Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“ALGAE,PROTOZOA,DAN VIRUS”

Disusun Oleh:

DEA PUSPITASARI ( G 701 19 134 )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kingdom Protista adalah suatu oganisme eukariotik yang bersel


tunggal. Kingdom Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Algae (Protista mirip tumbuhan)
b. Protozoa (Protista mirip hewan)
c. Jamur lendir (Slime molds) dan jamur air (water molds). Keduanya
disebut Protista mirip jamur.
Protista memberikan peran penting bagi kehidupan manusia, baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan, seperti algae (Chorella
yang digunakan sebagai bahan makanan tambahan, karena mengandung
protein yang tinggi) dan juga protozoa yang sebagian besar hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia.
Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun
berfotosintesis, alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki
jaringan tanaman (akar, batang dan daun). Spesies alga ada yang bersifat
uniseluler dan ada pula yang bersifat multiseluler. Warna sebagian besar
alga dipengaruhi klorofil a ( pigmen penyerap cahaya) dan pigmen
fotosintesis lainnya yang dikenal sebagai karotenoid dan biloprotein
(disebut juga fikobilin). Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna
kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air. Biloprotein atau
fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah yang larut
dalam air. Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan
menghasilkan oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan
ada pula yang membentuk koloni multiseluler yang berisi sel-sel yang
secara morfologi identik. Sel-sel alga sering kali memiliki pirenoid, yaitu
organel yang menyintesis dan menyimpan pati. Struktur reproduktif alga
berupa satu sel gamet yang disebut gametangia.
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah
memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu
sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada
yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak
aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu
cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak 
memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan
laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan
memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10
mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan,
protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi
bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme
mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan
kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista
untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan
ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang
hidup bebas (soliter).
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah biologi dan siklus hidup alga?
2. Bagaimanakah biologi dan siklus hidup protozoa?
3. Bagaimanakah peranan alga dan protozoa dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimanakah morfologi dan klarifikasi virus
5. Bagaimanakah perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan
I.3 Tujuan
1. Mengetahui biologi dan siklus hidup alga
2. Mengetahui biologi dan siklus hidup protozoa
3. Mengetahui peranan alga dan protozoa dalam kehidupan sehari-hari
4. Mengetahui morfologi dan klarifikasi virus
5. Mengetahui perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan
I.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup alga dan protozoa dan
peranannya dalam kehidupan sehari-hari baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum


a. Alga
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena
tubuhnya terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara
akar, batang, dan daun). (Prawirohartono, 2007)
Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat
tersusun atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang
bervariasi. Ada empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu
alga uniseluler, alga koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler.
Struktur alga uniseluler mengandung satu sel. Sebagian besar
merupakan organisme akuatik dalam bentuk fitoplankton, yaitu suatu
populasi organisme fotosintetik yang menjadi dasar rantai makanan.
Alga kolonial memiliki struktur yang mengandung sekelompok sel
yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini memungkinkan alga
bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga berfilamen
memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas berderet-
deret sel yang ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya
memiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur pemegang
(holdfast) yang bercabang dan tertanam pada batuan. Alga multiseluler
memiliki thallus serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk
seperti pisau atau silet. Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus
tidak memiliki xilem dan floem. Serta menyerap nutrisi dari air
disekelilingnya. Batang alga tidak memiliki lignin (tidak berkayu)
sehingga tidak berfungsi seperti batang pada tanaman. Alga mengapung
diair dengan adanya struktur daun menyerupai silet atau pisau yang
berisi rongga udara disebut pneumatocyst. (J. Pelczar, 2010)
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah
berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa
hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme
mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau
Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan
untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup
pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan
algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan
ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh
bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan
protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang
lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena
tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan
tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak
dapat membentuk badan buah. (Pryantoro, 2010)
Bentuk tubuh biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh
sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak
di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka
sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis
telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan
tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat
sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian,
Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat
dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran
tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada
yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada
yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.
(Pryantoro, 2010)
BAB III

PEMBAHASAN

A. Alga
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya
terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan
daun).

Alga bereproduksi secara aseksual maupun seksual :

1. Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi aseksual alga multiseluler adalah dengan jalan fregmentasi
thallus atau filamen yang menghasilkan thallus atau filamen baru. Reproduksi
aseksual alga uniseluler berlangsung dengan cara mitosis (pembelahan inti),
selanjutnya kedua inti pindah sebagian yang berlawanan pada sel dan sel
membelah menjadi dua sel (sitokinesis). Banyak spora aseksual alga aquatik
berflagela dan motil, dinamakan zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora
dibentuk oleh alga yang hidup didarat.

