Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Agus Julian, S.Pd

Disusun oleh :
Cici Shintia Dewi (1120084)
Myta Dwi Andriyani (1120086)
Hasna Mutia Rahma (1120091)
Dila Agustina (1120104)
S1 Keperawatan B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2020-2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas ini.
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
mj
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kesehatan Mental ........................................................................... 3
2.2 Ciri-ciri Kesehatan Mental .......................................................................... 4
2.3 Gangguan kesehatan mental ....................................................................... 5
2.4 Menjaga kesehatan mental ......................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................. 14

ii
iii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri


sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
Sesungguhnya ketenangan hidup,ketenteraman jiwa atau kebahagiaan bathin,
tidak banyak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan
sosial,ekonomi,politik,adat kebiasaan dan sebagainya, akan tetapi lebih
tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh terganggunya


kesehatan mental ialah :rasa cemas (gelisah),iri hati,sedih, merasa rendah
diri,pemarah,ragu(bimbang) dan sebagainya.Gangguan jiwa(nourose) dan
penyakit jiwa(psychose) adalah akibat dari tidak mampu
menyesuaikan diri terhadap kekurangan-kekurangannya dengan wajar,
atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.

Setiap orang memiliki kesehatan mental, seperti halnya kesehatan fisik,


kita perlu menjaga dan memeliharanya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu
bisa mewujudkan potensi mereka sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi
tekanan kehidupan yang normal, dapat berfungsi secara produktif dan
bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitas mereka.

Kesehatan mental yang sehat dan positif penting untuk dimiliki karena hal
itu memungkinkan orang untuk bekerja secara produktif. Ini termasuk
memberikan kontribusi yang berarti bagi komunitas kita, mewujudkan
potensi kita sepenuhnya dan memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan
hidup.

Pentingnya kesehatan mental digaungkan oleh WHO melalui definisi


kesehatan mereka yang menyatakan: “Kesehatan adalah keadaan fisik,
2

mental, dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kesehatan mental menurut WHO dan para ahli?
2. Bagaimana ciri-ciri kesehatan mental?
3. Apa sajakah gangguan kesehatan mental tersebut?
4. Bagaimana cara menjaga kesehatan mental?
1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengetahui definisi kesehatan mental
2. Memahami dan mengetahui ciri-ciri kesehatan mental
3. Memahami dan mengetahui gangguan-gangguan kesehatan mental
4. Memahami dan mengetahui cara menjaga kesehatan mental
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kesehatan Mental


Menurut WHO
Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik,mental dan social
secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya penyakit atau
keadaan lemah tertentu. Dedinisi ini memberikan gambaran yang luas dalam
keadaan sehat,mencangkup berbagai aspek sehingga diharapkan dapat
mewujudkan kesejahteraan hidup. dapat memanfaatkan segala potensi dan
bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan
bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.

Menurut para ahli

1. Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa:


“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa
berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk
menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui
penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan)”.
2. Menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan individu tersebut.
3. Menurut Merriam Webster, merupakan suatu keadaan emosional
dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan
kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya,
dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
4

Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek


psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar
individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-
tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun
masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara
sosial. Sikap hidup individu yang sehat dan normal adalah sikap yang sesuai
dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi
interpersonal dan intersosial yang memuaskan.

2.2 Ciri-ciri Kesehatan Mental

Karakteristik kesehatan mental yang sehat menurut pendapat ahli dan WHO:

1. Menurut WHO :
 Bisa menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun
kenyataan itu buruk baginya
 Memperoleh kepuasan diri dari hasil jerih payah usahanya
 Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
 Secara relatif bebas dari rasa gelisah dan cemas
 Berhubungan dengan individu lain dengan cara tolong menolong dan
saling memuaskan
 Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk
kemudian hari
 Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaiaan yang kreatif
dan konstruktif
 Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
2. Menurut Hanna Djumhana Bastaman :
 Bebas dari gangguan dan penyakit jiwa
 Mampu serta luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan
antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan
5

 Mengembangkan potensi potenbsi pribadi (bakat, kemampuan,


sikap, sifat, dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri
sendiri dan lingkungan
 Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dan berupaya menerapkan
tuntunan agama dalam kehidupan sehari hari.
3. Menurut Abdul Aziz el-Quussy :
 Keserasian yang sempurna atau integrasi antara fungsi fungsi jiwa
yang bermacam macam
 Kemampuan untuk menghadapi goncangan goncangan jiwa yang
ringan yang biasa terjadi pada setiap individu
 Bisa merasakan kesenangn dan kemampuan dirinya secara positif.
4. Menurut D.S. Wright dan A. Taylor:
 Senang dan terhindar dari ketidaksenangan
 Efisien dalam menerapkan dorongan untuk kepuasan kebutuhannya
 Kurang dari kecemasan
 Kurang dari rasa berdosa (rasa berdosa merupakan reflek dari
kebutuhan self-punishment)
 Matang, sejalan dengan perkembangan yang sewajarnya
 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
 Mempunyai otonomi dan harga diri
 Mampu membangun hubungan emosional dengan individu lain dan
 Bisa melakukan kontak dengan realitas.
2.3 Gangguan kesehatan mental

Gangguan kesehatan mental adalah gangguan pikiran yang menyebabkan


gangguan pada pemikiran, perasaan, suasana hati, perilaku, atau interaksi
sosial normal, dan disertai dengan gangguan atau disfungsi yang signifikan.

Faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan menyebabkan


gangguan mental dibagi menjadi tiga, yaitu:

 Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak


6

 Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-obatan


 Faktor keluarga: riwayat keluarga, masalah keluarga

Kondisi gangguan mental:

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan


penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan
biasa yang berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada
depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-
bulan.

a. Gejala depresi lainnya juga termasuk:


 Bertambah atau menurunnya berat badan secara signifikan
 Kurang berenergi
 Kurangnya kemampuan konsentrasi
 Sering memikirkan kematian, atau berencana untuk bunuh
diri
 Perasaan bersalah dan tidak berharga
b. Penyebab
 Faktor lingkungan: seperti peristiwa kehidupan yang
traumatis atau penuh stres.
 Faktor biologis: seperti ketidakseimbangan hormon di otak.
 Genetik: Depresi dapat diturunkan oleh anggota keluarga.
 Kepribadian: Orang yang merasa rendah diri, yang tidak
mampu mengatasi stres dengan baik, atau yang biasanya
pesimistis akan cenderung mengalami depresi.
c. Pengobatan
 Psikoterapi adalah langkah pengobatan pertama untuk
depresi. Terapi yang dilakukan sering kali merupakan terapi
yang menantang pola pikir yang menyimpang dan membantu
membangun ketahanan, serta penyelesaian masalah.
7

 Antidepresan adalah obat yang dapat membantu memperbaiki


ketidakseimbangan kimia dalam otak dan bisa
mengendalikan gejala depresi. Walau banyak jenis
antidepresan yang terbukti efektif dalam mengobati gejala,
beberapa tes mungkin diperlukan untuk menemukan
pengobatan yang sesuai untukmu.
 Strategi Bantuan Mandiri, yaitu penerapan mekanisme
pengendalian diri yang sehat, gaya hidup sehat, serta
mengurangi stres untuk dapat meningkatkan penyembuhan.
2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat


penderitanya merasa cemas dan takut secara berlebihan dan terus
menerus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Penderita gangguan
kecemasan dapat mengalami serangan panik yang berlangsung lama
dan sulit dikendalikan.

a. Gejala
 Gejala fisik: Serangan panik, muka memerah dan dingin,
jantung berdebar kencang, berkeringat, mual, gemetar, dada
tercekat, dan gelisah.
 Gejala psikologis: Ketakutan yang berlebihan, khawatir, sulit
untuk berkonsentrasi, terlalu banyak berpikir, dan selalu
berpikir akan ada bencana
 Perilaku: Menghindari masalah yang membuat individu
merasa cemas, menarik diri dari kegiatan yang sebelumnya
disukai.
b. Penyebab
 Genetika: Beberapa gangguan kecemasan memiliki
komponen genetik, dan gangguan kecemasan kadang muncul
secara turun-temurun dalam keluarga.
8

 Biologi: Bagaimana otak memproses dan merespons terhadap


stres, serta rangsangan fisik diduga turut berperan dalam hal
ini.
 Pola pikir: Terlalu banyak berpikir, pikiran negatif yang terus
muncul, dan kesulitan dalam mengatasi ketidakpastian kini
telah dihubungkan dengan kecemasan.
 Kejadian yang membuat stres: Kejadian dan trauma masa lalu
dapat menjadi pemicu kecemasan.
c. Pengobatan
 Perawatan paling umum adalah terapi dengan profesional
kesehatan. Terapi perilaku kognitif (CBT) berfokus pada
perubahan perilaku, mengurangi gejala, dan membangun
ketahanan melalui modifikasi pola pikir dan membangun
perilaku baru.
 Dalam beberapa kasus, resep obat dapat diberikan.
 Obat biasanya digunakan bersamaan dengan terapi.
 Kesadaran penuh (Mindfulness) dapat mengurangi gejala
kecemasan.
 Perubahan gaya hidup juga dapat membantu individu dengan
gangguan kecemasan.
3. Gangguan bipolar

Gangguan Bipolar adalah gangguan suasana hati (mood) yang


ditandai oleh periode siklik suasana hati yang sangat gembira (mania)
dan depresif.

Ada dua jenis gangguan bipolar:

a. Bipolar I
 Lebih umum
 Ditandai dengan episode manik dan depresi, dengan
frekuensi episode manik yang lebih tinggi.
9

b. Bipolar II
 Seseorang lebih sering mengalami episode depresi, dengan
jarangnya kemunculan episode hipomania.
c. Gejala
 Suasana hati depresif
 Nafsu makan atau pola tidur tidak teratur
 Kelelahan
 Perasaan tidak berharga atau bersalah
 Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat
keputusan
 Memikirkan kematian atau bunuh diri
 Suasana hati yang meningkat atau mudah tersinggung
 Ucapan yang cepat dan tidak masuk akal
 Pikiran bercabang
d. Penyebab
Gangguan Bipolar kemungkinan disebabkan oleh interaksi dari
faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Kerentanan terhadap
perkembangan Bipolar meningkat jika:
 Kerabat tingkat pertama telah didiagnosis dengan Gangguan
Bipolar
 Ketidakseimbangan biokimia dalam otak
 Stres yang ditangani dengan strategi pengendalian yang
buruk
e. Pengobatan
Berbagai jenis obat yang dapat diresepkan dokter untuk
mengatasi gangguan bipolar, termasuk:
 Antidepresan: meringankan gejala depresi dengan
memperbaiki ketidakseimbangan kimiawi dalam otak.
Namun, penting untuk memantau ini secara cermat, karena
harus diubah jika seseorang memasuki kondisi manik.
10

 Penstabil suasana hati: membantu mengurangi frekuensi dan


tingkat keparahan perubahan suasana hati, khususnya mania.
Seorang dokter dapat memintamu melakukan tes darah rutin
saat mengkonsumsi obat ini untuk memastikan obat ini tidak
berbahaya bagi kesehatanmu.
 Antipsikotik: Digunakan untuk mengobati episode manik.
Obat antipsikotik cepat dan aman digunakan untuk tujuan ini
jika diresepkan oleh seorang profesional medis.
4. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan
keluhan halusinasi, delusi, serta kekacauan berpikir dan
berperilaku. Skizofrenia membuat penderitanya tidak bisa
membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.
a. Gejala
 Halusinasi
 Delusi
 Kurangnya kesenangan dalam kegiatan yang sebelumnya
disukai, bersosialisasi, atau berhubungan
 Ekspresi emosional yang kurang atau tidak pantas
 Pengabaian diri, seperti kurangnya kebersihan pribadi
 Kurangnya minat atau antusiasme dalam kehidupan sehari-
hari
 Cepat berganti topik tanpa hubungan antara pikiran satu dan
yang lainnya.
 Kata-kata buatan yang hanya dimengerti oleh individu
tersebut
 Pengulangan kata dan pernyataan
 Perilaku yang tampak aneh dan tidak memiliki tujuan
 Kurangnya kontrol impulsif dan menahan diri
b. Penyebab
11

 Riwayat keluarga
 Faktor lingkungan seperti infeksi prenatal, hipoksia janin, dan
penggunaan ganja pada individu yang memiliki
kecenderungan secara genetik
 Depresi ibu selama kehamilan, di mana salah satu orang tua
menderita psikosis
c. Pengobatan
 Perawatan psikologis: Suatu bentuk terapi yang umum
digunakan pada individu dengan skizofrenia adalah terapi
perilaku kognitif (CBT), yang bertujuan untuk mendukung
kemampuan untuk pengendalian lebih baik dan cara berpikir
yang membantu.
 Obat: Obat antipsikotik dapat membantu mengurangi gejala
saat seseorang menjalani perawatan psikologis.
 Dukungan jaringan: Teman dan keluarga dapat membantu
dengan memberikan dukungan emosional dan lingkungan
yang stabil. Karena individu yang mengalami skizofrenia
memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi, penting bagi
orang-orang di sekitar mereka untuk mengetahui tanda-tanda
keinginan bunuh diri.
 Perubahan gaya hidup: Olahraga teratur dapat membantu
mengurangi gejala. Menghindari alkohol, obat-obatan, dan
nikotin juga dapat membantu karena penggunaan narkoba
dapat mempersulit perawatan dan memperburuk gejala.
5. Self-harm atau Menyakiti Diri
Menyakiti diri adalah perilaku apa pun yang dengan sengaja
bermaksud menyebabkan rasa sakit atau cedera pada diri sendiri.
Perilaku ini tidak selalu mengisyaratkan niat bunuh diri, tetapi lebih
kepada cara untuk mencoba mengatasi rasa sakit emosional yang
intens serta pikiran, perasaan, atau ingatan negatif. Menyakiti diri
relatif umum dan biasanya dimulai pada masa remaja.
12

Contoh perilaku menyakiti diri bisa termasuk:


 Menyayat kulit dengan benda tajam
 Terlalu banyak minum obat atau meracuni diri
 Membakar kulit
 Memukul diri sendiri dengan tinju atau objek lain
 Meninju dinding atau benda lain
 Makan berlebihan
 Kelaparan
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan perilaku menyakiti diri
 Krisis atau peristiwa kehidupan yang sulit baru-baru ini terjadi.
Contoh: perceraian, kematian orang terkasih, pelecehan
 Penyakit mental. Contoh: depresi atau kecemasan
 Trauma atau pelecehan (emosional, fisik, seksual) di masa
kecil
 Hidup di lingkungan keluarga yang penuh tekanan dan sangat
kritis

Pengobatan

 Ketika berbicara dengan orang tersebut, cobalah untuk


membuat dia merasa aman untuk mendiskusikan situasinya.
Tetap tenang, pertahankan sikap terbuka, dan jangan
menghakimi.
 Biarkan orang itu tahu bahwa kamu mendukungnya dan
dengarkan apa yang dia katakan.
 Ajak orang tersebut untuk mencari dukungan lebih lanjut dari
seorang profesional kesehatan dan tawarkan dirimu untuk
pergi bersamanya jika dia mau.

2.4. Menjaga kesehatan mental

Orang sehat bukan hanya sekadar bebas dari penyakit fisik . Kesehatan
manusia juga meliputi kesehatan mental dan sosial. Menurut WHO (World
13

Health Organisation), orang disebut sehat secara mental jika ia dapat


menyadari kemampuannya, dapat menangani stres dalam hidupnya sehari-
hari, dapat bekerja dengan produktif, serta dapat berkontribusi untuk
sekitarnya.

Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental:

1. Hargai diri sendiri


Hal-hal yang kamu kira sederhana, seperti tidak
membandingkan diri sendiri dengan orang lain, jalan-jalan
bersama teman, ataupun belajar bahasa baru, dapat membuat
perbedaan besar.
2. Tetapkan tujuan yang realistis
Tetapkan dan tulis tujuanmu, baik dalam kehidupan pribadi
maupun karier. Menetapkan target dan tujuan akan membuat
hidupmu lebih terarah. Tapi ingat, buatlah target yang realistis,
sesuai dengan waktu dan beban tugas yang kamu miliki.
3. Sayangi tubuh sendiri
Kesehatan mental tentu sangat bergantung pada caramu
merawat diri sendiri. Pastikan kamu cukup tidur dan
mengonsumsi beragam makanan sehat, seperti sayuran, buah,
kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Selain itu, jangan
lupa untuk rutin berolahraga. Hindari juga kebiasaan yang
buruk, misalnya merokok, atau mengonsumsi minuman keras
dan narkoba.
4. Memelihara hubungan yang baik dengan orang lain orang
dengan hubungan sosial yang baik terbukti lebih mampu
mengatasi stres dan memelihara kesehatan. Inilah alasannya
mengapa kamu perlu meluangkan waktu untuk berada bersama
dengan orang-orang yang mendukungmu. Kamu juga bisa ikut
dalam kegiatan baru untuk memberimu kesempatan bertemu
orang-orang baru.
14

5. Lakukan hal baru rutinitas yang monoton dapat membuatmu


mudah stres. Cobalah selingi dengan melakukan hal-hal baru,
seperti belajar ketrampilan baru, mengganti cat dinding rumah,
memperbarui penampilan, atau mengganti rute pulang-pergi
kanto
15

BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar
dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk
menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Golongan yang kurang sehat
mentalnya. Golongan yang kurang sehat adalah orang yang merasa
terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya
disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam menghadapi
kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya . Gejala-
gejala umum yang kurang sehat mentalnya
Keharmonisan antara fungsi jiwa dan tindakan dapat dicapai
antara lain dengan menjalankan ajaran agama dan berusaha menerapkan
norma-norma sosial, hukum, dan moral. Dengan demikian akan tercipta
ketenangan batin yang menyebabkan timbulnya kebahagiaan di dalam
dirinya. Definisi ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran,
perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan, harus saling menunjang dan
bekerja sama sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang
menjauhkan orang dari sifat ragu- ragu dan bimbang, serta terhindar dari
rasa gelisah dan konflik batin.
16

DAFTAR PUSTAKA

1. https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental
2. https://www.seributujuan.id/id/apa-itu-kesehatan-mental
3. https://www.alodokter.com/kesehatan-mental
4. https://www.seributujuan.id/id/depresi
5. https://www.seributujuan.id/id/ansietas
6. https://www.seributujuan.id/id/bipolar
7. https://www.seributujuan.id/id/skizofrenia
8. https://www.seributujuan.id/id/self-harm
9. https://www.alodokter.com/tidak-hanya-sehat-badan-kesehatan-mental-juga-
penting-dijaga

Anda mungkin juga menyukai