Anda di halaman 1dari 7

Pemilihan Metode Pembuatan Tablet Ada 3 metode pembuatan tablet: cetak langsung, granulasi

basah, granulasi kering.

Nah untuk pemilihannya, kita harus tau karakteristik dari zat aktif nya :)

Cetak Langsung Jika zat aktif memiliki sifat:

daya alir / kompresibilitas baik

tidak tahan panas (termolabil)

tidak tahan air (higroskopis)

Granulasi Basah Jika zat aktif memiliki sifat:

daya alir / kompresibilitas buruk

tahan panas

tahan air (tidak higroskopis)

3.Granulasi Kering Jika zat aktif memiliki sifat:

daya alir / kompresibilitas buruk

tidak tahan panas (termolabil)

tidak tahan air (higroskopis)

STERILISASI Pemilihan metode sterilisasi sangat tergantung pada sifat sediaan dan zat aktif.
Sterilisasi Akhir dapat dilakukan dengan memilih beberapa metode berikut: 1. Panas Basah
(Autoklaf, 120 derajat 15 menit)

zat tahan panas

mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini (contoh: ampul, infus)

Panas kering (Oven, 180 derajat 2-3 jam)

zat tahan panas

Penyaringan (under LAF menggunakan membran filter)

zat tidak tahan panas

sediaan dapat menembus membran filter, yaitu liquid/cairan

Gas (etilen oksida,formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, kloropikrin dll)

memakan waktu lama

zat tidak tahan panas

mahal, biasanya untuk sterilisasi ruangan atau alat2 tertentu saja

Radiasi (UV atau Gamma)

Sinar UV biasanya untuk sterilisasi ruangan.


Sinar gamma lebih kuat daya tembusnya dibandingkan dengan sinar UV, sehingga cocok digunakan
untuk mensterilkan bahan plastik sekali pakai, antibiotik, hormon, dan jarum suntik.

Teknik Aseptis yaitu proses pembuatan dari awal hingga akhir dilakukan di bawah LAF, atau biasa
disebut:

Teknik Aseptis di bawah LAF

zat tidak tahan panas

sediaan tidak dapat menembus membran filter, seperti krim, salep.

VALIDASI PROSES 1. Validasi Konkuren Dalam kondisi di luar kebiasaan, ketika ada rasio manfaat-
risiko yang besar bagi pasien, dimungkinkan untuk tidak menyelesaikan program validasi sebelum
produksi rutin dilaksanakan, maka validasi konkuren dapat digunakan. Namun, keputusan untuk
melakukan validasi konkuren harus dijustifikasi dan disetujui oleh Badan POM serta
didokumentasikan secara jelas dalam RIV dan disetujui oleh Kepala Pemastian Mutu.

Jika pendekatan validasi konkuren telah diadopsi, hendaklah tersedia data yang memadai untuk
mendukung kesimpulan bahwa tiap bets produk yang dihasilkan seragam dan memenuhi kriteria
keberterimaan. Hasil dan kesimpulan hendaklah didokumentasikan secara formal dan tersedia bagi
Kepala Pemastian Mutu untuk pelulusan bets.

Validasi Proses Tradisional Dalam pendekatan tradisional, sejumlah bets produk diproduksi dalam
kondisi rutin untuk memastikan reprodusibillitas.

Jumlah bets yang diproduksi dan jumlah sampel yang diambil hendaklah didasarkan pada prinsip
manajemen risiko mutu, memungkinkan dibuat rentang variasi normal dan tren serta menghasilkan
cukup data untuk dievaluasi. Setiap industri farmasi harus menentukan dan memberi justifikasi
jumlah bets yang diperlukan untuk memberikan tingkat kepastian yang tinggi bahwa proses mampu
menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.

Tanpa mengurangi persyaratan pada butir (2), pada umumnya minimal produksi tiga bets berturut-
turut dalam kondisi rutin dapat merupakan validasi proses. Alternatif jumlah bets dapat
dipertimbangkan dari justifikasi apakah ada metode pembuatan standar yang telah digunakan dan
apakah produk atau proses yang mirip telah digunakan sebelumnya di pabrik tersebut, pelaksanaan
validasi awal dengan tiga bets mungkin dapat ditambahkan pada data yang diperoleh dari bets
berikutnya sebagai bagian dari pelaksanaan verifikasi on-going.

Protokol validasi proses hendaklah disiapkan dengan menjelaskan parameter proses kritis/critical
process parameter (CPP), atribut mutu kritis/critical quality attribute (CQA) dan kriteria
keberterimaan terkait yang hendaklah berdasarkan pada data pengembangan atau pemahaman
proses yang terdokumentasi.

Protokol validasi proses hendaklah mencakup, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:

a) penjelasan singkat tentang proses dan mengacu Prosedur Pengolahan Induk masing-masing; b)
fungsi dan tanggung jawab; c) ringkasan CQA untuk diinvestigasi; d) ringkasan CPP dan batasan yang
terkait; e) ringkasan atribut dan parameter lain (tidak kritikal) yang akan diinvestigasi atau dipantau
selama kegiatan validasi, dan alasan penyertaannya; f) daftar peralatan/fasilitas yang akan
digunakan (termasuk alat ukur/alat pantau/alat perekam) termasuk status kalibrasi; g) daftar
metode analisis dan validasi metode, yang sesuai; h) usulan parameter pengawasan selama-proses
dengan kriteria keberterimaan dan alasan pemilihan masing-masing pengawasan selama-proses; i)
pengujian tambahan yang akan dilakukan, dengan kriteria keberterimaan; j) pola pengambilan
sampel dan alasannya; k) metode mencatat dan mengevaluasi hasil; dan l) proses pelulusan bets dan
sertifikasi bets (bila diperlukan).

Verifikasi Proses Kontinu Untuk produk yang dikembangkan berdasarkan pendekatan quality by
design (QbD), selama proses pengembangan telah ditetapkan secara ilmiah, strategi pengendalian,
yang memberikan tingkat kepastian mutu produk yang tinggi, maka verifikasi proses secara kontinu
dapat dilakukan sebagai alternatif untuk validasi proses tradisional.

Metode untuk memverifikasi proses hendaklah ditetapkan. Strategi pengendalian proses berbasis
sains hendaklah tersedia bagi atribut yang diperlukan untuk bahan-bahan yang diterima, CQA, dan
CPP untuk mengonfirmasi realisasi produk. Hal ini hendaklah juga mencakup evaluasi strategi
pengendalian proses secara reguler. Perangkat Process Analytical Technology (PAT) dan
pengendalian proses secara statistik multivariate dapat digunakan. Tiap industri farmasi hendaklah
menentukan dan menjustifikasi jumlah bets yang diperlukan untuk menunjukkan tingkat kepastian
yang tinggi bahwa proses mampu menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.

Prinsip umum yang ditetapkan dalam Butir (12.35 – 12.49 CPOB 2018) di atas tetap berlaku.

Pendekatan Hibrida Hibrida dari pendekatan tradisional dan verifikasi proses kontinu dapat
digunakan bilamana sudah diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai produk
dan proses yang diperoleh dari pengalaman pembuatan dan data riwayat bets.

Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk kegiatan validasi pascaperubahan atau selama verifikasi
proses on-going meskipun produk tersebut pada awalnya divalidasi dengan menggunakan
pendekatan tradisional.

Verifikasi Proses On-going selama Siklus Hidup Produk Industri Farmasi hendaklah memantau mutu
produk untuk memastikan bahwa keadaan terkendali dipertahankan sepanjang siklus hidup produk
dengan evaluasi tren proses yang relevan.

Luas dan frekuensi verifikasi proses on-going hendaklah dikaji secara berkala. Persyaratan dapat
dimodifikasi pada tahapan mana pun di sepanjang siklus hidup produk, dengan mempertimbangkan
tingkat pemahaman proses dan kinerja proses saat ini.

Verifikasi proses on-going hendaklah dilakukan berdasarkan protokol yang disetujui atau dokumen
lain yang setara. Laporan hendaklah disiapkan untuk mendokumentasikan hasil yang diperoleh.
Hendaklah digunakan perangkat statistik yang sesuai untuk mendukung kesimpulan yang berkaitan
dengan variabilitas dan kapabilitas proses serta untuk memastikan keadaan terkendali.

Verifikasi proses on-going hendaklah digunakan sepanjang siklus hidup produk untuk mendukung
status validasi produk sebagaimana didokumentasikan dalam Pengkajian Mutu Produk. Perubahan
bertahap dari waktu ke waktu hendaklah juga dipertimbangkan dan kebutuhan untuk tindakan
tambahan apapun hendaklah dinilai, misal pengambilan sampel yang diperbanyak.

VALIDASI PROSES 1. Validasi Konkuren Dalam kondisi di luar kebiasaan, ketika ada rasio manfaat-
risiko yang besar bagi pasien, dimungkinkan untuk tidak menyelesaikan program validasi sebelum
produksi rutin dilaksanakan, maka validasi konkuren dapat digunakan. Namun, keputusan untuk
melakukan validasi konkuren harus dijustifikasi dan disetujui oleh Badan POM serta
didokumentasikan secara jelas dalam RIV dan disetujui oleh Kepala Pemastian Mutu.

Jika pendekatan validasi konkuren telah diadopsi, hendaklah tersedia data yang memadai untuk
mendukung kesimpulan bahwa tiap bets produk yang dihasilkan seragam dan memenuhi kriteria
keberterimaan. Hasil dan kesimpulan hendaklah didokumentasikan secara formal dan tersedia bagi
Kepala Pemastian Mutu untuk pelulusan bets.

Validasi Proses Tradisional Dalam pendekatan tradisional, sejumlah bets produk diproduksi dalam
kondisi rutin untuk memastikan reprodusibillitas.

Jumlah bets yang diproduksi dan jumlah sampel yang diambil hendaklah didasarkan pada prinsip
manajemen risiko mutu, memungkinkan dibuat rentang variasi normal dan tren serta menghasilkan
cukup data untuk dievaluasi. Setiap industri farmasi harus menentukan dan memberi justifikasi
jumlah bets yang diperlukan untuk memberikan tingkat kepastian yang tinggi bahwa proses mampu
menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.

Tanpa mengurangi persyaratan pada butir (2), pada umumnya minimal produksi tiga bets berturut-
turut dalam kondisi rutin dapat merupakan validasi proses. Alternatif jumlah bets dapat
dipertimbangkan dari justifikasi apakah ada metode pembuatan standar yang telah digunakan dan
apakah produk atau proses yang mirip telah digunakan sebelumnya di pabrik tersebut, pelaksanaan
validasi awal dengan tiga bets mungkin dapat ditambahkan pada data yang diperoleh dari bets
berikutnya sebagai bagian dari pelaksanaan verifikasi on-going.

Protokol validasi proses hendaklah disiapkan dengan menjelaskan parameter proses kritis/critical
process parameter (CPP), atribut mutu kritis/critical quality attribute (CQA) dan kriteria
keberterimaan terkait yang hendaklah berdasarkan pada data pengembangan atau pemahaman
proses yang terdokumentasi.

Protokol validasi proses hendaklah mencakup, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:

a) penjelasan singkat tentang proses dan mengacu Prosedur Pengolahan Induk masing-masing; b)
fungsi dan tanggung jawab; c) ringkasan CQA untuk diinvestigasi; d) ringkasan CPP dan batasan yang
terkait; e) ringkasan atribut dan parameter lain (tidak kritikal) yang akan diinvestigasi atau dipantau
selama kegiatan validasi, dan alasan penyertaannya; f) daftar peralatan/fasilitas yang akan
digunakan (termasuk alat ukur/alat pantau/alat perekam) termasuk status kalibrasi; g) daftar
metode analisis dan validasi metode, yang sesuai; h) usulan parameter pengawasan selama-proses
dengan kriteria keberterimaan dan alasan pemilihan masing-masing pengawasan selama-proses; i)
pengujian tambahan yang akan dilakukan, dengan kriteria keberterimaan; j) pola pengambilan
sampel dan alasannya; k) metode mencatat dan mengevaluasi hasil; dan l) proses pelulusan bets dan
sertifikasi bets (bila diperlukan).

Verifikasi Proses Kontinu Untuk produk yang dikembangkan berdasarkan pendekatan quality by
design (QbD), selama proses pengembangan telah ditetapkan secara ilmiah, strategi pengendalian,
yang memberikan tingkat kepastian mutu produk yang tinggi, maka verifikasi proses secara kontinu
dapat dilakukan sebagai alternatif untuk validasi proses tradisional.

Metode untuk memverifikasi proses hendaklah ditetapkan. Strategi pengendalian proses berbasis
sains hendaklah tersedia bagi atribut yang diperlukan untuk bahan-bahan yang diterima, CQA, dan
CPP untuk mengonfirmasi realisasi produk. Hal ini hendaklah juga mencakup evaluasi strategi
pengendalian proses secara reguler. Perangkat Process Analytical Technology (PAT) dan
pengendalian proses secara statistik multivariate dapat digunakan. Tiap industri farmasi hendaklah
menentukan dan menjustifikasi jumlah bets yang diperlukan untuk menunjukkan tingkat kepastian
yang tinggi bahwa proses mampu menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.

Prinsip umum yang ditetapkan dalam Butir (12.35 – 12.49 CPOB 2018) di atas tetap berlaku.

Pendekatan Hibrida Hibrida dari pendekatan tradisional dan verifikasi proses kontinu dapat
digunakan bilamana sudah diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai produk
dan proses yang diperoleh dari pengalaman pembuatan dan data riwayat bets.

Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk kegiatan validasi pascaperubahan atau selama verifikasi
proses on-going meskipun produk tersebut pada awalnya divalidasi dengan menggunakan
pendekatan tradisional.

Verifikasi Proses On-going selama Siklus Hidup Produk Industri Farmasi hendaklah memantau mutu
produk untuk memastikan bahwa keadaan terkendali dipertahankan sepanjang siklus hidup produk
dengan evaluasi tren proses yang relevan.

Luas dan frekuensi verifikasi proses on-going hendaklah dikaji secara berkala. Persyaratan dapat
dimodifikasi pada tahapan mana pun di sepanjang siklus hidup produk, dengan mempertimbangkan
tingkat pemahaman proses dan kinerja proses saat ini.

Verifikasi proses on-going hendaklah dilakukan berdasarkan protokol yang disetujui atau dokumen
lain yang setara. Laporan hendaklah disiapkan untuk mendokumentasikan hasil yang diperoleh.
Hendaklah digunakan perangkat statistik yang sesuai untuk mendukung kesimpulan yang berkaitan
dengan variabilitas dan kapabilitas proses serta untuk memastikan keadaan terkendali.

Verifikasi proses on-going hendaklah digunakan sepanjang siklus hidup produk untuk mendukung
status validasi produk sebagaimana didokumentasikan dalam Pengkajian Mutu Produk. Perubahan
bertahap dari waktu ke waktu hendaklah juga dipertimbangkan dan kebutuhan untuk tindakan
tambahan apapun hendaklah dinilai, misal pengambilan sampel yang diperbanyak.

VALIDASI PROSES 1. Validasi Konkuren Dalam kondisi di luar kebiasaan, ketika ada rasio manfaat-
risiko yang besar bagi pasien, dimungkinkan untuk tidak menyelesaikan program validasi sebelum
produksi rutin dilaksanakan, maka validasi konkuren dapat digunakan. Namun, keputusan untuk
melakukan validasi konkuren harus dijustifikasi dan disetujui oleh Badan POM serta
didokumentasikan secara jelas dalam RIV dan disetujui oleh Kepala Pemastian Mutu.

Jika pendekatan validasi konkuren telah diadopsi, hendaklah tersedia data yang memadai untuk
mendukung kesimpulan bahwa tiap bets produk yang dihasilkan seragam dan memenuhi kriteria
keberterimaan. Hasil dan kesimpulan hendaklah didokumentasikan secara formal dan tersedia bagi
Kepala Pemastian Mutu untuk pelulusan bets.

Validasi Proses Tradisional Dalam pendekatan tradisional, sejumlah bets produk diproduksi dalam
kondisi rutin untuk memastikan reprodusibillitas.

Jumlah bets yang diproduksi dan jumlah sampel yang diambil hendaklah didasarkan pada prinsip
manajemen risiko mutu, memungkinkan dibuat rentang variasi normal dan tren serta menghasilkan
cukup data untuk dievaluasi. Setiap industri farmasi harus menentukan dan memberi justifikasi
jumlah bets yang diperlukan untuk memberikan tingkat kepastian yang tinggi bahwa proses mampu
menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.
Tanpa mengurangi persyaratan pada butir (2), pada umumnya minimal produksi tiga bets berturut-
turut dalam kondisi rutin dapat merupakan validasi proses. Alternatif jumlah bets dapat
dipertimbangkan dari justifikasi apakah ada metode pembuatan standar yang telah digunakan dan
apakah produk atau proses yang mirip telah digunakan sebelumnya di pabrik tersebut, pelaksanaan
validasi awal dengan tiga bets mungkin dapat ditambahkan pada data yang diperoleh dari bets
berikutnya sebagai bagian dari pelaksanaan verifikasi on-going.

Protokol validasi proses hendaklah disiapkan dengan menjelaskan parameter proses kritis/critical
process parameter (CPP), atribut mutu kritis/critical quality attribute (CQA) dan kriteria
keberterimaan terkait yang hendaklah berdasarkan pada data pengembangan atau pemahaman
proses yang terdokumentasi.

Protokol validasi proses hendaklah mencakup, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:

a) penjelasan singkat tentang proses dan mengacu Prosedur Pengolahan Induk masing-masing; b)
fungsi dan tanggung jawab; c) ringkasan CQA untuk diinvestigasi; d) ringkasan CPP dan batasan yang
terkait; e) ringkasan atribut dan parameter lain (tidak kritikal) yang akan diinvestigasi atau dipantau
selama kegiatan validasi, dan alasan penyertaannya; f) daftar peralatan/fasilitas yang akan
digunakan (termasuk alat ukur/alat pantau/alat perekam) termasuk status kalibrasi; g) daftar
metode analisis dan validasi metode, yang sesuai; h) usulan parameter pengawasan selama-proses
dengan kriteria keberterimaan dan alasan pemilihan masing-masing pengawasan selama-proses; i)
pengujian tambahan yang akan dilakukan, dengan kriteria keberterimaan; j) pola pengambilan
sampel dan alasannya; k) metode mencatat dan mengevaluasi hasil; dan l) proses pelulusan bets dan
sertifikasi bets (bila diperlukan).

Verifikasi Proses Kontinu Untuk produk yang dikembangkan berdasarkan pendekatan quality by
design (QbD), selama proses pengembangan telah ditetapkan secara ilmiah, strategi pengendalian,
yang memberikan tingkat kepastian mutu produk yang tinggi, maka verifikasi proses secara kontinu
dapat dilakukan sebagai alternatif untuk validasi proses tradisional.

Metode untuk memverifikasi proses hendaklah ditetapkan. Strategi pengendalian proses berbasis
sains hendaklah tersedia bagi atribut yang diperlukan untuk bahan-bahan yang diterima, CQA, dan
CPP untuk mengonfirmasi realisasi produk. Hal ini hendaklah juga mencakup evaluasi strategi
pengendalian proses secara reguler. Perangkat Process Analytical Technology (PAT) dan
pengendalian proses secara statistik multivariate dapat digunakan. Tiap industri farmasi hendaklah
menentukan dan menjustifikasi jumlah bets yang diperlukan untuk menunjukkan tingkat kepastian
yang tinggi bahwa proses mampu menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.

Prinsip umum yang ditetapkan dalam Butir (12.35 – 12.49 CPOB 2018) di atas tetap berlaku.

Pendekatan Hibrida Hibrida dari pendekatan tradisional dan verifikasi proses kontinu dapat
digunakan bilamana sudah diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai produk
dan proses yang diperoleh dari pengalaman pembuatan dan data riwayat bets.

Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk kegiatan validasi pascaperubahan atau selama verifikasi
proses on-going meskipun produk tersebut pada awalnya divalidasi dengan menggunakan
pendekatan tradisional.

Verifikasi Proses On-going selama Siklus Hidup Produk Industri Farmasi hendaklah memantau mutu
produk untuk memastikan bahwa keadaan terkendali dipertahankan sepanjang siklus hidup produk
dengan evaluasi tren proses yang relevan.
Luas dan frekuensi verifikasi proses on-going hendaklah dikaji secara berkala. Persyaratan dapat
dimodifikasi pada tahapan mana pun di sepanjang siklus hidup produk, dengan mempertimbangkan
tingkat pemahaman proses dan kinerja proses saat ini.

Verifikasi proses on-going hendaklah dilakukan berdasarkan protokol yang disetujui atau dokumen
lain yang setara. Laporan hendaklah disiapkan untuk mendokumentasikan hasil yang diperoleh.
Hendaklah digunakan perangkat statistik yang sesuai untuk mendukung kesimpulan yang berkaitan
dengan variabilitas dan kapabilitas proses serta untuk memastikan keadaan terkendali.

Verifikasi proses on-going hendaklah digunakan sepanjang siklus hidup produk untuk mendukung
status validasi produk sebagaimana didokumentasikan dalam Pengkajian Mutu Produk. Perubahan
bertahap dari waktu ke waktu hendaklah juga dipertimbangkan dan kebutuhan untuk tindakan
tambahan apapun hendaklah dinilai, misal pengambilan sampel yang diperbanyak.

kalau dari yang sebelum-sebelumnya validasi konkuren butuh 3 bets berturut" dengan jumlah
produksi sesuai besar bets produksi nanti

secara umum validasi proses itu kan wajib dilakukan sebelum obat bisa dapat nomor izin dan
dipasarkan.. sedangkan verifikasi proses itu untuk menyocokkan apakah standar operasi yang
dijalankan (setelah validasi proses berhasil) masih sesuai dengan kondisi saat validasi di awal..

intinya itu Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai dengan prinsip Cara
Pembuatan Obat yang Baik, bahwa prosedur, proses, material kegiatan atau sistem, pengawasan
akan senantiasa mencapai hasil yang diharapkan.

sedangkan verifikasi itu memastikan proses yang berjalan sesuai dengan hasil validasi

Anda mungkin juga menyukai