Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEP.

ANAK
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

Nama : Indra Nurdiansyah


Nim : 4180180019
Tingkat 2A (ABK)
Kelompok 2 Ujian Praktek Keperawatan Anak

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

Pengertian
Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa hal yang tidak boleh
diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesuaikan dengan umur anak bayi. Suasana harus tenang
dan nyaman karena jika anak ketakutan kemungkinan anak akan takut untuk di periksa. Untuk
anak usia 1-3 tahun, kebanyakan diprtiksa dalam pelukan ibu, sedangkan pada bayi usia < 6
bulan biasanya bisa diperiksa di atas meja periksa.
Tujuan pemeriksaan fisik anak
Urutan pemeriksaan fisik pasien adalah head to toe. Fungsi utama dilakukan secara
sistematikyaitu memberikan guideline umum pengkajian setiap bagian tubuh yang kecil dalam
pemeriksaan. Dalam pemeriksaan fisik anak harus memperhatikan pertubuhan perkembangan
mental anak, walaupun pemeriksaan ini diikuti perekaman dengan mengunakan head to toe.
Penggunaan perkembangan mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama dalam pengkajian
tiap sitem tubuh akan memudahkan atau menyelesaikan dari beberapa tujuan :
1. Meminimalakan stress dan asietas yang berhubungan dengan pengkajian pada bagian-
bagian tubuh yang berbeda
2. Mememilihara dan membina hubungan saling percaya antara prawat, anak dan orang tua
3. Memberikan persiapan yang maksimum bagi anak
4. Memberikan perlidungan ensensialterhadap hubungan orang tua, anak, terutama dengan
anak kecil
5. Memaksimalkan keakuratan dan realibilitas hasil pengkajian
Indikas pemeriksaan fisik anak
1. Inspeksi
Tujuan melihat bagian tubuh dan menetukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal
2. Palpasi
Pemeriksaan pisik lajutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan
inspeksi
3. Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal mengunakan alat bantu stestokop
4. Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawah kulit. Perkusi bisa dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
Kontra indikasi pemeriksaan fisik anak
Pada pasien dengan keluhan tertentu, seperti nyeri perut pada kolesistitis, perlu di informasikan
mengenai kemungkinan nyeri bertambah berat ketika dilakukan pemeriksaan abdomen.
Persiapan alat pemeriksaan fisik anak
a. Pengukur/meteran/penggaris/Stadiometer
b. Penimbang BB
c. Termometer
d. Spekulum Hidung
e. Jam tangan berdetik
f. Spignomanometer:
g. Stetoskop
h. Spatel lidah
i. Garputala
j. Snellen chart
k. Senter
l. Refleks Hammer
m. Pilinan kapas
n. Test rasa (manis, asin, pahit)
o. Sarung tangan
Persiapan pasien pemeriksaan fisik anak
Sebelum pemeriksaan fisik, mengenai keluhan yang di alamai pasien perlu dilakukan.
Anamnesis yang baik diperlukan bersama dengan pemeriksaan fisik untuk menentukan diagnosis
yang tepat.
Perawat yang akan melakukan pemeriksaan fisik perlu menjelaskan kepada pasien/orang tua
pasien mengenai tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan. Selain iti, pasien/orang tua perlu
mengetaui bahwa pemeriksaan fisik dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri, tetapi hal
ini tidak akan memperparah penyakit mereka.
Pada pasien anak, perawat perlu menjelaskan kepada orang tua mengenai posisi pasien saat
pemeriksaan telinga, untuk menghindari resiko yang di timbulkan bila pasien mengelak atau
bergerak salama pemeriksaan dilakukan
Tahapan tahapan pemeriksaan fisik anak
 Tekanan darah : level normal tekanan darah adalah kurang dari 120/80,sedangkan anda
menderita hipertensi bila tenakan darah lebih dari130/80
 Detak jantung : level detak jantung yang normal adalah 60-100
 Rasio pernapasan : orang dewasa normal bernapas sekitar 12-16 kali permenit. Jika anda
bernapas lebih dari 20 per menit, dokter dapat menduga ada masalah pada jantung atau
paru paru anda
 Suhu tubuh : suhu normal tubuh adalah sekitar 36-37,1 derajat celcius.

