Anda di halaman 1dari 39

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

0
01 PERSYARATAN TEKNIS UMUM
A. LINGKUP PEKERJAAN PERSIAPAN
Persiapan dalam paket pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Persiapan alat bantu
b. Pembersihan dan striping lokasi kerja
c. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan bahan

B. PERSIAPAN ALAT
Setelah kontraktor memenangkan tender proyek ini, kontraktor mendata peralatan yang
diperlukan untuk mengeksekusi projek ini, jumlah semua peralatan harus disesuaikan
dengan schedule yang telah ditetapkan.

Alat yang idle ini tidak di claim ke pemberi kerja, karena merupakan suatu paket
pekerjaan.

C. PEMBERSIHAN LOKASI SELAMA PROYEK BERLANGSUNG


Kontraktor melakukan pembersihan site dari semua materi yang mengganggu proses
pengerjaan proyek, pembersihan ini meliputi pohon semak dan rumput yang berada di
lokasi kerja,pembersihan material vegetasi mensyaratkan dilakukan pencabutan sampai
dengan akarnya untuk menjamin tidak tumbuh membesar di kemudian hari yang
mengganggu bangunan.

Selanjutnya termasuk memindahkan sampah dan apa saja hasil pembersihan dan
limbah atau sampah selama proyek dan setelah berakhirnya masa kontruksi,
mengangkutnya ke tempat pembuangan tetap yang disetujui Konsultan Pengawas.

D. Bahan / Material
Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari pengawas dilapangan
dan dikoordinasikan dengan perencana dan pemberi tugas

E. Pengamanan Kerja (Security) / K 3


Untuk pengawasan dan pengamanan akan menyediakan tenaga keamanan (security)
sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :

a. Pengawasan terhadap para pekerja.

2
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang
para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung
pemadam kebakaran yang mudah dicapai.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya / K 3
.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menggangu terhadap protokoler.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap perkelahian di dalam
lingkungan proyek.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut diatas dan
akan diawasi oleh tenaga secirity. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan
terjadi, maka unit K-3 harus bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit,
maupun instansi-instansi lain yang terkait.

3
02 PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOUWPLANK
2.1 Pengukuran Ulang Tapak
A. Kontraktor/Penyedia Jasa wajib melakukan pengukuran & penggambaran ulang
kondisi tapak lokasi pembangunan lengkap dan secara detail menunjukkan batas-
batas tanah, level ketinggian tanah, ketinggian bangunan, sudut bangunan, letak
pohon dengan peralatan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
B. Melalui pengukuran dan penggambaran ulang kondisi tapak secara mendetail
Kontraktor/Penyedia Jasa wajib memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan
atau perbedaan yang terjadi antara Gambar dengan kondisi lapangan dan
dimasukkan dalam shopdrawing untuk diperiksa dan dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana dan diputuskan sebelum pekerjaan dimulai.
C. Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pengukuran tersebut di atas
menjadi tanggungjawab kontraktor sepenuhnya.
D. Pengukuran dan penentuan Titik 0,00 bangunan harus dilakukan Kontraktor/
Penyedia Jasa dengan tepat terhadap titik patok, jika terjadi perbedaan antara
gambar dengan kondisi lapangan maka Kontraktor/Penyedia Jasa harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana untuk mendapatkan
keputusan.
E. Untuk menjamin bahwa hasil pengukuran tersebut bersifat tetap, kontraktor harus
menyediakan :

1. Patok ikat utama (Bench Mark/BM), sebagai acuan koordinat dan elevasi
bangunan, terbuat dari material bangunan dan tahan lama, seperti material
beton dengan profil kubus atau silinder dengan dimensi 15cmx15cm dengan
kedalaman minimum 50m . patok BM ini harus di proteksi dengan police line
atau hard baricade sebagai signal supaya tidak terganggu dari aktifitas
pekerjaan lain.
2. Patok sekunder, patok ini di terbuat dari pipa PVC 4” yang dicor beton dan dicat,
patok ini di pasang pada setiap sudut bangunan.
3. Patok Bantu digunakan bilamana diperlukan, patok ini terbuat dari material
apasaja yang bisa digunakan namun harus kuat dan kokoh.
4. Peralatan survey diantaranya :
o Theodolit
o Total station

4
o Water pass
o Tripod
o Mistar Ukur 7m
o Roll Meter 50m

2.2 Pemasangan Bouwplank


A. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouplank dilaksanakan setelah pekerjaan
perataan tanah dan pembersihan lokasi dilaksanakan
B. Kontraktor/Penyedia Jasa bertanggungjawab penuh atas kebenaran dan ketepatan
bouwplank, ketinggian , ukuran dimensi, posisi, sikuan, serta kelurusan semua
bagian pekerjaan, sesuai dengan referensi patokan ketinggian yang diberikan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
C. Bilamana dalam proses pelaksanaan pembangunan ternyata ada kesalahan dalam
hal tersebut di atas, maka menjadi tanggungjawab penuh Kontraktor/ Penyedia Jasa
serta wajib memperbaiki seluruh kesalahan tersebut beserta akibat-akibatnya.
D. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Manajemen Konstruksi tidak
menyebabkan tanggungjawab Kontraktor/ Penyedia Jasa menjadi berkurang.
E. Pengukuran, Pembuatan dan pemasangan bouwplank merupakan bagian
pekerjaan penting kontraktor/ Penyedia Jasa dimana ketepatan letak bangunan
diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawas / Direksi. Dengan titik patok yang
dipancang kuat - kuat dan papan duga dari bahan kayu kelas III dengan ketebalan
2cm diketam rata bidang sisi atasnya dan yang tidak berubah oleh cuaca,
pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya harus rata.
F. Pemasangan Bouwplank berada disekeliling bangunan dengan jarak 2m dari As tepi
bangunan, tiang bouwplank menggunakan kayu berukuran 5/7 dipasang berjarak
2m dan papan berukuran 2/20 yang diketam halus dan rata pada bagian atasnya
serta dpasang datar (waterpass)
G. Titik- titik As Bangunan harus dijaga terus kebenarannya agar tidak berubah letaknya
H. Pemindahan Titik As-As bangunan dalam bouwplank tidak diperbolehkan tanpa
seijin persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/Direksi.

