Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN 1

“Enggak,Bu”
“Jadi,kenapa ?”
“ Saya ingin mengejar impian saya. Saya mau kembali menjadi sineas.”

Bu ida tertawa.”Itu lagi. Dari pertama kali kamu kerja disini,kamu cerita soal kepingin jadi
sineas Kamu udah enak enak disini malah mengajaryang enggak pasti. Kamu sadar kan, kamu
udah dewasa ? Sadar juga , daribanyaknya sutaradara di negeri ini Cuma berapa orang yang
berhasil dan terkenal ?”

Suar mengangguk .”Saya sadar sudah seharusnya saya bersikap dewasa. Tapi saya juga
sadar bahwa Cuma akan satu kali menjadi dewasa , dan saya enggak mau menjadi dewasa
dengan membosankan .
Wajah Bu Ida berubah jadi merah .”Maksud kamu, pekerjaan kami disini
membosankan,begitu ?
Suar menelan luda/ ia tidak bermaksud berkata seperti itu. Sama halnya dengan tidak ada
salahnya dengan hari senin, bgitu juga tidak ada yang salah dengan pekerjaan dikantor ini. Hanya
saja bukan pekerjaan itu yang ingin ia lakukan. Maaf Bu. Surat pengunduran diri akan saya
serahkan siang ini. Terima kasih .
Suar tergesa gesa keluar dari ruangan atasannya sebelum ia mendapatkan ceramah
lanjutkan tentang menjadi dewasa dan pilihan jalan yang harus di tempuhnya . wajahnya
perlahan terangkat ajntungnya yang berdetak kencang teah kembali normal, ia berjalan pergi
dengan perasaa lega .
Secepat kilat , kabar pengunduran diri gadis tersebut tiba di telinga rekan rekan kerjanya
yang lain termaasuk Ricky sore itu kala sura sendang membereskan meja kerja nya lelaki itu
menyapa
Kamu udah yakin,Ar ?
Suar berusaha tidak menatap matanya , takut tertusuk sembilu.”Iya”jawabnya singkat .
“kalau semua ini gara gara aku sama bells aku minta maaf
“Bukan kok”Suar menyunggingkan senyum. “lagipula akan selalu ada salaes lainnya
kalauaku keluar . mungkin aja penggantiku bakalan jauh lebih baik. Aku rasa,ini bukan masalah
besar ,
“Kalau kamu butuh telinga untuk dengar keluh kesahmu, aku ada …”
“Ada apa? Ada yang marah ? Suar berkelakar masih sembari memasukkan barang
barangnya ke dalam dus

BAGIAN 2
Dan untukmu yang baru saja akan mulai menulis selalu ingat ini : menulis adalah terapi . Dan
kita tidak perlu melakukannya agar terlihat keren di hadapan orang lain . atau berekspektasi
punya buku yang di terbitkan penerbit besar . Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita
tidak di penuhi oleh feses pemikiran . Maka, menulislah Entah dibuku tulis, daun lontar , prasasti
, atau bahkan di media sosial ,menulislah terus tanpa peduli karyamu akan di hargai oleh siapa
dan senilai berapa. Menulislah meski orang –orang mengejekmu .Menulislah agar kelar saat kau
meninggal ank-cucumu tahu bahwa suatu ketika engkau pernah ada , pernah menjadi bagian dari
sejarah .

Tiga gari setelah Suar kembali ke ibu kota , Fajar dan Eli menemuinya . Mereka membahas
perihal film Ekonomi Membunuh Ekosistem besutan mereka dan akan dikemanakan film
tersebut . Durasi yang terlalu pendek , tema yang terlalu tajam , dan nama mereka bertiga yang
terlalu tajam. Dan nama mereka bertiga yang sama sekali tidak terkenal membuat mereka tidak
yakin bisa mendapatkan produser , apalagi menaruh film di bioskop.

Suar dan Fajar membeberkan ide Budi Priadi untuk menaruh film garapan mereka di dunia
maya menjadikan Pilot project , dan membiarkannya dikenal masyarakat luas , mereka tentu
tidak bisa mengharapkan profit apa pun , apalagi mengharapkan ongkos mereka ke sana –sini
selama pembuatan film akan terganti . Blum lagi “ gengsi “ film tersebut pasti akan terbanting
jika mereka menaruh karya mereka sebatas di dunia maya . Akan tetapi ,Suar mengingatkan
kembali itikad awalnya mengajak Fajar dan Eli membuat film tersebut : untuk membantu
masyarakat desa . Mau tidak mau , mereka harus ikhlas . yang terpenting karya mereka di kenal
terlebih dahulu .uang dan ketenaran itu bonus . Mereka bertiga pun menyamakan pendapat .
tanpa ada rasa kesal dansesal sedikitpun, film ekonomi membunuh ekosistem di – publish di
dunia maya sejak hari ini

Pelan namun pasti , karya Suar dan teman teman mulai mendapat perhatian. Mulai dari
puluhan orang. Melonjak ke angka ribuan dalam hitungan hari . banyak orang yang tersadarkan
tentang situasi di Desa Utara . Film Ekonomi Membunuh Ekosistem menjadi viral. Dalam waktu
seminggu saja, ratusa ribu penonton sudah mereka dapatkan . Sesuatu yang sama sekali tidak
pernahdi bayangkan oleh Suar,Fajar,dan Eli . Beragam reaksi juga mulai bermunculan Berita
tentang sang gubernur tersebar luas. Dampak

BAGIAN 3
Dengan pemandangan langsung ke arah kota. Seorang lelaki berusia sekitar lima puluhan
menyapa hangat. Rambutnya pendek disisir ke belakang . pas dengan setelan jas mahalnya. Ia
lalu mempersilahkan gadis itu duduk. Sang sekretaris menawarkan segelas the, atau kopi. Suar
memilih air mineral

Damar Septian, nama orang tersebut. Seorang produser yang hasil filmnya sudah tak terhitung
lagi beberapa malah fenomenal, dan bahkan kontroversial. Damar Septian tertarik dengan gaya
penyutradaraan Suar yang terasa out of the box . menurutnya fil, dokumenter dengan gendre
yang Suar pilih masih langkadi negeri ini. Selain informative, juga memiliki nilai drama yang
mampu menggerakkan penontonnya untuk melakukan sesuatu. Dan Damar Septian tidak
berbicara tentang Fake Reality Show yang menguras air mata . ia berbicara tentang intergritas
Suar yang bgitu gigih dalam menggali informasi di lapangan. tidak ala kadarnya .
menembushingga ke lapisan yang bahkan para penonton tidak sadar hal-hal tersebut bisa digali
dengan kata lain , karya Suar dianggap “ pas “

Sebelum Suar tebumbung tinggi , ia tekankan lagi pada dirinya sendiri bahwa sanjungan
dapat menjadi jebakan. Ia bertanya apa maksud Damar Septian mengundangnya, dan bentuk
kerja sama apa yang mungkin mereka laksanakan .Damar Septian tertawa Ia senang dengan Suar
yang Straight to the point .

“ Saya mau mengajak Mbak Suar menggarap sebuah film dokumenter tentang PRB “
Katanya dengan mimic yang lebih serius .
Damar Septian mengangguk .
Suar terdiam. Partai politik ini adalah hal besar pikirnya
Damar Seotian bejalan kea rah jendela , memandangi ingar – binger diluar sana .”
Perwakilan dari PRB mengontak saya untuk sebuah proyek besar. Mereka ingin perjalanan
polisitik mereka dari awal berdiri hinggal sebesar sekarang dibuatkan film dokumenter. Saya
sangat antusias. Bukan karena saya simpatisan PRB semata , tapi karena menurut saya , sudah
saatnya masyarakat tahu lebih banyak tentang partai ini dan visi-misinya untuk negeri ini. Yang
jadi masalahnya , selama ini , saya belum menemukan sutradara yang sreg . Nah, setelah melihat
karya Mbah Suar …:’’ Pandangannya beralih ke arah gadis yang masih terpukai di depannya, “
…. Saya yakin , Mbah Suar bisa mewujudkannya .”

BAGIAN 4

Sederhana. Aku hanya meminta agar kau tidak mengambil ayahku


“Aku tahu engkau menyayangi kreasi-Mu yang taat , hingga terkadang engkau mengambil
mereka yang engkau sayangi lebih cepat , agar bisa lebih dekat dengan-Mu. Tapi jangan
ayahku, tolong jangan dulu. Aku masih belum bisa menebus kesalahan-kesalahanku pada beliau,
meski tak pernah sekali pun beliau menganggap itu kesalahan. Aku masih berniat membuatnya
bangga ,membelikannya benda-benda yang selama ini hanya bisa beliau idamkan di televise ,
membawanya ke pantai dan menatap bintang seperti yang beliau inginkan. Yang terpenting , aku
masih berniat membuatnya menangis , tapi kali ini bukan karena kecewa melainkan karena
bahagia .

“Tuhan , Kau lebih tahu apa yang terbaik , dan sungguh, ini hanya permintaan satu titik kecil
makhluk ciptaan-Mu yang bernama ‘aku’. Aku inginpunya lebih banyak waktu dengan seseorang
yang kau utus untuk mengajariku cara membaca kitab-Mu, mengusap luka membawaku
bersepeda sambil bercerita. Namun …” harus kau panggil dirinya , tolong jaga bapak beliau
segalanya bagiku.” Suar menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Selepas berdoa, ada
kelegaan dalam hatinya. Seolah ia siap dengan kemungkinan terburuk.
Malam itu. Bapak tidur pulas dan tidak pernah terbangun lagi .

Suar menghadapi prosesi pemakaman dengan tegar. Tak seperti adiknya yang sesekali
bersedu sedan, tiada setetes pun air mata ynag mengalir di pipinya ia justru mesti terus
menguatkan sang bunda yang masih tertangkap menangis , entah di dapur , atau di atas kasur.
Jika sudah begitu , Suarakan memeluknya sekuat ia bisa, mengatakan pada sang bunda bahwa
pantang terlihan bersedih.jika tidak bisa bahagia , setidaknya iabisa pura-pura bahagia .

Bagi suar sendiri , kehadiran Dude sangat berarti lelaki itu tetap ada di sebelahnya , bahkan
di saat yang terburuk seoerti ini . Buruk ? ralat ! Suar tidak ingin berpikir bahwa ini adalah hal
buruk. Ia yakin kematian bukan akhir dari segalanya, bapak kini beraada di tempat yang lebih
baik. Lucunya , yang jadi anak kesayanganan ibu sekarang adalah Dude .

Anda mungkin juga menyukai