693/Makalah_Akuntansi_Manajemen_Sektor_Publik_Rua
ng_Lingkup_Akuntansi_Manajemen_Sektor_Publik_
 https://www.scribd.com/doc/97432271/Akuntansi-Manajemen-Dan-Sistem-Pengendalian-
Sektor-Publik-4
 Majid, Jamaluddin. 2019. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Sulawesi Selatan: Pusaka
Almaida

Anda mungkin juga menyukai