2. Seksual (Generatif)
Pada reproduksi seksual terdapat konjugasi gamet sel jantan dan betina
sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet secara morfologi serupa, proses
konjugasi tersebut dinamakan isogami, jika gamet berbeda ukuran maka
proses konjugasi tersebut dinamakan heterogami. Ovum (sel telur betina)
berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma)
berukuran kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual ini disebut oogami.
Isogami, perkembangbiakan secara kawin antara sel jantan dengan sel betina
yang berukuran sama.
Anisogami, perkembangbiakan secara generative yang jenis kelaminnya
dapat dibedakan dari ukurannya (sel kelamin jantan lebih kecil daripada sel
kelamin betina).
Oogami, perkembangbiakan antarorganisme yang berbeda jenis kelaminnya
dan masing-masing jenis telah mempunyai gamet, yaitu gamet jantan
(spermatozoid) dan gamet betina (ovum).
Fisiologi Alga
Sebagian besar alga ditemukan di perairan, laut maupun air tawar dan
lokasinya tergantung pada keberadaan nutrisi, panjang gelombang cahaya dan
permukaan substrat untuk tumbuh. Namun ada juga alga yang ditemukan ditanah.
Beberapa spesies alga hidup di salju dan es didaerah kutub dan puncaknya
gunung. Beberapa alga hidup pada sumber air panas dengan temperatur berkisar
70o C, meskipun temperatur optimal untuk alga termal ini adalah diantara 50-
54oC. Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid
dan fikobilin. Semua pigmen fotosintesis ini terdapat pada kloroplas. Seluruh alga
memiliki klorofil a yang terdapat pada semua organisme fotosintetik kecuali
bakteri fotosintetik. Klorofil yang lain adalah klorofil b,c,d dan e. Ada dua macam
karotenoid, yaitu karoten dan xantofil. Ada dua macam fikobilin yaitu fikosianin
dan fikoeritrin. Adanya pigmen-pigmen lain dapat menutupi klorofil. Contohnya,
beberapa alga berwarna cokelat karena memiliki pigmen xantofil dan karoten
dalam jumlah besar menutupi warna hijau yang dipantulkan oleh klorofil.
Beberapa alga tidak berwarna dan tidak melakukan proses fotosintesis sehingga
dianggap sebagai protozoa oleh beberapa ilmuwan. Hasil fotosintesis alga
disimpan sebagai produk cadangan makanan dalam bentuk granul atau globul
dalam sel-selnya. Misalnya, alga hijau biru menyimpan hasil fotosintesisnya
dalam bentuk pati. Beberapa alga lain menyimpan hasil fotosintesisnya dalam
bentuk minyak atau lemak.

Ciri-ciri Alga
  Bersel eukariotik (sudah mempunyai membrane sel yang sesungguhnya)
  Uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak)
  Berhabitat di lingkungan air (air laut dan air tawar)
  Autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki klorofil).
  Bereproduksi secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)
KLASIFIKASI ALGA
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston,
sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat
bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena
naik turunnya air akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.

Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya.


Misalnya, Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga
Platymonas sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga ada yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa
filamen (kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk
filamen. Alga uniseluler ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil) dan
ada yang tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang mikroskopis tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, ada alga yang membentuk koloni
berupa. filamen berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen membentuk alat khusus
untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat tersebut
dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk filamen umumnya
berbentuk bola atau pipih tanpa pelekap.

Kelompok-kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat,
alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
a.      Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat
(fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil
pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain
seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar
dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp.
atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan
tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi
pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.

1)     Ciri-ciri alga cokelat


Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut.
a) Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk
tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang.
b) Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan
diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
c) Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan
tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat
pada alga ini berupa laminarin.
d) Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian
luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam
alginat (algin).
e) Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan transportasi pada tumbuhan darat.

2)      Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak
dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air
tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah
literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di
kedalaman 220 meter pada air yang jernih.

3)      Cara hidup


Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang
menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang
menyerupai batang.

4)      Peranan alga cokelat dalam kehidupan


Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam
alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam
pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem
sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak
dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi
sedangkan fosfornya rendah.
5)      Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau
isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan
generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus
vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi,
Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan
oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang
fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak.
Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium
yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang
menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu
sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar
dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium
jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan
tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari
setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu
membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu
substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain:
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Phaeophyta memiliki pigmen dominan fukosantin, bertalus terbesar di
antara alga yang ada, dan memilliki pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang
antarsel.
Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga
ini banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik
sebelah barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari
Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan
Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
e) konseptakel terdapat di ujung cabang-cabang
f)  hidup di daerah literal dan sublitoral
g) hidup melayang di air atau melekat pada substrat.
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat bereproduksi secara seksual tetapi
dapat melakukan fragmentasi (Solomon et al. 2005).

b.      Alga Merah (Rhodophyta)


Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran
dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain
tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan
fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna
biru.
1)    Ciri-ciri alga merah
a) Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah
yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
b) Tidak memiliki flagela.
c) Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah
dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir.
Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen
kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah
mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
d) Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak
di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat
yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin
dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium
menunjukkan warna kemerah-merahan.

