Gambar 5.1 garis ukur dan garis 5.2 garis bantu dan antara yang
bantu gambar tampak
5.2 Tinggi dan Arah Angka Ukur
Angka ukur dan huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar
aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Pada tahun-tahun akhir
ini dibuat microfilm dari gambar, dibesarkan dan dicetak ulang. Walaupun
demikian angka-angka atau huruf-huruf tetap harus dapat dibaca dengan jelas.
Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar
mungkin. Pada peraturan ISO 3098 ditentukan tinggi dan bentuk angka-angka
dan huruf-huruf.seperti yang telah dibahas pada bab 2.
Di beberapa negara semua angka ukur ditulis mendatar, dalam hal ini
garis ukur vertical diputus ditengah-tengah untuk penempatan angka.
(Gambar 5.4) Dengan demikiian semua angka dapat dibaca dari bawah kertas
gambar. Cara seperti ini tidak dipakai dinegara kita.
Ukuran sudut ditulis seperti pada gambar 5.6 (a) atay (b). Disini garis
ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan disini
adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus
di atas garis ukur, kecuali pada gambar 5.6 (b).
Ujung dan pangkal garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur
mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan hal ini, yaitu dengan
anak panah tertutup, garis miring dan titik gambar 5.7. Cara dengan garis
miring seperti pada gambar 5.7 (b) banyak dipergunakan pada bidang sipil
dan arsitektur. Pada bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan. Bentuk
60
60
anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1 dan
harus dihitamkan.
61
61
5.4 Ukuran dan Toleransinya
d. Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linear, yang ditentukan oleh ISO 151/I
“Toleransi bentuk dan posisi : Bagian I Umum, Penunjukkan dalam
gambar” (GAMBAR 5.8. (d))Toleransi posisi harus diterapkan pada
posisi yang sebenarnya, yang telah ditentukan ukuran ini.
62
62
e. Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan
informasi (GAMBAR 5.8. (e)). Ini disebut dimensi referensi dan tidak
menentukan operasi produksi atau pemeriksaan. Sebuah dimensi referensi
diturunkan dari nilai-nilai yang tercantum dalam gambar atau gambar-
gambar yang mempunyai hubungan. (lihat 5.5).
a) Suatu dimensi fungsional adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari
bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara
kerja dari bagian dan lain sebagainya.
c) Suatu dimensi tambahan adalah dimensi referansi yang telah disebut pada
bagian sebelumnya. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa
toleransi, hanya sebagai bahan informasi.
5.6 Satuan-satuan
Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang sama.
Dalam sistim satuan S.I. satuan penajang adalah millimeter (mm). singkatan
satuan panjang (mm) tersebut tidak perlu dicantumkan dibelakang tiap
ukuran. Dengan sendirinya harus dimengerti bahwa angka yang tercantum
pada gambar memberikan ukuran panjang dalam mm, walaupun satuan ini
tidak tertulis.
Ukuran sudut pada umumnya dinyatakan dalam derajat, dan jika perlu
0
juga dalam menit dan detik. Ini dinyatakan oleh lambing-lambang : untuk
derajat ‘ untuk menit ‘’ untuk detik, yang ditulis disebelah kanan atas dari
angka yang bersangkutan. Contoh-contoh : 900 , 22,50 , 3’21’’, 00 15’,
60 21’52’’, 80 0’52’’.
64
64
5.7 Tanda desimal
Tanda decimal harus diletakkan setinggi dasar dan harus tampak jelas.
Sebagai tanda decimal dipakai koma.
Jika terdapat lebih dari empat angka disebelah kiri atau kanan angka,
tidak perlu diberi tanda lain setelah tiap tiga angka.
Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak
panah, anak panahnya dapat diganti dengan titik (Gambar 5.12). Dalam hal
ini dianjurkan untuk membuat gambar detail yang diperbesar. Dengan
demikian, ukuran-ukurannya dapat dibrikan dengan jelas pada gambarnya
(Gambar 5.13).
65
65
Gambar 5.11 Contoh memberi ukuran
Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis
gambar, tanpa garis bantu (Gambar 5.14). Garis gambar atau garis sumbu
dapat digunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh dipakai sebagai
garis ukur.
66
66
Gambar 5.13 Gambar detil
67
67
b. Memberi ukuran bagian yang harus dikerjakan secara khusus
68
68
c. Angka-angka ukur
1) Angka-angka atau huruf-huruf harus diletakkan kira-kira di tengah-
tengah dan sedikit di atas garis ukur, seperti yang telah diuraikan pada
bagian b (Gambar 5.17). Angka ukur tidak boleh dipotong atau
dipisahkan oleh garis gambar lain. Jika dianggap perlu angka ukur
baleh ditempatkan di pinggir, supaya jelas (Gambar 5.18).
2) Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diarsir, arsirnya
harus dihilangkan untuk memberi tempat untuk angka, seperti pada
bagian 8.6 (Gambar 5.19).
3) Dalam keadaan-keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak
dekat pada salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpuknya
angka-angka ukur, dan jika terdapat banyak ukuran, garis ukurnya
boleh ditarik hanya sebagian agar angka uurnya tidak terlalu jauh dari
bagian yang diberi ukuran (Gambar 5.20).
4) Pada bagian-bagian yang sempit angka ukuranny dapat ditempatkan dil
luar garis ukur. Untuk ini garis ukurnya diperpanjang, lebih diutamakan
perpanjangan ke sebelah kakan, dan angka ukurnya di atas garis
perpanjangan ini (Gambar 5.21).
69
69
Gambar 5.19 Angka dan arsiran
Pada benda atau bagian benda yang miring sedikit, garis-garis bantu
horizontal maupun vertical menjadi tidak jelas. Dalam hal demikian garis-
garis bantu digambar miring dan sejajar. Gambar 5.22 memperlihatkan
bagaimana caranya yang baik.
70
70
Gambar 5.22 Garis bantu miring
Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini
kemudian dibulatkan atau dipotong, ukuran harus diberikan seperti pada
Gambar 5.23, dengan bantuan garis bantu khusus. Yang dimaksud garis
bantu khusus, tidak lain adalah garis-garis perpanjangan bidang-bidang
miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-garis bantu khusus ini
yang akan menentukan ukuran yang menentukan bentuk benda.
Tali busur, busur dan sudut diberi ukuran seperti pada Gambar 5.24
(a), (b) dan (c). pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya
lurus dan tegak lurus pada garis bantu. Untuk busur caranya sama hanya
garis ukurnya di sini berbentuk lengkung, sejajar dengan busurnya. Ukuran
71
71
sudut ditempatkan di atas garis ukur yang berbentuk lengkung, dan garis
bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut.
72
72
h. Huruf dan lambang yang ditambahkan pada angka ukur
1) Lambang diameter
73
73
pada Gambar 5.28, R250, atau ditekuk seperti R300. Di sini titik
pusatnya tidak perlu ditunjukkan.
Jari-jari atau diameter dari bentuk bola, yang dalam gambar hanya
tampak sebagai lingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada
gambar dengan menempatkan “SR” untuk jari jari bola, dan “So”
untuk diameter bola (Gambar 5.30). perlu dicatat di sini bahwa ukuran
benda sangat berbeda bila ukurannya dinyatakan sebagai jari-jari atau
sebagai diameter.
75
75
5) Lambang kemiringan (chamfer) “x x 45o ”
76
76
5.33). lambing ini juga ditentukan oleh standar Jepang JIS. Lambing
ini diambil dari huruf pertama perkataan “thickness” yang kebetulan
sekali juga merupakan huruf pertama dari perkataan “tebal”.
77
77
j. Memberi ukuran yang disederhanakan oleh huruf-huruf referensi
Angka ukur dari bagian benda yng tidak sesuai dengan ukuran
gambarnya harus dijelaskan dengan menggaris bawahi angka ukur yang
bersangkutan (Gambar11.28). hal ini tentunya tidak perlu bila gambarnya
dibuat dengan skala tertentu. Artinya bila gambar dibuat dengan skala 1:5,
ukuran 50 mm, pada gambar harus menjadi 5 mm. jikalau ternyata ukuran
gambar tidak 5 mm melainkan 15 mm, maka ukuran terakhir ini harus
digaris bawahi dengan garis sumbu tebal.
79
79
Gambar 5.38 Ukuran tidak sesuai gambar
80
80
Oleh karena itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak mungkin
pada pandangan depan, dan ukuran-ukuran lain yang tidak dapat ditempatkan
disisni, dapat ditempatkan pada pandangan-pandangan lain seperlunya.
Pada bab ini dan yang ditunujukan pada Gambar 5.8, telah dikatakan ,
bahwa semua ukuran pada gambar mempunyai toleransi, walaupun hal ini
tidak selalu dinyatakan dalam gambvar pada ukurannya.
Untuk toleransi linear dan sudut lihat ISO/R 406; toleransi geometric
lihat ISO 151; toleransi yang tidak dinyatakan atau toleransi umum lihat ISO
2768.
81
81
Dalam hal ini konsep ukuran fungsional , yang disebut pada subbab 5.5
harus diterapkan, sehubungan dengan toleransi yang diperlukan.
Pada Gambar 5.41 (a) nilai toleransi -0,1 untuk panjang 15 merupakan
persyaratan fungsional. Pemberian ukuran seperti pada Gambar 5.41(b),
memerlukan toleransi yang lebih ketat.
82
82
Gambar 5.41 Macam-macam ukuran dan toleransinya
83
83
tambahan bagi pekerja atau lain petugas, agar supaya tuidak menghitung.
Ukuran-ukuran bantu demikian tidak diberi toleransi, dan bila diperlukan
toleransi umum, ukuran-ukuran bantu ini harus diletakan diantara kurung
(Gambar 5.8 (e)) untuk menunjukan bahwa hal ini tidak terikat pada
toleransi tersebut, dan tidak menjamin diterimanya benda kerja tersebut
atau bagiannya.
84
84
5.13 Garis Ukur dan Garis Bantu
Garis sumbu, garis simetri dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai
garis ukur (Gambar 5.43) tetapi dapat dipergunakan sebagai garis bantu
(Gambar 5.44). jika garis sumbu atau gari gambar diperpanjang untuk dipakai
sebagai garis bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik dengna garis
tipis.
Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali bila
hal tersebut tidal dapat dihindari (Gambar 5.45).
85
85
Gambar 5.45 Garis bantu tidak saling memotong
86
86
Gambar 5.47 Ukuran segaris
a. Ukuran berantai
Ukuran berantai, lihat Gambar 5.49 (a) dan Gambar 5.50 (a), hanya
boleh diterapkan, bilamana kemungkinan pengumpulan toleransi tidak
akan mempengaruhi persyaratan fungsional dari benda bersangkutan.
87
87
Gambar 5.49 Macam-macam cara pemberian ukuran
b. Ukuran sejajar
88
88
Gambar 5.50 Ukuran dan diagram toleransinya
c. Ukuran-ukuran berimpit
89
89
Pada cara ini, titik pangkal yang menunjukkan garis atau bidang
referensi harus dilingkari. Angka ukurnya harus diletakkan dekat dengan
anak panah searah dengan garis bantu bersangkutan.
d. Ukuran-ukuran kombinasi
90
90
Gambar 5.53 Memberi ukuran dengan koordinat-koordinat
a. Profil
91
91
Gambar 5.55 Memberi ukuran dengan ordinat
92
92
Gambar 5.57 Diameter diperlukan untuk proses pengerjaan
93
93
Gambar 5.59 ukuran diameter dengan garis petunjuk
d. Ukuran Sudut
Garis ukur dari sebuah sudut berupa sebuah busur dengan titik
pusatnya pada titik sudutnya, dan berujung pangkal pada kedua buah kaki
sudutnya atau pada perpanjangannya (Gambar 5.60).
94
94
Gambar 5.61 Ukuran dari bagian-bagian yang sama
95
95
g. Ukuran lubang
Ukuran ukuran lubang baut, lubang ulir, lubang pen, lubang palu
keeling dan sejenis, harus dinyatakan dengan jumlah lubang didepan
ukuran lubang, yang dihubungkan oleh garis penunjuk pada salah satu
lubang (Gambar 5.63). Jumlah lubang hanya menyatakan kelompok
lubang yang sma besarnya pada bagian yang bersangkutan (contoh
sebuah lemari katup jumlah luubang hanya berlaku sebuah plenes). Jika
hanya terdapat sebuah lubang, jumlahnya tidak perlu dicantumkan.
Jika elemen yang berjarak sama, atau disususn secara teratur, cara cara
berikut untuk penyederhanaan dapat dipakai.
Jarak antara lubang dan elemen lain pada sebuah lingkaran dapat diberi
ukuran seperti pada gambar 5.66. ukuran jarak boleh ditiadakan bila dari
gambar sudah cukup jelas (gambar 5.67).
96
96
Gambar 5.64 memberi ukuran bagian yang berjarak sama
97
97
Gambar 5.67 Memberi ukuran lubang
pada lingkaran
98
98
Gambar 5.69 Memberi ukuran bagian yang berjarak sama
pada lingkaran
Bidang referensi
99
99
Gambar 5.71 Memberi ukuran lubang
10
01
00