Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Pendidikan Paradigma Atau Aliran-Aliran Dalam Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Minda Mora, S.Pd.I., M.Pd

NAMA : MARIANAH
NIM. 2013.12.1.0063

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAU’IZHAH

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang nikah tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang nikah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Aliran Pendidikan.................................................................................. 2
2.2 Macam-macam Aliran Pendidikan ......................................................................... 2
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 8
3.2 Kritik dan Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki
nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak
bermunculan pemikiran-pemikiran yangdianggap s ebagai penyesuaian proses
pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya, banyak teori yang
dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran
pendidikan. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam
pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan
kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-
pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan
atau antisipasi masa datang.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena
setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi  muda
keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang
tuanya.

1.2 Rumusan Masalah


1.  Apa pengertian aliran pendidikan ?
2.  Apa saja macam-macam aliran pendidikan ?

1.3 Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa
mampu:
1.    Untuk mengetahui pengertian aliran pendidikan.
2.    Untuk mengetahui macam-macam aliran pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Pendidikan


Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia
dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu
selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya
dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan
pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran–pemikiran dalam pendidikan itu
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran
terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir
berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melhirkan lagi pemikiran-
pemikiran baru dan demikian seterusnya.

2.2 Macam-macam Aliran Pendidikan


1. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan
yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan. Pengalaman yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya.
Pengalaman-pengalaman itu berupa stimulan-stimulan dari alam bebas
maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Tokoh utama aliran ini adalah filsuf Inggris bernama John Lock yang
mengembangkan paham Rasionalisme pada abad ke 18. Teori ini
mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti
kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah
“tabularasa” (a blank sheet of paper). Teori ini mengatakan bahwa
manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan
demikian, menurut aliran ini anak-anak yanglahir ke dunia tidak
mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang

2
polos. Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan
orang dewasa yang memberikan warna pendidikannya.
Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis
terhadap pendidikan, sebab aliran ini hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Adapun kemampuan dasar
yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilan
seseorang. Aliran ini masih menganggap manusia sebagai makhluk yang
pasif, mudah dibentuk atau direkayasa, sehingga lingkungan pendidikan
dapat menentukan segalanya.
Pandangan sebagaimana di atas tentu saja patut dipertanyakan. Dalam
kenyataan kehidupan sehari-hari, akan ditemukan anak yang berhasil
karena memang dirinya berbakat, meskipun pada awal lingkungan
sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan anak tersebut disebabkan oleh
kemauan yang luar biasa, sehingga menyebabkan dirinya sadar akan
kemampuannya. Kesadaran akan kemampuannya mendorong dirinya lebih
berusaha dan terekspresikan dalam bentuk kerja keras mencari dan
menemukan lingkungan yang kondusif  bagi perkembangan
kemampuannya. Upaya itu menyebabkan dirinya mendapatkan lingkungan
yang sesuai, yakni lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau
kemampuan yang ada dalam dirinya, sehingga anak tersebut berhasil.
2. Nativisme
Paham ini menentang paham Empirisme yang dikemukakan John Lock.
Nativs (dari bahasa latin) memiliki arti terlahir. Menurut paham ini,
dengan tokohnya seorang filsuf JermanSchopenhauer (1788-1860),
dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki
pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya
masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang
buruk.
Oleh karena itu, menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari
pembawaannya sejak lahir.  Berdasarkan aliran ini, keberhasilan
pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Aliran ini pun

3
berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan
sebaliknya, yang baik akan menjadi baik.
Jadi jelas di sini, bahwa menurut teori ini anak tumbuh dan
berkembangnya tidak dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik
lingkungan sekitar yang ada sehari-hari maupunlingkungan yang
direkayasa oleh orang dewasa yang disebut pendidikan. Dengan kata lain,
pendidikan, lingkungan masyarakat, dan orang tua tidak berpengaruh
terhadap perkembangananak karena setiap anak akan berkembang sesuai
pembawaannya, bukan oleh kekuatan-kekuatandari luar.
3. Naturalisme
Paham Naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J.
Rousseaue yang muncul pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin
memiliki makna Alam. Berbeda dengan Schopenhaeuer, Rousseaue
berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki
pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak
itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, atau lingkungan masyarakat di sekitar dimana anak tumbuh dan
berkembang.
Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini dikenal juga dengan
sebutan Negativisme. Selanjutnya Rousseaue  mengatakan, anak yang
telahir dalam keadaan baik tersebut biarkan berkembang secara alami. Ini
artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh pendidikan
apakah pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat sebagai
urun rembuk orang-orang dewasa malah akan merusak pembawaan anak
yang baik.
Hal ini seperti dikemukakan oleh J.J. Rousseaue, yaitu : “segala sesuatu
adalah baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi
jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia.”
Oleh karena itu, di sini jelas bahwa Rosseaue tidak berharap pada
pendidikan. Dengankata lain sekolah tidak perlu ada. Ia menginginkan

4
perkembangan anak dikembalikan ke alam yang  mengembangkan anak
secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi guru.
4. Konvergensi
Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran Konvergensi adalah
William Stern(1871-1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman.
Ia mengatakan bahwa seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan juga
dengan pembawaan buruk. Ia pun mengakui bahwa proses perkembangan
anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting.
Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang dibawa pada waktu lahir
tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang
sesuaidengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik
pun sulit mengembangkan potensi anak secara optimal apabila tidak
terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang diharapkan anak
tersebut.
Dengan demikian, paham ini menggabungkan antara pembawaan sejak
lahir dan lingkungan yang menyebabkan anak mendapatkan pengalaman.
William Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya
pembawaan dan lingkungan itu dengan perumpamaan dua garis yang
menuju ke satu titik pertemuan. Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan
sebutan Konvergensi (Konvergen berarti memusat kesatu titik).
Menurut teori konvergensi ada tiga prinsip :
(1) pendidikan mungkin untuk dilaksanakan,
(2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan
lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang
baik dan mencegah berkembangnya potensiyang kurang baik, dan
(3) yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan
lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.
Meskipun demikian terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana
yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.Variasi-

5
variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang
strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia. Seperti strategi
disposisional / konstitusional, strategi phenomenologist/ humanistik,
strategi behavioral, strategi psikodinamik/psiko-analitik, dan sebagainya.
5. Aliran Progresivisme
Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat
bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan
dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan,
ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan
kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai
kelebihan jika dibanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis
dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi
dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama
pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.
Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan
rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan
yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama
kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan
untuk bebas dari sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-
kejadianyang berlangsung disekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di
dalam maupun di luar sekolah.
6. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemiolog Italia. Ia dipandang sebagai cikal bakal lahirnya
konstruktivisme. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti
mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat
mengetahui segala sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu. Manusia
hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan.
Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang
dibentuk. Pengetahuan tidak bisa lepas dari subjek yang mengetahui.

6
Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan
kognitif, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi
kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Pengetahuan
merupakan suatu proses, bukan suatu barang.
Aliran Konstruktivisme ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak
diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui
pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu penglihatan,
pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini
menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang
kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa
dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan untuk mentransfer
ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda
jika pembelajaran ini ditujukan untuk menggali pengalaman.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan pada pendidikan. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan
pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Macam-macam aliran pendidikan yaitu :
a. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
b. Aliran Nativisme
Aliran nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah
memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut
arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula
yang buruk. Aliran ini pun berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan
menjadi jahat dan sebaliknya, yang baik akan menjadi baik.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai
pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi
lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat
merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia
sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan
sama-sama mempunyai peranan sangat penting.
e. Aliran Progresivisme
Aliran Progresivisme ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal
dan kecerdasan. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik,
yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.

8
f. Aliran Konstruktivisme
Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil
konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang
diterima lewat panca indra, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba,
penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak adanya
transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain
karena perbuatan itu akan sia-sia saja.

3.2 SARAN
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah
berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Amin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an.


Jakarta :PT Rineka Cipta. 2007.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung : PT


RemajaRosdakarya. 2003.

Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


2009.Tirtarahardja,

Umar dan S. L. La Sulo.  Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.2005.

10

Anda mungkin juga menyukai