Inspeksi
Tujuan melihat bagian tubuh dan menetukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal
Palpasi
Pemeriksaan pisik lajutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan
inspeksi
Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal mengunakan alat bantu stestokop
Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawah kulit. Perkusi bisa dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dibutuhkan stestoskop untuk mendengarkan adakan organ
Selain pemeriksaan tanda tanda vital pada tubuh, perawat akan memulai memmeriksa kondisi
fisik anda secara keseluruhan. Seperti namanya, pemeriksaan fisik head to toe akan mengecek
kesehatan anda secara detail sebagai serikut:
Pemeriksaan kepala dan leher
1. Anda akan diminta buka mulut lebar lebar karena perawat ingin memeriksa kondisi
tenggorokan dan amandel
Pemeriksaan dada
2. Dalam pemeriksaan ini perawat akan melakukan inpeksi, yaitu melihat adakah kelainan
pada dingding dada, penyakit kulit pada dada, serta adanya tarikan napas yang tampak
abnormal atau tidak

Pemeriksaan perut
3. Dalam pemeriksaan head to toe yang satu ini, perawat akan menggunakan beberapa
teknik pemeriksaan, misalnya menepik nepuk perut untuk mendektesi ada atau tidaknya
pembekakan hati dan cairan lambung, mendengar suara perut dengan stetoskop, serta
menekan nekan perut untuk mengecek munculnya rasa nyeri atau tidak
Pemeriksaan neurologis
4. Sitem saraf, kekutan otot, reflek, keseimbangan, kondisi kejiwaan adalah tes yang
termasuk dalam pemeriksaan neurologis
Permeriksaan dermatologis
5. Dalam pemeriksaan dermatologis, kondisi dan kuku juga akan diperiksa untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada kedua bagian tubuh tersebut
Pemeriksaan ekstermitas
6. Pemeriksaan head to toe ini bertujuan mendeteksi ada atau tidaknya perubahan dalam
pemeriksaan pisk maupun sensirik anda.
Fase pre interaksi
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien.
Tugas perawat dalam pase ini, yaitu:
 Mengekplor perasaan, harapan dan kecemasannya
 Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri dengan analisa diri ia akan terlatih untuk
memaksimalkan dirinya agar bernilai terapetik bagi klien
 Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi
 Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan diimplementansikan saat bertemu
dengan klien.
Fase orientasi
Tugas utama dalam fase ini adalah memberikan situasi lingkungan yang peka dan menunjukan
penerimaan, serta membantu klien dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran.
Tugas tugas dalam tahap ini adalah :
 Membina hubungan saling percaya, menunjukan sikap penerimaan dan komunikasi
terbuka.
 Merunuskan kontak sama klien. Kontrak yang harus disetujui bersama dengan klien
yaitu, waktu dan topik pertemuan
 Mengenali perasaan dan pikiran serta mengindentfikasi masakah klien
 Merumuskan tujuan dengan klien
Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapetik. Tahap ini perawatan
bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan. Teknik
komunikasi terapetik yang sering digunakan perawat antara lain mengeksplorasi, mendengarkan
dengan aktif, refleksi, berbagai persepsi, mempokuskan dan menyimpulkan.
Fase terminasi
Fase ini merupakan fase penting dan sulit, karena saling percaya sudah terlena dan sudah berada
pada tingkat optimal.
Perawat pada menijau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan pencapai tujuan.
Terminasi merupakan pertemuan perawat dibagi atas 2 yaitu:
 Terminasi sementara masih ada pertemuan lanjutan
 Teminasi akhir

Komunikasi terapetik pada anak


Tahap perkenalan.

Memberi salam kepada klien :

Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Perawat           : “ Perkenalkan nama saya indra nurdiansyah, saya senang di

                        panggil Rista. Boleh saya tahu nama ibu dan ade siapa? Apa

                        nama panggilan ibu dan ade? “

Ibu Pasien : “ Nama saya Dessy, saya senang dipanggil bu Dessy. ”


Pasien Anak : “ Namaku Nissa, aku senangnya dipanggil Icha kak. ”
Perawat          : “ Oh, baiklah kalau ibu senang dipanggil nama bu Dessy dan

                          nama ade kecil yang lucu ini kakak panggil ade Icha. ”
Ibu Pasien       : “ Baiklah sus. ”

Perawat           : “ Pertama saya akan membuat persetujuan dengan ibu, kita

                          akan mulai   komunikasi ini dengan waktu  juga tempat yang
                          ibu sepakati. Bagaimana bu Dessy setuju kalau komunikasi

                          terapeutiknya kita mulai dimana dan kapan? “

Ibu Pasien         : “ Saya pikir komunikasi terapeutiknya dilakukang sekarang

                           dan diruangan ini saja supaya situasinya kondusif. ”

Perawat             : “ Oh...baiklah bu, menurut ibu sendiri waktu yang tepat

                          untuk melakukan komunikasi ini berapa lama? “

Ibu Pasien         : “ Menurut saya lebih baik 10 menit ya sus supaya tidak

                           terlalu lama karena saya takut anak saya akan merasa bosan.”

Perawat             : “ Iya bu Dessy tentu, dengan senang hati. ”

Ibu Pasien         : “ Baiklah. “

Tahap Kerja

Perawat             : “ Ibu bagaimana kalau anak ibu diberikan kesempatan untuk

                          berbicara tanpa disertai oleh ibu supaya saya lebih jelas untuk

                          menggali permasalahan yang anak ibu hadapi. ”

Ibu Pasien         : “ Oh, tentu sus silahkan. ”

Perawat             : “ Terima kasih ibu. ”

Perawat             : “ Salamat pagi, apa kabar ade Icha yang cantik. Bagaimana

                           kabar ade sekarang? Coba ade bisa ceritakan sama kakak apa

                           yang ade rasakan saat ini? “

Pasien anak       : “ Pagi juga kakak, keadaan ade saat ini sakit perut kak. “

Perawat             : “ Perut yang sebelah mana? ”

Pasien Anak      : “ Perut yang sebelah kiri. ”

Perawat             : “ Coba ceritain sama kakak kira – kira kenapa perut ade Icha

                          bisa sakit seperti itu ? ”

Pasien Anak      : “ Aku sendiri gak tau kak, sebelumnya aku susah makan. “

Perawat             : “ Hmm kenapa coba ade susah makan ? Apa penyebabnya?”
Pasien Anak      : “ Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”

Perawat             : “ Oh...kakak pikir ade ini ada gangguan pencernaan yah. ”

Pasien Anak      : “ Sepertinya emang gitu kak, soalnya aku gak nafsu makan
                          dan selalu mual – mual. ” 

Perawat             : “ Oh, sepertinya ade ini terkena gejala maag. Ade Icha

                           sendiri tau gak apa itu penyakit maag? “

Pasien anak       : “ Gak tau kak, memangnya maag itu apa? ”

Perawat             : “ Maag itu semacam penyakit yang menyerang lambung.

                          Penyebabnya kebanyakan karena sering makan yang pedas

                          dan terutama jarang makan. “

Pasien Anak      : “ Oh begitu ya kak, jadi aku sakit maag? ”

Perawat             : “ Iya ade sayang, karena ini baru gejala saja jadi lebih baik

                          ade Icha lebih menjaga pola makan supaya penyakit maagnya

                          bisa sembuh. ”

 Pasien Anak     : “ Iya kak kalo begitu Icha sekarang mau rutin makan yang

                           teratur .”

Perawat             : “ Bagus sekali ade Icha pinter, ini kakak bawa boneka untuk

                          ade mau? ”

Pasien Anak      : “ Mau sekali kakak

Tahap terminasi 

Perawat           : “ Bagaimana perasaan ade sekarang? “

Pasien Anak      : “ Baik kak, Icha merasa senang dan nyaman. ”

Perawat             : “ Anak yang pintar. “

Perawat             : “ Baiklah kalau begitu saya ucapakan terima kasih kepada

                          ibu sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk

                          melakukan komunikasi dengan anak ibu. Seperti waktu yang

                          telah kita sepakati diawal yaitu 15 menit dan sekarang       

                          waktunya sudah habis. Semoga cepat sembuh yah de Icha

                          jangan lupa obatnya diminum juga jangan telat makan lagi

                          yah. Kita akan bertemu lagi kapan bu? Apakah ibu bersedia

                          untuk dilakukan komunikasi terapeutik kembali dengan saya?


Ibu Pasien         : “ Iya terima kasih kembali, tentu sus saya sangat bersedia. “
Perawat             : “ Dengan senang hati, mungkin untuk waktu dan tempatnya kita sepakati kembali
disini atau bagaimana menurut ibu? ”

Ibu Pasien         : “ Iya sus saya setuju dengan pendapat suster. ”

Perawat             : “ Baiklah, sampai jumpa besok yah ade Icha dan ibu Dessy.

                          Assalamu’alakum. “
Ibu Pasien         : “ Wa’alaikumsalam. “

Anda mungkin juga menyukai