2. BAYU SAPUTRA
Glikolisis adalah langkah pertama pembentukan ATP yang berlangsung di luar sitosol
dari mitokondria, menggunakan glukosa sebagai sumber energi.
Glikolisis aerobik
Glikolisis aerobik adalah jalur glikolitik yang terjadi di sitosol dengan adanya oksigen. Bila
dibandingkan dengan glikolisis anaerob, jalur ini jauh lebih efisien dan menghasilkan lebih
banyak ATP per molekul glukosa. Dalam glikolisis aerobik, produk akhir, piruvat ditransfer ke
mitokondria untuk memulai siklus asam sitrat. Oleh karena itu, produk akhir dari glikolisis
Glikolisis anaerobik
Glikolisis anaerobik terjadi di sitoplasma ketika sel kekurangan oksigen lingkungan atau tidak
memiliki mitokondria. Dalam hal ini, NADH dioksidasi menjadi NAD + dalam sitosol dengan
+ 2 H+) dari satu molekul glukosa. Berbeda dengan glikolisis aerobik, glikolisis anaerob
2. glikolisis aerobik lebih efisien daripada glikolisis anaerobik; karena itu menghasilkan
3. glikolisis aerobik hanya terjadi pada eukariota sedangkan glikolisis anaerobik terjadi di
4. Tidak seperti di glikolisis anaerobik, produk akhir dari glikolisis aerobik (piruvat)
6. Produk akhir glikolisis anaerobik adalah laktat, yang dapat membahayakan sel itu sendiri,
sedangkan untuk glikolisis aerobik air dan karbon dioksida, yang tidak berbahaya bagi sel.
8. Piruvat direduksi menjadi laktat selama glikolisis anaerobik sedangkan, selama glikolisis
koenzim A (asetil-CoA).
Siklus Krebs
Sesuai namanya, rantai reaksi pada tahap ini memang berbentuk siklus yang berulang secara
terus-menerus. Pada prinsipnya, siklus Krebs merupakan rantai reaksi yang seluruh prosesnya
dikatalisasi (dipercepat laju reaksinya) oleh enzim. Pada siklus ini, asetil-KoA bergabung
bersama asam oksaloasetat (C4H4O5) membentuk asam sitrat (C6H8O7). Ya, molekul dengan 2
karbon (asetil-KoA) bergabung dengan asam oksalat dengan 4 karbon menghasilkan asam sitrat
yang memiliki 6 karbon.
Selanjutnya, asam sitrat mengalami reaksi oksidasi berkali-kali hingga 2 atom karbonnya
terputus dan kembali menjadi asam oksaloasetat dengan 4 atom karbon. Asam oksaloasetat
kemudian akan bergabung dengan asetil-KoA lainnya untuk membentuk asam sitrat. Molekul
asam sitrat lalu mengalami oksidasi hingga 2 atom karbonnya terlepas dan membentuk asam
oksaloasetat.
Hal ini terjadi terus-menerus hingga membentuk siklus. Dua atom karbon yang terlepas pada
reaksi oksidasi asam oksaloasetat selanjutnya bergabung dengan atom oksigen membentuk
CO2 dan keluar dari tubuh.
Siklus ini tentu saja tidak hanya menghasilkan karbon, tetapi juga NADH, FADH2, dan ATP.
Satu molekul asetil-KoA yang masuk ke dalam siklus Krebs akan menghasilkan 3 molekul
NADH, 1 molekul FADH2, dan 1 ATP.
Jadi, jika seluruh proses pernapasan seluler ini dirangkum maka hasilnya adalah:
Dari tiga tahap respirasi sel di atas, dapat disimpulkan bahwa satu molekul glukosa dapat
menghasilkan total 4 ATP, 10 NADH, dan 2 FADH2. Selanjutnya NADH dan FADH2 akan
diteruskan ke dalam tahap transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Satu NADH dapat
menghasilkan 3 molekul ATP sementara satu molekul FADH2 dapat menghasilkan 2 molekul
ATP sehingga total ATP yang diperoleh dari 1 molekul glukosa adalah:
4 ATP
10 NADH = 30 ATP
2 FADH2 = 4 ATP
total = 38 ATP
Akan tetapi, jumlah 38 ATP ini hanya terjadi pada kondisi ideal, yaitu ketika terdapat cukup
oksigen dan sel bekerja dengan sangat efisien. Faktanya, satu glukosa paling sering hanya
menghasilkan 29-30 ATP saja
Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya
akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron,
oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan
membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel.
Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron
dari satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH
dan FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer dari tingkat
energi tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan
energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP.
Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek protein II,
ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein IV.
Elektron akan ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk
ATP. Sedangkan molekul O2 akan berperan sebagai penerima elekron terakhir yang
nantinya akan berubah menjadi H2O. ATP akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase
melalui proses yang disebut kemiosmosis.
Penjelasan di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH.
Bagaimana dengan elektron yang berasal dari FADH 2 ?
FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun
pada komplek protein II. Transfer pada komplak protein II tidak memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek protein
II, elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan
transfer elektron dari NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari FADH 2 ,
hanya terjadi 2 kali pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran. Oleh
sebab itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.