Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN BURNOUT DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI

RUANG RAWAT INAP: LITERATURE REVIEW

Andini Rizka Sefiola1


1
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa, Indonesia
andiniadora5@gmail.com
Tri Sumarni2
2
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa, Indonesia
trisumarni@uhb.ac.id
Noor Rochmah Ida Ayu Trisno Putri3
3
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa, Indonesia
noorrochmah@uhb.ac.id

ABSTRAK

Perilaku caring perawat merupakan kemampuan perawat memberikan pelayanan keperawatan


dengan sikap peduli, berdedikasi, melayani sepenuh hati dan perasaan cinta dan kasih sayang.
Caring sebagai ide universal yang dipahami oleh perawat sebagai pokok dari praktik keperawatan
dipengaruhi oleh burnout. Burnout merupakan fenomena psikologis yang menggambarkan
kelelahan, frustrasi, kemarahan, dan depresi jangka panjang yang mengakibatkan kesulitan dalam
bekerja dan melakukan pekerjaan secara efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan burnout dengan perilaku caring perawat di ruang rawat inap. Metode yang digunakan
dalam penulisan ini adalah literature review. Sumber pustaka yang digunakan dalam menyusun
artikel ini adalah penelitian-penelitian mengenai burnout dan perilaku caring perawat yang
didapatkan melalui data base PubMed, Elsevier, ResearchGate, dan Google Scholar berdasarkan kata
kunci yaitu “kelelahan kerja”, “perilaku caring perawat”, “burnout on nursing”, “nurse caring
behavior”,dan “burnout affecting caring”. Adapun jurnal yang diambil adalah jurnal pada rentang
tahun 2010-2020. Hasil penelitian: Terdapat hubungan burnout dengan perilaku caring perawat di
ruang rawat inap. Burnout pada perawat menyebabkan perawat mendapat tekanan-tekanan dalam
memberikan energi untuk berdedikasi di tempat kerja. Perawat yang merasa tertekan dalam bekerja
akan merasakan stress sehingga akan merasa terpisah dengan lingkungannya dan menyebabkan
perubahan perilaku caring dan dapat berdampak langsung pada kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan.

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Perilaku Caring Perawat

ABSTRACT
Nurse caring behavior is the ability of nurses to provide nursing services with a caring, dedicated,
wholehearted service and feelings of love and affection. Caring as a universal idea that is
understood by nurses as the subject of nursing practice is affected by burnout. Burnout is a
psychological phenomenon that describes fatigue, frustration, anger, and long-term depression that
results in difficulties in working and doing work effectively. The purpose of this study was to
determine the relationship between burnout and caring behavior of nurses in the inpatient room. The
method used in this paper is a literature review. The literature sources used in compiling this article
are studies on burnout and nurse caring behavior obtained through the PubMed, Elsevier,
ResearchGate, and Google Scholar database based on “burnout on nursing”, “nurse caring
behavior”, and “burnout affecting caring” as the key words . The article used in this article are
between 2010-2020. Results: There is a relationship between burnout and caring behavior of nurses
in the inpatient room. Burnout make pressures among nurses and increase stress level of nurse that
cause nursing behavioural changing of caring and may affect directly on the nursing service quality.

Keywords: Burnout, Nurse Caring Behaviour, Burnout Affecting Caring

PENDAHULUAN merawat pasien atau sebagai care


Tersedianya layanan kesehatan yang giver/pemberi perawatan yang dituangkan
berkualitas sangat penting bagi siapapun dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan
(Sumarni, 2016). Salah satu pusat pelayanan keperawatan sendiri merupakan rangkaian
kesehatan yang bisa digunakan masyarakat interaksi perawat dengan klien dan
untuk mendapat pengobatan akan penyakitnya lingkungannya untuk mencapai tujuan
adalah rumah sakit. Rumah sakit harus pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien
memberikan pelayanan kesehatan yang aman, dalam merawat dirinya.
bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai Bentuk perawatan yang diberikan
dengan standar pelayanan rumah sakit perawat sebagai care giver adalah caring.
(Peraturan Menteri Kesehatan No.4 Pasal 2 Caring merupakan pusat dari praktik
Tentang Kewajiban Rumah Sakit). keperawatan karena caring merupakan jalan
Peraturan Menteri Kesehatan perawat memberikan pelayanan kesehatan
(Permenkes) No.4 pasal 1 Tahun 2018 tentang kepada pasien (UU No.36 Tahun 2014).
Kewajiban Rumah Sakit menyebutkan bahwa Caring juga disebutkan merupakan sebuah
rumah sakit adalah institusi pelayanan fenomena keperawatan yang bersifat universal
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan atau bersifat umum dan mencakup cakupan
kesehatan perorangan secara paripurna yang yang luas, dipahami dan diterima sebagai nilai
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat dasar dalam keperawatan baik sebagai disiplin
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit pada ilmu dan sebagai praktik profesional (Enns &
saat menjalankan fungsi dan tugasnya, akan Sawatzky, 2016). Caring merupakan suatu
mempekerjakan profesi-profesi bidang metode yang dinamis yang menuntut perawat
kesehatan diantaranya adalah dokter, perawat, agar dapat meningkatkan kepeduliannya
fisiotherapist, apoteker dan lain sebagainya. kepada pasien yang dirawat (Firmansyah,
Perawat merupakan 60% profesi yang bekerja 2018).
di rumah sakit. Hal ini menunjukan sumber Keperawatan merupakan profesi yang
daya manusia yang dominan bekerja di rumah mengedepankan sikap care, atau kepedulian,
sakit adalah perawat (Triwijayanti, 2016). dan kasih sayang terhadap klien (Firmansyah,
Perawat adalah seseorang yang telah 2014). Seorang perawat harus memiliki
lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di kesadaran tentang asuhan keperawatan, dalam
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh memberikan bantuan bagi klien dalam
pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan mencapai atau mempertahankan kesehatan
Perundang-undangan (Undang-Undang No.36 (Nursalam, 2014). Sebagai inti dari layanan
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan). keperawatan, caring perawat dapat
Tugas perawat yang tertuang dalam UU No.36 dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan adalah adalah faktor kekurangan waktu pada saat
menjalankan tugas, support sistem yang tidak menurunkan kualitas asuhan kepada pasien
adekuat, peningkatan beban kerja perawat, dan menurunkan profesionalitas dalam bekerja
kerja sift, masalah kepegawaian seperti (Asih & Trisni, 2015).
kurangnya tenaga kesehatan dan perekrutan Tay (2014) melaporkan bahwa perawat
tenaga kesehatan yang kurang kompeten, merupakan profesi dengan tingkat stres dan
manajemen support yang tidak adekuat, dan burnout tertinggi yaitu sebesar 30%-80%
perawatan diri yang kurang (Enns & daripada profesi kesehatan lain seperti dokter
Sawatzky, 2016). atau fisioterapis. Hal ini disebabkan karena
Tolak ukur kualitas asuhan perawat berhadapan langsung dengan pasien
keperawatan adalah perhatian perawat serta tuntutan pekerjaan yang tinggi, namun
terhadap pasien, empati dan rasa peduli jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang
perawat terhadap pasien yang mana mengakibatkan beban kerja yang dirasakan
merupakan impian atau keinginan dari pasien pun semakin tinggi. Hal ini berdampak pula
untuk mendapat kualitas asuhan yang baik pada munculnya kelelahan pada perawat saat
(Firmansyah, 2018). Perawat yang bekerja atau yang dikenal sebagai burnout
memberikan caring yang baik pada pasien yang berdampak pada kualitas pelayanan
maka tingkat kepuasaan pasien juga akan kesehatan yang diberikan perawat kepada
semakin tinggi, sebaliknya jika perawat pasien.
memiliki perilaku caring yang kurang maka Penelitian Adriaenssens (2014) juga
kepuasan yang dirasakan oleh pasien rendah mendapati bahwa profesi perawat adalah
(Sukesi, 2013). Ketika perawat memiliki profesi dengan tingkat burnout tertinggi yaitu
kesadaran akan kewajibannya menunjukan sekitar 30-50% risiko mengalami burnout.
caring yang baik kepada pasien maka akan Hasil survei oleh Persatuan Perawat Nasional
berbanding lurus dengan kualitas layanan yang Indonesia (PPNI) tahun 2006, menyatakan
diberikan dan tingkat kepuasan pasien serta sebesar 50,9% perawat di Indonesia
tidak timbul kejadian-kejadian tidak mengalami stress kerja. Perawat sering
diinginkan (KTD), kerugian materil maupun mengalami pusing, lelah, tidak dapat istirahat
biaya untuk perawatan yang harus dikeluarkan disebabkan oleh beban kerja yang tinggi dan
pasien maupun rumah sakit (Nursalam, 2015). menghabiskan banyak waktu (Sunaryati, 2010
Perawat-perawat yang mendapati dalam Harnida 2015). Pada perawat rawat inap
kesulitan dalam menjalankan tugasnya di khususnya dapat mengalami burnout karena
rumah sakit misal saja beban kerja yang tinggi proses asuhan keperawatan yang berlangsung
dan adanya kerja sift yang tidak menentu 24 jam walaupun sudah dibagi dalam sift-sift
dapat menimbulkan kelelahan kerja yang kerja yaitu sift pagi selama 8 jam, sift siang
berlebih. Kelelahan kerja tersebut diakibatkan selama 8 jam dan sift malam selama 8 jam
karena perawat terus menerus terpapar stresor (Tinambunan & Tampubolon, 2018).
yang tidak menyenangkan di lingkungan kerja Perawat bekerja dalam sift yang
dan menimbulkan stres pada perawat sehingga berbeda dalam satu pekan bekerja. Seorang
hasil akhirnya adalah timbul masalah burnout perawat bisa mendapat jatah jam kerja 2 kali
(Nowrouzi, 2015). sift pagi, dua kali sift sore dan satu atau dua
Burnout pada perawat merupakan kali sift malam dengan pola yang diacak, hal
kondisi saat perawat menunjukkan perilaku ini akan berdampak langsung pada kualitas
seperti memberikan respon yang tidak pekerjaan yang ditunjukkan perawat (Hasanah,
menyenangkan kepada pasien, menunda 2013). Perawat yang mengalami burnout dan
pekerjaan, mudah marah disaat rekan kerja mempunyai lingkungan yang kurang aman
ataupun pasien bertanya hal yang sederhana, dapat memberikan perawatan yang kurang
mengeluh cepat lelah dan pusing serta tidak efisien daripada perawat yang tidak
mempedulikan pekerjaan dan keadaan mengalami burnout. Burnout juga terbukti
sekitarnya. Ketika perawat menampilkan menjadi penyebab terjadinya peningkatan
perilaku burnout tentunya hal ini dapat
turnover sehingga membuat cost rumah sakit nasional. Empat jurnal berasal dari negara
semakin meningkat (Hoskins, 2013). maju diantaranya Amerika Serikat (Burtson &
Berdasarkan penjelasan di atas maka Stichler, 2010), Arab Saudi (Shalaby et al,
peneliti tertarik untuk mengkaji hubungan 2018, Mudallal et al, 2017), dan Canada (Enns
burnout dengan perilaku caring perawat di & Sawatzky, 2016). Enam jurnal lainnya
ruang rawat inap berdasarkan studi literature. berasal dari negara berkembang diantaranya
Cina (Shen et al, 2018), Malaysia (Kaur,
2013), dan Indonesia (Ramli, 2016, Maharani
METODE PENELITIAN & Triyoga, 2012, Jannah & Marwansyah,
2016, dan Talenta & Wardani, 2018).
Jenis penelitian yang digunakan dalam Bahasan mengenai caring telah banyak
penelitian ini adalah deskriptif. Metode pada disampaikan dalam banyak penelitian-
penelitian ini menggunakan literature review, penelitian baik penelitian yang berasal dari
yaitu penelitian yang dibuat dengan bersumber Indonesia maupun negara lain. Caring
pada buku, jurnal, serta publikasi lainnya disebutkan merupakan hal yang krusial dan
terkait dengan topik yang diteliti yang penting untuk pengguna layanan keperawatan
kemudian di analisis dan dimasukan pada dan pemberi layanan kesehatan (Kaur, 2013).
bagian penelitian ini. Adapun sumber data Caring juga diartikan sebagai suatu fenomena
yang digunakan adalah artikel ilmiah yang keperawatan yang bersifat universal yang
diperoleh dari data base PubMed, Elsevier, harus dipahami dan diterima oleh perawat
ResearchGate, dan Google Shcolar pada sebagai nilai-nilai yang mendasari dari praktik
rentang tahun 2010-2020. Proses pencarian profesional perawat (Enns & Sawatzky, 2016).
data menggunakan kata kunci yaitu Caring sebagai inti dari praktik
“Kelelahan Kerja, “Perilaku Caring perawat”, keperawatan akan sangat berpengaruh pada
“Burnout on nursing”, “Nurse Caring penilaian seberapa jauh seorang perawat dapat
Behaviour, dan “Burnout Affecting Caring”, bertugas dalam melayani pasien. Perawat
serta kerangka kerja yang digunakan adalah merupakan tenaga kesehatan yang
metode pencarian Population/Problem, mengedepankan sikap kasih sayang, rasa
Exposure/Event, Outcomes, Study Design peduli (caring), belas kasih, dan empati
(PEOS). kepada kliennya. Kinerja perawat dinilai dari
bagaimana perawat menjalankan tugasnya
sesuai dengan wewenang, tanggungjawab, dan
perannya masing-masing (Ramli, 2016).
HASIL PENELITIAN DAN Caring perawat dinilai bukan hanya
PEMBAHASAN dari aspek perasaan namun juga aspek fisik
seperti sentuhan, komunikasi, tindakan yang
Hasil tinjauan pada 10 jurnal yang diberikan, kehadiran, dan informasi yang
berkaitan dengan hubungan burnout dengan diterima pasien dari perawat (Enns &
caring perawat didapatkan hasil dari jurnal Sawatzky, 2016), sedangkan menurut Jannah
acuan yang membahasan mengenai hubungan & Marwansyah (2016) perawat dinilai dapat
burnout dengan caring perawat, melihat menampilkan caring baik apabila perawat
kualitas kerja perawat dalam menampilkan selalu menawarkan bantuan kepada pasien dan
caring, dan bahasan mengenai faktor-faktor memenuhi kebutuhan pasien, perawat
yang berkontribusi memengaruhi perubahan menghormati pendapat pasien, dan keputusan
perilaku perawat dalam menampilkan caring. pasien, memberikan kesempatan kepada
Jurnal-jurnal yang dijadikan acuan pasien untuk mengungkapkan perasaanya dan
dalam penelitian ini sebagian besar merupakan mendengarkan keluhan pasien serta
jurnal internasional yaitu berjumlah 6 jurnal menjelaskan setiap keluhan pasien sesuai
yang tersebar di negara-negara yang berbeda, dengan pemahaman pasien, namun beberapa
sedangkan 4 jurnal lainnya merupakan jurnal
kondisi dapat berkontribusi dalam terciptanya fenomena psikologis yang timbul dalam
caring pada perawat di tempat kerja. bentuk kelelahan yang disebabkan karena
Beberapa jurnal mengungkapkan seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi,
sebagian perawat menampilkan caring sedang, berkomitmen, bekerja terlalu banyak, bekerja
namun dalam penelitian Talenta & Wardani terlalu lama, serta memandang kebutuhan
(2018) mengungkapkan bahwa sebagian besar perawat sebagai hal kedua (Ramli, 2016).
perawat menampilkan caring rendah yaitu Perawat yang burnout akan mengalami
sebanyak 52,9% dan pada Shen et al (2018) tekanan-tekanan dalam memberikan energi
mengungkapkan dimensi caring yang untuk berdedikasi di tempat kerja. Pribadi
berhubungan positif dengan bahasan yang merasa tertekan dalam bekerja akan
perubahan caring perawat adalah dimensi merasakan stress sehingga individu tersebut
positive connectedness/ keterhubungan positif akan merasa terpisah dengan lingkungannya
dengan klien dibandingkan dimensi lain dan menyebabkan perubahan perilaku caring.
dengan nilai cronbach’s alpha 0,883 mean ± Ketidaknyamanan yang membuat perawat
SD 28,17 ± 3,583. merasa terpisah dengan lingkungan kerjanya
Beberapa hal yang dialami perawat akan membuat perawat merasa tidak mampu
pada saat bekerja dapat memengaruhi bekerja dengan baik, merasa tidak nyaman
kemampuan perawat menampilkan caring. berada di lingkungan tersebut, menurunkan
Kondisi lingkungan kerja menjadi faktor yang motivasi perawat untuk menjalankan peran
banyak disampaikan pada jurnal-jurnal dan fungsi profesionalnya yang akhirnya
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi memudarkan sisi caring yang ada dalam diri
caring. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian perawat (Maharani & Triyoga, 2012).
Sallaby et al (2018). Peneliti mengungkapkan Penelitian Mudallah (2017) dan Shen
bahwa faktor lingkungan kerja sangat et al (2018) menunjukan bahwa dimensi
berkontribusi dalam terciptanya caring pada pencapaian pribadi pada dimensi burnout
perawat, selain faktor lain yang dinilai memilki nilai yang rendah dengan nilai alpha=
berhubungan dengan caring perawat yaitu 0,01, r= 0,440 dan alpha=0,01, r= 0,279
burnout. Sumber lain menunjukan hal yang sehinga dapat diartikan bahwa perawat dengan
serupa yaitu faktor lingkungan kerja dapat tingkat pencapaian diri rendah akan kesulitan
memengaruhi kemampuan perawat menampilkan caring dan perawat dengan
menampilkan caring dengan optimal kepada pencapaian diri tinggi akan mudah
klien (Burtson & Stichler, 2010). Faktor menampilkan caring. Menurut Talenta &
lingkungan kerja terdiri dari faktor kepuasan Wardani (2018) sebagian besar perawat
menampilkan caring, kepuasan kerja, burnout, memiliki tingkat burnout sedang sebanyak
stress, dan kelelahan menampilkan caring, 64,3%, namun berbeda dengan penelitian
namun berbeda dengan hasil pada Enns & Maharani & Triyoga (2012). Hasil penelitian
Sawatzky (2016) yang mengungkapkan bahwa menunjukkan bahwa sebagian besar responden
beban kerja berbuhungan dengan caring mengalami burnout ringan yaitu sebanyak 45
perawat akibat stress kerja yang meningkat responden atau sebesar 85%.
berhubungan dengan tugas-tugas yang tidak Penelitian Ramli (2016) pun
sesuai kapasitas dan kemampuan perawat, mengungkapkan bahwa burnout berhubungan
rasio perawat dan pasien yang tidak seimbang, dengan caring perawat dengan p-value 0,025,
dan masalah kesehatan pasien yang memicu dengan OR= 2,7 diartikan semakin kecil
burnout dan menurunkan kualitas caring perawat mengalami burnout maka semakin
perawat (Enns & Sawatzky, 2016). tinggi perawat dapat menampilkan caring.
Faktor penghambat terciptanya caring Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh hasil
perawat paling banyak dapat disimpulkan penelitian Burtson & Stichler (2010).
adalah faktor kondisi lingkungan kerja yang Penelitian Burtson & Stichler (2010) burnout
kondusif atau tidak kondusif, beban kerja, dan berhubungan positif dengan caring perawat
burnout. Burnout diartikan sebagai suatu dengan hasil uji pearson product moment
correlation r = -0,22, p < 0,001. Hasil ini juga Burnout muncul akibat adanya
sejalan dengan penelitian Kaur (2013) yang lingkungan kerja yang tidak kondusif yang
mengemukakan burnout tingkat tinggi akan memicu stress kerja pada perawat dan
sangat berpengaruh pada caring perawat akhirnya perawat mengalami burnout.
dengan r= 0,22, p =0,000, namun hasil Burnout pada perawat akan menghalangi
penelitian di atas berbeda dengan hasil perawat memberikan caring yang optimal
penelitian Maharani & Triyoga (2012) yang kepada klien sehingga mutu layanan yang
mengungkapkan bahwa burnout pada perawat diberikan akan menurun. Maka dapat
tidak secara signifikan memengaruhi perilaku disimpulkan bahwa burnout menjadi faktor
caring pada perawat. Perawat memiliki tingkat perawat kesulitan mempraktikan caring
caring cukup sebesar 26,4% dan perawat sehingga burnout berhubungan dengan caring.
dengan caring baik sebanyak 73,6%.
Secara garis besar dapat dianalisis bahwa
sebagian besar hasil penelitian REKOMENDASI
mengungkapkan bahwa burnout berhubungan Dari hasil literature review
dengan caring perawat, walaupun terdapat merekomendasikan perlunya mengelola stress
jurnal penelitian yang mengungkapkan bahwa baik dengan mekanisme koping, perbaikan
burnout tidak berpengaruh pada perilaku dukungan manajemen oleh kepala ruang atau
caring perawat dan burnout bukan satu- rekan satu profesi, memperhatikan rasio antara
satunya faktor yang berkontribusi dalam jumlah pasien dan jumlah perawat,
kemampuan perawat menampilkan caring. merekomendasikan pelatihan caring bagi
Caring dapat terselenggara dengan baik perawat, dan praktik delegasi yang sesuai
apabila kondisi lingkungan kerja mendukung dengan kemampuan dan kapasitas perawat
perawat dan bersifat kondusif, adanya sehingga perawat dapat memberikan
pendelegasian yang sesuai dengan kapasistas pelayanan caring yang lebih berkualitas
dan kemampuan perawat, kemampuan perawat kepada klien.
mengelola stress dengan baik, sehingga tidak
terjadi burnout dan layanan yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
lebih bermutu, serta tingkat kepuasan pasien
akan meningkat. Burnout yang disebabkan
Andreanssensa, J., Gucht, D.V & Maes, S.
beberapa faktor tersebut, tentunya sangat
(2014). Determinants and Prevalence
memengaruhi pelayaanan yang diberikan
of Burnout in Emergency Nurses: A
perawat terhadap klien, untuk itu caring
Systematic Review of 25Years of
sangat dibutuhkan agar kualitas kerja perawat
research.
tetap optimal (Savio & George, 2013).
Asih, Ferawati dan Lucia Trisni. (2015).
KESIMPULAN Hubungan antara Kepribadian
Hardiness dengan Burnout pada
SIMPULAN Perawat Gawat Darurat di Rumah
Dari 10 penelitian yang terdiri dari 6 Sakit Pantiwilasa Citarum. Fakultas
jurnal internasonal dan 4 jurnal nasional yang Psikologi Universitas Katolik
dipaparkan didapatkan bahwa faktor yang Soegijapranata.
dapat memengaruhi perilaku caring berasal
dari faktor kondisi lingkungan kerja, beban
kerja, burnout, dan stress kerja perawat. Burtson, P.L dan Stichler, J.F. (2010).
Faktor-faktor tersebut akan memicu tekanan Nursing Work Environment and Nurse
pada perawat dan memunculkan burnout Caring: Relationship Among
sehingga terjadi perubahan perilaku caring Motivational Factors. University of
perawat. California Medical Center USA.
Juliani, Enni. (2009). Tesis: Hubungan Beban
Eliyana. (2015). Faktor-Faktor yang Kerja Perawat Pelaksana dengan
Berhubungan dengan Burnout Pelaksanaan Perilaku Caring Menurut
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Persepsi Klien di Irna Lantai Jantung
Inap RSJ Provinsi Kalimantan Barat. Rumah Sakit Husada Jakarta. FIK
Jurnal arsi Vol 5 Nomor 2 Universitas Indonesia.

Enns, Carol dan Jo-Ann Sawatzky. (2016). Kaur, D., Sambasivan, M & Kumar, N.
Emergency Nurses’ Perspective’s: (2013). Effect of Spiritual Intelligence,
Factors Affecting Caring Voleme 42. Emotional Intelligence, Psychological
Journal of emergency nursing. Ownership and Burnout on Caring
Behaviour ofNnurses: a cross-
Franceschi, Videte. (2013). Compassion sectional study.
Fatigue and Burnout in Nursing:
Enhancing professional Quality of Kustanto. (2019).Perilaku Craing Perawat
Life. NewYork: Springer Publishing Profesional.Pusat penerbitan dan
Company percetakan Universitas Airlangga:
Surabaya.
Firmansyah, C.S., Noprianty, R & Karana, I.
(2018). Perilaku Caring Perawat Lestari, R., Kumboyono & Dyta, L. (2010).
Berdasarkan Teori Jean Watson di Tingkat Stress Kerja dengan Perilaku
Ruang Rawat Inap. Sekolah Tinggi
Caring Perawat. Jurnal Ners Volume 5
Ilmu Kesehatan Dharma Husada,
Bandung. Nomor 2.

Harnida, Hanna. (2015). Hubungan Efikasi Lubis, Namora Lumongga. (2009). Depresi
Diri Dan Dukungan Sosial dengan Tinjauan Psikologi. Jakarta: Kencana.
Burnout pada Perawat. Jurnal
Psikologi Indonesia Vol. 4, No. 01, hal Maharani, P.A dan Triyoga, A. (2012).
31 – 43 Kejenuhan Kerja (Burnout) dengan
Kinerja Perawat dalam Pemberian
Hoskins, Kelley. (2013). The Possible Role of Asuhan Keperawatan Volume 5, no. 2.
Burnout in Nursing Errors. Thesis. STIKes Rumah Sakit Baptis Kediri.
College of Nursing and The Burnett
Honors College at the University of Maslach, C., Jackson, S.E & Leiter, M.P.
Central Florida. (1981). The Measurement of
Experienced Burnout. Journal of
Jannah, F., Rizani, A & Marwansyah, H. Occupational Behaviour Vol 2.
(2016). Gambaran Perilaku Caring
dan Faktor Perilaku Caring Perawat Mawarti, Indah dan Yusnilawati. (2018).
terhadap Pasien di Ruang Rawat Inap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
RSUD Banjarbaru Tahun 2016.Jurnal Kejadian Burnout pada Perawat di
Citra Keperawatan. Ruang Instalasi Rawat Inap RSUD
Raden Mattaher dan Abdul Manab
Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Savio, Naveen dan Anice George. (2013).
Universitas Jambi Volume 2 Nomor 2. The Perceived Communication
Barriers and Attitude on
Morrison, Paul dan Philip Burnard. (2009). Communication among Staff Nurses
Caring and Communicating: The in Caring for Patients from
Interpersonal Relationship in Nursing, Culturally and Linguistically
2sd Ed. Jakarta : Buku Kedokteran Diverse Background Vol 5 No 1.
EGC.
Shen et al. (2018). A Multicenter Investigation
Mudallal et al. (2017). Quality of nursing of Caring Behaviors and Burnout
care: The influence of Work Among Oncology Nurses in China.
Conditions, Nurse Characteristics and Tianjin Medical University Cancer
Burnout.International Journal of Africa Institute and Hospital, China.
Nursing Sciences.
Sitzman, Khatleen dan Jean Watson.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku (2014).Caring Science, Mindful
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. Practice: Implementing Watson’s
human Caring Theory. New York:
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Springer Publishing Company.
Keperawatan: Pendekatan Praktis
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Smith, M. C., Turkel, M. C & Wolf, Z. R.
_______, (2014). Konsep Dan Penerapan (2013). Caring in Nursing Classics An
Metodologi Penelitian Ilmu essential Resource. New York:
Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Springer Publishing Company.
Salemba Medika.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
_______, (2015). Manajemen Keperawatan:
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika. Bandung: Alfabeta.CV.
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Sumarni, Tri. (2016). Faktor-Faktor yang
No.4 pasal 1 dan 2 Tahun 2018 tentang Mempengaruhi Perilaku Caring
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Kewajiban Rumah Sakit.
Inap RSUD Ajibarang.

