Anda di halaman 1dari 52

ASPEK MEDIKOLEGAL

DAN ETIKA PROSEDUR


DIAGNOSTIK INVASIF DI
INDONESIA
Dr. Hadi Sulistyanto, SpPD,
MHKes, Finasim

Keluhuran Profesi
“Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang
paling mulia dan hanya orang-orang
yang sanggup menjunjung tinggi
kehormatan diri dan profesinya,
yang layak menjadi dokter”
(Hippocrates)

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


Kedokteran Klinik – William Osler
“ilpeng ttg ketidakpastian & seni ttg kemungkinan”
KEPENTINGAN
Fitur
Kontekstual Kumpulkan TERBAIK PASIEN
data IPTEKDOK NALAR 6th year
KLINIS students
DR BERUPAYA MENGURANGI KETIDAKPASTIAN MEDIK
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Riwayat DIAGNO-
Penyakit
Masa
SIS TERAPI
Riwayat
Lalu KERJA &
Penyakit Pemeriksaan
Masyarakat +
anamnesis
Fisik
DIAGN/ REHA-
+ BANDING BILI-
Kualitas Hidup Laboratorik +
Riwayat Keluhan
PROG- TASI
Penyakit Utama NOSIS
Saat Ini
PENDAPAT KLINIS
AP-2004
PILIHAN PASIEN = proses membuat keputusan baik yg konsisten
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012 ditengah ketidakpastian
UPAYA
DOKTER / RS

tindakan medis
yang benar FAKTOR (pos/neg) YG MEMPENGARUHI UPAYA DOKTER
daya tahan
kualitas obat

k o n d i s i - s a k i t

virulensi respon individual


stadium kepatuhan
penyakit terhadap obat
tindakan medis pasien
yang salah
DILUAR KEKUASAAN & KONTROL DOKTER
TANGGUNGJAWAB SEHINGGA DOKTER TIDAK BERTANGGUNGJAWAB
DOKTER/RS BERDASARKAN DOCTRINE OF IMPOSSIBILITY

Medicine is a science of uncertainty, an art of


3 probabilities.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
KEL & SM & Terowongan Kejahatan

S.M.
Pasien

Hk lain

Penyimp.
Etis Dr. Bmslh
Keslhan
Kejhtan Prof.
Komite Medik
Prof. Direksi

Pidana Dr. Bmslh


K.E.L
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
Hak Dasar Kesehatan (UU Kesehatan
No 36 Th 2009)

Sosial Individual

The right of self


The right to health care
determination

Hak atas pelayanan


Hak atas privacy Hak atas badan sendiri
medis

Hak atas rahasia HAK atas IC


kedokteran HAK memilih
dokter/RS
•Hak MENOLAK
•Hak
MENGHENTIKAN
•Hak SECOND
OPINION
•Hak memeriksa
REKAM MEDIS
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
THE NOBLEST PROFESSION
 Perlu keluhuran sikap & perilaku dokter.
 Rajin & tekun ikut perkembangan ilmu kedokteran
(keeping up).
 Memperbarui pemahaman ilmu yg berkembang
pesat (updating).
  what can be done?
  what ought to be done?
ANCAMAN
 Malpractice  penguasaan ilmu kedokteran.
 Misconduct  sikap & perilaku dokter yg tdk
semestinya.
 Contoh :
 Tidak membuat IC dengan baik
 Tuduhan : keserakahan
 Ketidak-adilan distributif
 Sendau gurau berlebih di ruang operasi
 Tarif terlalu mahal
 Uang muka pra operasi
 Waktu konsultasi terlalu sempit
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
Asas Budi pekerti
dan tingkah laku luhur
Dalam Sumpah Hippokrates :
“Di rumah manapun saya berkunjung saya
akan datang demi kebaikan org sakit,
membebaskan diri dari semua ketidak adilan
yg disengaja, dari semua tindakan buruk &
secara khusus dari hubungan kelamin dgn
org-org perempuan maupun laki-laki baik
bebas maupun budak”

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


 Teori etika kontemporer
 Teori budi pekerti luhur
seorang profesional kesehatan dikatakan berbudi &
berkarakter luhur bila punya 4 sifat sekaligus :
compassion, discerment, dapat dipercaya,
berintegritas moral tinggi (Beuchamp & Childress)
 Teori etika mengasuh
disamping berbudi pekerti luhur harus bersifat hangat,
dekat, mengasihi, bersimpati & ramah (Carol
Cilligan)

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


HUBUNGAN TERAPETIK
Terjadi karena dua alasan, yaitu:
1. Karena Dr (secara pribadi) setuju menjalin
perjanjian terapetik dengan pasien.
2. Karena hukum/UU, yaitu:
a. bila Dr bekerja di RS (sbg sub-ordinat
atau mitra) shg ia harus melaksanakan
kewajiban RS (mengelola pasien RS);
b. bila Dr melihat orang dalam keadaan
emergensi sehingga ia wajib melakukan
Good Samaritan (Psl 531 KUHP).
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
GOOD SAMARITAN
Adalah tindakan menolong seseorang dgn
sukarela atas dasar kemanusiaan seperti yg
dilakukan oleh seorang Samaria (yang baik)
ketika melihat korban tergeletak dirampok.
GOOD SAMARITAN LAW
Adalah UU di Amerika yang memberikan
imunitas dari tuntutan hukum kepada siapa
saja yang melakukan pertolongan emergensi
diluar RS bila terjadi kelalaian, sepanjang
bukan merupakan gross negligent (ceroboh).
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
hubungan karena perjanjian terapetik

DOKTER PASIEN
PERIKATAN

KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK

Melakukan tindakan medis, berupa:


1. Tindakan diagnosis:
a. tindakan diagnosis A Tiap-tiap tindakan yang
b. tindakan diagnosis B ada risikonya harus
2. Tindakan terapetik: dilengkapi INFORMED
a. tindakan terapetik X CONSENT sendiri-sendiri
b. tindakan terapetik Y
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
perjanjian terapetik
RUMAH SAKIT PASIEN
PERIKATAN

Hubungan karena
hukum/UU
KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK
DOKTER

Melakukan tindakan medis, berupa:


1. Tindakan diagnosis:
a. tindakan diagnosis A Tiap-tiap tindakan yang
b. tindakan diagnosis B ada risikonya harus
2. Tindakan terapetik: dilengkapi INFORMED
a. tindakan terapetik X CONSENT sendiri-sendiri
b. tindakan terapetik Y SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
INFORMED CONSENT
BUKAN PERJANJIAN TERAPETIK, TETAPI
PERNYATAAN SEPIHAK OLEH:
o PASIEN (FOR PERSON WITH CAPACITY TO
CONSENT)
o ORANG YANG BERHAK MEWAKILI (FOR
PERSON WITHOUT CAPACITY TO CONSENT)

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


INFORMED CONSENT
1. Bukan merupakan perjanjian terapetik,
tetapi sebuah konsekuensi yang muncul
menyusul terjalinnya hubungan terapetik.
2. Merupakan pernyataan sepihak oleh pasien
atau jika pasien tidak berkompeten oleh
orang yang berhak mewakili pasien.
3. Hanya berkaitan dengan tindakan medik
atau tindakan keperawatan saja.
PERJANJIAN TERAPETIK
Pernyataan dua pihak, yaitu pihak pasien dan
pihak Dr, berdasarkan asas dalam berkontrak.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
DEFINISI (1)
Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut. (Permenkes)

DEFINISI (2)
Persetujuan pasien atau yang mewakilinya
atas rencana tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi setelah menerima informasi
yg cukup untuk dapat membuat persetujuan.
(Konsil Kedokteran Indonesia)
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
DEFINISI (3)
Pernyataan oleh PASIEN, atau dalam hal pasien
tidak berkompeten*), oleh ORANG YANG BERHAK
MEWAKILI, yang isinya berupa persetujuan kepada
Dr untuk melakukan tindakan medik sesudah pasien
atau orang yang berhak tersebut diberi informasi
secukupnya**) mengenai rencana tindakan medik
yang akan dilakukan Dr. (Sofwan Dahlan)

*) Tidak berkompeten: belum dewasa (21 th) atau


belum pernah nikah atau tidak sehat akal.
**) Informasi sekucupnya: kualitas dan kuantitas
informasi cukup adekuat bagi pasien untuk dasar
membuat keputusan (setuju atau tidak setuju).
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
PENJELASAN
Dari ketiga definisi tadi maka yang paling
reliabel adalah definisi ketiga, sebab mampu
memberikan pemahaman bahwa:
1. Pemegang hak utama untuk memberikan
persetujuan ialah pasien.
2. Hak keluarga untuk mewakili pasien bukan
bersifat alternatif, melainkan kondisional,
yaitu manakala pasien tidak berkompeten
(belum dewasa atau tidak sehat akal).
3. Jika pasien sudah dewasa dan sehat akal
maka keluarga samasekali tidak berhak !!!
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
KASUS FORIENTINO
Dr dipersalahkan karena ia tidak memberikan
informasi bahwa tindakan ECT memiliki risiko, yaitu
dapat mengakibatkan rahang pasien patah atau
lidah terpotong, meski pasien telah memberikan izin
ECT.

Jadi informed consent diberikan tanpa didahului


informasi yang cukup (termasuk risikonya) sehingga
Informed consent yang telah diberikan dianggap
tidak sah demi hukum (domino effect).

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


TINDAKAN MEDIK
YANG MEMERLUKAN IC (1)

1. Operasi invasive, baik mayor atau minor.


2. Semua bentuk tindakan medik yang punya
risiko lebih besar.
3. Semua bentuk terapi radiologi.
4. Terapi kejang listrik (ECT).
5. Semua tindakan medik eksperimental.
6. Semua tindakan medik yang menurut UU
diharuskan disertai informed consent.
(Roach, Chernoff dan Esley, 2000)
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
TINDAKAN MEDIK
YANG MEMERLUKAN IC (2)
1. Operasi invasive, major dan minor, baik melalui
incisi atau melalui liang-liang tubuh (natural body
opening).
2. Semua tindakan medik yang memakai anesthesia.
3. Tindakan medik non-operatif yg punya risiko lebih
besar atau yang berisiko merubah struktur tubuh.
4. Tindakan medik yg menggunakan cobalt & x-ray.
5. Terapi kejang listrik (ECT).
6. Terapi yang masih bersifat eksperimental.
7. Semua bentuk tindakan medik yang memerlukan
penjelasan spesifik.
(Mancini M.R, Gale A.T)

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


PENOLAKAN
MEMBERIKAN INFORMED CONSENT
Jika pasien sudah dewasa dan sehat akal:
o Pasien bertanggungjawab sendiri atas
kejadian buruk yang akan terjadi.
Jika penolakan oleh orangtua dari pasien yang
tidak berkompeten maka bisa dipersoalkan
mengenai apakah:
o Keputusannya merupakan keputusan yg
bertanggungjawab?
o Telah menggunakan standar yang benar?
o Berhak mewakili kepentingan anaknya?
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
MATERI INFORMASI
YANG WAJIB DISAMPAIKAN
1. Alasan perlunya tindakan medik.
2. Sifat tindakan medik tsb (eksperimen atau
non-eksperimen).
3. Tujuan tindakan medik, yaitu diagnostik
atau terapetik.
4. Risiko dari tindakan medik.
5. Akibat ikutan yang tidak menyenangkan.
6. Ada tidaknya tindakan medik alternatif.
7. Akibat yg mungkin terjadi di kemudian hari
jika pasien menolak tindakan medik.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
PEMBERIAN INFORMASI
 Cukup lisan agar ada komunikasi dua arah.
 Boleh ditambah dengan information sheets
sebagai pelengkap.
 Jika informasi tdk cukup atau tdk diberikan
samasekali maka persetujuan yang telah
diberikan tidak syah demi hukum.
 Pada pasien dengan “Don’t tell me, doctor”
syndrome maka pasien dianggap setuju jika
pasien menyerahkan sepenuhnya kepada
kebijakan dokter.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
KEWAJIBAN
MEMBERIKAN INFORMASI
1. Berada di tangan Dr yang hendak melakukan
tindakan medik sebab ia yang tahu persis kondisi
pasien dan hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan medik yang akan dilakukannya.
2. Kewajiban tsb amat riskan apabila didelegasikan
kepada Dr lain, perawat atau bidan; tetapi bila hal
itu dilakukan dan terjadi kesalahan pemberian
informasi maka tanggungjawabnya tetap pada Dr
yang melakukan tindakan medik.
3. Di negara maju, tanggungjawab memberikan
informasi merupakan tanggungjawab yang tidak
boleh didelegasikan (non-delegable duty).
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
SYARAT PERNYATAAN
1. Subjek hukum: kompeten.
2. Kualitas pernyataan:
a. voluntary: sukarela tanpa disertai unsur
3 F (force, fraud dan fear).
b. unequivocal: disampaikan secara jelas,
tegas dan tanpa keraguan.
c. conscious: dalam kondisi psikologisyang
penuh kesadaran (compos mentis).
d. naturally: sesuai kewajaran sehingga tdk
perlu ditambah kata-kata “tidak akan
menuntut jika terjadi sesuatu yg buruk”.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
 The Medical Defence Union (USA) dalam
buku Medicolegal Issues in Clinical
Practice, ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya
persetujuan tindakan medik:
 1. diberikan secara bebas
 2. diberikan oleh orang yang sanggup membuat
perjanjian
 3. telah dijelaskan bentuk tindakan yg akan dilakukan
sehingga pasien dpt memahami tindakan itu perlu
dilakukan
 4. mengenai sesuatu hal yg khas
 5. tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


HAKEKAT INFORMED CONSENT
1. Bagi pasien, merupakan media menentukan sikap
atas tindakan Dr yang mengandung risiko / akibat
ikutan.
2. Bagi Dr, merupakan sarana memperoleh legitimasi
atas tindakannya yang bersifat offensive touching.
3. Dari sisi hukum merupakan transfer of liability dari
Dr kpd pasien atas terjadinya risiko / akibat ikutan.
4. Bukan merupakan sarana yg dapat membebaskan
Dr dari tanggungjawab malpraktek.
Masalah malpraktek merupakan masalah lain yg
sangat erat kaitannya dgn tindakan medik dibawah
standar.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
MASALAH
Informed consent tidak didahului informasi
atau didahului informasi tetapi tidak adequat
maka informed consent tsb dianggap tidak
pernah ada (tidak sah demi hukum).
Informasi diberikan sejelas-jelasnya,namun
jika akhirnya pasien menolak memberikan
informed consent berarti Dr telah gagal dalam
melakukan komunikasi.
Jadi, keberhasilan memperoleh informed consent
dari pasien sangat ditentukan oleh kemampuan DR
dalam ber-KOMUNIKASI
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
GUIDELINE
Informasi harus diberikan dalam bentuk dan cara
yang dapat membantu pasien untuk memahami
masalah kesehatannya dan memahami alternatif-
alternatif terapi yang mungkin dapat diberikan.
Dr harus mengambil posisi sebagai pemberi advis.
Tidak boleh ada paksaan-paksaan.
Pasien harus diberi kebebasan untuk menyetujui
atau tidak menyetujui tindakan medik yg dianjurkan
oleh Dr.
Pasien perlu didorong untuk membuat keputusan.
Dr dan pasien harus bersikap jujur & beriktikat baik.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
PERLU DIPERHATIKAN
Dr harus meluangkan waktu untuk menemui pasien
guna memberikan penjelasan.
Dr tidak boleh tergesa-gesa dan harus memberikan
waktu cukup kepada pasien utk membuat decision.
Dr harus memberikan kesempatan kepada pasien
utk bertanya, berkonsultasi kepada keluarga, teman
atau penasehatnya.
Dr wajib membantu pasien mencari second opinion
jika dikehendaki walau pendapatnya dpt menyulitkan.
Dalam keadaan tertentu perlu diskusi, dan ditutup
dg pertanyaan “Masih ada yang perlu ditanyakan?”.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
 IC tertulis diperlukan pada tindakan medis
beresiko tinggi.
 Menurut UUPK pasal 45 penjelasan, tindakan
beresiko tinggi adalah tindakan bedah dan
tindakan invasif.
 IC tertulis  tindakan operatif, tindakan invasif,
tindak noninvasif dengan resiko tertentu.
 Definisi tindakan invasif menurut Permenkes
585/1989 dan Permenkes 290/2008 adalah
tindakan medik yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh, atau
melewati liang-liang tubuh.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
 Menurut American Hospital Association, tidak
ada keharusan hukum IC tertulis, tetapi adalah good
practice untuk melakukannya pada:
1. tindakan atau prosedur bersifat kompleks atau beresiko
besar
2. Prosedur atau tindakan memerlukan pembiusan umum
atau lokal atau pemberian obat penenang (sedation)
2. Tindakan itu bukan merupakan tujuan utama
3. Kemungkinan timbul konsekuensi besar atau berat
terhadap pekerjaan pasien, kehidupan pribadi atau
sosial
4. Tindakan itu merupakan bagian dari suatu proyek
penelitian
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
LATAR BELAKANG
1. Tindakan medik penuh uncertainty.
2. Hasilnya tdk bisa diperhitungkan sec. matematik.
3. Hampir semua tindakan medik memiliki risiko.
4. Tindakan medik tertentu bahkan disertai akibat
ikutan yg tidak menyenangkan (kasus Schloendorff).
5. Semua potential risks (jika benar-benar terjadi)
atau semua akibat ikutan (yang pasti terjadi) akan
dirasakan sendiri oleh pasien, bukan orang lain.
6. Risiko dan akibat ikutan tersebut biasanya sulit
atau bahkan mustahil untuk dipulihkan kembali.
7. Semakin kuatnya pola hidup konsumerisme yang
prinsipnya “He who pays the piper calls the tune”.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
LANDASAN FILOSOFIS
Informed consent diperlukan karena:
1. Tuntutan dari patient’s autonomy.
2. Melindungi status pasien sebagai human being.
3. Mencegah pemaksaan dan tipu daya.
4. Mendorong self-criticism dokter.
5. Membantu proses rasional dalam pembuatan
keputusan (process rational decision-making).
6. Mengedukasi masyarakat.
Informed consent juga penting:
1. Manakala tindakan medis tidak mencapai tujuan.
2. Merupakan penghormatan terhadap hak asasi
manusia (dignity and rights of each human being).
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
LANDASAN ETIKA
Etika menghendaki agar setiap Dokter dalam
menjalankan profesinya senantiasa memperhatikan
empat prinsip dasar moral, yakni:
1. Beneficence (to do good).
2. Non-maleficence (to do no harm).
3. Justice (as a fairness or as distributive justice).
4. Autonomy (the right to make decisions about
one’s health care).
Jadi informed consent bukan sekedar isu hukum, ttp
juga isu moral dan etika sebab berkaitan erat dengan
prinsip autonomy (hak pasien membuat keputusan).
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
LANDASAN HUKUM
Berbeda dari negara common law, informed
consent disini diatur dalam Statute Law:
1. UU No. 36 Th. 2009 ttg Kesehatan:
2. UU No. 29 Th. 2004 ttg Praktik Kedokteran.
3. UU No. 44 Th. 2009 ttg Rumah Sakit
4. PP ttg Tenaga Kesehatan : No 32/1996
5. Permenkes Persetujuan Tindakan Medik
290/2008
6. Permenkes No. 1419 / Menkes / PER /
2005 ttg Penyelenggaraan Praktik Dr & Drg.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
KONSEKUENSI HUKUM
Bila tindakan medik tidak disertai informed
consent, konsekuensi hukumnya:
1. Merupakan bukti adanya unsur pidana,
yaitu perbuatan tercela (actus reus) dan
sikap batin yang salah (mens rea).
2. Merupakan bukti adanya unsur tindakan
melawan hukum sehingga Dr bisa digugat.
3. Merupakan bukti adanya tindakan Dr yang
tidak patuh thd Hukum Disiplin, sehingga
Dr dapat diadili oleh MKDKI.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
KEBIJAKAN UUPK
1. Bersifat non-selective (semua tindakan medik).
2. Harus didahului penjelasan yang cukup sebagai
landasan bagi pasien dlm mengambil keputusan.
3. Dapat diberikan tertulis atau lisan (ucapan atau
anggukan kepala?)
4. Untuk tindakan medik berisiko tinggi, persetujuan
harus diberikan secara tertulis.
5. Dalam keadaan emergensi tidak perlu informed
consent, sesudah sadar wajib diberitahu dan
diminta persetujuannya??
6. Ditandatangani oleh yang berhak.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
UU Kesehatan No 36 Th. 2009
 Pasal 4, 5, 7, 8  hak pasien
 Pasal 56  perlindungan pasien
 Pasal 58  hak ganti rugi pasien
PP No 32 Th. 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
 Pasal 22 Ayat 1 (A, C, D)
 Pidana denda max 10 juta rupiah
Permenkes 290 Th. 2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Medik
Definisi Tindakan Invasif
Sanksi Pencabutan SIP

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


PP 1419/2005 Tentang Penyelenggaraan
Praktek Kedokteran
 Pasal 17 ayat 1 & 2

Ketentuan Pidana Informed Consent


KUHP
 Pasal 351, pasal 89, pasal 369, dan pasal 361

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


UU Rumah Sakit No 44/2009
 Pasal 37 Ayat 1
Setiap tindakan kedokteran yang dilakukan di rumah sakit
harus mendapat persetujuan pasien atau keluarganya.
Penjelasan : Setiap tindakan kedokteran harus memperoleh
persetujuan dari pasien kecuali pasien tidak cakap atau pada
keadaan darurat. Persetujuan tersebut diberikan secara lisan
atau tertulis. Persetujuan tertulis hanya diberikan pada
tindakan kedokteran beresiko tinggi.

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


APA
KEWAJIBAN ETIS
DOKTER
DALAM
KEDOKTERAN
KLINIK???
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
CLINICAL CASE MANAGEMENT
Trilogy of clinical case management meliputi:
1. Diagnosis:
mengenali penyebab gejala dan menentukan apa
jenis penyakitnya.
2. Treatment:
menghilangkan gejala, membuat nyaman kembali
dan merestorasi sense of well-being.
3. Prognosis:
estimasi sejauh mana pasien akan menderita
sakit disebabkan oleh kondisinya yang sekarang,
baik dgn atau tanpa pengobatan.
(Curran, W, J)
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
DIAGNOSIS (1)
To diagnose patient means to identify the
cause of symptom and to decide on the
natural of the illness.
(Gibbons, T, B)

Diagnosis merupakan pekerjaan dokter


yang paling sulit, meski dibantu dengan
peralatan canggih shg wajar jika sekali
waktu keliru.

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


DIAGNOSIS (2)
Upaya diagnosis bisa menghasilkan:
a. correct diagnosis;
b. misdiagnosis (salah diagnosis);
c. undiagnosis (tidak bisa didiagnosis).

Angka misdiagnosis di Amerika Serikat


masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.
Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


PENYEBAB MISDIAGNOSIS
1. Kesalahan Dokter,
2. Kesalahan laboratorium;
3. Kesalahan penunjang medis; dan
4. Kontribusi dari pasien itu sendiri.
(Curran, W, J, 1980)

Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan


MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,
kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
HIGH TECHNOLOGY
Banyak alat diagnosis hi-tech sekarang
ini guna membantu Dr dalam diagnosis.
Tujuan utama alat baru adalah untuk:
a. meningkatkan akurasi.
b. menurunkan ketidaknyamanan & risiko.
b. memperluas cakrawala Dr dalam membuat
diagnosis.
(Gibbons, T, B, 1980)

High-technology hanya dapat mengurangi, bukan


menghilangkan angka kesalahan diagnosis !!!
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
MELINDUNGI DIRI
1. Mengabdi sesuai perannya;
2. Memiliki Kompetensi & meningkatkan diri;
3. Disiplin dalam menjalankan profesi;
4. Patuh Etika, Hukum dan Sumpah;
5. Bekerja sesuai clinical privilege
dan standar pelayanan.
6. Menghormati hak-hak pasien (HAM).
7. Komunikasi bagus.

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


INFORMED CONSENT PADA PASIEN
EMERGENSI
1. Dalam keadaan emergensi, informed consent
(jika masih mungkin) tetap penting, tetapi
bukan prioritas.
2. Walaupun penting tetapi pelaksanaan informed
consent tidak boleh menjadi penghambat atau
penghalang bagi dilakukannya emergency care.
3. UUPK, Permenkes menyatakan bahwa dalam
keadaan emergensi tidak perlu informed
consent.
4. Berbagai yurisprudensi di negara maju juga
sama bahwa tindakan emergency care dapat
dilakukan tanpa informed consent.
SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012
TINDAKAN EMERGENSI PADA PASIEN ANAK-ANAK
TANPA INFORMED CONSENT ORTU
Jika orangtua tak setuju, tindakan medik pada
anak dapat dilakukan dengan syarat:
1. Tindakan medik yg akan dilakukan harus
berupa tindakan medik terapetik (bukan
tindakan medik yg masih eksperimental).
2. Tanpa tindakan medik tsb anak akan mati.
3. Tindakan medik tersebut memberikan
harapan atau peluang pada anak untuk
hidup normal, sehat dan bermanfaat.

(Goldstein, Freud dan Solnit)

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012


TERIMA KASIH..

SGU UPDATE II 2-4 NOVEMBER 2012

Anda mungkin juga menyukai