Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Willy Febrianti
2014901046
Anomali uterus bleeding yaitu perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi
yang dianggap normal. Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan oleh faktor
perdarahan vagina yang terjadi didalam siklus <20 hari / >40 hari, berlangsung >8
dari pasien ini sekurang-kurangnya berumur 40 th & 20 % yang lain adalah remaja,
karena merupakan saat siklus anovulatori lebih sering ditemukan (Rudolph,A. 2010).
B. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi
a. Kelainan hormonal
1. Anovulasi/ovulasi
3. KB hormonal
1. Tumor jinak
2. Pemakai IUD
c. Kontak berdarah
1. Endometrium
2. Partio uteri
3. Vagina
4. Labia
D. Manifestasi klinis
Karakteristik anomali uterus bleeding bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi
jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini
merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek
dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan
tidak teratur sehingga siklus haid tidak lagi dikenali maka kadang- kadang bentuk
kurve suhu badan basal dapat menolong (Wiknjoksastro,2007). Jika sudah dipastikan
bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik,
yaitu :
dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya
Apopleksia uteri: pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh
Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru
E. Klasifikasi
Dalam pertemuan FIGO, ahli sepakat klasifikasi perdarahan uterus abnormal
sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat untuk mencegah kehilangan darah.
Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa
riwayat sebelumnya.
2. Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan perdarahan dari korpus uterus yang
abnormal dalam volume, keteraturan, dan atau waktu. perdarahan ini merupakan
terminologi untuk perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan.
antara 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat terjadi kapan saja atau dapat juga
terjadi di waktu yang sama setiap siklus. Istilah ini ditujukan untuk menggantikan
terminologi metroragia.
Dalam buku At a Glance obstetri & Ginekologi (2007) definisi perdarahan per vaginam
1. Menoragia yaitu perdaraha uterus memanjang (> 7 hari) dan atau berat (> 80 ml)
3. Polimenorea yaitu interval yang terlalu pendek (< 21 hari) antara menstruasi-
menstruasi teratur.
4. Oligomenorea yaitu interval yang terlalu panjang (>35 hari) antara menstruasi-
menstruasi teratur.
F. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya anomali uterus bleeding masih belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa studiyang menyimpulkan bahwa terjadinya AUB tersebut disebabkan
adanya kerusakan dari jaringan -jaringan dan pembuluh-pembuluh darah karena
kelainan- kelainan organik (terutamakarena adanya infeksi dan tumor) pada alat- alat
genitalia interna dan tidak berfungsinya jaringan-jaringan tersebut secara maksimal
untuk melakukan proses penghentian perdarahannya.Secara umum penyebab terjadinya
AUB adalah kelainan organik pada alat-alat genitaliainterna dalam (seperti serviks uteri,
korpus uterus, tuba fallopi, dan ovarium), kelainansistemik atau darah (seperti kelainan
faktor pembekuan darah), dan kelainan fungsional darialat-alat genitalia. Beberapa
kelainan organik pada alat- alat genitalia interna yang dapatmenjadi penyebab terjadinya
AUB adalah bagian berikut ini.a. Pada serviks uteri: polip serviks uteri, erosi porsio
uteri,ulkus (borok) porsio uteri,karsinoma (kanker pada sel tubuh) uteri. b. Pada korpus
uteri: polip endometrium uteri, abortus iminens, proses berlangsungnyaabortus, abortus
inkomplit, kehamilan mola hidatidosa, khorio-karsinoma, subinvolusi uteri,karsinoma
korpus uteri, sarkoma (kanker pada jaringan lunak tubuh) uteri, dan mioma uteri.c. Pada
tuba fallopi: kehamilan ektopik terganggu (KET), peradangan pada tuba fallopi,
dantumor tuba fallopi.d. Pada ovarium: peradangan pada ovarium dan tumor ovarium
(Wiknjoksastro, 2007).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Maternal
a. Asam urat
Hipertensi yang disertai peningkatan asam urat berhubungan dengan PJT.
Hiperurikemia merupakan tanda dini penyakit karena terjadi penurunan klirens
asam urat sebelum penurunan filtrasi glomerular filtration rate (GFR) ginjal
terjadi. Peningkatan asam urat dalam darah tidak hanya gangguan fungsi ginjal
tetapi dapat pula disebabkan peningkatan stres oksidatif.
b. Kreatinin
Terjadi peningkatan kreatinin pada preeklampsia berat tetapi biasanya belum
terjadi perubahan pada preeklampsia ringan.
c. Tes fungsi hepar
Peningkatan aspartat aminotranferase (AST/SGOT) dan alanine aminotransferase
(ALT/SGPT) merupakan tanda prognosis buruk pada ibu dan janin. Konsentrasi
dari protein ini berhubungan dengan beratnya penyakit preeklampsia dengan
komplikasi berat pada hepar.
d. Faktor pembekuan
Terjadi penurunan dari faktor III, faktor VIII selain trombositopenia. Gangguan
ini menimbulkan risiko terjadi perdarahan pasca persalinan.
e. Analisis urine (proteinuria).
f. Pencocokan ulang : cross matching.
g. Pemeriksaan urine untuk ekskresi protein 24 jam.
2. Fetal
a. Klik chart (rekaman gerakan janin).
b. CTG (kardiografi).
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non-Bedah
Setelah keganasan dan patologi panggul yang signifikan telah dikesampingkan,
pengobatan medis harus dipertimbangkan sebagai pilihan terapi lini pertama untuk
perdarahan uterus abnormal. Target pengobatan untuk kondisi medis yang mendasari
Perdarahan menstruasi yang berat dan teratur dapat diatasi dengan pilihan
mengurangi kehilangan darah, dan pengobatan ini efektif terutama saat perdarahan
Perdarahan yang tidak teratur atau berkepanjangan paling efektif diobati dengan
adalah contoh pilihan yang efektif dalam kelompok ini. Terapi medis juga berguna
2. Penatalaksanaan Bedah
Peran pembedahan dalam penatalaksanaan perdarahan uterus abnormal
membutuhkan evaluasi yang teliti dari patologi yang mendasari serta faktor pasien.
kontraindikasi)
beberapa faktor termasuk ekspektasi pasien dan patologi uterus. Pilihan bedahnya
adalah :
b. Hysteroscopic Polypectomy
c. Ablasi endometrium
d. Miomektomi
e. Histerektomi
I. Pencegahan
Berbagai strategi telah digunakan dalam upaya pencegahan perdarahan uterus abnormal
Strategi ini biasanya melibatkan manipulasi diet dan upaya farmakologis untuk
mengubah mekanisme patofisiologi yang diduga berperan dalam perkembangan
preeklampsia. Terapi farmakologis mencakup penggunaan aspirin dosis rendah dan
antioksidan.
1. Manipulasi diet
Salah satu upaya paling awal yang ditunjukan untuk mencegah preeklampsia adalah
pembatasan garam selama kehamilan. Upaya ini terbukti tidak efektif. Demikian juga
suplemen kalsium tidak terbukti dapa tmencegah kelainan hipertensi akibat
kehamilan. Manipulasi diet tidak efektif lainnya yang pernah diuji termasuk
pemberian minyak ikan setiap hari.
2. Aspirin Dosis Rendah
Dengan menekan sintesis tromboksan trombosit dan menghemat produksi prostasiklin
endotel, aspirin dosis rendah diduga berpotensi mencegah preeklampsia. Berbagai
studi teracak tidak menunjukan hal ini dan terapi ini sekarang tidak dianjurkan.
3. Antioksidan
Serum wanita hamil yang normal mengandung mekanisme antioksidan yang berfungsi
untuk mengendalikan proksidasi lipid, yang terlibat dalam disfungsi sel endotel yang
terkait dengan preeklampsia. Serum wanita preeklampsia dilaporkan memiliki
aktivitas antioksidan yang sangat menurun. Demikian juga, terapi antioksidan
mengurangi aktivitas sel endotel secara bermakna dan menunjukan bahwa terapi ini
mungkin bermanfaat dalam mencegah preeklampsia (Keneeth J, 2016).
J. Komplikasi
1. Perdarahan uterus yang sering terjadi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
2. Perdarahan yang masif juga dapat mengakibatkan terjadinya syok hemoragik.
3. Perdarahan uterus abnormal yang tidak tertangani dengan baik juga dapat
menyebabkan terjadinya infertilitas.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
1. Identitas umum ibu
Identitas ibu dapat berupa nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, status
perkawinan, status pekerjaan, agama, dan tanggal masuk serta diagnose pasien.
2. Data riwayat kesehatan
3. Keluhan utama masuk rumah sakit
4. Riwayat kesehatan dahulu
a. Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
b. Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklmpsia pada kehamilan terdahulu.
c. Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
d. Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
5. Riwayat kesehatan sekarang
a. Ibu merasa sakit kepala daerah frontal.
b. Terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium.
c. Gangguan virus: penglihatan kabur, skotoma, dan diplopia.
d. Mual dan muntah, tidak nafsu makan.
e. Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, refleks tinggi, dan tidak tenang.
f. Edema pada ekstremitas.
g. Tengkuk terasa berat.
h. Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.
7. Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau di atas 35
tahun.
8. Pemeriksaan fisik biologis
a. Keadaan umum : lemah.
b. Kepala : sakit kepala, wajah edema.
c. Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
d. Abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan muntah.
Terdapat pemeriksaan leopold :
e. Ekstremitas : edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari
f. Sistem persarafan : hiper refleks, klonus pada kaki.
g. Genitourinaria : oliguria dan proteinuria.
h. Pemeriksaan janin : bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin lemah
9. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan penghapusan darah
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%).
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan fungsi hati
a) Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dl).
b) LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
c) Aspartat amonomtransferase (AST) > 60 ul.
d) Serum glutamat pirufat transminase (SGPT) meningkat (N = 15-45 u/ml).
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N = 6,7-8,7
mg/dl).
f) Total protein serum menurun (N = 2,4-2,7 mg/dl).
d. Radiologi
a) Ultrasonografi
Ditemukannya retardasi perumbuhan janin intrauterus. Pernapasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah.
c) Data sosial ekonomi
Preeklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golongan ekonomi
rendah, karena mereka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein juga kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan preeklampsia berat
menurut (Nanda, 2015-2017) yaitu:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik .
3. Resiko infeksi
4. Konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan toileting.
INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Pain Level,
b. Pain Control,
c. Comfort Level
Kriteria Hasil:
b. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah e. Ajarkan keluarga klien tentang tanda dan
timbulnya infeksi gejala infeksi.
Tujuan dan Kriteria Hasil (sumber : NOC) f. Monitoring makanan apa saja yang
Ko
NOC : dikonsumsi oleh klien.
nst
a. Bowl Elimination g. Ajarkan klien bagaimana untuk menjaga
ipa
b. Hidration buku harian makanan.
si
Kriteria Hasil :
ber h. Anjurkan klien untuk makan-makanan
a. Pola BAB dalam batas normal
hu dengan tinggi serat
b. Feses lunak
bu i. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
c. Cairan dan serat adekuat
ng obat supositoria (laktulosa, natrium lauril
d. Aktivitas adekuat
an sulfat/sulfoasetat, PEG, dan sorbitol).
e. Hidrasi adekuat
de
ng
an
fu
ng
sio
nal
(p
osi
si
unt
uk
def
ek
asi
).
DAFTAR PUSTAKA