Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEKERJAAN STRUKTUR
0
01 PERSYARATAN TEKNIS UMUM
A. LINGKUP PEKERJAAN PERSIAPAN
Persiapan dalam paket pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Persiapan alat bantu
b. Pembersihan dan striping lokasi kerja
c. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan bahan
B. PERSIAPAN ALAT
Setelah kontraktor memenangkan tender proyek ini, kontraktor mendata peralatan yang
diperlukan untuk mengeksekusi projek ini, jumlah semua peralatan harus disesuaikan
dengan schedule yang telah ditetapkan.
Alat yang idle ini tidak di claim ke pemberi kerja, karena merupakan suatu paket
pekerjaan.
Selanjutnya termasuk memindahkan sampah dan apa saja hasil pembersihan dan
limbah atau sampah selama proyek dan setelah berakhirnya masa kontruksi,
mengangkutnya ke tempat pembuangan tetap yang disetujui Konsultan Pengawas.
D. Bahan / Material
Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari pengawas dilapangan
dan dikoordinasikan dengan perencana dan pemberi tugas
2
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang
para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung
pemadam kebakaran yang mudah dicapai.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya / K 3
.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menggangu terhadap protokoler.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap perkelahian di dalam
lingkungan proyek.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut diatas dan
akan diawasi oleh tenaga secirity. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan
terjadi, maka unit K-3 harus bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit,
maupun instansi-instansi lain yang terkait.
3
02 PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOUWPLANK
2.1 Pengukuran Ulang Tapak
A. Kontraktor/Penyedia Jasa wajib melakukan pengukuran & penggambaran ulang
kondisi tapak lokasi pembangunan lengkap dan secara detail menunjukkan batas-
batas tanah, level ketinggian tanah, ketinggian bangunan, sudut bangunan, letak
pohon dengan peralatan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
B. Melalui pengukuran dan penggambaran ulang kondisi tapak secara mendetail
Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan
atau perbedaan yang terjadi antara Gambar dengan kondisi lapangan dan
dimasukkan dalam shopdrawing untuk diperiksa dan dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana dan diputuskan sebelum pekerjaan dimulai.
C. Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pengukuran tersebut di atas
menjadi tanggungjawab kontraktor sepenuhnya.
D. Pengukuran dan penentuan Titik 0,00 bangunan harus dilakukan Kontraktor/
Penyedia Jasa dengan tepat terhadap titik patok, jika terjadi perbedaan antara
gambar dengan kondisi lapangan maka Kontraktor/Penyedia Jasa harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana untuk mendapatkan
keputusan.
E. Untuk menjamin bahwa hasil pengukuran tersebut bersifat tetap, kontraktor harus
menyediakan :
1. Patok ikat utama (Bench Mark/BM), sebagai acuan koordinat dan elevasi
bangunan, terbuat dari material bangunan dan tahan lama, seperti material
beton dengan profil kubus atau silinder dengan dimensi 15cmx15cm dengan
kedalaman minimum 50m . patok BM ini harus di proteksi dengan police line
atau hard baricade sebagai signal supaya tidak terganggu dari aktifitas
pekerjaan lain.
2. Patok sekunder, patok ini di terbuat dari pipa PVC 4” yang dicor beton dan dicat,
patok ini di pasang pada setiap sudut bangunan.
3. Patok Bantu digunakan bilamana diperlukan, patok ini terbuat dari material
apasaja yang bisa digunakan namun harus kuat dan kokoh.
4. Peralatan survey diantaranya :
o Theodolit
o Total station
4
o Water pass
o Tripod
o Mistar Ukur 7m
o Roll Meter 50m
5
03 PEKERJAAN GALIAN, URUGAN, PEMADATAN
TANAH DAN PASIR
3.2 Persiapan
Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib meneliti dan memeriksa menyeluruh atas gambar
dan seluruh keadaan eksisting tanah di tapak lokasi pekerjaan, dan mengidentifikasi
seluruh kemungkinan dari timbulnya pekerjaan akan dilakukan, seperti adanya
kemungkinan saluran/instalasi eksisting yang ada di dalam tanah yang sudah
diketahui atau belum diketahui.
Kontraktor/ Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan penggalian harus sudah
yakin bahwa tidak terdapat saluran/instalasi di bawah tanah yang akan digali, dan
Kontraktor/ Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan
dengan adanya pekerjaan tanah ini, jika dalam pelaksanaannya mengenai saluran
atau instalasi eksisting maka akan menjadi tanggungjawab Kontraktor/Penyedia
Jasa.
Kontraktor/ Penyedia Jasa diijinkan dengan biaya sendiri jika diperlukan melakukan
pemeriksaan tambahan untuk menentukan lebih lanjut kondisi lapangan guna
tercapainya pembangunan yang dipersyaratkan.
6
d. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat ruang
yang cukup untuk bekerja, bekisting dan hal lainnya selain untuk pondasi.
e. Kontraktor harus menyediakan, menempatkan dan menjaga penyangga dan
penumpukan yang mungkin diperlukan untuk bagian samping galian.
f. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan jalan
menimba, memompa atau dengan cara-cara lain yang dianggap baik atas beban
dan biaya kontraktor.
g. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah galian disetujui
direksi segera mulai dengan tahap pelaksanaan berikutnya.
h. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya
memberitahukan kepada Pemberi Tugas, atau kepada Penguasa/instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
i. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat
dari pekerjaan galian tersebut.
j. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan-
bahan pengisian bahan pondasi, yang sesuai dengan spesifikasi pondasi (RKS),
atas biaya Kontraktor.
k. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri-kanannya (bila perlu dilindungi
oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga
pekerjaan galian dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi
(RKS).
l. Bila pada saat penggalian terjadi hujan maka penggalian segera dihentikan dan
pada saat pemulai kembali pekerjaan air genangan harus di pompa dan dialirkan
ke dalam drainase temporary.
7
a) Tanah harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
b) Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh
Pemberi Tugas.
c) Pemberi Tugas berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan.
Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok
dengan warna tertentu pula.
Pada daerah yang basah/ada genangan air, Kontraktor harus membuat saluran-
saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan
bantuan pompa air.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
Bahan galian dipergunakan kembali untuk mengurug bila memadai untuk urugan
dan penanggulangan. Bila perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium
mekanika tanah yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya-biaya
penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
Semua drainase darurat harus disetujui oleh Pemberi Tugas. Cara kerja yang
dilakukan Kontraktor harus disetujui oleh Pemberi Tugas.
8
3.5 Pemadatan
A. Pemadatan Tanah/ Pasir
o Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest dilaboratorium,
untuk mendapatkan nilai standard proctor, laboratorium yang memeriksa
harus laboratorium resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.
o Nilai kepadatan rencana adalah 6%, setelah dilakukan pengujian di
laboratorium maka kontraktor harus mengkondisikan kadar air optimum
untuk mendapatkan kepadatan maksimum.
o Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan
& dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar.
o Pekerjaan Urugan Pasir, dipadatkan dengan hati-hati lapis demi lapis hingga
mencapai kepadatan yang diinginkan serta dilakukan dengan menyiram
pasir dengan air dan dipadatkan secara manual.
o Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
o Gumpalan-gumpalan tanah yang ada harus digemburkan dan bahan
tersebut harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya
sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
o Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan harus
dikeluarkan dari site/lokasi.
B. Cerucuk
1. Material
o Materíal yang digunakan adalah kayu cerucuk berbahan kayu keras
berkualitas baik (kayu bintangor/ kayu belian) dengan diameter 10-15 cm dan
panjang minimal 6m.
o Pekerjaan Pemasangan Cerucuk Diameter 10-15 cm panjang 6 m (Untuk
stabilisasi tanah pada lantai dan pedestrian). Untuk jarak antar Cerucuk
disesuaikan dengan gambar kerja.
o Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak Cerucuk yang dianggap
tidak memenuhi syarat.
9
2. Pelaksanaan
o Dolken yang dipasang adalah 3 lajur dimana jarak pemasangan dalam satu
lajur intervalnya 80cm, antar lajur yang satu dan yang lainnya membentuk
pola zigzag.
o Penancapan dolken dilakukan dengan dipukul sampai kedalaman 80cm
yang masuk dalam tanah sedangkan sisanya akan cor bersama pondasi
batu kali.
o Pekerjaan pemancangan cerucuk harus menggunakan alat pemancang dan
harus memastikan cerucuk masuk ke dalam tanah semua sampai tanah
keras yang diidentifikasikan.
o Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan
berpengalaman dalam bidang tersebut
o Cerucuk yang masuk ke dalam tanah harus benar-benar tegak lurus.
o Penempatan untuk masing-masing ukuran disesuaikan dengan gambar
kerja
C. Sarana-sarana Darurat :
Kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau
mengeringkan drainase.
10
04PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang.
Secara umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut:
- Penyediaan semua material pekerjaan beton.
- Persiapan dan pemasangan bekisting
- Pemasangan tulangan
- Pengadukan beton.
- Pengecoran beton.
- Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan
tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar
rencana.
11
- Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang baik dari
satu jenis merk atas persetujuan Direksi/Pengawas.
- Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
- Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban dimana gudang tempat penyimpanan mempunyai ventilasi cukup
dan tidak kena air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m sesuai dengan syarat
penumpukan semen dan setiap pengiriman semen baru harus dipisahkan dari
semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
5.3.2 Agregat
- Semua pemakaian batu pecah ( agregat kasar ) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
o Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
o Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
o Tidak mudah hancur ( tetap keras ), tidak porous
o Bebas dari tanah/ tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah/tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya.
o Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 25 mm untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas.
- Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
- Pemberi Tugas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test
kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas, setiap saat dalam Laboratorium yang diakui.
- Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply,
maka Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.
- Penyimpanan.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
12
Tabel 1 Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Ayakan
Kasar Gabungan
89 –
3/16 5,0 0-5 0 – 25 25 – 50 35 – 55 30 – 65
100
No. 60 –
2,36 0–5 - - 20 – 50
8 100
No. 30 –
1,18 - - 15 – 40
16 100
No. 15 –
600µm 8 – 30 10 – 35 10 – 30
30 100
No.
300µm 5 – 70 - - 5 – 15
50
No.
150µ 0 – 15 0 – 8* 0 – 8* 0 – 8*
100
Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari % jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
13
Tabel 2 Ketentuan Mutu Agregat
5% untuk kondisi
umum,
Bahan yang lolos saringan SNI 03-
3% untuk kondisi 1%
No. 200 4142-1996
permukaan
terabrasi
5.3.3 Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain dalam
jumlah yang cukup besar.
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan
dalam beton. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena
sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan.
Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan
minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang
sarna. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
14
5.4 Pekerjaan Penulangan Baja
5.4.3 Standarisasi
o Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan peraturan atau
standar yang berlaku.
o Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture ) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
o Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pemberi Tugas. Barang percobaan
diambil dibawah kesaksian Pemberi Tugas, berjumlah minimum 3 ( tiga )
batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya
+/- 100 cm. Pengambilan sample dilakukan untuk tiap diameter setiap kelipatan
50 ton berat besi tersebut.
15
Mempunyai penampang yang sama rata.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus diberitahu
apabila pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa.
16
5.5 Wiremesh
5.5.1 Umum :
5.5.2 Pelaksanaan
17
5.6 Pekerjaan Bekisting
Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan.
Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat
ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera membongkar dan
memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan menggantinya dengan
yang baru.
5.6.3 Pelaksanaan
1. Perencanaan :
2. Pemasangan Bekisting
a. Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang tipis yang selama
operasi pengecoran akan menyebabkan adukan trersebut jatuh lebih
tinggi dari satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan salah
satu dari metode-metode berikut :
18
o Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari bawah ke atas yang
akan ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan pengecoran dengan
cara sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang jatuh selama
pengecoran tidak boleh melebihi dari 1.50 m
o Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka,
ukurannya tidak lebih tinggi dari 1.50 m dan tidak lebih dari 2 m
o Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melalui
sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat dengan permukaan
beton segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga
agar penuh dengan beton selama bekerja.
b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus dibersihkan dari
semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain.
Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus
diperbaiki segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata
diamati ada perubahan bentuk Bekisting, beton pada tempat yang
bersangkutan harus dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik
3. Pembongkaran Bekisting
Plat 28 hari
Balok 28 hari
19
5.7 Beton
Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus sesuai
dengan spesifikasi SNI Persyaratan Beton Struktural 2013. Beton yang tidak
memenuhi persyaratan “slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui pemakaiannya secara
terbatas beton semacam itu dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagian
dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu.
20
d. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
e. Kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan
dan lain-lain yang perlu dicatat. ( Kode pada kubus harus digores
dengan paku, tidak diperbolehkan menggunakan kapur atau cat).
f. Semua kubus harus di test di laboratorium beton yang berwenang, dan
disetujui Pemberi Tugas.
g. Laporan hasil Percobaan harus diserahkan kepada Pemberi Tugas
segera sesudah selesai percobaan, paling lambat 7 hari sesudah
pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,
deviasi standard, campuran adukan dan berat kubus benda uji tersebut.
h. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang
dibuat seperti yang ditunjukkan oleh kubus cobanya gagal memenuhi
syarat spesifikasi, maka Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor
supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan mengadakan percobaan coring.
o Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umur 28 hari yang telah
ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus dibetulkan
seperti yang ditetapkan berikut ini Kekuatan beton akan dianggap memuaskan
apabila :
- Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil pemeriksaan
benda uji kubus berturut-turut, dengan nilai kurang dari kekuatan
karasteristik yang diberikan pada tabel diatas.
- Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah
kekuatan karasteristik dan Sr adalah deviasi standard.
- Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4.3 Sr adalah deviasi standard.
Deviasi standard akan ditentukan oleh Direksi Teknik berdasarkan data
pekerjaan beton sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
21
5.7.2 Pengecoran
4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya
kerikil/agregat kasar dari adukan beton.
6. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah ujung corong
saluran.
8. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.
22
5.7.5 Perawatan Beton
1. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama
sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman
air, karung goni basah, tutup plastic setelah dibongkar atau cara-cara lain
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.
3. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
pengrusakkan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
4. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
5. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dari
Pemberi Tugas dan Kontraktor harus mengadakan percobaan-percobaan
yang membuktikan bahwa bahan kimia tersebut effektif untuk digunakan.
6. finishing permukaan beton di cat menggunakan cat type waterproofing
semen base.
7. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini :
- Rusak
- Sejak semula cacat
- Cacat sebelum penyerahan pertama
- Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan
- Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).
Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
23
05 RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan ini dilakukan pada atap bangunan utama yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar, termasuk sistem dan aksesoriesnya.
Pembayaran pekerjaan didasarkan pada volume pekerjaan yang terpasang di
lapangan, yang dibuatkan Berita Acara Perhitungan Bersama yang disetujui oleh
Konsultan pengawas dan diketahui Satker. Kontraktor wajib membuatkan back up
volume pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan serta dilengkapi dengan
gambar dan foto dokumentasi. Sebelum memulai tahapan pekerjaan berikutnya,
harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa tahapan
pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan dalam bentuk form persetujuan.
Seluruh material produk untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard
(referensi) antara lain :
AS 3566 – Screws self drilling for the building & construction industries
b) Indonesia Code
Material : (AZ150)
• Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus
manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan.
Ketebalan material jurai dalam minimal 0,35 mm dengan detail profil
seperti gambar dibawah ini
A. Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat
sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
Screw / baut untuk rangka atap adalah tipe 12 – 14 x 20
A. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.
• Pekerjaan Sealant
Ketebalan : 0.35 mm
Tinggi rib : 24 mm ±1 mm
Jarak Gelombang : 88 mm
• Sekrup galvanized
• Sekrup atap harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Pabrikan setara
dengan sekrup galvanized mutu kelas 3 (Standard AS 3566) dengan ukuran
12-14 x 50 HGS
• Capping
• Insullation
A. Standar Produk
Dengan tegangan leleh baja 550 Mpa ( G550 ) dan 300 Mpa ( G300 )
SNI 4096 – 2007 LSPr – 004 – IDN = Branding Text of the Metallic Coated
Products
c) JIS G3321 – Hot Dipped 55% Al-Zn alloy Coated Steel Sheets and Coils.
20.4 Produk
A. Contoh Bahan.
1. Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan
ini harus diserahkan lebih dahulu kepada Project Manager atau Pemberi
Tugas untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan bahan – bahan ke
lokasi proyek.
1. Bahan - bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru
dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
2. Atap metal harus disimpan didalam gudang yang beratap, tidak
diperkenankan bersentuhan dengan tanah dan/atau lantai dan dalam
keadaan selalu kering. Apabila terpaksa disimpat pada tempat terbuka, Atap
metal harus ditutupi dengan terpal atau plastik guna mencegah masuknya
air hujan atau embun kedalam celah – celah tumpukan lembaran yang dapat
membuat cacat permukaan atap metal akibat kondensasi.
3. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
A. Umum.
3. Jarak antar penutup atap alumunium harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat atap corrugated metal yang digunakan.
B. Pemasangan.
3. Setelah posisi atap sudah pas, kita lakukan penguncian dgn screw pada
puncak gelombang
5. Pemasangan pada sheet kedua, posisi sidelaps dan overhang harus tepat
14.Nok harus dicoak dengan Notching Tool pada setiap puncak gelombang
atap
15.Nok yang dipasang pada tile nok harus dicoak dng Notching Tool pada
setiap puncak gelombang atap dan dibantu gunting metal.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan
segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan -
kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
c. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
Demikian persyaratan TeknisI Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.