Anda di halaman 1dari 4

BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. JURNAL UTAMA

a) Latar Belakang

Negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi
adalah SUN (Scaling Up Nutrition) Movement, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari
masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan ini merupakan respon negara-negara di dunia
terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negara berkembang dan akibat kemajuan yang
tidak merata dalam mencapai tujuan pembangunan milenium/mdgs (Goal 1). Gerakan 1000 HPK
terdiri dari intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive. Intervensi spesifik, adalah
kegiatan yang umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan
balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi
ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya (Departemen Kesehatan RI, 2009).
Status gizi balita di Indonesia masih memperihatinkan. Hasil Riskesdas tahun 2010
terjadi penurunan prevalensi balita pendek dari 36,8% tahun 2007 menjadi 35,6% pada tahun
2010 (Roesli, 2000), namun pada tahun 2013 meningkat menjadi 37,2%, anak stanting di
Sulawesi Barat sebesar 48,0% (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Hasil survey PSG 2014
dilaporkan Balita kategori pendek dan sangat pendek sebanyak 39,4%. Kabupaten Mamuju, anak
stanting (47,3%) (Kementerian Kesehatan RI, 2014), (39,9%) (Dinas Kesehatan Propinsi
Sulawesi Barat, 2015).
Perilaku sadar gizi masyarakat di Mamuju sangat rendah, hasil Riskesdas 2013
menggambarkan cakupan masih di bawah rata-rata Nasional. Cakupan pemberian Vitamin A
75,7%, penimbangan balita 6 bulan terakhir ≥4 kali 57,0%, konsumsi Fe Ibu Hamil 33,3%,
Sulawesi Barat, pemberian Vit. A 59.4%, penimbangan Balita ≥ 4 kali 6 bln terakhir 46.3%, Fe
ibu hamil 18,4%, ASI esklusif 72.5%, penggunaan garam yodium 72,5 (Kementerian Kesehatan
RI, 2014), (61,9%) (Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat, 2015) Kabupaten Mamuju,
penimbangan balita teratur ≥ 4 kali dalam 6 bln terakhir 29.7 Fe ibu hamil 16,0%, Garam
yodium 78,7%, Vitamin A 57,0% (Kementerian Kesehatan RI, 2014) ASI esklusif 73,0% (Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi Barat, 2015)

b) Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian jurnal ini untuk memperoleh ganbaran adanya hubungan antara
perilaku sadar gizi kelurga agar diharapkan menjadi salah satu alternative mengatasi masalah
1
c) Subjek Penelitian

Semua keluarga yang memiliki anak baduta usia 0- 24 bulan di kabupate Mamuju

d) Metode penelitian

Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study dan total
sampling

e) Langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengganti sample anak baduta di usia 0-24bulan
dengan cara variable independent secara teratur dalam pemberian

f) Teknik Pengumpulan Data

Variable independent adalah perilaku sadar gizi dengan subvariabel antara lain kebiasaan makan
aneka ragam penimbangan balita secara teratur pemberian ASI eksklusif pemberian suplemen
dan penggunaan garam beryodium. Variable independent adalah status gizi balita dengan
subvariabel adalah umur, jenis kelamin, BB dan PB baduta. Variable independen diukur
berdasarkan kadar gizi secara antropomerki menggunakan indeks BB/PB gizi buruk (<-3 SD)
gizi kurang (-3 s/d <-2 SD) normal (-2s/d 2 SD) dan lebih (>2 SD).

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 17, No. 3, November 2014, hal 88-94pISSN 1410-4490,
eISSN 2354-9203PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN
GIZI BALITA.

A. KEUNGGULAN JURNAL 1
 Jurnal tersebut sudah memaparkan secara jelas dan lengkap mengenai masalah

gizi dan status gizi

 Meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut

yang lengkap dan terperinci

2
 Penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting

untuk di kaji, dan penulis melakukannya dengan baik

 Kata yang digunakan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan

penulisan jurnal

 Kata yang digunakan jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD

bahasa indonesia

 Menyertakan daftar pustaka

B. KEKURANGAN JURNAL 1

Dari aspek tata bahasa, Bahasa yang digunakan pada jurnal tersebut kurang

bisa dimengerti dan dipahami dengan baik karena terdapat beberapa kata yang

sedikit rumit atau tidak mudah untuk dipahami.

C. KELEBIHAN JURNAL 2

1. Bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti

2. Penggunaan tata bahasa juga tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami

oleh pembaca di berbagai usia

3. Materi yang disampaikan sudah cukup jelas

4. Disertai daftar pustaka

D. KEKURANGAN JURNAL 2

1. Space penulisan jurnal tidak teratur

2. Jurnal tersebut memiliki kekaburan makna dibeberapa sub judul dan

membuat pembaca sedikit bingung

3. Tidak disertakan biodata dari penulis jurnal tersebut

3
BAB IV

IMPLIKASI ARTIKEL

A. TEORI

Teori yang di sajikan dalam jurnal utama dan jurnal pembanding sudah sangat jelas, lengkap
dengan menjelaskan menggunakan persen angka kenaikan pada tiap tahunnya. Karena sebagai
hasil review artikel ini kita dapat mengetahui dampak dari kurangnya kesadaran kita dalam
menjaga pola hidup yang sehat. Jenis penelitian yang dilakukan dengan cara survey analitik
dengan pendekatan cross sectional study dan total sampling

B. Manfaat Topik Review

Manfaat yang dapat diambil dari kedua jurnal membantu dan memberi saran atas sikap dan
perilaku ibu terhadap pemenuhan mengenai masalah makan dan gizi terhadap balita ke tingkat
yang lebih baik.

C. Analisis Mahasiswa

Setelah melakukan kritik terhadap jurnal diatas, maka analisis saya dari implikasi dari dua jurnal
adalah jurnal utama dan jurnal pembanding sangat cocok digunakan untuk memperoleh
gambaran adanya hubungan antara perilaku sadar gizi kelurga dan diharapkan menjadi salah satu
alternative mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada masa kini.

Anda mungkin juga menyukai