ANAK
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
Pengertian
Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa hal yang tidak boleh
diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesuaikan dengan umur anak bayi. Suasana harus tenang
dan nyaman karena jika anak ketakutan kemungkinan anak akan takut untuk di periksa. Untuk
anak usia 1-3 tahun, kebanyakan diprtiksa dalam pelukan ibu, sedangkan pada bayi usia < 6
bulan biasanya bisa diperiksa di atas meja periksa.
Tujuan pemeriksaan fisik anak
Urutan pemeriksaan fisik pasien adalah head to toe. Fungsi utama dilakukan secara
sistematikyaitu memberikan guideline umum pengkajian setiap bagian tubuh yang kecil dalam
pemeriksaan. Dalam pemeriksaan fisik anak harus memperhatikan pertubuhan perkembangan
mental anak, walaupun pemeriksaan ini diikuti perekaman dengan mengunakan head to toe.
Penggunaan perkembangan mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama dalam pengkajian
tiap sitem tubuh akan memudahkan atau menyelesaikan dari beberapa tujuan :
1. Meminimalakan stress dan asietas yang berhubungan dengan pengkajian pada bagian-
bagian tubuh yang berbeda
2. Mememilihara dan membina hubungan saling percaya antara prawat, anak dan orang tua
3. Memberikan persiapan yang maksimum bagi anak
4. Memberikan perlidungan ensensialterhadap hubungan orang tua, anak, terutama dengan
anak kecil
5. Memaksimalkan keakuratan dan realibilitas hasil pengkajian
Indikas pemeriksaan fisik anak
1. Inspeksi
Tujuan melihat bagian tubuh dan menetukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal
2. Palpasi
Pemeriksaan pisik lajutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan
inspeksi
3. Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal mengunakan alat bantu stestokop
4. Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawah kulit. Perkusi bisa dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
Kontra indikasi pemeriksaan fisik anak
Pada pasien dengan keluhan tertentu, seperti nyeri perut pada kolesistitis, perlu di informasikan
mengenai kemungkinan nyeri bertambah berat ketika dilakukan pemeriksaan abdomen.
Persiapan alat pemeriksaan fisik anak
a. Pengukur/meteran/penggaris/Stadiometer
b. Penimbang BB
c. Termometer
d. Spekulum Hidung
e. Jam tangan berdetik
f. Spignomanometer:
g. Stetoskop
h. Spatel lidah
i. Garputala
j. Snellen chart
k. Senter
l. Refleks Hammer
m. Pilinan kapas
n. Test rasa (manis, asin, pahit)
o. Sarung tangan
Persiapan pasien pemeriksaan fisik anak
Sebelum pemeriksaan fisik, mengenai keluhan yang di alamai pasien perlu dilakukan.
Anamnesis yang baik diperlukan bersama dengan pemeriksaan fisik untuk menentukan diagnosis
yang tepat.
Perawat yang akan melakukan pemeriksaan fisik perlu menjelaskan kepada pasien/orang tua
pasien mengenai tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan. Selain iti, pasien/orang tua perlu
mengetaui bahwa pemeriksaan fisik dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri, tetapi hal
ini tidak akan memperparah penyakit mereka.
Pada pasien anak, perawat perlu menjelaskan kepada orang tua mengenai posisi pasien saat
pemeriksaan telinga, untuk menghindari resiko yang di timbulkan bila pasien mengelak atau
bergerak salama pemeriksaan dilakukan
Tahapan tahapan pemeriksaan fisik anak
Tekanan darah : level normal tekanan darah adalah kurang dari 120/80,sedangkan anda
menderita hipertensi bila tenakan darah lebih dari130/80
Detak jantung : level detak jantung yang normal adalah 60-100
Rasio pernapasan : orang dewasa normal bernapas sekitar 12-16 kali permenit. Jika anda
bernapas lebih dari 20 per menit, dokter dapat menduga ada masalah pada jantung atau
paru paru anda
Suhu tubuh : suhu normal tubuh adalah sekitar 36-37,1 derajat celcius.
Inspeksi
Tujuan melihat bagian tubuh dan menetukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal
Palpasi
Pemeriksaan pisik lajutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan
inspeksi
Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal mengunakan alat bantu stestokop
Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawah kulit. Perkusi bisa dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dibutuhkan stestoskop untuk mendengarkan adakan organ
Selain pemeriksaan tanda tanda vital pada tubuh, perawat akan memulai memmeriksa kondisi
fisik anda secara keseluruhan. Seperti namanya, pemeriksaan fisik head to toe akan mengecek
kesehatan anda secara detail sebagai serikut:
Pemeriksaan kepala dan leher
1. Anda akan diminta buka mulut lebar lebar karena perawat ingin memeriksa kondisi
tenggorokan dan amandel
Pemeriksaan dada
2. Dalam pemeriksaan ini perawat akan melakukan inpeksi, yaitu melihat adakah kelainan
pada dingding dada, penyakit kulit pada dada, serta adanya tarikan napas yang tampak
abnormal atau tidak
Pemeriksaan perut
3. Dalam pemeriksaan head to toe yang satu ini, perawat akan menggunakan beberapa
teknik pemeriksaan, misalnya menepik nepuk perut untuk mendektesi ada atau tidaknya
pembekakan hati dan cairan lambung, mendengar suara perut dengan stetoskop, serta
menekan nekan perut untuk mengecek munculnya rasa nyeri atau tidak
Pemeriksaan neurologis
4. Sitem saraf, kekutan otot, reflek, keseimbangan, kondisi kejiwaan adalah tes yang
termasuk dalam pemeriksaan neurologis
Permeriksaan dermatologis
5. Dalam pemeriksaan dermatologis, kondisi dan kuku juga akan diperiksa untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada kedua bagian tubuh tersebut
Pemeriksaan ekstermitas
6. Pemeriksaan head to toe ini bertujuan mendeteksi ada atau tidaknya perubahan dalam
pemeriksaan pisk maupun sensirik anda.
Fase pre interaksi
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien.
Tugas perawat dalam pase ini, yaitu:
Mengekplor perasaan, harapan dan kecemasannya
Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri dengan analisa diri ia akan terlatih untuk
memaksimalkan dirinya agar bernilai terapetik bagi klien
Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi
Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan diimplementansikan saat bertemu
dengan klien.
Fase orientasi
Tugas utama dalam fase ini adalah memberikan situasi lingkungan yang peka dan menunjukan
penerimaan, serta membantu klien dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran.
Tugas tugas dalam tahap ini adalah :
Membina hubungan saling percaya, menunjukan sikap penerimaan dan komunikasi
terbuka.
Merunuskan kontak sama klien. Kontrak yang harus disetujui bersama dengan klien
yaitu, waktu dan topik pertemuan
Mengenali perasaan dan pikiran serta mengindentfikasi masakah klien
Merumuskan tujuan dengan klien
Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapetik. Tahap ini perawatan
bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan. Teknik
komunikasi terapetik yang sering digunakan perawat antara lain mengeksplorasi, mendengarkan
dengan aktif, refleksi, berbagai persepsi, mempokuskan dan menyimpulkan.
Fase terminasi
Fase ini merupakan fase penting dan sulit, karena saling percaya sudah terlena dan sudah berada
pada tingkat optimal.
Perawat pada menijau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan pencapai tujuan.
Terminasi merupakan pertemuan perawat dibagi atas 2 yaitu:
Terminasi sementara masih ada pertemuan lanjutan
Teminasi akhir
panggil Rista. Boleh saya tahu nama ibu dan ade siapa? Apa
nama ade kecil yang lucu ini kakak panggil ade Icha. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah sus. ”
Perawat : “ Pertama saya akan membuat persetujuan dengan ibu, kita
akan mulai komunikasi ini dengan waktu juga tempat yang
ibu sepakati. Bagaimana bu Dessy setuju kalau komunikasi
Perawat : “ Oh...baiklah bu, menurut ibu sendiri waktu yang tepat
Ibu Pasien : “ Menurut saya lebih baik 10 menit ya sus supaya tidak
terlalu lama karena saya takut anak saya akan merasa bosan.”
Tahap Kerja
Perawat : “ Ibu bagaimana kalau anak ibu diberikan kesempatan untuk
berbicara tanpa disertai oleh ibu supaya saya lebih jelas untuk
Perawat : “ Salamat pagi, apa kabar ade Icha yang cantik. Bagaimana
kabar ade sekarang? Coba ade bisa ceritakan sama kakak apa
Pasien anak : “ Pagi juga kakak, keadaan ade saat ini sakit perut kak. “
Perawat : “ Coba ceritain sama kakak kira – kira kenapa perut ade Icha
Pasien Anak : “ Aku sendiri gak tau kak, sebelumnya aku susah makan. “
Perawat : “ Hmm kenapa coba ade susah makan ? Apa penyebabnya?”
Pasien Anak : “ Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”
Perawat : “ Oh...kakak pikir ade ini ada gangguan pencernaan yah. ”
Pasien Anak : “ Sepertinya emang gitu kak, soalnya aku gak nafsu makan
dan selalu mual – mual. ”
Perawat : “ Oh, sepertinya ade ini terkena gejala maag. Ade Icha
Pasien anak : “ Gak tau kak, memangnya maag itu apa? ”
Perawat : “ Iya ade sayang, karena ini baru gejala saja jadi lebih baik
ade Icha lebih menjaga pola makan supaya penyakit maagnya
Pasien Anak : “ Iya kak kalo begitu Icha sekarang mau rutin makan yang
teratur .”
Perawat : “ Bagus sekali ade Icha pinter, ini kakak bawa boneka untuk
Tahap terminasi
Pasien Anak : “ Baik kak, Icha merasa senang dan nyaman. ”
Perawat : “ Baiklah kalau begitu saya ucapakan terima kasih kepada
jangan lupa obatnya diminum juga jangan telat makan lagi
yah. Kita akan bertemu lagi kapan bu? Apakah ibu bersedia
Ibu Pasien : “ Iya sus saya setuju dengan pendapat suster. ”
Perawat : “ Baiklah, sampai jumpa besok yah ade Icha dan ibu Dessy.
Assalamu’alakum. “
Ibu Pasien : “ Wa’alaikumsalam. “