DISUSUN OLEH:
ALFIAH NUR RAHMI
P10119003
FKM C
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
JURNAL 1 TENTANG INDEKS KUALITAS AIR
Tahun 2011
Penulis Wage Komarawidjaja
Abstrak Indeks kualitas air (IKA) merupakan salah satu alat untuk
memprediksi status kualitas lingkungan dengan cepat ekosistem
atau wilayah untuk mendapatkan alternatif pengelolaan masa
depan. Untuk menganalisis status indeks tersebut hanya
menggunakan data parameter lingkungan itu telah ditetapkan
sebagai parameter kunci yang menentukan IKA.
Dari analisis areal penambangan PT KPC IKA dengan parameter
kunci TDS, DO,COD, nitrogen (N) dan fosfor. (P) berasal dari
kualitas air pertanian ekosistem, industri / pertambangan dan
permukiman menunjukkan nilai indeks kurang baik dengan
kategori (54.6163) pada interval 40 ≤ IKA <60. Nilai indeks yang
rendah sebanding dengan rendahnya nilai indeks kualitas ekosistem
industri / pertambangan IKA (I) dengan nilai 45,82 dengan kategori
kurang baik pada interval 40 ≤ IKA <60. Perhatikan, bahwa nilai
indeksnya IKA (H) kualitas ekosistem permukiman dan IKA indeks
kualitas ekosistem pertanian (P) dengan kategori baik dan sangat
baik, maka ekosistem industri/ pertambangan adalah ekosistem
fokus yang perlu dipertimbangkan untuk upaya pengelolaan yang
lebih baik.
Tujuan Penelitian Untuk mendapat gambaran secara cepat kondisi lingkungan kondisi
lingkungan yang digambarkan oleh nilai Indeks Kualitas Air dari
beberapa parameter kunci lingkungan perairan, sehingga diperoleh
gambaran kawasan atau ekosistem yang sudah mengalami perbaikan
dan yang perlu dikelola.
Tempat penelitian Pertambangan batubara PT KPC SUBDAS Sanggata Kalimantan
Timur.
Tahun 2019
Abstrak Penggunaan energi dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terjadi
di Kota –kota besar yang memiliki laju pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi.Kepadatan penduduk, kepadatan lalu lintas,
penggunaan bahan bakar minyak, dan kurangnya ruang
terbuka hijau merupakan beberapa faktir yang bisa
mempengaruhi penurunan kualitas udara. Pencemaran udara
merupakan permasalahan yang sering dihadapi di wilayah
perkotaan yang memerlukan perhatian khusus karena akan
berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.Dampak dari
polusi udara mengakibatkan penurunan kesehatan baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Upaya pengelolaan
dan perlindungan lingkungan hidup sangat diperlukan agar
masyarakat memahami kondisi lingkungan dan pentingnya
kualitas lingkungan hidup.Indeks kualitas udara di Provinsi
Banten tahun 2018 termasuk dalam rentang kategori baik yaitu
sebesar 72,63, angka tersebut mengalami penurunan
dibandingkan pada tahun 2017 sebesar 75,57.
Tahun 2016
Hasil Penelitian Dari hasil pengolahan data citra satelit dengan menggunakan
metode klasifikasi terbimbing membagi penutup lahan menjadi
enam kelas, yaitu kelas lahan terbangun, lahan terbuka, sawah,
vegetasi jarang, vegetasi rapat dan badan air.
Pada tahun 1999, kelas suhu permukaan yang mendominasi
adalah kelas 29°C-30°C, namun bertambahnya luas lahan
terbangun mempengaruhi distribusi suhu permukaan, yang
mengakibatkan kelas 29°C-30°C semakin berkurang dan kelas
33°C-34°C mendominasi pada tahun 2007 dan 2014.
Hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas lahan terbangun
terhadap suhu permukaan didapatkan nilai y = -1306 + 1,051x.
Hasil ini menunjukkan adanya korelasi positif (berbanding lurus),
ditunjukkan oleh tanda positif (+) di depan koefisien regresi.
Dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99% dan nilai
signifikansi sebesar 0,027, maka ada pengaruh signifikan antara
perubahan luas lahan terbangun terhadap suhu permukaan.
Regresi sederhana juga dilakukan antara perubahan luas suhu
terhadap suhu permukaan. Didapatkan nilai y = 7831,8 –10,632x.
Hasil ini menunjukkan adanya korelasi negatif.
peningkatan luas tutupan hutan sebesar 15% mampu
memperbaiki kondisi hidrologi DAS tetapi belum mencapai
hasil yang baik, sehingga perlu diikuti dengan penerapan
teknikteknik konservasi tanah dan air baik secara sipil
teknis, vegetatif maupun kombinasi keduanya pada lahan-
lahan pertanian.