Ramli, H.W. (2016). Pengaruh Konflik Peran Susanti, Indri Heri. (2018). Pengaruh Work
Ganda, Beban Kerja dan Kelelahan Family Conflict Terhadap Burnout
Kerja (burnout) dengan Kinerja Perawat Wanita. Yogyakarta: UNY
Perawat Wanita di RSUD I Lagaligo Press.
Kabupaten Luwu Timur volume 1
nomor 1. Jurnal Mirai Management. Swarjana, I. K. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: ANDI
Shalaby et al. (2018). Assessing The Caring OFFSET.
Behaviors of Critical Care Nurses.
Vol. 8, No. 10. Journal of Nursing Talenta, Claudia dan Ice Yulia Wardani.
Education and Practice. (2018). Burnout dan Perilaku Caring
Perawat Onkologi volume 10 No 3,
Hal 201 – 208. Sekolah Tinggi Ilmu Elisabeth Medan. STIKes Santa
Kesehatan Kendal. Elisabeth Medan.

Tay, W.Y.i., Earnest, A., Tan, S.Y & Ming, Triwijayanti, Renny. (2016). Tesis: Hubungan
M. J. (2014). Prevalence of Burnout Locus of Control dengan Burnout
among Nurses in a Community Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Hospital in Singapore: A Cross- Sakit Muhammadiyah Palembang.
sectional Study.
Fakultas Kedokteran Universitan
Teting, B., Natalia, E & Ermayani, M. (2018). Diponegoro.
Teori Caring dan Aplikasi dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Keperawatan. Tenaga Kesehatan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Watson, Jean dan Khaleen Sitzman.
(2009).Assesing and Measuring
Caring in Nursing and Health
Sciences: Watson’s Caring Science
Guide. New York: Springer Publishing
Tinambunan, E. M. K., Tampubolon, L. F &
Company.
Sembiring, E. E. (2018). Burnout
_______, (2012). Assessing And Measuring
Syndrome pada Perawat di Ruangan
Caring In Nursing And Health Science
Rawat Inap Rumah Sakit Santa
2nd Edition. New York : Springer
Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai