Anda di halaman 1dari 4

Sistem Ekskresi Manusia

Setelah 2 kali sesi kalian mempelajari tentang organ-organ yang terlibat dalam sistem
ekskresi (pada part 1) lalu secara spesifik tentang ginjal dan proses pembentukan urine (part 2),
sekarang kita memasuki part terakhir yaitu tentang gangguan/penyakit pada sistem urinari.

Kali ini sumber belajar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, silahkan kalian browsing
dari berbagai sumber yang bisa kalian dapatkan. Selamat belajar, selamat berusaha.

Pertanyaan :

1. Jumlah urine yang diproduksi oleh tubuh manusia, salah satunya dipengaruhi oleh hormon
ADH.
a) Apa sih yang dimaksud dengan hormon
b) Ceritakan bagaimana sih cara kerja hormon ADH dalam mempengaruhi jumlah urine
yang diproduksi tubuh
2. Jupiter melakukan uji coba terhadap urinenya sendiri di laboratorium sekolah. Dia
menambahkan reagen benedict 5 tetes ke dalam tabung reaksi A yang sudah diisi dengan
urine sebanyak 1 ml, kemudian tabung tersebut dipanaskan, setelah dipanaskan dia
mengamati ada endapan warna merah bata pada larutan urine tersebut. Kemudia dia
mengambil tabung reaksi B yang juga sudah diisi urine sebanyak 1 ml dan ditambahkan
dengan reagen biuret sebanyak 5 tetes, hasilnya warna larutan urine tetap berwarna kuning.
a) Apakah fungsi dari reagen benedict dan reagen biuret
b) Dari hasil percobaan tersebut kira-kira gangguan/penyakit apakah yang dialami
Jupiter
c) Bagian manakah dari nefron yang mengalami kerusakan dari kasus Jupiter tersebut
3. Pada saat seseorang mengalami gagal ginjal artinya ginjal tersebut sudah mengalami
gangguan fungsi sehingga tidak dapat menyaring darah, maka orang tersebut harus
melakukan cuci darah (hemodialisis). Ceritakan bagaimana sih cara kerja proses cuci darah
tersebut.
4. Bagaimana cara kita untuk menjaga agar fungsi dari organ ginjal dan organ hati tetap bekerja
dengan baik
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a) Anuria
b) Nefritis
c) Diabetes melitus
d) Diabetes insipidus
e) Albuminuria
f) Hematuria
g) polyuria
Biologi
Melvin XI IPS

1. a) hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon
berfungsi untuk mengatur homeostasis, memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
dan tingkah laku. Kelenjar endokrin yang memproduksi hormon disebut pula sebagai
kelenjar butu. Hal ini disebabkan hormon yang dihasilkan tidak melalui saluran tertentu
namun langsung ke pembuluh darah.
b) Cara kerja hormon ADH yaitu dengan mengatur kembali penyerapan molekul
yang berada pada ginjal dengan memengaruhi permeabilitas jaringan dinding
tubulus ginjal, sehingga berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin.  

Pengaruh hormon ADH pada pembentukan urine yaitu, hormon ADH


mempengaruhi kinerja penyerapan air di tubulus kontortus proksimal. Nah, ketika
kadar hormon ADH meningkat maka tubuh akan mempertahankan kadar air
dalam darah dengan cara mengeluarkan air dari nefron melalui tubulus kontortus
proksimal. Selanjutnya, pada organ tersebut air akan diserap kembali oleh tubuh
dan keluar dari nefron sehingga volume urine akan berkurang.

2. a) -Reaksi Biuret
Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ikatan peptida.
Reaksi ini positif (berwarna ungu) untuk zat yang mengandung 2 atau lebih ikatan
peptida.
-Uji Benedict
Uji benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan gula
pereduksi.
Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning,
orange, atau merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah
bata.
b) Diabetes melitus. Kurangnya hormon insulin dalam darah meningkatkan kadar
glukosa. Bila ada terlalu banyak glukosa dalam darah, ginjal tidak dapat menyerap
kembali gula tersebut ke dalam aliran darah, sehingga sebagian akan dikeluarkan
melalui urin.
Diabetes gestasional, yaitu kondisi gula darah tinggi di atas normal pada masa
kehamilan.
Diet tinggi gula. Misalnya kalau terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman
manis.
Sirosis hati. Sirosis hati memengaruhi metabolisme karbohidrat, sehingga
mengakibatkan kadar glukosa yang tinggi dalam darah. Kadar glukosa darah yang
tinggi akan membuat glukosa keluar melalui urine.

c) Tubulus kontortus proksimal


3. untuk melakukan hemodialisa, prosesnya akan dibantu menggunakan mesin canggih dan
khusus untuk menggantikan ginjal yang rusak agar tubuh bisa menyaring darah. Mesin ini
berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor,
garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.

Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas medis.
Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran darah tubuh pasien ke mesin pencuci
darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah proses
penyaringan usai, selanjutnya darah yang bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.

Cuci darah dengan menggunakan metode hemodialisa menghabiskan waktu sekitar empat
jam per sesi. Dalam seminggu, pengidap perlu menjalani setidaknya 3 sesi dan hanya bisa
dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.

4. -Imunisasi sejak dini


-Minum air yang banyak
-Makan makanan bergizi
-Hindari alcohol
-Hati-hati dalam mengonsumsi obat
-Mengatur Pola Makan
-Menjaga Berat Badan
-Jaga Tekanan Darah
-Aktif Bergerak

5. A) kondisi saat ginjal berhenti memproduksi urine. Kondisi ini biasanya terjadi akibat
adanya gangguan pada ginjal.
b) penyakit yang ditandai dengan peradangan ginjal. Selain jantung, ginjal adalah salah
satu organ tubuh yang paling giat bekerja
c) Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan
pengaturan gula darah. Diabetes melitus juga sering disebut sebagai penyakit gula atau
kencing manis.
d) Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka, dengan gejala selalu merasa haus
dan pada saat bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak
e) kondisi di mana jumlah albumin dalam urine berlebihan atau di atas kadar normal.
f) kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Ini mungkin idiopatik dan / atau
jinak, atau dapat menjadi tanda bahwa ada batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih
(ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang
mematikan.
g) kelainan produksi air seni (urine) pada tubuh, di mana urine yang diproduksi lebih
banyak dari jumlah normal, yakni di atas 3 liter per hari.

Anda mungkin juga menyukai