Anda di halaman 1dari 24

PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

MODUL RADIKALISME DAN TERORISME


12 JP ( 540 menit)

Pengantar

Perkembangan situasi akhir-akhir ini terutama yang berkaitan dengan


masalah radikalisme dan terorisme sangat meresahkan dan perlu
penanganan serius dari semua elemen bangsa karena masalah tersebut
menjadi ancaman serius terhadap keutuhan bangsa dan negara Indonesia

Kemajuan tehnologi khususnya di bidang Teknik informatika melalui


media sosial membuat siapapun dapat mengakses kontennya dan sangat
memudahkan penyebaran informasi baik yang positif maupun yang negatif
tidak ketinggalan juga informasi/ berita-berita yang berhubungan dengan
masalah radikalisme dan terorisme.

Polri selaku Lembaga yang bertugas sebagai pemelihara kamtibmas,


pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum
dalam rangka keamanan dalam negeri harus memiliki kemampuan untuk
mengantisipasi setiap bentuk gangguan kamtibmas termasuk di dalamnya
masalah radikalisme dan terorisme dengan selalu mengupgrade diri
melalui kegiatan pembekalan pengetahuan yang berkaitan dengan
radikalisme dan terorisme.

Standar Kompetensi
Memahami Radikalisme, deradikalisasi dan terorisme sehingga mampu
mendeteksi dan mengenali potensi kerawanan permasalahannya guna
menentukan strategi pencegahannya di tengah masyarakat

RADIKALISME DAN TERORISME1


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

Kompetensi Dasar
1. Memahami Radikalisme
Indikator Hasil Belajar :
a. menjelaskan pengertian radikalisme
b. menjelaskan ciri paham radikal
c. menjelaskan faktor penyebab munculnya paham radikal

2. Memahami Terorisme
Indikator Hasil Belajar :
a. menjelaskan pengertian Terorisme& ekstremisme dgn kekerasan
b. menjelaskan ciri terorisme
c. menjelaskan tujuan terorisme
d. menjelaskan sasaran terorisme
e. menjelaskan bentuk-2 terorisme
f. menjelaskan jenis terorisme
g. menjelaskan faktor penyebab Tindakan terorisme

3. Memahami De Radikalisasi

Indikator Hasil Belajar :


a. menjelaskan pengertian de radikalisasi
b. menjelaskan obyek deradikalisasi
c. menjelaskan strategi pencegahan radikalisme dan terorisme
d. menjelaskan target/ sasaran deradikalisasi
e. menjelaskan tiga sektor mekanisme pencegahan terorisme

Materi Pokok
1.Pokok bahasan 1 :
Radikalisme

Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian radikalisme
b. Ciri-ciri paham radikal
c. Faktor penyebab munculnya paham radikal.

2. Pokok bahasan 2

RADIKALISME DAN TERORISME2


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

:
Terorisme
a. Pengertian terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan
b. Ciri-ciri terorisme
c. Tujuan terorisme
d. Sasaran terorisme
e. Bentuk-bentuk terorisme
f. Jenis terorisme
g. Faktor penyebab Tindakan terorisme.

3. Pokok bahasan 3 :
De Radikalisasi
a. Pengertian deradikalisasi
b. Obyek deradikalisasi
c. Strategi pencegahan radikalisme dan terorisme
d. Target/ sasaran deradikalisasi
e. Tiga sektor mekanisme pencegahan terorisme

Metode Pembelajaran

1. Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang Radikalisme,


terorisme dan de radikalisasi
2. Tanya jawab digunakan untuk memperdalam pemahaman materi
tentang pengertian Radikalisme, Ciri-ciri paham radikal. faktor penyebab
paham radikal bisa menyerang seseorang pengertian terorisme, ciri-ciri
terorisme, tujuan teror-isme, sasaran terorisme, bentuk-bentuk terorisme,
jenis terorisme, faktor penyebab tindakan terorisme, pengertian de radikali
sasi dan strategi pencegahan radikalisme dan terorisme.
3. Diskusi digunakan untuk menggali gagasan/ ide serta melatih peme-
cahan persoalan sesuai dengan materi yang diberikan pendidik.

4. Penugasan digunakan untuk memperdalam pemahaman terhadap


materi yang diberikan dengan meresume materi Radikalisme,
terorisme dan de radikalisasi

RADIKALISME DAN TERORISME3


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

Bahan , Alat DAN SUMBER BELAJAR

1. Bahan
a. Bahan diskusi.
b. Materi bahan ajar

2. Alat
a. Whiteboard.
b. Flipchart.
c. Kertas flipchart.
d. Komputer/laptop.
e. LCD dan screen.
f. Alat tulis.

Proses Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit


a. Pendidik memperkenalkan diri.
b. Pendidik menyampaikan apresepsi yang berisi pengantar mata
pelajaran, kompetensi dan tugas yang harus dilakukan oleh peserta
pelatihan setelah mengikuti materi pelajaran ini.
c. Peserta didik menyimak, menanggapi dan melaksanakan instruksi
pendidik.
2. Tahap inti :425 menit
Tahap inti 1 : 180 menit
a. Pendidik menjelaskan materi tentang pengertian radikalisme,
Ciri-ciri paham radikal. faktor penyebab paham radikal bisa
menyerang seseorang pengertian terorisme, ciri-ciri terorisme,
tujuan terorisme, sasaran terorisme, bentuk-bentuk terorisme,
jenis terorisme, faktor penyebab tindakan terorisme, pengertian
deradikalisasi dan strategi pencegahan radikalisme dan
terorisme.
b. Peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting dan
menanggapi materi yang disampaikan pendidik.
c. Pendidik

RADIKALISME DAN TERORISME4


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang


materi yang belum dimengerti/ difahami.
Tahap inti 2 : 245 menit
a. Pendidik membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b.Pendidik memberikan persoalan berkaitan dengan materi
radikalisme, terorisme dan deradikalisasi ke masing-masing
kelompok
c. Pendidik menginstruksikan peserta didik untuk melaksanakan
diskusi sesuai dengan persoalan yang diberikan.
d. Peserta didik melaksanakan diskusi
e. Pendidik memfasilitasi diskusi
f. Peserta didik memaparkan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok
lain.
g. Pendidik menanggapi hasil diskusi peserta didik.
3. Tahap akhir : 15 menit
a. Penguatan materi :
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
proses pembelajaran dan hasil diskusi.
b. Pengecekan penguasaan materi :
Pendidik mengecek penguasaan materi pelatihan dengan cara
bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Kesimpulan
Pendidik menyimpulkan materi dan menutup pembelajaran.

4. Tes capaian kompetensi : 90 menit

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi.


Peserta didik
mengumpulkan
resume materi.
RADIKALISME DAN TERORISME5
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

Lembar Kegiatan

----------------------

POKOK BAHASAN 1

RADIKALISME
1. Pengertian radikalisme
Untuk memberikan definisi tentang Radikalisme kita perlu memperhatikan
beberapa pendapat dari berbagai pihak. Radikalisme sering diartikan
sebagai faham atau cara berfikir yang menuntut perubahan mendasar
dengan kekerasan. Ada beberapa definisi tentang radilaisme :

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radikalisme berasal dari kata


Radikal yang artinya secara mendasar ( prijnsip ) ; amat keras menuntut
perubahan ; maju dalam berpikir dan bertindak. Sedangkan kata radikalis
me berarti paham atau aliran yang radikal dalam politik ; paham atau
aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara
kekerasan; sikap eksrim dalam aliran politik.

b. Dalam Kamus Ilmiah Populer yang ditulis oleh Pius A. Partanto dan
M.Dahlan Al Barry terbitan Arkola Surabaya, kata radikal berarti
berkenaan
dengan akar sesuatu ; tegas dalam bertindak. Kata Radiks yang berarti
akar pangkal. Kata Radikalisme diartikan sebagai paham politik
kenegaraan yang menghendaki perubahan besar dalam mencapai taraf
kemajuan

c. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) mendefinisikan


Radikalisme sebagai suatu sikap yang mendambakan perubahan secara
total dan bersifat revolusioner dengan menjungkibalikkan nilai-nilai yang
ada secara drastis lewat kekerasan ( violence ) dan aksi / tindakan yang
ekstrim. Secara singkat, radikalisme adalah embrio terhadap lahirnya
terorisme.

d. Menurut coordinator jaringan Gusdurian nasional, Alissa Wahid,


radikalisme adalah paham yang keluar dari pakem yang lazim. Dalam
konteks keindonesiaan, pakemnya adalah hidup damai dengan mereka
yang berbeda
paham dan
kepercayaan.

RADIKALISME DAN TERORISME6


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

Inti dari Tindakan radikalisme adalah sikap dan Tindakan seseorang atau
kelompok yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung
perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya menghendaki
perubahan secara cepat dan dratis serta bertentangan dengan system
sosial yang berlaku. Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme
karena kelompok ini dapat melakukan segala cara termasuk teror.
Walaupun banyak yang mengkaitkan radikalisme dengan agama, namun
pada dasarnya radikalisme adalah masalah politik, bukan ajaran agama.

Jadi pengertian Radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan, paham yang


ingin melakukan perubahan pada system sosial & politik dengan
menggunakan cara-cara kekerasan / ekstrim.
2. Ciri-ciri paham radikal
Kondisi radikalisme di Indonesia saat ini cukup meresahkan masyarakat,
karena meskipun kelompok ini tidak terlalu banyak jumlahnya, aksi-aksinya
memberikan efek teror yang cukup signifikan dan menyebar luas ke seluruh
lapisan masyarakat, sehingga membutuhkan langkah antisipasi dan
pencegahan dari seluruh elemen bangsa Indonesia. Ada beberapa ciri yang
bisa dikenali dari sikap dan paham radikal antara lain sebagai berikut :

a. Intoleran ( tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain ).


b. Fanatik ( selalu merasa benar sendiri ; menganggap orang lain salah ).
c. Ekslusif ( membedakan diri dari kelompok lain )
d. Revolusioner ( cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk
mencapai tujuan )
3. Faktor penyebab munculnya paham radikal.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya paham radikal antara
lain:

a. Faktor Manusia, Radikalisme dapat berkembang karena adanya


pemikiran bahwa segala sesuatu harus dikembalikan kepada agama
meski-pun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan
bahkan cenderung berseberangan dengan norma dan aturan yang
berlaku di masyarakat.

b. Faktor Ekonomi, masalah ekonomi sangat berperan dalam melahirkan


faham radikal, dimana ketika terdesak karena masalah ekonomi maka
manusia dapat melakukan apa saja, termasuk melakukan teror.

c. Faktor Politik, permasalahan politik yang bermuara pada kepentingan


kelompok menyebabkan terjadinya gesekan dan benturan kepentingan
sebagai bentuk fanatisme kelompok dimana masing-masing kelompok
berusaha mempertahankan faham dan kepentingannya yang kemudian
berujung pada munculnya pertentangan dan penolakan utamanya
terhadap
kebijakan
Pemerintah.

RADIKALISME DAN TERORISME7


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

d. Faktor Sosial, masalah social yang berkaitan erat dengan


permasalahan ekonomi sehingga mudah dipengaruhi oleh tokoh atau
kelompok radikal yang dianggap dapat membawa perubahan drastis
terhadap hidup mereka.

e. Faktor Psikologis, peristiwa atau pengalaman buruk/ pahit yang dialami


oleh seseorang atau kelompok seperti masalah keluarga, masalah
ekonomi, kebencian, dendam dan sebagainya secara psikologis dapat
membentuk pola pikir, sikap maupun tindakan radikal.

f. Faktor Pendidikan, Pendidikan khususnya pendidikan agama yang


salah dimana tenaga pendidik yang salah dalam memberikan ajaran
dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

POKOK BAHASAN 2
TERORISME

1. Pengertian terorisme.

Istilah teroris dan terorisme berasal dari kata latin, yaitu terrere yang


artinya membuat gemetar atau menggetarkan. Secara etimologi terorisme
berarti menakut-nakuti (to terrify). Kata terorisme dalam bahasa
Indonesia berasal dari kata teror, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) memiliki arti usaha untuk menciptakan ketakutan,
kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan tertentu (KBBI,
2008).

Teror atau terorisme selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah


puncak aksi kekerasan ( terrorism is the apex of violence ). Kekerasan
bisa terjadi tanpa teror, nmamun tidak ada teror tanpa kekerasan.
Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasi
dan sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban
tindakan terorisme sering kali adalah orang yang tidak bersalah, karena
teroris bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas
memperhatikan apa yang mereka perjuangkan. Tindakan teror tidak sama
dengan vandalisme yang motifnya merusak benda-benda fisik. Teror juga
berbeda dengan mafia, dimana mafia menekankan omerta ( tutup mulut
dan menuntut kesetiaan penuh ) sebagai sumpah. Omerta merupakan
bentuk ekstrem loyalitas dan solidaritas kelompok dalam menghadapi
pihak lain, terutama pemerintah. Sebaliknya kaum teroris modern justru
sering mengeluarkan pernyataan dan tuntutan. Mereka ingin menarik
perhatian masyarakat luas dan memanfaatkan media masa untuk
menyuarakan
pesan
perjuangannya.

RADIKALISME DAN TERORISME8


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

Mengenai pengertian yang baku dan definitive tentang tindak pidana


terorisme sampai saat ini masih terjadi perbedaan pendapat. Menurut
Prof. M. Cherif Bassiouni, ahli Hukum Pidana Internasional, bahwa tidak
mudah untuk mengadakan suatu pengertian yang identik yang dapat
diterima secara universal sehingga sulit mengadakan pengawasan atas
makna Terorisme tersebut. Oleh karena itu menurut Prof. Brian Jenkins,
Phd., Terorisme merupakan pandangan yang subjektif[2]. Tidak mudahnya
merumuskan definisi Terorisme, tampak dari usaha Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dengan membentuk Ad Hoc Committee on Terrorism tahun
1972 yang bersidang selama tujuh tahun tanpa menghasilkan rumusan
definisi[3]. Pengertian paling otentik adalah pengertian yang diambil secara
etimologis dari kamus dan ensiklopedia. Dari pengertian etimologis itu
dapat diintepretasikan pengembangannya yang biasanya tidak jauh dari
pengertian dasar tersebut.

Menurut Black’s Law Dictionary,


Terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang
menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar
hukum pidana (Amerika atau negara bagian Amerika), yang jelas
dimaksudkan untuk:
a. mengintimidasi penduduk sipil.
b.memengaruhi kebijakan pemerintah.
c.memengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara penculikan atau
pembunuhan .
Muladi memberi catatan atas definisi ini, bahwa hakikat perbuatan
terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa perompakan,
pembajakan maupun penyanderaan. Pelaku dapat merupakan individu,
kelompok, atau negara. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah
munculnya rasa takut, pemerasan, perubahan radikal politik, tuntutan Hak
Asasi Manusia, dan kebebasan dasar untuk pihak yang tidak bersalah
serta kepuasan tuntutan politik lain.

Menurut Webster’s New World College Dictionary (1996), definisi


Terorisme adalah “the use of force or threats to demoralize, intimidate,
and subjugate[6].” Doktrin membedakan Terorisme kedalam dua macam
definisi, yaitu definisi tindakan teroris (terrorism act) dan pelaku terorisme
(terrorism actor). Disepakati oleh kebanyakan ahli bahwa tindakan yang
tergolong kedalam tindakan Terorisme adalah tindakan-tindakan yang
memiliki elemen:
a. kekerasan
b. tujuan
politik
c.
teror/intended
RADIKALISME DAN TERORISME9
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

audience.
Definisi terorisme menurut beberapa lembaga dan penulis,antara lain:
Menurut US Central Intelligence Agency (CIA). Terorisme Internasional
adalah Terorisme yang dilakukan dengan dukungan pemerintah atau
organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan negara, lembaga
atau pemerintahan asing .
Menurut US Federal Bureau of Investigation (FBI). Terorisme adalah
penggunaan kekuasaan tidak sah atau kekerasan atas seseorang atau
harta untuk mengintimidasi sebuah pemerintahan, penduduk sipil dan
elemen-elemennya untuk mencapai tujuan-tujuan sosial atau politik .

Menurut US Departements of State and Defense. Terorisme adalah


kekerasan yang bermotif politik dan dilakukan oleh agen negara atau
kelompok subnasional terhadap sasaran kelompok non kombatan. Biasa-
nya dengan maksud untuk memengaruhi audien. Terorisme internasional
adalah terorisme yang melibatkan warga negara atau wilayah lebih dari
satu negara.
Menurut Muhammad Mustofa, Terorisme adalah tindakan kekerasan
atau ancaman kekerasan yang ditujukan kepada sasaran secara acak
(tidak ada hubungan langsung dengan pelaku) yang berakibat pada keru-
sakan, kematian, ketakutan, ketidakpastian dan keputusasaan massal.

Menurut Charles Kegley dan Eugene Witkoff (The Global Agendas


Issues and Perspectives), mengemukakan sebanyak 109 definisi
tentang terorisme, namun para ahli setuju bahwa Terorisme adalah suatu
cara untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan ancaman
kekerasan guna menimbulkan rasa takut dan korban sebanyak-
banyaknya secara tidak beraturan.
Menurut Konvensi PBB tahun 1937, Terorisme adalah segala bentuk
tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud
menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok
orang atau masyarakat luas .
Menurut TNI - AD, berdasarkan Bujuknik tentang Anti Teror tahun 2000,
terorisme adalah cara berpikir dan bertindak yang menggunakan teror
sebagai tehnik untuk mencapai tujuan.
Menurut A.C Manullang. Terorisme adalah suatu cara untuk merebut
kekuasaan dari kelompok lain, dipicu antara lain karena adanya
pertentangan agama, ideologi dan etnis serta kesenjangan ekonomi, serta
tersumbatnya komunikasi rakyat dengan pemerintah, atau karena adanya
paham separatisme dan ideologi fanatisme
Menurut Laqueur (1999), setelah mengkaji lebih dari seratus definisi
Terorisme, menyimpulkan adanya unsur yang paling menonjol dari
definisi-definisi tersebut yaitu bahwa ciri utama dari Terorisme adalah

RADIKALISME DAN TERORISME10


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

dipergunakannya kekerasan atau ancaman kekerasan. Sementara


motivasi politis dalam Terorisme sangant bervariasi, karena selain
bermotif politis, Terorisme sering kali dilakukan karena adanya dorongan
fanatisme agama
Menurut Uu No 15/ 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme, pengertian tindak pidana terorisme adalah setiap tindakan
dari seseorang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut
terhadap publik secara luas. Tindakan dengan cara merampas
kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau
menghancurkan obyek-obyek vital yang strategis atau fasilitas publik/
internasional tersebut, bahkan dapat menimbulkan korban yang bersifat
massal.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, bahwa yang menjadi ciri
dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah:

a. Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.


b. Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.
c. Menggunakan kekerasan.
d. Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud menginti-
midasi pemerintah.
e. Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari
pelaku, yang dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama.
Kesimpulannya bahwa ciri utama dari Terorisme adalah dipergunakannya
kekerasan atau ancaman kekerasan. Sementara motivasi politis dalam
Terorisme sangat bervariasi, karena selain bermotif politis, Terorisme
sering kali dilakukan karena adanya dorongan fanatisme agama .
The Prevention of Terrorism (Temporary Provisions) act, 1984, menje
laskan sebagai berikut :

Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan


suasana tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat
terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau
kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror. Kegiatan
Terorisme dilakukan umumnya dengan sasaran acak, bukan langsung
kepada lawan, sehingga dengan dilakukan teror tersebut, diharapkan
akan didapatkan perhatian dari pihak yang dituju.

Pengertian terorisme menurut UU no. 5 tahun 2018 sebagai berikut;


Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancam
an kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara
meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang
strategis,
lingkungan
hidup, fasilitas

RADIKALISME DAN TERORISME11


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau


gangguan keamanan.

Terorisme oleh Indonesia diartikan menjadi:


1. Perbuatan yang mengunakan kekerasan;
2. Ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana terror;
3. Bersifat meluas;
4. Ada dampak yang ditimbulkan; dan
5. Adanya motif tertentu

Pengertian ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah kepada


terorisme adalah keyakinan danatau tindakan yang menggunakan cara-
cara kekerasan atau ancaman kekerasan ekstrem dengan tujuan
mendukung atau melakukan aksi terorisme ( pasal 1 ayat 2 Perpres RI
No. 7 tahun 2021 ).

Ciri-ciri terorisme

Dengan mengkaji dari beberapa definisi Terorisme, dapat disimpulkan


adanya unsur yang paling menonjol dari definisi-definisi tersebut yaitu
bahwa ciri utama dari Terorisme adalah dipergunakannya kekerasan atau
ancaman kekerasan. MotivasiTerorisme sangat bervariasi, karena selain
bermotif politis, Terorisme sering kali dilakukan karena adanya dorongan
fanatisme agama .

Menurut Terrorism Act 2000, UK. Terorisme mengandung arti sebagai


penggunaan atau ancaman tindakan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. aksi yang melibatkan kekerasan serius terhadap seseorang, kerugian


berat pada harta benda, membahayakan kehidupan seseorang,
bukan kehidupan orang yang melakukan tindakan, menciptakan risiko
serius bagi kesehatan atau keselamatan publik atau bagian tertentu
dari publik atau didesain secara serius untuk campur tangan atau
mengganggu sistem elektronik.
b. penggunaan atau ancaman didesain untuk memengaruhi pemerintah
atau untuk mengintimidasi publik atau bagian tertentu publik.
c. penggunaan atau ancaman dibuat dengan tujuan mencapai tujuan
politik, agama atau ideologi.
d. penggunaan atau ancaman yang masuk dalam subseksi 1) yang
melibatkan penggunaan senjata api atau bahan peledak.
2. Tujuan terorisme
Tujuan terorisme adalah melakukan guncangan terhadap pemerintah
yang dianggap lawan karena berseberangan dengan cita cita dan haluan
kelompok
Teroris melalui
bentuk bentuk

RADIKALISME DAN TERORISME12


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

tindakan yang mengancaman keamanan dan ketertiban yang akan


berpengaruh terhadap stabilitas nasional suatu bangsa dimana stabilitas
nasional merupakan salah satu faktor utama/kunci stabilitas ekonomi
guna meningkatkan kualitas hidup suatu bangsa dan Negara, sehingga
bagi pelaku terorisme adalah lumrah untuk selalu menggunakan segala
upaya dalam mewujudkan “perjuangan” yang diyakini oleh kelompoknya
bahwa apa yang diperjuangkan adalah benar .Adapun target yang ingin
dicapai dalam tindakan terorisme adalah ingin menunjukkan
eksistensinya, memberikan tekanan psikis kepada pemerintah dan
masyarakat luas, serta meraih tujuan idealisme/ pemahamannya.
3. Sasaran terorisme
Dengan memperhatikan peristiwa yang terjadi selama ini yang menjadi
sasaran Tindakan terorisme antara lain :
a. Pejabat pemerintah, karena secara politis dianggap menjadi
penghalang “perjuangan” mereka ( kepentingan politis ) sekaligus
memiliki nilai strategis sebagai figur yang dapat menarik perhatian.
b. Aparat Kepolisian, aparat kepolisian menjadi target penyerangan
sebab dianggap sebagai prioritas. Dari sekian musuh yang ada
menurut paham tersebut, polisi menjadi target utama karena dinilai
menghalangi dan menangkap para pelaku terorisme.
c. Fasilitas umum, Fasilitas umum atau tempat berkumpulnya warga
masyarakat merupakan sasaran yang mempunyai dampak yang
besar.

d. Masyarakat sipil, kelompok teroris dalam melakukan tindakannya


memilih target masyarakat sipil karena memiliki dampak yang cukup
besar dan sangat minim kemungkinan untuk melakukan perlawanan

4. Bentuk-bentuk terorisme

Menurut Nasution (2012), bentuk-bentuk tindakan terorisme adalah


sebagai berikut:

a. Peledakan bom/pengeboman 
Pengeboman adalah taktik yang paling umum digunakan oleh
kelompok teroris dan merupakan aksi teror yang paling populer
dilakukan karena selain mempunyai nilai mengagetkan (shock
value), aksi ini lebih cepat mendapat respon karena korbannya
relatif lebih banyak. Selain itu pengeboman juga sebagai salah satu
yang paling sering digunakan dan paling disukai karena biayanya
murah, bahannya mudah didapat, mudah dirakit dan mudah diguna-
kan serta
akibatnya
bisa

RADIKALISME DAN TERORISME13


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

dirasakan langsung dan dapat menarik perhatian publik dan media


massa.

b. Pembunuhan 
Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih
digunakan hingga saat ini. Dengan model pembunuhan yang sering
digunakan yaitu pembunuhan terpilih/selektif, yaitu tindakan
serangan terhadap target atau sasaran yang dipilih atau pembunuh
an terhadap figur yang dikenal masyarakat (public figure) dengan
sasar an pejabat pemerintah, pengusaha, politisi dan aparat
keamanan. Semakin tinggi tingkatan target dan semakin
memperoleh peng-amanan yang baik, akan membawa efek yang
cukup besar dalam kehidupan masyarakat.

c. Pembajakan 
Pembajakan adalah perampasan barang atau hak orang lain.
Pembajakan yang sering dilakukan oleh para teroris adalah pemba
jakan terhadap sebuah pesawat udara, karena dapat menciptakan
situasi yang menghalangi sandera bergerak dari satu tempat ke
tempat yang lain, yang melibatkan sandera-2 dari berbagai bangsa
dengan tujuan agar menimbulkan perhatian media atau publik

d. Penghadangan 
Aksi terorisme juga sering menggunakan taktik penghadangan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu secara matang dengan
melakukan berbagai latihan-latihan, serta perencanaan medan dan
waktu. Sehingga taktik ini disinyalir jarang sekali mengalami
kegagalan.

e. Penculikan dan penyanderaan 


Penculikan adalah salah satu tindakan terorisme yang paling sulit
dilaksanakan, tetapi bila penculikan tersebut berhasil, maka mereka
akan mendapatkan uang untuk pendanaan teroris atau melepaskan
teman-teman seperjuangan yang di penjara serta mendapatkan
publisitas untuk jangka panjang. Sementara itu, perbedaan antara
penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangatlah
tipis. Berbeda dengan penculikan, penyanderaan menyebabkan
konfrontasi atau perlawanan dengan penguasa setempat. Misi
penyanderaan sifatnya kom-pleks dari segi penyediaan logistik dan
berisiko tinggi, termasuk aksi penculikan, membuat barikade dan
penyanderaan (mengambil alih sebuah gedung dan aksi mengaman
kan sandera).

f. Perampokan 
Taktik perampokan biasa dilakukan para teroris untuk mencari dana
dalam

RADIKALISME DAN TERORISME14


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

membiayai operasional-nya, teroris melakukan perampokan bank,


toko perhiasan atau tempat lainnya. Karena kegiatan terorisme
sesungguhnya memiliki biaya yang sangat mahal. Perampokan juga
dapat digunakan sebagai bahan ujian bagi program latihan personil
baru.

g. Pembakaran dan Penyerangan dengan Peluru Kendali


(Firebombing) 
Pembakaran dan penyerangan dengan peluru kendali lebih mudah
dilakukan oleh kelompok teroris yang biasanya tidak terorganisir.
Pembakaran dan penembakan dengan peluru kendali diarahkan
kepada hotel, bangunan pemerintah, atau pusat industri untuk
menunjukkan citra bahwa pemerintahan yang sedang berkuasa
tidak mampu menjaga keamanan objek vital tsb.

h. Serangan bersenjata 
Serangan bersenjata oleh teroris telah meningkat menjadi sesuatu
aksi yang mematikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Teroris
Sikh di India dalam sejumlah kejadian melakukan penghentian bus
yang berisi penumpang, kemudian menembak sekaligus membunuh
seluruh penumpang yang beragama hindu yang berada di bus
dengan menggunakan senapan mesin yang menewaskan sejumlah
korban, yaitu anak-anak, wanita dan orang tua seluruhnya.

i. Penggunaan Senjata Pemusnah Massal 


Perkembangan teknologi tidak hanya berkembang dari dampak
positifnya untuk membantu kehidupan umat manusia, akan tetapi
juga membunuh umat manusia itu sendiri dengan kejam. Melalui
penggunaan senjata-senjata pembunuh massal yang sekarang
mulai digunakan oleh para terorisme dalam menjalankan tujuan dan
sebagai salah satu bentuk teror yang baru dikalangan masyarakat.

5. Jenis terorisme

Menurut Firmansyah (2011), beberapa tindak kejahatan yang termasuk


dalam kategori tindak pidana terorisme adalah sebagai berikut: 

a. Irrational Terrorism. Irrational terrorism adalah teror yang motif


atau tujuannya bisa dikatakan tak masuk akal sehat, yang bisa
dikategorikan dalam kategori ini misalnya saja salvation
(pengorbanan diri) dan madness (kegilaan). Pengorbanan diri ini
kerap menjadikan para pelaku teror melakukan aksi ekstrem berupa
bom bunuh diri. 

b. Criminal Terrorism. Criminal Terrorism adalah teror yang

RADIKALISME DAN TERORISME15


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

dilatarbelakangi motif atau tujuan berdasarkan kepentingan


kelompok agama atau kepercayaan tertentu dapat dikategorikan ke
dalam jenis ini. Termasuk kegiatan kelompok dengan motif balas
dendam (revenge). 

c. Political Terrorism. Political Terrorism adalah teror bermotifkan


politik.Batasan mengenai political terrorism sampai saat ini belum
ada kesepakatan internasional yang dapat dibakukan. Contoh;
seorang figur Yasser Arrafat bagi masyarakat israel adalah seorang
tokoh teroris yang harus dieksekusi, tetap bagi bangsa Palestina dia
adalah seorang Freedom fighter, begitu pula sebaliknya dengan
founding father negara Israel yang pada waktu itu dicap sebagai
teroris, setelah israel merdeka mereka dianggap sebagai pahlawan
bangsa dan dihormati. 

d. State Terrorism. Istilah state teorrism ini semula dipergunakan PBB


ketika melihat kondisi sosial dan politik di Afrika Selatan, Israel dan
negara-negara Eropa Timur. Kekerasan negara terhadap warga
negara penuh dengan intimidasi dan berbagai penganiayaan serta
ancaman lainnya banyak dilakukan oleh oknum negara termasuk
penegak hukum. Teror oleh penguasa negara, misalnya penculikan
aktivis. Teror oleh negara bisa terjadi dengan kebijakan ekonomi
yang dibuatnya. Terorisme yang dilakukan oleh negara atau
aparatnya dilakukan dan atas nama kekuasaan, stabilitas politik dan
kepentingan ekonomi elite. 

Menurut USA Army Training and Doctrine Command (2007), berdasarkan


motivasi yang digunakan, tindakan terorisme dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu: 

a. Separatisme. Motivasi gerakan untuk mendapatkan eksistensi


kelompok melalui pengakuan kemerdekaan, otonomi politik,
kedaulatan, atau kebebasan beragama. Kategori ini dapat timbul
dari nasionalisme dan etnosentrisme pelaku. 

b. Etnosentrisme. Motivasi gerakan berlandaskan kepercayaan,


keyakinan, serta karakteristik sosial khusus yang mempererat
kelompok tersebut sehingga terdapat penggolongan derajat suatu
ras. Penggolongan ini membuat orang atau kelompok yang memiliki
ras atas semena-mena dengan kelompok ras yang lebih rendah.
Tujuannya ialah mempertunjukan kekuasaan dan kekuatan (show of
power) demi pengakuan bahwa pelaku masuk dalam ras yang
unggul (supreme race). 

c.
Nasionalisme.
Motivasi
RADIKALISME DAN TERORISME16
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

ini merupakan kesetiaan dan loyalitas terhadap suatu negara atau


paham nasional tertentu. Paham tersebut tidak dapat dipisahkan
dengan kesatuan budaya kelompok, sehingga bermaksud untuk
membentuk suatu pemerintahan baru atau lepas dari suatu
kedaulatan untuk bergabung dengan pemerintahan yang memiliki
pandangan atau paham nasional yang sama.

d. Revolusioner. Motivasi ini merupakan dedikasi untuk melakukan


perubahan atau menggulingkan pemerintahan dengan politik dan
struktur sosial yang baru. Gerakan ini identik dengan idealisme dan
politik komunisme.

6. Faktor penyebab Tindakan terorisme.


Menurut Wahid dan Sidiq (2004), terdapat beberapa faktor yang menjadi
penyebab terjadi tindakan terorisme, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Kesukuan, nasionalisme dan separatisme 
Tindak teror ini terjadi di daerah yang dilanda konflik antar etnis atau
suku pada suatu bangsa yang ingin memerdekakan diri. Menebar
teror akhirnya digunakan pula sebagai satu cara untuk mencapai
tujuan atau alat perjuangan, sasarannya yaitu etnis atau bangsa lain
yang sedang diperangi. Bom-bom yang dipasang di keramaian atau
tempat umum lain menjadi contoh paling sering. Aksi teror semacam
ini bersifat acak, korban yang jatuh pun bisa siapa saja.
b. Kemiskinan, kesenjangan, serta globalisasi 

Kemiskinan dan kesenjangan ternyata menjadi masalah sosial yang


mampu memantik terorisme. Kemiskinan memiliki potensi lebih
tinggi bagi munculnya terorisme. Dengan terjadinya kesenjangan
dan kemiskinan dapat menimbulkan terorisme, ini timbul karena
merasa tidak adanya keadilan dalam kehidupan.

c. Non demokrasi 

Negara non demokrasi juga disinyalir sebagai tempat tumbuh


suburnya terorisme. Di negara demokratis semua warga negara
memiliki kesempatan untuk menyalurkan semua pandangan
politiknya, iklim demokratis menjadikan rakyat sebagai representasi
kekuasaan tertinggi dalam pengaturan negara, artinya rakyat
merasa dilibatkan dalam pengelolaan negara, hal serupa tentu tidak
terjadi di negara non demokratis. Selain tidak memberikan
kesempatan partisipasi masyarakat penguasa non demokratis
sangat mungkin juga melakukan tindakan represif terhadap
rakyatnya. Keterbatasan ini menjadi kultur subur bagi tumbuhnya
awal mula kegiatan terorisme.

d. Pelanggaran harkat kemanusiaan 

Aksi teror
akan
muncul
RADIKALISME DAN TERORISME17
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

jika ada diskriminasi antar etnis atau kelompok dalam masyarakat.


Ini terjadi saat ada satu kelompok diperlakukan tidak sama hanya
karena warna kulit, agama, atau lainnya. Kelompok yang
direndahkan akan mencari cara agar mereka didengar, diakui, dan
diperlakukan sama dengan yang lain. Atmosfer seperti ini akan
mendorong berkembang biaknya teror.

e. Radikalisme Ekstrimisme Agama 

Peristiwa teror yang terjadi di Indonesia banyak terhubung dengan


sebab ini. Radikalisme agama menjadi penyebab unik karena motif
yang mendasari kadang bersifat tidak nyata. Beda dengan kemiskin
an atau perlakuan diskri-minatif yang mudah diamati, radikalisme
agama sebagian ditumbuh kan oleh cara pandang dunia para peng
anutnya. Kesalahan dalam pemahaman jihad menjadikan teroris
mengatas namakan jihad dalam tindak terorisme, ini jelas sudah
salah dalam pemahaman jihad karena mereka menganggap jihad
adalah berperang.

f. Rasa Putus Asa dan Tidak Berdaya 

Kondisi psikologis ini sangat rawan untuk diprovokasi karena orang


yang merasa terabaikan dalam lingkungan masyarakat, menderita
secara sosial ekonomi dan merasa diperlakukan tidak adil secara
politis akan dengan mudah diberikan sugesti untuk meluapkan
kemarahan dengan cara kekerasan untuk memperoleh perhatian
dari masyarakat sekeliling maupun pemerintah yang berkuasa.

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif, terutama yang berdasarkan


pada wawancara terdapat dua kategori penyebab tindakan terorisme yang
dapat dibedakan: “push factors” ( faktor pendorong ) yaitu kondisi yang
kondusif terhadap ekstremisme kekerasan serta konteks struktural dimana
hal tersebut muncul dan “pull factors” ( faktor penarik ) yaitu motivasi
dan proses seorang individu, yang memainkan peran penting dalam
mengubah ide serta keluhan menjadi Tindakan ekstremisme kekerasan.
Ada beberapa contoh kedua faktor tersebut yaitu :

a. Push factor ( faktor pendorong ) :

•Marginalisasi
•Ketidaksetaraan
•Diskriminasi
•Rasa/perasaan diprosekusi
•Pendidikan yang buruk
•Hak-haknya tidak dipenuhi
•Kekecewaan
lainnya

b. Pull
RADIKALISME DAN TERORISME18
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

factor ( faktor penarik ) :

•Penyalahgunaan kepercayaan, agama, ideologi


•Pendapatan (uang)
•Pekerjaan
•Adanya tempat yang menerima individu dengan "baik" dengan
lingkungan yang mendukung

POKOK BAHASAN 3
DERADIKALISASI

1. Pengertian de Radikalisasi

Deradikalisasi adalah segala upaya untuk menetralisir paham-paham radikal


melalui pendekatan interdisipliner, seperti hukum, psikologi, agama,
ekonomi, pendidikan, kemanusiaan dan sosial-budaya bagi mereka yang
dipengaruhi atau terpapar paham radikal dan/atau prokekerasan. Atau
dengan kata lain Deradikalisasi merupakan upaya kontra/ counter terhadap
upaya radikalisasi.

2. Strategi pencegahan radikalisme dan terorisme


Paham radikalisme dan terorisme merupakan sesuatu yang berbahaya dan dapat
merugikan bagi diri seseorang, bangsa maupun negara. Untuk itu perlu
adanya strategi untuk mencegah agar paham radikalisme dan terorisme tidak
tumbuh dan berkembang di Indonesia. Adapun strategi yang dilakukan
adalah sebagai berikut : 

a. Ideologi :
1) Perkuat Pancasila sbg ideologi bangsa secara substansial ; 2)
Perkuat Islam moderat (NU,Muhammadiah,MUI) untuk counter
radikalisme (Deradikalisasi).
b. Politik :
1) Ketegasan sikap pemerintah & DPR dalam menghadapi tindakan
kekerasan & anarkisme terutama yang berlatarbelakang
radikalisme yang mengatasnamakan Agama & isu SARA
dengan cara;
> Kehadiran negara secara cepat & tepat dalam konflik SARA,
> Polri
harus
didukung
dalam
RADIKALISME DAN TERORISME19
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

melakukan Tindakan agar dapat me-


nerapkan kewenangan bertindak berdasarkan pertimbangan
sendiri (azas diskresi).

2)
Keseriusan Pemerintah dan tokoh agama dalam menyikapi
ancaman serius radikalisme terhadap sendi kehidupan bangsa &
negara.
3) Gelorakan semangat Islam Damai (Rahmatan Lil Alamin).
4) Sinergi pemimpin Islam Moderat dengan aparat penegak hukum
untuk merespon radikalisme.

c. Hukum :
1) Memperkuat UU Kerangka Hukum antara lain ;
> Kriminalisasi propaganda yang mengarah pada penanaman
kebencian dan penyebaran permusuhan,
>Kriminalisasi terhadap siapapun yg melakukan pelatihan militer
di LN & DN (selain instansi pemerintah yg berwenang) ,
>Perberat ancaman hukuman.
>Realisasikan asset freezing ( pembekuan asset ) dari Pok teroris

2) Tegakkan UU Kewarganegaraan (Psl.23 (f) UU No.12 / th. 2006 ).

3) Tegakan Hukum Pidana


>Pasal139KUHP
- Makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain
dari suatu negara sahabat untuk seluruhnya atau sebagian dari
kekuasaan pemerintah yang berkuasadisitu, diancam dengan
pidana penjara paling lama 5tahun.
- Makar dengan maksud meniadakan/ mengubah secara tidak
sah bentuk pemerintahan negara sahabat atau daerahnya
yanglain, diancam dengan pidana penjara palinglama 4tahun.
- Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan sebagaimana
dirumuskan dalam pasal 139a & 139b, diancam dengan
hukuman penjara paling lama 1tahun 6bulan.

>Pasal111 KUHP ayat 1 :

Mengadakan Hubungan dengan:


- Negara Asing, Seorang Rajaatau Suku Bangsa.
- Maksud menggerakkannya untuk melakukan perbuatan
permusuhan atau perang terhadap Negara,atau memperkuat
niatnya untuk atau menjanjikan bantuan pada perbuatan Itu,
atau membantu mempersiapkan perbuatan tersebut.

>Pasal 111 KUHP Bis Ke -1:

Unsur-unsur :
Mengadakan
Hubungan dengan:
-
RADIKALISME DAN TERORISME20
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

Orang atau Badan yang berkedudukandiluar Indonesia.


- Maksud untuk menggerakkan orang atau badan Itu supaya
memberi bantuan dalam menyiapkan memperlancar atau
mengadakanpenggulingan pemerintahan atau dengan
maksud untukmemperkuat niat orang atau badan Itu untuk
berbuat demikian;
atau dengan maksud untuk menjanjikan atau memberi bantuan
kepada orang atau badan itu dalam perbuatan tersebut;
ataudengan maksud untuk menyiapkan, memperlancar atau
mengadakan penggulingan pemerintahan.

4)Tegakan UUNo.15/2003 tentang Terorisme;

5) Tegakkan UU No. 5/ 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme

6) TegakanUUNo.11/2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik;


>Dalam penerapan delik ITE (Pasal 28 ayat 2 .UU RI Nomor 11
tahun 2008 tentang Informasi &Transaksi Elektronik/ITE):
- “ Informasi yang menimbulkan rasa kebencian/permusuhan
individu/kelompok tertentu berdasarkan SARA”
- Bagi pelaku penyebaran video ajakan untuk ikut dalam gerakan
terorisme/ radikalisme (Pasal 14 jo Pasal 7, Pasal 28 ayat (2)
UU ITE

3. Target/ sasaran deradikalisasi

Implementasi Program Deradikalisasi (Pembinaan) dapat dilakukan terhadap dua


target/ sasaran yaitu melaluiDeradikalisasi di dalam Lapas dengan sasaran
narapidana terorisme yang berada di dalam lapas dengan melakukan
identifikasi, Rehabilitasi, Reedukasi dan Resosialisasi. Deradikalisasi di luar
Lapas dengan Sasaran potensi radikal, mantan napi, keluarga dan jaringannya
dengan melakukan identifikasi, Pembinaan Pengawasan Kebangsaan dan
Agama serta Bina Kemandirian

4.Tiga sektor mekanisme pencegahan terorisme

Kerangka kerja pencegahan terorisme dan/atau ekstremisme berbasis kekerasan


ditetapkan dibawah UU No. 5 tahun 2018 tentang terorisme. Ada tiga sektor
mekanisme pencegahan terorisme :

a. Kesiapsiagaan nasional
b. Kontra Radikalisasi
c. Deradikalisasi

Kesiapsiagaan nasional berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat,


peningkatan
kemampuan
aparatur,
perlindungan dan
RADIKALISME DAN TERORISME21
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

peningkatan sarana prasarana pengembangan kajian terorisme, serta


pemetaan wilayah rawan paham radikal.
Kontra radikalisasi dilaksanakan terhadap orang yang rentan terpapar paham
radikal. Bentuk kegiatannya adalah kontra narasi , kontra propaganda, dan
kontra ideologi.
Deradikalisasi dilakukan kepada tersangka, terdakwa, terpidana, narapidana,
mantan narapidana terorisme, dan orang atau kelompok orang yang sudah
terpapar paham radikal terorisme.

5. Upaya-upaya pencegahan terorisme dan radikalisme

Untuk mencegah agar seseorang tidak mudah terkena paham radikalis


dan terorisme perlu dilakukan upaya-upaya antara lain : 
a. Memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar 
b. Memahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar 
c. Meminimalisisr kesenjangan sosial 
d. Menjaga persatuan dan kesatuan
e. Mendukung aksi perdamaian Aksi perdamaian 
f. Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan Terorisme
g. Meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan
h. Menyaring informasi yang didapatkan
i. Ikut aktif mensosialisasikan radikalisme dan terorisme

Rangkuman
1. Pengertian Radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan, paham yang ingin
melakukan perubahan pada system sosial & politik dengan menggunakan
cara-cara kekerasan / ekstrim.
2. Ciri-ciri faham radikal antara lain :
a. Intoleran ( tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain ).
b. Fanatik ( selalu merasa benar sendiri ; menganggap orang lain salah ).
c. Ekslusif ( membedakan diri dari kelompok lain )
d. Revolusioner ( cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk
mencapai tujuan )
3. Faktor penyebab munculnya paham radikal.
a. Faktor Manusia
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor Politik
d. Faktor Sosial
e. Faktor Psikologis
f. Faktor Pendidikan

4. Pengertian
terorisme menurut
UU no. 5 tahun
RADIKALISME DAN TERORISME22
DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

2018 adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman


kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang
strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Ciri utama dari
Terorisme adalah dipergunakannya kekerasan atau ancaman kekerasan.

5. Penyebab tindakan terorismeada dua faktor yaitu : “push factors” (faktor


pendorong) dan “pull factors” ( faktor penarik )

6. Deradikalisasi adalah segala upaya untuk menetralisir paham-paham radikal


melalui pendekatan interdisipliner, seperti hukum, psikologi, agama, ekonomi,
pendidikan, kemanusiaan dan sosial-budaya bagi mereka yang dipengaruhi
atau terpapar paham radikal dan/atau prokekerasan.

Latihan

1. Jelaskan pengertian Radikalisme ?


2. Sebutkan ciri-ciri Radikalisme ?
3. Sebutkan faktor penyebab munculnya faham radikal ?
4. Jelaskan pengertian terorisme ?
5. Jelaskan ciri utama terorisme ?
6. Jelaskan pengertian deradikalisasi ?
7. Sebutkan sasaran deradikalisasi ?
8. Sebutkan 3 sektor mekanisme pencegahan terorisme ?

RADIKALISME DAN TERORISME23


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-
PUSAT PENDIDIKAN PEMBINAAN MASYARAKAT

DAFTAR ISI
MODUL 01

PENCEGAHAN RADIKALISME DAN TERORISME

Pengantar .............................................................................................................. 1

Kompetensi Dasar ................................................................................................. 1

Materi Pokok ......................................................................................................... 1

Metode Pembelajaran ........................................................................................... 2

Bahan dan Alat ...................................................................................................... 2

Proses Pembelajaran ............................................................................................ 2

Tagihan/Tugas ...................................................................................................... 3

Lembar Kegiatan ................................................................................................... 4

Bahan Bacaan ....................................................................................................... 4


1. UUD 1945......................................................................................................... 4
2. UU No. 15 tahun 2013 tentang Terorisme ....................................................... 6
3. UU No. 5 tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme ................................. 7
4. Perpres No. 7 tahun 2021 tentang RAN PE ekstrimisme berbasis kekerasan

yang arah pada terorisme tahun 2020-2024…………………………………….. 8

Rangkuman ........................................................................................................... 9

Latihan .................................................................................................................. 10

RADIKALISME DAN TERORISME24


DIKBANGSPES BHABINKAMTIBMAS
-

Anda mungkin juga menyukai