5
03 PEKERJAAN GALIAN, URUGAN, PEMADATAN
TANAH DAN PASIR

3.1 Lingkup Pekerjaan


Seluruh kegiatan pembersihan tanah, penggalian tanah, pengurugan
tanah/perataan, pemadatan ataupun pembuangan tanah , termasuk didalamnya
kegiatan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga dan
pemompaan air tanah (dewatering)

3.2 Persiapan
Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib meneliti dan memeriksa menyeluruh atas gambar
dan seluruh keadaan eksisting tanah di tapak lokasi pekerjaan, dan mengidentifikasi
seluruh kemungkinan dari timbulnya pekerjaan akan dilakukan, seperti adanya
kemungkinan saluran/instalasi eksisting yang ada di dalam tanah yang sudah
diketahui atau belum diketahui.
Kontraktor/ Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan penggalian harus sudah
yakin bahwa tidak terdapat saluran/instalasi di bawah tanah yang akan digali, dan
Kontraktor/ Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan
dengan adanya pekerjaan tanah ini, jika dalam pelaksanaannya mengenai saluran
atau instalasi eksisting maka akan menjadi tanggungjawab Kontraktor/Penyedia
Jasa.
Kontraktor/ Penyedia Jasa diijinkan dengan biaya sendiri jika diperlukan melakukan
pemeriksaan tambahan untuk menentukan lebih lanjut kondisi lapangan guna
tercapainya pembangunan yang dipersyaratkan.

3.3 Pekerjaan Galian Tanah


a. Pada pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan semua benda
dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
b. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum bouwplank
serta tanda tinggi dasar  0.00, sumbu dinding dan tiang disetujui oleh direksi
c. Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang aman.

6
d. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat ruang
yang cukup untuk bekerja, bekisting dan hal lainnya selain untuk pondasi.
e. Kontraktor harus menyediakan, menempatkan dan menjaga penyangga dan
penumpukan yang mungkin diperlukan untuk bagian samping galian.
f. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan jalan
menimba, memompa atau dengan cara-cara lain yang dianggap baik atas beban
dan biaya kontraktor.
g. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah galian disetujui
direksi segera mulai dengan tahap pelaksanaan berikutnya.
h. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya
memberitahukan kepada Pemberi Tugas, atau kepada Penguasa/instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
i. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat
dari pekerjaan galian tersebut.
j. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan-
bahan pengisian bahan pondasi, yang sesuai dengan spesifikasi pondasi (RKS),
atas biaya Kontraktor.
k. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri-kanannya (bila perlu dilindungi
oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga
pekerjaan galian dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi
(RKS).
l. Bila pada saat penggalian terjadi hujan maka penggalian segera dihentikan dan
pada saat pemulai kembali pekerjaan air genangan harus di pompa dan dialirkan
ke dalam drainase temporary.

3.4 Pekerjaan Urugan Kembali


A. Bahan - bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

7
a) Tanah harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
b) Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh
Pemberi Tugas.
c) Pemberi Tugas berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan.

B. Syarat - syarat Pelaksanaan


Pengurugan harus diperiksa dan disetujui Pemberi Tugas. Pelaksanaan
pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan sampai mencapai
kepadatan optimum, dan mencapai CBR 6% permukaan tanah yang
direncanakan.

Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok
dengan warna tertentu pula.

Pada daerah yang basah/ada genangan air, Kontraktor harus membuat saluran-
saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan
bantuan pompa air.

Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.

Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Konsultan Pengawas pemadatan


tersebut tidak dengan dibasahi air.

Bahan galian dipergunakan kembali untuk mengurug bila memadai untuk urugan
dan penanggulangan. Bila perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium
mekanika tanah yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya-biaya
penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.

Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan


adalah +/- 20 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

Semua drainase darurat harus disetujui oleh Pemberi Tugas. Cara kerja yang
dilakukan Kontraktor harus disetujui oleh Pemberi Tugas.

8
3.5 Pemadatan
A. Pemadatan Tanah/ Pasir
o Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest dilaboratorium,
untuk mendapatkan nilai standard proctor, laboratorium yang memeriksa
harus laboratorium resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.
o Nilai kepadatan rencana adalah 6%, setelah dilakukan pengujian di
laboratorium maka kontraktor harus mengkondisikan kadar air optimum
untuk mendapatkan kepadatan maksimum.
o Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan
& dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar.
o Pekerjaan Urugan Pasir, dipadatkan dengan hati-hati lapis demi lapis hingga
mencapai kepadatan yang diinginkan serta dilakukan dengan menyiram
pasir dengan air dan dipadatkan secara manual.
o Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
o Gumpalan-gumpalan tanah yang ada harus digemburkan dan bahan
tersebut harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya
sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
o Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan harus
dikeluarkan dari site/lokasi.

B. Cerucuk
1. Material
o Materíal yang digunakan adalah kayu cerucuk berbahan kayu keras
berkualitas baik (kayu bintangor/ kayu belian) dengan diameter 10-15 cm dan
panjang minimal 6m.
o Pekerjaan Pemasangan Cerucuk Diameter 10-15 cm panjang 6 m (Untuk
stabilisasi tanah pada lantai dan pedestrian). Untuk jarak antar Cerucuk
disesuaikan dengan gambar kerja.
o Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak Cerucuk yang dianggap
tidak memenuhi syarat.

9
2. Pelaksanaan
o Dolken yang dipasang adalah 3 lajur dimana jarak pemasangan dalam satu
lajur intervalnya 80cm, antar lajur yang satu dan yang lainnya membentuk
pola zigzag.
o Penancapan dolken dilakukan dengan dipukul sampai kedalaman 80cm
yang masuk dalam tanah sedangkan sisanya akan cor bersama pondasi
batu kali.
o Pekerjaan pemancangan cerucuk harus menggunakan alat pemancang dan
harus memastikan cerucuk masuk ke dalam tanah semua sampai tanah
keras yang diidentifikasikan.
o Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan
berpengalaman dalam bidang tersebut
o Cerucuk yang masuk ke dalam tanah harus benar-benar tegak lurus.
o Penempatan untuk masing-masing ukuran disesuaikan dengan gambar
kerja

C. Sarana-sarana Darurat :
Kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau
mengeringkan drainase.

10
04PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang.
Secara umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut:
- Penyediaan semua material pekerjaan beton.
- Persiapan dan pemasangan bekisting
- Pemasangan tulangan
- Pengadukan beton.
- Pengecoran beton.
- Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan
tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar
rencana.

5.2 Standard Pekerjaan


Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi
standar yang berlaku dan dipakai di Indonesia. Untuk semua struktur digunakan mutu
beton minimal K-225. Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas, Kontraktor
dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan beton readymix
yang terlebih dahulu memberikan data – data spesifikasi mutu beton kepada
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan.

5.3 Persyaratan Bahan

5.3.1 Portland Cement ( PC )


- Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Konsultan
Perencana, dan memenuhi syarat menurut standart
o Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972).
o Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
o Mempunyai sertifikat uji (test sertificate).

11
- Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang baik dari
satu jenis merk atas persetujuan Direksi/Pengawas.
- Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
- Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban dimana gudang tempat penyimpanan mempunyai ventilasi cukup
dan tidak kena air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m sesuai dengan syarat
penumpukan semen dan setiap pengiriman semen baru harus dipisahkan dari
semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengirimannya.

5.3.2 Agregat
- Semua pemakaian batu pecah ( agregat kasar ) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
o Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
o Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
o Tidak mudah hancur ( tetap keras ), tidak porous
o Bebas dari tanah/ tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah/tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya.
o Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 25 mm untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas.
- Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
- Pemberi Tugas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test
kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas, setiap saat dalam Laboratorium yang diakui.
- Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply,
maka Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.
- Penyimpanan.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

12
Tabel 1 Ketentuan Gradasi Agregat

Ukuran
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Ayakan

Kasar Gabungan

Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran


Inci Standar nominal nominal nominal nominal nominal nominal
Halus
(in) (mm) maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
1½ in ¾ in 3/8 in 1½ in ¾ in 3/8 in
(40 mm) (20 mm) (10 mm) (40 mm) (20 mm) (10 mm)

2 50,0 100 - - 100 - -

1½ 37,5 85 – 100 100 - 95 – 100 100 -

¾ 20,0 0 – 25 85 – 100 - 45 – 80 95 – 100 -

½ 14,0 0 – 70 100 - - 100

3/8 10,0 100 0–5 0 – 25 85 – 100 - - 95 – 100

89 –
3/16 5,0 0-5 0 – 25 25 – 50 35 – 55 30 – 65
100

No. 60 –
2,36 0–5 - - 20 – 50
8 100

No. 30 –
1,18 - - 15 – 40
16 100

No. 15 –
600µm 8 – 30 10 – 35 10 – 30
30 100

No.
300µm 5 – 70 - - 5 – 15
50

No.
150µ 0 – 15 0 – 8* 0 – 8* 0 – 8*
100

* Dinaikkan menjadi 10% untuk agregat halus pecah

Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari % jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.

13
Tabel 2 Ketentuan Mutu Agregat

Batas Maksimum yang diizinkan untuk


Metode Agregat
Sifat-sifat
Pengujian
Halus Kasar

Keausan agregat dengan SNI


- 40 %
mesin Los Angeles 2417:2008

Kekekalan bentuk agregat 10% - Natrium 12 % - Natrium


terhadap larutan natrium SNI
sulfat atau magnesium 3407:2008 15% - Magnesium 18 % - Magnesium
sulfat

Gumpalan lempung dan SNI 03-


3% 2%
partikel yang mudah pecah 4141-1996

5% untuk kondisi
umum,
Bahan yang lolos saringan SNI 03-
3% untuk kondisi 1%
No. 200 4142-1996
permukaan
terabrasi

5.3.3 Air

Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain dalam
jumlah yang cukup besar.

Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan
dalam beton. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena
sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan.
Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan
minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang
sarna. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.

14
5.4 Pekerjaan Penulangan Baja

5.4.1 Lingkup Pekerjaan


Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja
sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan
penulangan baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk
penyangga beton tahu dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan
beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.

5.4.2 Gambar Kerja


Sebelum pekerjaan pembengkokan tulangan baja, Kontraktor mempelajari gambar
kerja.

5.4.3 Standarisasi
o Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan peraturan atau
standar yang berlaku.
o Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture ) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
o Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pemberi Tugas. Barang percobaan
diambil dibawah kesaksian Pemberi Tugas, berjumlah minimum 3 ( tiga )
batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya
+/- 100 cm. Pengambilan sample dilakukan untuk tiap diameter setiap kelipatan
50 ton berat besi tersebut.

5.4.4 Spesifikasi Tulangan Baja


a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
o Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
o Standard Industri Indonesia (SII).
o Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak-
retak, mengelupas, luka dsb.).
b. Semua dari jenis baja dengan mutu BJTP-24 (polos) dan BJTD-39 (ulir), bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.

Mutu Baja BJTP-24 (polos) untuk dia <= 8 mm


Mutu Baja BJTD-39 (ulir) untuk dia >= 10 mm

15
Mempunyai penampang yang sama rata.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

5.4.5 Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja


Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokkan
atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat.
Dilarang membengkok tulangan baja dengan cara pemanasan.

5.4.6 Syarat Pemasangan


1. Penulangan
Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan
lapisan yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.
2. Pemasangan
o Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat
dengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus
ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam.
o Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus
dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut :
- Beton yang dicor pada tanah 5 cm
- Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm
- Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm.
- Bidang yang kena udara semua bidang interior 1.5 cm
o Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi
beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
5.4.7 Persetujuan dari Konsultan Pengawas

Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus diberitahu
apabila pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa.

16
5.5 Wiremesh

5.5.1 Umum :

a. Wiremesh yang digunakan adalah M6 harus dari baja mutu U 50 menurut


persyaratan SNI ASTM A 184 M.
b. Bahan : Wiremesh M6 dengan diameter 8mm sedangkan jarak mesh 15cm
c. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi
penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian disetujui, maka luas
penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang tersebut di
dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal ini Kontraktor harus
melampirkan data perhitungannya serta data pengurangan volume berat
pembesian yang dikaitkan dengan analisa penawaran.
d. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat,
serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
terhadap beton.
e. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter min. 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak kaku
maupun getas.

5.5.2 Pelaksanaan

a. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh


dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar.
b. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum
dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
c. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton decking)
yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2 cetakan.
d. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah
oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah.
e. Posisi pemasangan wiremesh dalam plat lantai adalah 2lapis, lapis pertama
diatas 3cm dari bawah plat lantai, dan lapis kedua 3cm dari atas plat lantai
f. Sambungan antar wiremesh M6 yaitu overlap 40D atau sekitar 24cm atau 2
kotak wiremesh
g. Wiremesh tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang lama.

17
5.6 Pekerjaan Bekisting

5.6.1 Lingkup Pekerjaan

Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan.
Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat
ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera membongkar dan
memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan menggantinya dengan
yang baru.

5.6.2 Persyaratan Bahan

Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari


Konsultan Pengawas. Papan Bekisting dapat digunakan dari papan Kelas III yang
permukaannya rata dan halus, untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.
Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yang masih basah dan
getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus kedap air, sehingga
dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan.

5.6.3 Pelaksanaan
1. Perencanaan :

Semua Bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yang


diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci yang
menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi Teknik.

Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran


Bekisting Beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekisting beton
harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh alat getar.
Penurunan antar dua peletakan tidak boleh melebihi satu pertiga ratus (1 /
300) bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3
mm.

2. Pemasangan Bekisting
a. Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang tipis yang selama
operasi pengecoran akan menyebabkan adukan trersebut jatuh lebih
tinggi dari satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan salah
satu dari metode-metode berikut :

18
o Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari bawah ke atas yang
akan ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan pengecoran dengan
cara sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang jatuh selama
pengecoran tidak boleh melebihi dari 1.50 m
o Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka,
ukurannya tidak lebih tinggi dari 1.50 m dan tidak lebih dari 2 m
o Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melalui
sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat dengan permukaan
beton segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga
agar penuh dengan beton selama bekerja.
b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus dibersihkan dari
semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain.
Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus
diperbaiki segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata
diamati ada perubahan bentuk Bekisting, beton pada tempat yang
bersangkutan harus dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik
3. Pembongkaran Bekisting

Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau


kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah
umur beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton
rencana (dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan
persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman
sebagai berikut :

Bagian Waktu Pengerasan Normal

Kolom, dinding, dan sisi balok 4 hari

Plat 28 hari

Balok 28 hari

19
5.7 Beton

5.7.1 Pengendalian Mutu Beton

Campuran yang dipergunakan pada pekerjaan beton bertulang adalah campuran


ready mix mutu beton disesuikan dengan perencanaan dan campuran yang diaduk
di tempat dengan menggunakan mesin molen. Semua beton yang digunakan pada
pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekanan dan persyaratan Slump
(pengujian-turun abrams) yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Pengujian Slump Beton

Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus sesuai
dengan spesifikasi SNI Persyaratan Beton Struktural 2013. Beton yang tidak
memenuhi persyaratan “slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui pemakaiannya secara
terbatas beton semacam itu dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagian
dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Kemampuan untuk dapat dikerjakan dan susunan campuran tersebut harus


sedemikian sehingga dapat dicorkan pada tempat pekerjaan tanpa ada
formasi ruang atau celah-celah yang kosong/berongga atau kosong udara
atau gelembung air, dan sedemikian sehingga pada pembongkaran acuan
dihasilkan suatu permukaan yang halus, seragam, dan padat. Untuk pengujian
slump pada K 300 terjadi penurunan antara 10 – 20 mm (tergantung mix desain
yang direncanakan).

2. Test Kubus Beton


a. Pemberi Tugas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk
membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat. Mutu beton yang
disyaratkan adalah K-250 dan K-300. Dimana tegangan tekan karakteristik
beton pada umur 28 hari harus mencapai 300 Kg/cm2 / 25 MPa.
b. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah
dengan ukuran 15 x 15 x15 cm3.
c. Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus
dibawah pengawasan. Sample diambil tiap 5 M3, Prosedurnya harus
memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
bab 4.7.

20
d. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
e. Kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan
dan lain-lain yang perlu dicatat. ( Kode pada kubus harus digores
dengan paku, tidak diperbolehkan menggunakan kapur atau cat).
f. Semua kubus harus di test di laboratorium beton yang berwenang, dan
disetujui Pemberi Tugas.
g. Laporan hasil Percobaan harus diserahkan kepada Pemberi Tugas
segera sesudah selesai percobaan, paling lambat 7 hari sesudah
pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,
deviasi standard, campuran adukan dan berat kubus benda uji tersebut.
h. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang
dibuat seperti yang ditunjukkan oleh kubus cobanya gagal memenuhi
syarat spesifikasi, maka Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor
supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan mengadakan percobaan coring.

o Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umur 28 hari yang telah
ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus dibetulkan
seperti yang ditetapkan berikut ini Kekuatan beton akan dianggap memuaskan
apabila :
- Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil pemeriksaan
benda uji kubus berturut-turut, dengan nilai kurang dari kekuatan
karasteristik yang diberikan pada tabel diatas.
- Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah
kekuatan karasteristik dan Sr adalah deviasi standard.
- Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4.3 Sr adalah deviasi standard.
Deviasi standard akan ditentukan oleh Direksi Teknik berdasarkan data
pekerjaan beton sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

21
5.7.2 Pengecoran

1. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakan


pada waktu Konsultan Pengawas ada di tempat.

2. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang


ditetapkan harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan
dengan biaya kontraktor.

3. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk.

4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya
kerikil/agregat kasar dari adukan beton.

5. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat mengakibatkan


penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah
dicor. Untuk hal tersebut di atas harus disiapkan corong untuk pengecoran
agar dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.

6. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah ujung corong
saluran.

7. Adukan beton harus dicor dengan merata.

8. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.

5.7.3 Pemadatan dan Penggetaran

1. Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehingga


bebas dari kantong/sarang krikil dan menutup rapat pada semua permukaan
dari cetakan dan material yang melekat.

2. Menggunakan alat penggetar ( vibrator ).

3. Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi


pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukan bekisting

4. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk


dari konsultan pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun
pembesian.

22
5.7.5 Perawatan Beton

1. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama
sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman
air, karung goni basah, tutup plastic setelah dibongkar atau cara-cara lain
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.
3. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
pengrusakkan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
4. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
5. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dari
Pemberi Tugas dan Kontraktor harus mengadakan percobaan-percobaan
yang membuktikan bahwa bahan kimia tersebut effektif untuk digunakan.
6. finishing permukaan beton di cat menggunakan cat type waterproofing
semen base.
7. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini :
- Rusak
- Sejak semula cacat
- Cacat sebelum penyerahan pertama
- Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan
- Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).

Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

23
05 RANGKA ATAP BAJA RINGAN

19.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, aksesoris, peralatan dan
segala hal yang diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan Pekerjaan rangka
atap baja ringan sesuai dengan spesifikasi dan gambar termasuk pengiriman,
penempatan, perlindungan dan pengetesan material selama proses pelaksanaan
Kontraktor wajib mempelajari, menganalisa dan menghitung semua dokumen yang
mengatur pekerjaan tersebut (RKS, Gambar dan BQ). Penawaran Kontraktor harus
sudah memperhitungkan semua tenaga kerja, material, peralatan dan segala hal
yang diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan termasuk
pengiriman, penempatan, perlindungan dan pengujian material.
Volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan
akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar
dilaksanakan.
Bilamana terdapat perbedaan spesifikasi antara RKS dengan BQ, maka diputuskan
untuk menyesuaikan Hierarki Kontrak pada SSUK yaitu Spek Teknis lebih tinggi
dari gambar.
Pekerjaan dari Pasal ini meliputi pekerjaan rangka atap baja ringan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan dalam spesifikasi ini, termasuk dan tidak
terbatas selain dari item-item berikut:
A. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak penutup atap

B. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku)
5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan ini dilakukan pada atap bangunan utama yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar, termasuk sistem dan aksesoriesnya.
Pembayaran pekerjaan didasarkan pada volume pekerjaan yang terpasang di
lapangan, yang dibuatkan Berita Acara Perhitungan Bersama yang disetujui oleh
Konsultan pengawas dan diketahui Satker. Kontraktor wajib membuatkan back up
volume pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan serta dilengkapi dengan
gambar dan foto dokumentasi. Sebelum memulai tahapan pekerjaan berikutnya,
harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa tahapan
pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan dalam bentuk form persetujuan.

19.2 Persyaratan Bahan

Seluruh material produk untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard
(referensi) antara lain :

a) Australian Standard (AS) / New Zaeland Standard

AS/NZS 1170 – 2002 SAA Loading Code

AS/NZS 4600 – 2005 Limit State Design Code

AS 3566 – Screws self drilling for the building & construction industries

b) Indonesia Code

SNI 1727 – 2013

PPURG & SNI


MATERIAL / BAHAN - BAHAN

Material : (AZ150)

Coating Mass : Zincalume / AZ

55% Alumunium, 43.5 % Zinc & 1.5% Silikon

Ketebalan pelapisan 150 gram / m 2

Grade : G550 (min. yield strength 550 MPa)

Modulus Elastis : 2.1 x 105 MPa

Modulus Geser : 8 x 104 MPa

Warna : Smartruss True Core (AZ150)

Profile : Main Truss : C.75.100, C.75.75, C.75.60

Reng : TS.35.045 dan TS.40.045

Panjang material profile C adalah 9 meter


Panjang material profile reng adalah 6.1 meter

Jarak antar rangka kuda kuda adalah maksimum 1.2 meter


Brace System (bracing)

• Bottom Chord Bracing, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom


chord) pada kuda-kuda baja ringan.
• Diagonal Web Bracing (Ikatan Angin), Pengaku/bracing diagonal antara
web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak
berdampingan.
• Srap Brace (Pita Baja) Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom
chord kuda-kuda baja ringan yang berfungsi menahan beban lateral /
horizontal tarik seperti angin atau gempa sehingga struktur menjadi lebih
kaku atau rigid. Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan
desain struktur. Tebal material 1.00 mm

• Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus
manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan.
Ketebalan material jurai dalam minimal 0,35 mm dengan detail profil
seperti gambar dibawah ini
A. Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat
sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
Screw / baut untuk rangka atap adalah tipe 12 – 14 x 20

• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


• Diameter ulir 12 Gauge (5.5 mm)
• Panjang 20 mm
• Jumlah ulir per inci (threads per inch / TPI) 14 TPI
• Ukuran kepala baut 5/16 ” (8 mm hexagonal socket)
• Material AISI 1022 heat treated carbond steel
• Kuat geser rata rata (Shear) 8.8 KN
• Kuat tarik minimum (Tensile) 15.3 KN
• Kuat torsi minimum (Torque) 13.2 KN

Screw / baut untuk reng adalah tipe 10 – 16 x 16

• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


• Diameter ulir 10 Gauge (4.87 mm)
• Panjang 16 mm
• Jumlah ulir per inci (threads per inch / TPI) 16 TPI
• Ukuran kepala baut 5/16” (8 mm hexagonal socket)
• Material AISI 1022 heat treated carbond steel
• Kuat geser rata rata (Shear) 6.8 KN
• Kuat tarik minimum (Tensile) 11.9 KN
• Kuat torsi minimum (Torque) 8.4 KN

19.3 Standar dan Jaminan

A. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan


pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
B. Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk, spesifikasi dan aplikasi
untuk diperiksa dan disetujui Project Manager atau Pemberi Tugas.
C. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
D. Kontraktor harus menyediakan Mills Certificate (sertifikat bahan dasar material
dari pabrik penyuplai)
E. Kontraktor harus dapat menyediakan garansi material (corrosion) dari pabrik
penyuplai.
F. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul.
G. Kontraktor harus dapat menyediakan perhitungan analisa struktur rangka atap
baja ringan dengan menggunakan software ex Supracadd.
H. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
I. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari pabrikan /
principal penyedia jasa rangka atap baja ringan,
J. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji konstruksi baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
K. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
L. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.

19.4 Syarat-syarat Pelaksanaan

A. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus


dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
B. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
C. Perakitan kuda kuda dan pemasangan baut dilakukan dengan mesin screw
driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
D. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain
sistem rangka atap.
E. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda.
F. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng atau
bahan penutup atap lainnya yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak
penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang
setepat mungkin, dan penyediaan genteng atau penututp atap tersebut sudah
harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
G. Design Struktural Rangka Baja Ringan

Struktur baja ringan didesign dengan kondisi sesuai dengan Peraturan


Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti
yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural
berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part
1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup
berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).

19.5 Pemeliharaan dan Perbaikan


a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap hasil
pekerjaan yang sudah terpasang. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan
koordinasi dengan pekerjaan finishing pihak lainnya, sesuai pengarahan
Konsultan Pengawas agar pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak terganggu
atau rusak. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor sampai hasil pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh
Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat pada waktu
konstruksi, sampai dengan pekerjaan perbaikan tersebut diterima oleh
Konsultan Pengawas. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
06 PEKERJAAN ATAP GENTENG METAL
SPANDEK

20.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, aksesoris, peralatan dan
segala hal yang diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan Pekerjaan Atap
Genteng Metal Spandek sesuai dengan spesifikasi dan gambar termasuk
pengiriman, penempatan, perlindungan dan pengetesan material selama proses
pelaksanaan Kontraktor wajib mempelajari, menganalisa dan menghitung semua
dokumen yang mengatur pekerjaan tersebut (RKS, Gambar dan BQ). Penawaran
Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua tenaga kerja, material, peralatan
dan segala hal yang diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan
termasuk pengiriman, penempatan, perlindungan dan pengujian material.
Volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan
akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar
dilaksanakan.
Bilamana terdapat perbedaan spesifikasi antara RKS dengan BQ, maka diputuskan
untuk menyesuaikan Hierarki Kontrak pada SSUK yaitu Spek Teknis lebih tinggi
dari gambar.
Pekerjaan dari Pasal ini meliputi pekerjaan Atap Genteng Metal Stone seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan dalam spesifikasi ini, termasuk dan tidak
terbatas selain dari item-item berikut:

A. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.

B. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan penutup atap metal Zincalume


Coated, pemasangan lembar pelindung (flashing), lembar penutup rabung
(capping), dan seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.

C. Pekerjaan yang berhubungan :

• Pekerjaan Sealant

• Pekerjaan pemasangan Insulasi


Pekerjaan Atap Genteng Metal Stone ini dilakukan pada atap bangunan utama yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar, termasuk system dan aksesoriesnya.
Pembayaran pekerjaan didasarkan pada volume pekerjaan yang terpasang di
lapangan, yang dibuatkan Berita Acara Perhitungan Bersama yang disetujui oleh
Konsultan pengawas dan diketahui Satker. Kontraktor wajib membuatkan back up
volume pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan serta dilengkapi dengan
gambar dan foto dokumentasi. Sebelum memulai tahapan pekerjaan berikutnya,
harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa tahapan
pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan dalam bentuk form persetujuan.

20.2 Persyaratan Bahan


A. Material Penutup Atap :

Material : steel (AZ150)

Ketebalan : 0.35 mm

Lebar Efektif : 700 mm ± 4 mm

Tinggi rib : 24 mm ±1 mm

Jarak Gelombang : 88 mm

Berat : 0.35 mm = 3.98 kg/m2

Warna : Coklat Tua

Batas minimal kemiringan atap adalah 3 o (derajat) kondisi tanpa sambungan.

B. Aksesoris dan Fastener

• Sekrup galvanized
• Sekrup atap harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Pabrikan setara
dengan sekrup galvanized mutu kelas 3 (Standard AS 3566) dengan ukuran
12-14 x 50 HGS

• Untuk flashing menggunakan sekrup baja yang sesuai dengan yang


disyaratkan oleh pabrikan setara dengan sekrup galvanized kelas 3 (Standard
AS 3566) dengan ukuran 12-14 x 20 HWF
C. Perlengkapan Lainnya

• Flashing (talang, dll)

• Capping

• Pelengkapan lain sesuai standard pabrik

• Insullation

• Translucent Panel (skylight)

20.3 Standar dan Jaminan

A. Standar Produk

Pelaksana pekerjaan/kontraktor dan pabrik bahan-bahan Genteng Atap Metal


Stone harus menjamin yang dilaksanakan akan bekerja dengan baik dan akan
bebas dari kerusakan pada bahan dan kinerjanya. Seluruh material produk untuk
pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (referensi) antara lain :

a) Australian Standard (AS)

• AS 1397 – 2001 = Zincalume® Alumunium/Zinc-alloy Coated steel

Dengan tegangan leleh baja 550 Mpa ( G550 ) dan 300 Mpa ( G300 )

• AS/NZS - 2728 : 1997 = Standard Prepainted steel AZ 150 ( 150 gr/m2 )

• AS 1962 – 1980 = Design and installation of Sheet Roof and Wall


Cladding

• AS 3566-1988 = Self Drilling Screws for the Building and Construction


Industries

• AS – 1445 = Corrugated Steel Sheet

• AS – 1562 = Design & Installation Metal Roofing

• AS – 4040 = Performance Test


b) SNI Standard

SNI 4096 – 2007 LSPr – 004 – IDN = Branding Text of the Metallic Coated
Products

c) JIS G3321 – Hot Dipped 55% Al-Zn alloy Coated Steel Sheets and Coils.

d) American Society for Testing Material ( ASTM)

• ASTM A 653/A 653M - Sheet Steel, Zinc-Coated (galvanized) or Zinc-


Iron Alloy-Coated (Galvanized) by the Hot-Dip Process.

• ASTM A755/A755M-03 – Standard Spesification for Steel Sheet, Metallic


Coated by the Hot-Dip Process and prepainted by Coil-Coating Process
for Exterior Exposed Building Products

• ASTM A792/A792M-10 – Standard Spesification for Steel Sheet, 55%


Aluminium-Zinc Alloy-Coated by the Hot-Dip Process

• ASTM C-955 - Standard Specification for Load Bearing (Transverse and


Axial) Steel Studs, Runner (Tracks), and Bracing or Bridging for Screw
Application of Gypsum Board and Metal Plaster Bases.

• ASTM A 1003/A1003M - Standard Specification for Sheet Steel, Carbon,


Metallic and Non-Metallic Coated for Cold- Formed Framing Members.

• ASTM A 370-02e1 - Standard Test Methods and Definitions for


Mechanical Testing of Steel Products

• ASTM C 645 - Standard Specification for Nonstructural Steel Framing


Members.

• ASTM A 875/A 875M - Standard Specification for Steel Sheet, Zinc-5%


Aluminum Alloy Metallic-Coated by the Hot-Dip Process.

• ASTM C-1007 - Standard Specification for Installation of Load Bearing


(Transverse and Axial) Steel Studs and Related accessories.

e) Asosiasi Independen Surveyor Indonesia

• AISI/COS/NASPEC 2001 - Specification for the Design of Cold-Formed


Steel Structural Members.

• AISI - Cold-Formed Steel Design Manual, 1996, with 1999 supplement.


• AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - General
Provisions,

• AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Truss


Design.

• AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Header


Design.

• AISI/COS2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Prescriptive


method for one and two story family dwelling.
B. Kualifikasi Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan pekerjaan hanya tenaga kerja yang terlatih yang
berpengalaman baik dengan material dan metode yang disyaratkan dan
menguasai persyaratan disain yang boleh dipekerjakan.
C. Kualifikasi Aplikator
Aplikator atau dalam hal ini Sub-Pelaksana pekerjaan/kontraktor yang
menyediakan, menangani, dan melaksanakan Pekerjaan Genteng Atap Metal
Stone harus memiliki kualifikasi yang baik dan dapat menunjukkan sertifikasi
dari Pabrikan penyedia bahan Genteng Atap Metal Stone, sebagai aplikator
yang kualified dalam pekerjaan ini, serta memiliki pengalaman dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan Genteng Atap Metal Stone sejenis sesuai
dengan kriteria desain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
D. Kualifikasi Pabrikan
Pabrikan memiliki pengalaman dalam memproduksi bahan Genteng Atap Metal
Stone dengan ukuran dan lingkup pekerjaan yang setara. Produk dari pabrik
harus pernah digunakan sebelumnya untuk pekerjaan sejenis dengan hasil yang
memuaskan. Pabrikan harus memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan-
bahan tersebut sesuai jadwal. Ajukan contoh produk dengan dokumen laporan
test laboratorium independen kepada Konsultan Pengawas untuk memperoleh
persetujuannya.
E. Sertifikasi

• Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk, spesifikasi dan


aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas atau Pemberi
Tugas.
• Kontraktor harus menyediakan Mills Certificate (sertifikat bahan dasar
material dari pabrik penyuplai)
• Kontraktor harus dapat menyediakan garansi material (color fading dan
corrosion) dari pabrik penyuplai.

20.4 Produk

A. Contoh Bahan.

1. Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan
ini harus diserahkan lebih dahulu kepada Project Manager atau Pemberi
Tugas untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan bahan – bahan ke
lokasi proyek.

2. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum


pekerjaan dimulai.

B. Gambar Detail Pelaksanaan.

1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Project Manager atau Pemberi Tugas.

C. Pengiriman dan Penyimpanan.

1. Bahan - bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru
dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
2. Atap metal harus disimpan didalam gudang yang beratap, tidak
diperkenankan bersentuhan dengan tanah dan/atau lantai dan dalam
keadaan selalu kering. Apabila terpaksa disimpat pada tempat terbuka, Atap
metal harus ditutupi dengan terpal atau plastik guna mencegah masuknya
air hujan atau embun kedalam celah – celah tumpukan lembaran yang dapat
membuat cacat permukaan atap metal akibat kondensasi.

3. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.

4. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum


pekerjaan dimulai.

20.5 Syarat-syarat Pelaksanaan

A. Umum.

1. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti


kuda – kuda, gording, harus sudah terpasang dengan baik .

2. Penutup atap alumunium sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu


disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.

3. Jarak antar penutup atap alumunium harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat atap corrugated metal yang digunakan.

B. Pemasangan.

1. Tentukan posisi atap pada sisi tepi dan ujung.

2. Tentukan posisi panjang overhang pada arah talang.

3. Setelah posisi atap sudah pas, kita lakukan penguncian dgn screw pada
puncak gelombang

4. Setelah penguncian pada sheet I selesai kita lakukan pemasangan pada


sheet II

5. Pemasangan pada sheet kedua, posisi sidelaps dan overhang harus tepat

6. Agar posisi sidelaps&overhang tidak bergeser maka pada sidelaps diberi


penjepit

7. Baru kita lakukan penguncian pd sidelaps dg screw

8. Setelah pemasangan atap mencapai beberapa sheet kita lakukan


check,apakah pemasangan sdh presisi/tidak.

9. Lakukan pengecheckan pada lembar bagian atas dan bawah


10.Setelah pemasangan atap selesai kita,lakukan pemasangan penutup
bagian tepi dg flashing yang gambar dan bentuk sudah ditentukan

11.Pemasangan penutup tepi dilakukan dg bantuan pengunci

12.Pekerjaan pemasangan Nok. Sebelum dilakukan pemasangan Nok, ujung


atap harus di takik dng alat TURN UP agar tidak ada limpahan air masuk
karena angin

13.Setelah pekerjaan takik selesai, baru kita lakukan pemasangan Nok.

14.Nok harus dicoak dengan Notching Tool pada setiap puncak gelombang
atap

15.Nok yang dipasang pada tile nok harus dicoak dng Notching Tool pada
setiap puncak gelombang atap dan dibantu gunting metal.

16.Setelah pekerjaan dicoak selesai lalu dilakukan penguncian dengan screw,


screw dapat dipasang selang seling/per 1 gelombang

17.Sisa panjang Nok dipotong dengan gunting metal

20.6 Pemeliharaan dan Perbaikan


c. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap hasil
pekerjaan yang sudah terpasang. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan
koordinasi dengan pekerjaan finishing pihak lainnya, sesuai pengarahan
Konsultan Pengawas agar pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak terganggu
atau rusak. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor sampai hasil pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh
Konsultan Pengawas.
d. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat pada waktu konstruksi,
sampai dengan pekerjaan perbaikan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas.
Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor
PENUTUP
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) Perencanaan Penambahan Ruangan
Gedung Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat "diselenggarakan oleh
pemborong", maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan
segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan -
kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

c. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Demikian persyaratan TeknisI Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai