Anda di halaman 1dari 3

Pelanggaran yang dilakukan:

a. Pelanggaran kode etik dan pedoman disiplin: Pelayanan resep dengan obat yang sering
disalahgunakan seperti narkotika, psikotropika tanpa klarifikasi terlebih dahulu pada dokter penulis
resep yaitu dokter AA dan dokter RR.

- Kode etik pasal 3: Setiap apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai standar kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
menjalankan kewajibannya.

Pedoman pelaksanaan (3) : kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap
tindakan dan keputusan seorang Apoteker Indonesia.

- Kode etik pasal 5: Didalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian.

Pedoman Pelaksanaan (1): Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari
perbuatan yang akan merusak atau seseorang ataupun merugikan orang lain.

-Kode etik pasal 14: Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lain.

-Pedoman Disiplin: Ketentuan Umum

Butir (1): Melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten yaitu pelayanan resep dengan obat
yang sering disalahgunakan seperti narkotika, psikotropika tanpa klarifikasi terlebih dahulu pada dokter
penulis resep yaitu dokter AA dan dokter RR .

Butir (4): Membuat keputusan profesional yang tidak berpihak kepada kepentingan pasien/masyarakat
yaitu apoteker memberikan obat yang sama dengan dokter yang berbeda sehingga pasien
menyalahgunakan dengan teman-temannya.

Butir (12): Melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan
yaitu apoteker seharusnya melakukan skrining resep yaitu skrining administratif karena resep yang
diterima obat-obat yang sering disalahgunakan sehingga seharusnya dikonfimasi dulu resep yang di
dapatkan.

Butir (17): Menyalahgunakan kompetensi apoteker yaitu pelayanan resep dengan obat yang sering
disalahgunakan seperti narkotika, psikotropika tidak konfirmasi ke dokter.
Analisis: Pada kasus tersebut, pelayanan resep dengan obat yang sering disalahgunakan seperti
narkotika, psikotropika tanpa klarifikasi terlebih dahulu pada dokter penulis resep yaitu dokter AA dan
dokter RR. Hal ini termasuk ke pelanggaran kode etik dan pedoman disiplis karena menyimpang dari
pasal kode etik dan pedoman disiplin di atas.

b. Pelanggaran hukum dan pedoman disiplin: Ijin Apotek XX tersebut habis masa berlakunya dan belum
diperpanjang.

-Pedoman Disiplin: "Ketentuan Umum"

Butir (19): Berpraktik dengan menggunakan STRA/SIPA/SKA yang tidak sah yaitu masa berlaku SIA
Apotek XX sudah habis dan belum diperpanjang.

-Pelanggaran Hukum: Permenkes No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek:

Pasal 14 ayat (1): Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA sebagaimana dimaksud dalam pasal 13
ayat (6), maka penerbitannya bersama dengan penerbitan SIPA untu Apoteker pemegang SIA.

Pasal 14 ayat (2): Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA.

Pasal 12 ayat (4): SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.

Analisis: Dalam hal ini apotek memiliki SIA yang telah tidak berlaku dengan masa berlaku yang
seharusnya yaitu 5 (lima) tahun tersebut telah habis dan tidak diperpanjang. SIPA tersebut merupakan
ketentuan umun untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian. sehingga jika SIA apotek habismaka
tidak dapat melaksanakan praktik kefarmasian kecuali SIA tersebut diperpanjang.

c. Pelanggaran kode etik: Terdapat pertengkaran antara apoteker dengan pasien BB.

-Kode etik pasal (6): seorang apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain.

Pedoman pelaksanaan (3): Seorang apoteker harus menjaga perilakunya dihadapan publik.

Analisis : dalam poinini, terdapat pertengkaran antara apoteker dan pasien BB sehingga termasuk ke
pelanggaran kode etik.
- Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari

usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat

dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

- Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi cotoh yang baik bagi orang lain.

- SeorangApotekerdalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan

kepentingan masyarakat menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.

- Seorang Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

- Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat

kepada sejawat petugas kesehatan lain.

Anda mungkin juga menyukai