Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 1:

1. Anisa Fadliah Natsir (30800118069)

2. Anggun Pratiwi (30800118068)

3. Anisa Fadliah Natsir (30800118069)

Traktat Paris 1951 dan European Council

1. Perjanjian Paris pada tahun 1951 adalah perjanjian pemesanan komunitas batubara
dan baja Eropa. Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg. Belanda, Jerman, dan
Perjanjian Paris pada 18 April 1951. Perjanjian tersebut merupakan awal
diresmikannya Pemesanan European Coal and Steel Community (ECSC) yang mulai
bekerja pada 23 Juli 1952 hingga 23 Juli 2002.
2. Tujuan dari perjanjian tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2, adalah untuk
memberikan kontribusi, melalui pasar bersama untuk batu bara dan baja, untuk
perluasan ekonomi, lapangan kerja dan standar hidup yang lebih baik. Karenanya,
lembaga-lembaga tersebut harus memastikan pasokan batu bara dan baja yang teratur
ke pasar bersama dengan memastikan akses yang sama ke sumber-sumber produksi,
penetapan harga terendah dan peningkatan kondisi kerja. Semua ini harus dibarengi
dengan pertumbuhan perdagangan internasional dan modernisasi produksi.
Dalam menciptakan pasar bersama, perjanjian tersebut memperkenalkan pergerakan
bebas produk tanpa bea atau pajak. Ini melarang tindakan atau praktik diskriminatif,
subsidi, bantuan negara atau biaya khusus yang dikenakan oleh negara dan praktik
yang membatasi.
ECSC memainkan peran utama tidak langsung, anak perusahaan melalui kerja sama
dengan pemerintah dan intervensi dalam kaitannya dengan harga dan kebijakan
komersial. Namun, jika terjadi penurunan permintaan atau kekurangan, dapat
mengambil tindakan langsung dengan memberlakukan kuota dengan tujuan
membatasi produksi secara terorganisir atau, untuk kekurangan, dengan menyusun
program produksi yang menetapkan prioritas konsumsi, menentukan bagaimana
sumber daya seharusnya. dialokasikan dan mengatur tingkat ekspor.
Otoritas Tinggi dapat memberikan bantuan keuangan kepada program-program untuk
mengimbangi kemungkinan efek negatif dari kemajuan teknologi di industri terhadap
tenaga kerja (kompensasi, tunjangan dan pelatihan ulang kejuruan).
Sejauh menyangkut pergerakan pekerja terampil, negara-negara ECSC harus
menghapus pembatasan pekerjaan berdasarkan kewarganegaraan. Untuk kategori
pekerja lainnya, dan jika terjadi kekurangan jenis tenaga kerja tersebut, negara-negara
tersebut diminta untuk membuat penyesuaian yang diperlukan pada peraturan imigrasi
untuk memungkinkan pekerja dari negara lain dipekerjakan.
Perjanjian tersebut juga mengatur tentang kebijakan komersial ECSC terhadap
negara-negara non-ECSC. Meskipun kewenangan pemerintah nasional tetap ada,
ECSC memiliki sejumlah kewenangan seperti menetapkan tarif maksimum dan
minimum untuk bea cukai dan mengawasi pemberian izin impor dan ekspor. ECSC
juga berhak untuk terus mendapat informasi tentang perjanjian komersial yang
berkaitan dengan batu bara dan baja.
Otoritas Tinggi juga dapat campur tangan jika terjadi dumping, yaitu penggunaan oleh
bisnis batu bara dan baja di luar yurisdiksi ECSC untuk alat persaingan yang
bertentangan dengan perjanjian dan peningkatan impor yang substansial yang dapat
mengancam produksi ECSC secara serius.

3. Dewan Eropa merupakan forum pertemuan antar kepala negara dan pemerintah
negara-negara anggota Uni Eropa dan Presiden Komisi Eropa. Dewan Eropa dipimpin
oleh Donald Tusk. Berdasarkan pasal 4 TEU (The Treaty on European Union)
mensyaratkan dewan untuk mengadakan sidang minimal dua kali dalam setahun
dibawah kepemimpinan kepala negara atau pemerintah negara anggota yang sedang
menjabat sebagai presiden Uni Eropa. Dewan Eropa merupakan sebuah forum bagi
pertukaran pendapat yang bebas dan indormal di antara pemimpin negara anggota.
Informal yang dimaksudkan disini adalah tidak mengadopsi keputusan apapun yang
secara hukum formal mengikat negara anggota.

Selain institusi dan lembaga Uni Eropa diatas Uni eropa memiliki beberapa lembaga
pendukung yaitu Mahkamah Auditor Institusi ini memiliki peran menjaga dan
memperbaiki manajemen finansial dan memberikan laporan mengenai pemanfaatan
dana publik Uni Eropa. Salah satu tugas penting dari Mahkamah Auditor adalah
memberikan laporan keuangan tahunan kepada Parlemen Eropa dan Dewan Uni
Eropa. Parlemen melakukan pemeriksaan secara seksama sebelum menentukan untuk
menerima atau tidak laporan tersebut. selain Mahkamah Audit Uni Eropa memiliki
Lembaga pendukung seperti Komite Ekonomi dan Sosial Eropa didirikan melalui
Perjanjian Roma 1957 dalam rangka untuk melibatkan kelompok-kelompok yang
mempunyai kepentingan ekonomi dan sosial dalam pembentukan pasar internal, untuk
menyediakan perlengkapan kelembagaan untuk memberikan instruksi kepada Komisi
dan Dewan Eropa mengenai masalah sosial dan ekonomi yang terjadi di Eropa secara
lebih detail. Selain itu Uni eropa memiliki Lembaga untuk di daerah-daerah sehingga
Komite Daerah diciptakan untuk memungkinkan daerah atau otoritas lokal
mempengaruhi dan berpartisipasi dalam proses legislatif Komunitas. Komite daerah
terdiri dari perwakilan badan-badan regional dan lokal dari Negara Anggota. Masa
dalam menduduki jabatan, kantor dan hak istimewa dan seterusnya adalah sama
dengan EESC.

Lembaga-lembaga yang ada di uni Eropa berperan penting dalam menjalankan tugas
para anggota Uni eropa dalam menangani konflik atau dalam bekerjasama dengan
negara-negara sesame anggota Uni Eropa. Mempermudah untuk negara-negara Uni
Eropa dalam menjalankan kepetingan nasional dan kepentingan politik luar negeri.
Uni Eropa sebagai institusi memiliki seperangkat aturan formal dan nonformal dan
memiliki prosedur dalam pengambilan keputusan yang stabil.EU telah
mengembangkan istilah “the habit of working together”, membatasi otonomi negara-
negara anggota, dan mempromosikan keadaan dimana kepentingan kepentingan
negara anggota dipertemukan. Sistem pengambilan keputusan di dalam Uni Eropa
sendiri harus melewati standar yang disebut codecison progress. Tahap ini dimulai
dari penyusunan proposal oleh Komisi, kemudian Parlemen bersama Dewan bersama-
sama mendisukusikan dan menyetujui rancangan undang-undang atau kebijakan
tersebut. Komisi harus menyelidiki adanya kemungkinan munculnya konsekuensi dari
kebijakan yang akan diambil, baik itu untung rugi dari pilihan kebijakan tersebut serta
berkonsultasi dengan pihak lain yang berkaitan. Ini dilakukan agar usulan legislatif
sesuai dengan kebutuhan mereka dan menghindarkan birokrasi yang dirasa tidak
perlu.

Parlemen dan Dewan masing-masing akan mendiskusikan usulan kebijakan tersebut


dalam komite masing-masing. Parlemen akan mengusulkan amandemen dan
melakukan voting terhadap amandemen tersebut. Dewan akan memeriksa kebijakan
secara mendetail dan akan menyetujui kesepakatan politik tentang kebijakan tersebut.
Apabila hasil voting parlemen dan common position dewan tidak mencapai
persetujuan, maka akan diadakan second reading. Dalam situasi ini, parlemen dan
dewan dapat mengusulkan amandemen untuk kedua kalinya. Apabila tidak setuju,
parlemen berhak untuk memblokir undang-undang yang diusulkan. Namun jika
keduanya telah sepakat, maka undang-undang tersebut akan diadopsi. Undang-undang
atau kebijakan yang telah mendapat persetujuan nantinya akan dipublikasikan di
jurnal official Uni Eropa.

Anda mungkin juga menyukai