Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OSTEOPOROSIS

Topik : Osteoporosis
Sub topik : Cara Mencegah Osteoporosis
Sasaran : Lansia
Tempat : Rumah
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Januari 2020
Waktu : 15 Menit
Penyuluh : Muhamad Rijal Taufiq

1. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, para lansia dapat mengetahui
mengenai Osteoporosis.
B. Tujuan Instruksional Khusus
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, para lansia dapat
menyebutkan kembali pengertian osteoporosis dengan benar.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, para lansia dapat
menyebutkan kembali tanda dan gejala menopause dengan benar.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, para lansia dapat
menyebutkan kembali factor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, lansia dapat
menyebutkan kembali bagaimana cara mencegah osteoporosis.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, lansia dapat
menyebutkan kembali kelaian tulang yang terjadi pada osteoporosis.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, lansia dapat
menyebutkan kembali makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis.
2. SASARAN
Lansia
3. MATERI
Terlampi
r
4. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
· Membuka · Menjawab salam
kegiatan dengan
mengucapkan salam. · Mendengarkan
· Memperkenalkan · Memperhatikan
diri
· Menjelaskan · Memperhatikan
tujuan dari penyuluhan
· Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
· Menjelaskan · Memperhatikan
tentang pengertian
osteoporosis
· Menjelaskan · Memperhatikan
tentang tanda dan gejala
osteoporosis.
· Menjelaskan · Memperhtikan
tentang factor resiko
yang mempengaruhi
osteoporosis.
· Mencontohkan · Memperhatikan
bentuk kelainan tulang
yang terjadi pada
osteoporosis.
· Menjelaskan
makanan yang · Memperhatikan
dianjurkan untuk
mencegah osteoporosis.
3. 2 menit Penutup :
· Mengucapkan · Membalas ucapan
terimakasih atas peran terimakasi.
serta peserta.
· Mengucapkan · Menjawab salam
salam penutup. penutup.

5. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
5. MEDIA
a. Lembar balik
6. Denah

Keterangan :
Klien
Pemateri

7. EVALUASI
a. Evaluasi Proses
- Diharapkan 90% lansia datang untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.

b. Evaluasi Hasil
- Lansia mengetahui tentang Osteoporosis.
- Diharapkan 70% lansia mengerti tentang penyakit osteoporosis.
Materi Penyuluhan

OSTEOPOROSIS

A. PENGERTIAN OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini
membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak.

Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang, setelah
pasien mengalami jatuh ringan. Retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang
belakang adalah kasus yang paling banyak ditemui pada penderita osteoporosis

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, kuku rapuh, terjadinya patah
tulang di pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau trauma
yang ringan.

C. FAKTOR RESIKO OSTEOPOROSIS


Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan, amenore,
gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok, terlalu banyak
minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk beberapa obat anti-kejang,dan
sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis.
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko ini
menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini:
1. Merokok
2. Konsumsi alcohol
3. Diet rendah kalsium
4. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksia
5. Menopause yang lebih awal
Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil cadangan
kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya, sehingga pada
usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu bagi wanita yang
sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi suplemen kalsium.

D. PENCEGAHAN
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah osteoporosis yaitu:
1. Asupan kalsium cukup
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang yang dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup.
2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)
Sinar matahari UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang
dibutuhkan tubuh dalam pembentukan massa tulang. Berjemur ± 15 menit di bawah
sinar matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat
vitamin D-nya sendiri
3. Rutin olah raga

4. Gaya hidup sehat


Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam
menurunkan resiko asteoporosis.
5. Hindari obat-obatan golongan kortikostiroid
Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan.
6. Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

E. MAKANAN YANG DIANJURKAN

 Susu: Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga
kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar
kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk.
Anda pun bisa mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu seperti
keju, es krim dan lain-lain.
 Kacang-kacangan: Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah
kaya akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan
asam lemak omega-3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan tulang.
 Wortel: Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin yang
baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah
dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila
dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel
sebagai campuran salad.
 Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda memiliki tulang
yang kuat. Jadi, para wanita perlu lebih waspada akan ancaman penyakit osteoporosis
dibandingkan pria.

Anda mungkin juga menyukai