2)      Cara hidup


Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang
heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat
parasit pada alga lain.
3)      Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada
tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui,
hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya
organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik
di lautan maupun di perairan tawar.

4)      Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang
talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.
Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang
lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah
membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau
benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang
membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara
pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding
perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam
karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian
bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen.
Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam
sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing
memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora.
Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai
protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru
lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora
akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium
jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit
kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta
antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium,
Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.

5)      Peranan alga merah dalam kehidupan


Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan
antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma
spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai
sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai
bahan yang dipakai untuk  mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan
bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral
menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini
sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga
kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell
et al. 2003; Solomon et al. 2005).

Rhodophyta berpigmen dominan fikoeritrin, mempunyai pirenoid untuk


menyimpan tepung fluorid dan fluoridosid. Alga merah tidak menghasilkan
sel yang motil.

c.       Alga Keemasan (Chrysophyta)


Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas.
Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding
sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten,
dan santofil.
1)      Ciri-ciri alga keemasan
Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut :
a. Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
b. Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela
heterodinamik, yaitu sebagai berikut.
1. Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut
mastigonema. Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela
pleuronematik mengarah ke anterior.
2. Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut
akronematik, mengarah ke posterior.
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya
(contohnya pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya
(contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan
memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai
satu flagela atau dua flagela yang sama bentuknya.
c) Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid
yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan
berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di
dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
2)      Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
3)      Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan
sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang
dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga
fukbsantin.
4)      Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil
berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara
membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot
yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada
umumnya.
5)      Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan
penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005;
Solomon e( al. 2005).
d.      Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga
yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom
bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.
1)      Ciri-ciri umum diatom
a) Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah
(kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran
lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat
rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).
b) Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c) Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram,
seperti huruf H, periferal, dan pipih.
2)      Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton
atau bentos.
3)      Cara hidup
Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen
fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten,
fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.
4)      Reproduksi
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat
diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka
memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang
lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel
lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran
tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel
induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan
yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran
minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom
menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur
membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran
normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan
kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
5)      Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi
tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan
pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara,
bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al.
2005).

e.       Alga Hijau (Chlorophyta)


Alga hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding
sel yang mirip dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat ini,
banyak ilmuwan yang memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae.
1)      Ciri-ciri alga hijau
Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai berikut :
a) Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.
b) Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang
menyerupai tumbuhan tinggi.
c) Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok,
busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA.
Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi
yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi,
mitokondria, dan retikulum endo-plasma.
d) Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma
(bintik mata merah).
e) Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil,
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
f) Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang
demikian disebut eukarion.
g) Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.
2)      Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada
pula yang hidup di tempat yang kering.
3)      Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena
adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis
dengan jamur membentuk lumut kerak.
4)      Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora
yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah
pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan
satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya
zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
5)      Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di
manapun habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox,
Chlamydomonas, Ulva, dan Stigeoclonium.

Alga yang Menguntungkan


        Chlorella dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan (food supplement)
karena mengandung protein yang tinggi.
        Spirogyra dimanfaatkan sebagai bahan sayuran, karena dapat berfotosintesis.
        Navicula dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan
peledak. Selain itu dimanfaatkan sebagai campuran semen dan sebagai bahan
penggosok.
        Laminaria dimanfaatkan di bidang industri tekstil (bahan pembuat gel, seperti
hand and body), bidang makanan (ice cream), dan dimanfaatkan untuk
membuat obat-obatan karena menghasilkan garam sodium, potassium, dan
iodine.
       Gelidium dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar yang dapat dimakan.
        Eucheuma dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar untuk keperluan
laboratorium.
       Gracillaria dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk es rumput laut.

  
Alga yang Merugikan
        Alga hijau dapat mengganggu suatu perairan yang terlalu subur, karena alga
ini dapat merubah warna airnya dan menimbulkan bau.
        Alga merah bila terbanyak jumlahnya di laut akan menyerap O2, sehingga
menyebabkan populasi hewan yang ada di laut (ikan) akan berkurang / mati.

B. Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal
dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya
yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena
tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran
tubuhnya antara 3-1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri
dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan sistem
yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa
mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti
bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak
menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia.

Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan
salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan
oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain
membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.

Ciri-ciri umum :

  Organisme uniseluler (bersel tunggal).


  Eukariotik (memiliki membran nukleus).
  Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
 Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat
apapun.
  Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
  Hidup bebas, saprofit atau parasit.
 Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan
berperan penting sebagai indikator polusi.
  Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
  Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
  Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela.

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif


dengan silia atau memiliki membran sel dari zat lipoprotein dan bentuk
tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan
bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa
dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan
pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi
inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan
pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar
terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai
inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang
baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka
amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi
amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik
kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat
keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran
tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.

Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan


sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk
mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda
pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada
keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk
mempertahankan hidupnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan
tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan alga.
Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis
protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang
tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka
luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar
Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan
tahun dapat membentuk batuan kapur.Protozoa merupakan sel tunggal yang
dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela
atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat
gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
Kelas Berdasarkan Alat Gerak

Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:

1. Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)


Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran
protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan
sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling
mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup
di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus,
Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang
hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca,
Entamoeba coli.

 Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
 Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan
disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
 Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
 Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah
globigerina.
 Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.

2. Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu


cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai
alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu :

Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.


Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox
globator.Zooflagellata.
Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma
gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

 Golongan phytonagellata

- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan


ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa
dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat
mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)

 Golongan Zooflagellata, contohnya :

- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan


penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) Þ lalat Tsetse (Glossina
sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis Þ tsetse sungai
Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans Þ tsetse semak -
Trypanosoma cruzl Þ penyakit chagas - Trypanosoma evansi Þ penyakit
surra, pada hewan ternak(sapi). - Leishmaniadonovani Þ penyakit kalanzar
- Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan

3. Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata


ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih
pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti
besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis
RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil)
yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium
coli .

 Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua


jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang
berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis
(osmoregulator).

Memiliki dua jenis inti Þ Makronukleus dan Mikronukleus (inti


reproduktif). Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual Þ
konyugasi.

 Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.

4. Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak


hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara
vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual)
disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ
Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus,
menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya.
Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex)
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya
parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa


protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran
pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik
mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme
aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan
atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan
dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik
secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksigendan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi
melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi
melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk
melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke
dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola
dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan
secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari
kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang
fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola
besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami
pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan
tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar
kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma
secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara
inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok
Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom.
Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah
makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya
dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada
umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-
25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat
keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.

 Adaptasi Protozoa

Sebagai predator, memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri,


dan microfungi. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam
mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap
makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,
mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan
atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa
yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut
vakuola.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara


tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista,
protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu
yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses
terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi
spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan
rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain.
Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk
memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses
mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan
proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi.


Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual,
sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang
individu protozoon adalah hermaphroditic. Nama lain untuk protozoa adalah
Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri
amuba.

Cara Reproduksi Protozoa

Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara


aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu
dengan cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini
dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya
sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak
sama. Jika pada proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan
dua anak sel, maka disebut pembelahan biner, namun apabila terbentuk
banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap (multipel
fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu
dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua
individukemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi
perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan
menghasilkan satu individu baru. Cara pembiakan ini disebut
dengan konjugasi.

Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia


  a.   Peran yang Menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut
merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan
bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang
secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah
dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa
merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah
kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang
bergunasebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya
jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok.

b.   Peran yang Merugikan


Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena
termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis
protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan
penyakit.
Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit
antara lain:
• Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis.
• Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria.
• Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit
tidur.
• Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar.
• Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita.
• Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari berbagai pembahasan dibab sebelumnya, maka dapat di tarik


kesimpulan yaitu:

1. Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya


terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar,
batang, dan daun).
2. Ciri-ciri alga, seperti bersel eukariotik, uniseluler dan multiseluler,
berhabitat air laut maupun air tawar, autotrof, dan bereproduksi secara
vegetative dan generative.
3. Klasifikasi alga ada empat, yaitu Chlorophyta (Alga Hijau),
Chrysophyta (Alga Keemasan), Phaeophyta (Alga Cokelat), dan
Rhodophyta (Alga Merah).
4. Alga ada yang menguntungkan (seperti Chlorella, Spirogyra, Navicula,
dll) dan ada yang merugikan (seperti alga hijau dan alga merah).
5. Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama .
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa
memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu berukuran antara 3-
1000 mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk
bola, memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia
6. Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies
bersifat parasit. Hidupnya secara soliter ada juga yang berkoloni dan
kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa pseudopodia, silia , atau
flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system reapirasinya.
Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
7. Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata ,
Sporozoa. Protozoa juga berperan penting dalam kehidupan, salah
satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa protozoa juga
merugikan karena  menyebabkan penyakit.
IV.2 Saran

Bila ingin di konsumsi pilihlah alga yang memang dimanfaatkan


sebagai makanan (seperti Gracillaria, Gelidium, Chlorella).
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah


Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Prawirohartono,Slamet dan Hidayati,Sri. 2007. Sains Biologi. Bumi Aksara;


Jakarta

Pryantoro, Adi. 2010. Ciri – Ciri Cholorophyta (Alga Hijau).


http://adios19.wordpress.com. Diakses tanggal 1 Oktober 2015.

Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI


Press.

Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah


Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas


X. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai