Anda di halaman 1dari 15

FLOWCHART TRADING

Uji System trading

Drawdawn 5% / bulan

Analysis system trading


“Winrate”

Money MANAGEMENT
1:2
MONEY MANAGEMENT
Untuk menjadi ahli dalam dunia trading hal yang paling penting adalah merancang
money management yang benar. Sering kali para trader salah paham bahwa yang menentukan
kesuksesan trading adalah system trading sehingga saat mereka mengalami kerugian hal yang
menjadi kambing hitam pertama kali adalah system trading mereka , sehingga mereka akan
selalu mencari system trading yang holy grail, padahal system trading seperti itu tidak ada.
sehingga para trader akan terjebak didalam kegagalan terus menerus dalam bertrading.

berikut 5 aturan Money Management paling simpel dan populer di


kalangan trader:

1. 1% Rule.
Aturan Money Management dengan 1% Rule menyatakan bahwa Anda sebaiknya tidak
mempertaruhkan lebih dari 1% ekuitas dalam satu posisi trading. Umpamanya, apabila Anda
bertrading dengan modal $1000, maka berdasarkan 1% Rule, janganlah mengalokasikan lebih
dari $10 per trading.

Sepintas terdengar simpel, tetapi penerapannya bisa cukup memusingkan. Umpamanya


bila dengan modal tadi Anda bertrading dengan ukuran lot mini 0.1, berarti stop loss harus
ditempatkan sekitar 10 pip dari posisi entry. Sempit sekali, bukan? Dan stop loss sesempit ini
bisa dianggap sama saja dengan mengundang loss. Namun, jika Anda menggunakan lot mikro
0.01, maka stop loss bisa ditempatkan sekitar 100 pip dari posisi entry.

Dari contoh itu dapat dipahami bahwa aturan Money Management bukan cuma berkaitan
dengan berapa modal yang akan dipakai, tetapi juga berapa besar lot dan dimana stop loss akan
ditempatkan setiap kali buka posisi.

Ada beberapa variasi dari 1% Rule. Trader bermodal lebih besar bisa saja menerapkan
aturan 1% atas keseluruhan modal. Artinya, tak peduli berapa posisi trading yang dibukanya,
total dana yang dipertaruhkan tak melebihi 1% dari modal. Ada juga yang merubah persentase
aturan ini dengan 2%, 5%, dan lain-lain, tergantung dengan kekuatan dana yang dimiliki dan
seberapa besar risiko yang berani ditanggung.

 2. Risk/Reward Ratio.


Konsep MM yang umumnya dianggap paling ideal adalah menggunakan rasio
risk/reward, khususnya 1:2. Aturan Money Management ini berarti bila Anda berani
menanggung risiko sebesar $10, maka idealnya bisa menghasilkan $20 jika profit. Dengan rasio
risk/reward 1:2, maka untuk setiap kali profit bisa mengcover satu loss sebelumnya sekaligus
menangguk untung. Dengan ini, loss bisa di-cover sedikit demi sedikit dan keuntungan bisa
dihimpun, asalkan Win Rate dari sistem trading yang sudah dibuat itu minimal 60%.

3. Trading Pair Dengan Spread Rendah.


Banyak trader memilih pair currency untuk ditradingkan secara asal-asalan, tanpa
menyadari bahwa keputusan seperti itu bisa berdampak besar bagi Money Management yang
dijalankan. Contohnya, bertrading pada pair eksotik bisa menimbulkan biaya spread antara 50
pips atau lebih. Bayangkan betapa sulitnya menggapai target profit dengan spread selebar itu.
Solusi yang dipilih oleh banyak trader adalah dengan memilih bertrading pada pair-pair paling
likuid saja, seperti pair-pair mayor, di mana spread hanya dalam hitungan satu digit atau malah
di bawah 1 pip.

4. Menetapkan Target Realistis.


Ini boleh jadi merupakan aturan Money Management paling simpel, tapi paling sering
diabaikan trader. Karena bermimpi kaya mendadak, maka trader menargetkan return 100%
dalam sebulan. Memang ada trader tertentu yang kabarnya bisa meraup profit gila-gilaan seperti
itu, tetapi boleh jadi mereka lebih berpengalaman dan bertrading dengan modal lebih besar.

Keserakahan seringkali menjadi biang kerok kerugian trader, maka berhati-hatilah untuk
tidak terhanyut godaan setan yang satu ini. Tetapkanlah target yang realistis, baik itu dalam
trading harian, mingguan, maupun bulanan.
Drawdown
Salah satu indicator keberhasilan trading seseorang dapat dilihat dari nilai drawdown

yang rendah. Lantas apa pengertian drawdown , drawdown adalah  selisih antara saldo awal
dengan Equity akun terkini. Saat saldo Equity lebih rendah dari saldo awal Anda, itu berarti
Anda sedang mengalami Drawdown, Sebagai contoh, Anda memulai trading dengan saldo bersih
1,000 US Dollar, kemudian Anda melihat saldo Equity sekarang menjadi 950 Dollar. Ini artinya,
jumlah Drawdown dalam Forex Anda adalah 50 US Dollar. Dengan kata lain, Drawdown
dalam Forex adalah jumlah kerugian (loss) yang diperoleh trader saat ini dibandingkan
dengan deposit awal. Jumlah Drawdown ini bisa dihitung dalam bentuk persentase.

Cara Menghitung Drawdown Dalam Forex


Contohnya, Anda memiliki deposit awal sebesar 1000 US Dollar. Kemudian, Anda
mengalami loss yang mengakibatkan balance saat ini menjadi 250 US Dollar. Maka persentase
Drawdown yang Anda alami adalah:

((USD 1000 - USD 250) / USD 1000) x 100% = 75%

Dari hasil di atas, dapat disimpulkan jika persentase Drawdown dalam Forex Anda rendah, maka
nilai kerugian Anda pun juga rendah.

Cara Menjaga Drawdown Tetap Rendah


Banyak trader tidak menyadari bahwa dirinya mengalami Drawdown yang cukup tinggi,
karena mereka merasa tidak mengalami loss berturut-turut. Padahal semakin tinggi Drawdown
dalam Forex, semakin besar pula persentase profit yang harus dikumpulkan untuk
menutup kerugian tersebut.

Tak jarang cara-cara irasional pun dilakukan oleh trader yang mengalami Drawdown
besar. Salah satunya adalah mengambil risiko dengan meningkatkan ukuran lot (Position Size).
Mereka lupa dengan prinsip Money Management dan cenderung bertrading untuk balas dendam.
Di sinilah Anda perlu memahami pentingnya menjaga Drawdown tetap rendah saat melakukan
trading. Lalu bagaimana caranya? Dilansir dari Daily Price Action, simak penelusurannya
berikut ini:

1. Memperkecil Loss Per Transaksi

Pernahkah Anda mengalami kekalahan 10 kali secara beruntun dalam trading? Coba
hitung berapa persentase Drawdown dalam 10 kali trading tersebut. Jika jumlahnya di atas
100%, maka Anda dalam masalah besar!

Pastikan Anda menentukan batas persentase risiko yang tepat supaya terhindar dari Drawdown
yang tinggi. Berapakah batas persentase risiko yang tepat tersebut? Hanya Anda sendiri yang
bisa menentukan. Batas toleransi risiko bisa ditetapkan bermacam-macam, ada yang 2%,
5%, tapi juga ada yang hanya 1%. Jika Anda menggunakan persentase risiko 1% per trading,
maka apabila saldo awal Anda sebesar $100, berarti risiko maksimal per posisi tidak boleh
melebihi $1.

2. Tentukan Batas Maksimum Drawdown Per Minggu atau Per


Bulan

Langkah ini menuntut kesabaran tingkat tinggi. Supaya Drawdown dalam Forex tidak
semakin besar, buatlah batas maksimum Drawdown mingguan atau bulanan.

Misalnya, Anda berencana menggunakan batas persentase Drawdown 1% per trading.


Jika Drawdown sudah mencapai 5%, maka berhentilah trading dan lanjutkan lagi bulan
depan. Jika bulan depan terlalu lama, lanjutkan minggu depannya. Sembari menunggu,
Anda bisa me-review kembali apakah metode trading yang digunakan sudah benar, atau toleransi
risiko yang Anda pasang terlalu tinggi.
3. Kalau Kerugian Masih Berlanjut, Lakukan Ini!

Apabila kerugian masih berlanjut, Anda sebaiknya memperkecil persentase risiko per


trading, hingga kembali ke posisi yang menurut Anda aman. Setelah Anda cukup percaya
diri, barulah pasang batas persentase risiko ke kondisi normal.

ANALISIS SYSTEM TRADING


Setiap bisnis yang benar selalu melakukan uji system, dimana hal ini dilakukan agar
bisnis yang kita jalankan hasilnya sesuai dengan yang di harapkan.

System Trading Yang Kita Buat harus kita evaluasi untuk mengetahui dimana bidang
masalah dari system yang kita buat. Menduga-duga saja tidak cukup, dan berpindah pindah
system trading bukanlah solusi tepat.

Itulah alasanya, sama seperti seorang murid atau pelajar, trader juga membutuhkan
“raport” untuk mengevaluasi kinerja trading mereka. Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui dimana letak kelebihan dan kelemahan system trading.

BAGAIMANA CARA MENGUKUR PERFORMA TRADING KITA?

Pertama , anda harus mengetahui parameter atau patokan apa saja yang akan dijadikan
bahan evaluasi untuk menilai performa system trading, salah satunya adalah dengan mencari
presentase kemenangan-nya (win-rate).

Missal ; dari 20 kali uji coba trading terakhir, didapat 8 total posisi profit dan sisanya, 12
posisi rugi. Berarti system trading tersebut memiliki

(( profit
20 ) )
∗100 % =⋯ % win Rate

8
(( )
20 )
∗100 % =40 % win Rate

Sekilas win rate ini terlihat rendah dan tidak menguntungkan. Tetapi , ditangan trader
professional system trading dengan win rate kecil pun bisa di atur menghasilkan profit factor
diatas 1, supaya gross profit dari total posisi menang lebih besar dari gross loss total posisi
kalah. Kuncinya adalah money management.
Uji System Trading pivot poin
Kelebihan Pivot poin
1. Salah satu teknik trading terbaik adalah menggunakan garis Pivot (Pivot Point). Teknik
ini digunakan oleh sebagian besar profesional trader.
2. Pivot point juga digunakan Bank Sentral untuk menentukan seberapa jauh harga sebuah
instrumen keuangan di pasar akan diintervensi (level intervensi).
3. Memberikan probabilitas entry dan exit yang lebih tinggi untuk menghasilkan
keuntungan dan manajemen risiko yang lebih baik.
4. Saat ini indikator yang ada terdiri dari 2 kategori, yaitu: leading dan lagging indikator,
leading  indicator sering disebut juga repaint indicator karena dianggap terlalu lambat dan
terlalu cepat.Lagging indikator artinya ketinggalan (terlalu lambat). Biasanya harga
bergerak lebih dulu, baru indikator mengikuti dengan membentuk sinyal. Contoh dari
lagging adalah Moving Average.Sedangkan leading indikator terlalu awal mengetahui
sinyal trend, contohnya adalah indikator jenis Oscillator.Indikator pivot point termasuk
indikator non-repaint yang secara otomatis menghitung nilai garis Support dan Resistance
yang ditampilkan pada chart.Pivot point sangat baik digunakan untuk mengenali posisi
entry dan memilih target yang jelas.Garis Level Pivot juga berfungsi untuk memfilter
fake signal dari indikator standar (contoh MACD, Stochastic, RSI, Moving Average) dan
sangat efektif untuk mengindentifikasi kondisi pasar.
Berikut ini contoh setting indikator pivot point untuk teknik intraday
trading:

1. Pivot point yang digunakan untuk teknik trading intraday adalah Daily
pivot point dengan timeframe 15 menit.

2. Entry atau Take Profit sebaiknya dilakukan sekitar garis level pivot
(support, resistence dan pivot) jangan entry jika tidak disekitar garis
level pivot karena harga akan bergerak liar (belum maksimal
mencapai harga terendah untuk Buy dan tertinggi untuk Sell).

3. Entry posisi di jam-jam tertentu saja, misalnya untuk mata uang


EURUSD bisa entry posisi di antara jam 19.00 WIB, 20.00 WIB dan 21.00
WIB.

Indentifikasi Kondisi Pasar


1. Untuk menghasilkan profit menggunakan teknik pivot poin intraday sedapat mungkin
jauhi market sideway.
3 Profitable Pivot Point Strategies for
Forex Traders

1.Pivot Point Bounce Strategy

The pivot point bounce is a classic trading strategy. The idea is that if


price is above the pivot point, the market sentiment is bullish. If price is
below the pivot point, the market sentiment is bearish.
The pivot point bounce takes advantage of market sentiment, buying or
selling if price retraces back to the pivot point (which is historically a
good horizontal support or resistance level).
 Updated: December 17, 2016

 14 COMMENTS

3 Profitable Pivot Point Strategies for


Forex Traders
Share

Tweet

Pivot points are a vestige of the days before electronic trading that were calculated
manually in the past by floor traders. Pivot points are still a key element of technical
analysis to many traders today and many pivot point strategies exist to take advantage
of these important horizontal support and resistance levels.

In this article, I’m going to explain how pivot points are calculated and show you 3
profitable pivot point strategies that you can use to take advantage of them.

How Are Pivot Points Calculated?


The pivot point (P) itself is simply an average of the high, low, and closing price of
the previous day, week, or month (typically the previous day).
P = (High + Low + Close) / 3
The first resistance (R1) and support (S1) levels from the pivot point can be calculated
by multiplying the pivot point by 2 and subtracting the Low or High respectively.
R1 = (2 x P) – Low
S1 = (2 x P) – High
The second resistance (R2) and support (S2) levels are calculated subtracting the Low
from the High and adding or subtracting the result to/from the pivot point.
R2 = P + (High – Low)
S2 = P – (High – Low)
Finally, the third resistance (R3) and support (S3) levels are calculated by subtracting
the Low from the pivot point, multiplying by 2, and then adding the High or
subtracting the pivot point from the High, multiplying by 2, and subtracting then
subtracting the Low.
R3 = High + 2(P – Low)
S3 = Low – 2(High – P)
If all of this seems a little overwhelming to you, don’t worry – there are pivot point
calculators available online. Better yet, there are indicators for your trading platform
that do the calculations automatically, like this pivot point indicator for MT4.

3 Profitable Pivot Point Strategies for


Forex Traders
Below are 3 profitable pivot point strategies. The examples are geared toward Forex
traders but these techniques work in other markets as well.

In these examples, I’m using candlestick trading techniques as entry triggers. Other


trading techniques that take advantage of trends and reversals, like those taught in Top
Dog Trading or Infinite Prosperity, will also work well with these pivot point
strategies.
Note: A trading system like Day Trading Forex Live will not work for entry triggers
with these pivot point strategies because it works off of very specific stop run setups.
However, price is more likely to reverse when pivot points line up with other trading
signals, regardless of the setup.
1.Pivot Point Bounce Strategy

The pivot point bounce is a classic trading strategy. The idea is that if price is above
the pivot point, the market sentiment is bullish. If price is below the pivot point, the
market sentiment is bearish.
The pivot point bounce takes advantage of market sentiment, buying or selling if price
retraces back to the pivot point (which is historically a good horizontal support or
resistance level).

Note: In the example above, I used a morning star, which is a strong bullish
candlestick pattern, as my entry signal.
2.Pivot Point Trend Trading Strategy

You can also use pivot points and the various support and resistance levels
calculated from them for trend trading. The idea is to take advantage of
retracements at significant levels after price has chosen a direction based on
the pivot point.

If price breaks through the first support or resistance level convincingly, and
then retraces, you can buy or sell the bounce off of that resistance level.

Note: In the example above, I used a bearish engulfing pattern, which is a


strong bearish candlestick pattern, as my entry signal.
3.Pivot Point Reversal Strategy

Pivot point support and resistance levels can also be good places to
take reversal trades. If price is showing signs of slowing down near the
second or third support or resistance levels, these can be good places
to buy or sell respectively – especially if these levels line up with
previous market structure.

The idea is that, at support or resistance levels 1 and 2, price is likely to


be extended. Since these levels are also typically good horizontal
support and resistance levels they are great areas to look for reversal
trades.

Anda mungkin juga menyukai