Anda di halaman 1dari 5

Substitusi Media Murashige dan Skoog/MS dengan Air Kelapa dan Pupuk

Daun Majemuk pada Pertumbuhan Anggrek Dendrobium secara in vitro


(In Vitro Growth of Dendrobium Orchids under Substitution Murashige dan
Skoog/MS Medium With Coconut Water and Compound Leaf Fertilizer)

Annatje E.B. Inkiriwang1)*, Jeany Mandang1) dan Semuel Runtunuwu1)


1)ProgramStudi Agronomi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT
Manado 95115
Email korespondensi: a_inkiriwang@yahoo.com

Diterima 3 Februari 2016, diterima untuk dipublikasikan 29 Februari 2016

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi substitusi air kelapa


dan pupuk daun majemuk yang tepat pada media MS terhadap pertumbuhan
anggrek Dendrobium secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 10 kali ulangan. Variabel yang diamati
adalah persentase eksplan yang bertunas, jumlah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman
dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan substitusi media MS 50 %, air kelapa
30 % dan pupuk daun majemuk (Growmore®) 1,5 g/L menghasilkan rata-rata
persentase eksplan yang bertunas sebesar 6,78 %; jumlah tunas sebesar 1,26 dan
tinggi tanaman sebesar 1,20 cm.
Kata kunci: air kelapa, in vitro, media MS, pupuk daun majemuk

Abstract

This research was aimed to determine the proper concentration of substitution


of coconut water and compound leaf fertilizer in Murashige dan Skoog (MS) medium
on the in vitro growth of Dendrobium orchids. The completely randomized design
experiment consisted of 7 treatments and 10 replicates. The measured parameters
were the percentage of sprouted explants, number of shoots, number of leaves, plant
height and number of roots. The result showed that the substitution of 50% media MS,
30% coconut water and 1.5 g/L leaf fertilizer (Growmore®) resulted the growth of shoot
explant as much as 6.78% the shoot number of 1.26 and 1.20 cm plant height .
Keywords: coconut water, compound leaf fertilizer, in vitro, MS medium

PENDAHULUAN gladiol. Keunikan karakternya


Tanaman anggrek termasuk menjadikan kehadiran anggrek di
tanaman hias yang mempunyai nilai dalam suatu rangkaian bunga potong
keindahan pada bunganya, bahkan sulit digantikan oleh bunga lain
anggrek merupakan salah satu (Iswanto 2010).
kekayaan hayati Indonesia. Tanaman Pengembangan anggrek di
ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi Indonesia masih relatif lambat.
karena bentuknya unik, warnanya Rendahnya produksi akibat
menarik dan daya tahannya lebih lama penggunaan bibit yang kurang bermutu
dari pada bunga potong komersial merupakan salah satu penyebabnya.
lainnya seperti mawar, anyelir dan Untuk mengatasi masalah penyediaan
16 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2016, VOL. 6 NOMOR 1

bibit bermutu dan dalam skala besar Cu 0,05% sehingga diharapkan dapat
perlu dilakukan teknik perbanyakan mensubstitusi kebutuhan unsur hara
secara tepat dan efisien. Penggunaan makro dan mikro yang terkandung
kultur in vitro merupakan salah satu dalam media MS serta air kelapa
alternatif yang dapat dilakukan. Kultur diharapkan dapat mensubstitusi
in vitro dapat menghasilkan bibit kebutuhan vitamin dalam media MS.
tanaman dalam skala besar dan Berdasarkan uraian di atas,
seragam dengan waktu yang relatif maka perlu diadakan penelitian
singkat. tentang substitusi media MS dengan
Salah satu faktor penentu air kelapa dan pupuk daun majemuk
keberhasilan dalam perbanyakan terhadap pertumbuhan anggrek
tanaman melalui kultur in vitro adalah Dendrobium secara in vitro. Penelitian
media yang digunakan. Media kultur ini bertujuan untuk menentukan
jaringan tidak hanya menyediakan konsentrasi substitusi air kelapa dan
unsur-unsur hara makro dan mikro pupuk daun majemuk yang tepat
tetapi juga gula, vitamin dan zat pada media MS terhadap
pengatur tumbuh. Berbagai komposisi pertumbuhan anggrek Dendrobium
media kultur in vitro telah secara in vitro.
diformulasikan untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan METODE
tanaman yang dikulturkan. Penelitian dilaksanakan di
Media kultur in vitro yang Laboratorium Bioteknologi Jurusan
sering digunakan untuk perbanyakan Budidaya Fakultas Pertanian
tanaman anggrek adalah media MS Universitas Sam Ratulangi Manado
(Murashige dan Skoog). Media ini dari bulan Mei sampai Agustus 2012.
mengandung unsur hara makro dan Penelitian ini menggunakan
unsur mikro seperti myoinositol, Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
niacin, pyridoxin HCl, thiamin HCl, terdiri dari 7 perlakuan dan 10 kali
glycine dan glukosa (Gunawan 1987). ulangan, sehingga terdapat 70 satuan
Air kelapa mengandung komponen- percobaan (Tabel 1). Tiap satuan
komponen yang dibutuhkan dalam percobaan terdiri dari 2 botol kultur
pertumbuhan tanaman kultur in vitro. dengan 2 tunas setiap botol sehingga
Bahan organik yang dikandung air terdapat 140 botol dan 280 tunas.
kelapa hampir sama seperti pada Variabel yang diamati dalam penelitian
media MS, yaitu gula, gula alkohol, ini ialah persentase eksplan yang
asam amino, asam organik, vitamin bertunas, jumlah tunas, jumlah daun,
dan fitohormon (Mandang 1995). tinggi tanaman dan jumlah akar. Data
Modifikasi media kultur in vitro yang hasil pengamatan dianalisis
menggunakan pupuk daun majemuk dengan analisis sidik ragam dan
yaitu growmore® sebagai media dasar apabila berbeda nyata, maka
dan air kelapa digunakan dalam dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
penelitian ini. Pupuk daun majemuk Terkecil (BNT). Prosedur kerja
growmore® mengandung unsur-unsur mengikuti tahap sterilisasi alat,
makro seperti N 32 %, P2O5 10%, K20 pembuatan media sesuai perlakuan
10% dan unsur-unsur mikro seperti Ca (A, B, C, D,E, F dan G), penanaman
0,05%, Mg 0,10%, S 0,20%, B 0,03%, eksplan dan pemeliharaan kultur.
Inkiriwang dkk., Substitusi …… 17

Tabel 1. Variasi Perlakuan dalam penelitian


Komposisi Media
Pupuk Daun
Perlakuan MS (%) Air Kelapa (%) Majemuk
Growmore (g/L)
A 100 0 0
B 50 15 0
C 50 15 1,5
D 50 0 1,5
E 50 30 1,5
F 0 30 3,0
G 0 0 3,0

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Persentase eksplan yang


Tabel 2 memperlihatkan bahwa bertunas
substitusi air kelapa dan pupuk daun Rata-rata
majemuk pada media MS persentase
Perlakuan
eksplan Notasi (BNT
menyebabkan perbedaan persentase bertunas 5 % = 1,99)*
eksplan yang bertunas. Uji lanjut A 1.58 a
dengan BNT 5 % menunjukkan bahwa C 2.88 ab
perlakuan E (MS 50 %, air kelapa 30 B 3.08 ab
% dan pupuk daun majemuk 1,5 g/L) G 4.25 b
menyebabkan rata-rata persentase
D 4.39 b
eksplan bertunas yang tertinggi, yaitu
F 4.71 b
6,78% dan berbeda dengan perlakuan
E 6.78 c
lain. Pertumbuhan eksplan yang baik
merupakan indikator keberhasilan * Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
tidak berbeda
suatu perbanyakan in vitro.
Penambahan bahan subsitutisi seperti
Tabel 3. Jumlah tunas
air kelapa dan pupuk daun majemuk Rata-rata Notasi (BNT
dengan konsentrasi yang tepat pada Perlakuan
jumlah tunas 5% = 0,19)*
media dasar kultur in vitro akan A 0.77 a
menunjang keberhasilan perbanyakan C 0.85 ab
tanaman anggrek Dendrobium. Media B 0.88 ab
MS merupakan media kultur telah D 0.94 ab
secara luas digunakan (Hartman et al. G 0.98 b
1997) dan media MS cocok digunakan F 0.99 b
untuk perbanyakan tanaman secara in E 1.26 c
vitro karena memiliki kandungan
garam dan nitrat yang tinggi (Taji et al. * Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
tidak berbeda
1995). Selanjutnya penambahan air
kelapa pada media kultur sangat
Perlakuan substitusi air kelapa
membantu dalam menstimulir dan pupuk daun majemuk pada media
perkecambahan, mendorong MS menyebabkan perbedaan
pembelahan sel dan membantu pertumbuhan jumlah tunas anggrek
pertumbuhan tunas (Mandang et al. Dendrobium (Tabel 3). Perlakuan E
1997, Mandang 1997).
(MS 50 %, air kelapa 30 % dan pupuk
daun majemuk 1,5 g/L) menghasilkan
rata-rata jumlah tunas terbanyak, yaitu
18 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2016, VOL. 6 NOMOR 1

1,26. Hasil penelitian ini sesuai penelitian Mandang (1993) yang


dengan penelitian Mandang et al. menyatakan bahwa penambahan air
(1997a dan 1997b) dan Matatula kelapa sampai 40 % dapat
(2003) bahwa air kelapa yang meningkatkan tinggi tanaman dan
disubstitusi pada media kultur akan jumlah tunas tanaman krisan. Air
meningkatkan pembentukan tunas kelapa mengandung zat-zat aktif untuk
tanaman krisan dan anggrek. perkembangan embrio seperti sitokinin
Pemberian air kelapa dapat yang berperan dalam pembelahan sel
mendorong pertumbuhan planlet tanaman terutama mempengaruhi
Dendrobium Sonia deep pink metabolism asam nukleat dan sintesa
(Widiastoety et al. 1997). terhadap protein yang nantinya akan
penggunaan air kelapa 20 % baik bagi berpengaruh terhadap pembelahan sel
pertumbuhan tunas Dendrobium spp. dan diferensiasi tanaman (Watimena
(Parera 1997). Penambahan air kelapa 1988).
pada media kultur jaringan dapat
memperbaiki pertumbuhan tunas, Tabel 5. Tinggi Tanaman
mendorong pertumbuhan kalus dan Rata-rata
morfogenesis (Watimena, Mandang Perlakuan Tinggi Notasi (BNT
Tanaman 5% = 0,10)*
dan Purwito 1990) dan penambahan F 0.99 a
pupuk daun dalam media MS akan G 1.00 a
sangat baik untuk masa pertumbuhan C 1.01 a
vegetatif (Iswanto 2010). A 1.01 a
Perlakuan substitusi air kelapa B 1.03 a
dan pupuk daun majemuk pada media D 1.05 a
MS tidak berpengaruh terhadap E 1.20 b
pertumbuhan jumlah daun anggrek * Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
Dendrobium (Tabel 4). Pengamatan tidak berbeda
visual menunjukkan jumlah daun pada
seluruh botol pengamatan sangat Perlakuan substitusi air kelapa
sedikit (rata-rata tertinggi 1,06) dan dan pupuk daun majemuk pada media
adanya kontaminasi pada kultur. MS tidak mempengaruhi jumlah akar
anggrek Dendrobium (Tabel 6).
Tabel 4. Jumlah daun Jumlah akar yang terbentuk selama
pengamatan relatif sedikit dan hampir
Perlakuan Rata-rata jumlah daun sama untuk semua perlakuan
Minimnya jumlah akar terbentuk dapat
A 0.96 disebabkan oleh adanya sejumlah
B 0.96 ulangan yang terkontaminasi dan data
C 1.04 pengamatan tidak diperoleh.
D 1.06
KESIMPULAN
E 1.06
Hasil penelitian menunjukkan
F 0.94 substitusi media MS 50 %, air kelapa
G 1.01 30 % dan pupuk daun majemuk
(Growmore®) 1,5 g/L menghasilkan
Hanya perlakuan E (MS 50 %, rata-rata persentase eksplan yang
air kelapa 30 % dan pupuk daun bertunas sebesar 6,78 %; jumlah tunas
majemuk 1,5 g/L) yang berpengaruh sebesar 1,26 dan tinggi tanaman
terhadap tinggi tanaman sebesar 1,20 sebesar 1,20 cm.
cm (Tabel 5). Hasil ini sesuai
Inkiriwang dkk., Substitusi …… 19

pada kultur jaringan krisan.


Tabel 6. Jumlah Akar Eugenia 1(1):1-11
__________, Tilaar W, Sumampouw
Perlakuan Rata-rata Jumlah Akar
DMF, Suhari (1997a)
A 0.79 Pertumbuhan krisan yang
B 0.85
mengalami vitrifikasi pada
media MS yang sebagian
C 0.85
disubstitusi dengan air kelapa.
D 0.99
Eugenia 3(2): 52-58
E 1.02
__________, Rondonuwu-L S, Mait M
F 0.93 (1997b) Pengaruh air kelapa
G 0.91
dan sukrosa terhadap
pertumbuhan protocorm
DAFTAR PUSTAKA anggrek Dendrobium sp. in
Gunawan LW (1987) Teknik kultur vitro. Eugenia 3(3):114-119
jaringan. Laboratorium Kultur Parera DjF (1997) Pengaruh tingkat
Jaringan Tanaman. Pusat konsentrasi air kelapa terhadap
Antar Universitas Bioteknologi pertumbuhan dan
IPB, Bogor perbanyakan tanaman
Hartman HT, Koster DE, Geneve RL anggrek Dendrobium spp
(1997) Plant propagation: melalui teknik kultur jaringan.
principles and practices. 6 th Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Edition. Prentice Hall, Inc. Teknologi 2
Simon and Schester. New Taji AM, Dodd WA, Williams RR (1995)
Jersey Plant tissue culture practice.
Iswanto H (2010) Petunjuk praktis Armidale. University of New
merawat anggrek. Penerbit PT England
Agromedia Pustaka. Jakarta Watimena GA, Mandang J, Purwito A
Mandang JP (1993) Peranan air kelapa (1990) Pemanfaatan air kelapa
dalam kultur jaringan tanaman muda pada kultur jaringan
krisan. Disertasi. Institut tanaman. Seminar Nasional II
Pertanian Bogor Agrokimia. IPB. Bogor
_________ (1995) Air kelapa sebagai
bahan substitusi media MS

Anda mungkin juga menyukai