Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

ADVANCED MANUFACTURING TECHNOLOGY, JIT, TARGET COSTING, AND


PRODUCT LIFE-CYCLE COSTING

Advanced Manufacturing Technology (AMT)

Perusahaan kelas dunia telah berinvestasi di AMT seperti computer-aided design (CAD),
computer-aided manufacturing (CAM), robotics, computer-aided engineering (CAE),
computreised numerical control machines (CNC), enterprise resource planning (ERP)
system, dan flexible manufacturing system (FMS). Sistem-sistem tersebut banyak
mengintegrasikan AMT ke dalam sistem yang terintegrasi (Drury, 1992). Beberapa penelitian
lain (Kaplinsky, 1984; Lei dan Goldhar, 1991; Meredith, 1987) mempertimbangkan AMT
menjadi multidimesi yang dapat meliputi teknik dan disain berbantuan komputer,
pengendalian pabrikasi berbasis komputer, komputerisasi akuntansi, sistem pengendalian
persediaan, dan sistem penelusuran penjualan (Jonsson, 2000). AMT membantu merubah
aturan kompetisi di industri, yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan perusahaan
berdasarkan penggunaan AMT (Jonsson, 2000).

Strategi Manajemen Produksi

Literatur manajemen produksi dan operasi mengusulkan sejumlah strategi manajemen


produksi, yaitu:

1. Persyaratan bahan dan sistem perencanaan sumberdaya pabrikasi (MRP)


2. Optimalisasi teknologi produksi (OPT)
3. Sistem pabrikasi just-in-time (JIT)

Sebuah sistem MRP menentukan (a) kuantitas dan waktu permintaan barang jadi, (b)
persyaratan untuk komponen bahan baku material dan (c) pemasangan sebelumnya untuk
setiap tahapan produksi. Untuk mengoperasikan sebuah sistem MRP, organisasi harus
memiliki (a) master jadwal produksi; (b) tagihan file bahan; (c) file persediaan; dan (d)
master file komponen.

Philosofi OPT menyatakan bahwa sasaran utama dari proses pabrikasi adalah untuk
menghasilkan uang. Tiga kriteria penting yang dapat diidentifikasi untuk mengevaluasi

1
kemajuan terhadap pencapaian sasaran, yaitu: throughput, persediaan dan biaya operasi.
Throughput mengacu pada waktu saat sebuah produk mulai selama proses produksi sampai
menjadi barang jadi (Drury, 1992).

Pendekatan Just-in-Time

Pendekatan JIT melibatkan komitmen berkelanjutan pada pencarian keunggulan dalam semua
tahapan disain sistem pabrikasi dan operasi. Tujuan dari JIT adalah untuk memproduksi item
yang disyaratkan, pada kualitas tertentu dan dalam kualitas tertentu pada saat yang tepat.

JIT memiliki sasaran utama: eliminasi dari aktivitas non value added, nol persediaan, nol
kerusakan, batch sizes of one, nol gangguan, 100% pelayanan tepat waktu.

JIT menggunakan pertimbangan keunggulan pabrikasi dengan memfokuskan pada kualitas


dan proses pabrikasi dibandingan hanya pada produk saja.

Implikasi Strategi Manajemen Produksi untuk Merancang dan Menggunakan Sistem


Akuntansi Manajemen/Biaya

Rancangan sistem akuntansi manajemen dan biaya untuk mencatat kos produk dalam menilai
persediaan dan melaporkan laba periodik dipengaruhi oleh sistem manajemen dan strategi
produksi yang telah diimplementasikan.

MRP dan sistem akuntansi biaya: MRP menyediakan dasar untuk penjadwalan produksi
dan pembelian bahan baku. Konsekuensinya tidak akan mempengaruhi disain sistem product
costing untuk mengalokasikan cost antara cost of goods sold dengan persediaan (Drury,
1992).

OPT dan sistem akuntansi biaya: overhead seharusnya dialokasikan untuk memproduksi
berdasarkan throughput time. Manajemen dapat memberikan sinyal kepada manajer operasi
dengan menekan throughput time yang akan menekan kos produksi (Drury, 1992).

JIT dan sistem akuntansi biaya: penerapan sistem JIT akan mempengaruhi: penelusuran
kos, meningkatkan keakuratan product-costing, mengurangi kebutuhan untuk
mengalokasikan kos service-centre, merubah perilaku dan pentingnya kos tenaga kerja
langsung, mempengaruhi sistem job-order dan process costing.

Dalam sebuah lingkungan pembelian JIT, gudang tidak terlalu dibutuhkan dan kos
penyimpanan bahan dapat ditekan. Dalam pabrikasi JIT, pengurangan kos tidak langsung dan

2
peningkatan kos langsung mengurangi kebutuhan untuk mengalokasikan kos yang lebih
detail dalam berbagai aktivitas, kos dapat ditelusur langsung pada setiap produk yang akan
meningkatkan keakuratan product-costing. Dalam sebuah lingkungan JIT, banyak kos dapat
didesentralisasi. Pengadopsian JIT dapat berpengaruh terhadap kos tenaga kerja langsung
dengan cara: pengurangan tenaga kerja langsung sebagai persentase dari total kos pabrikasi,
dan tenaga kerja langsung berubah dari variable cost menjadi fixed cost. Philosofi JIT nol
persediaan: perhitungan unit cost menjadi mudah yaitu membagi kos periode untuk sebuah
proses dengan jumlah unit yang diproduksi. Perhitungan unit ekuivalen tidak terlalu
dibutuhkan dan tidak ada ekuivalen terutang untuk kos periode.

Kaitan Produksi JIT dan Otomatisasi

Implementasi JIT yang sukses memberikan perusahaan fleksibilitas, keseimbangan proses


produksi yang sederhana yang membuat otomatisasi mudah untuk diimplementasikan. JIT
harus dijadikan langkah awal dalam mengimplementasikan proses pabrikasi otomatisasi.

Kaitan Produksi JIT dengan ABC

Dalam praktek, hubungan antara JIT dengan ABC tidak begitu jelas. Beberapa peneliti
beragumen bahwa JIT merupakan pengganti untuk memotong data akuntansi biaya dan
bahwa secara fisik lebih penting (McNair, Mosconi dan Morris, 1989; Cooper dan Kaplan,
1991; Cobb, 1993).

Kaitan Otomatisasi dengan ABC

Dengan otomatisasi proses produksi menjadi lebih cepat yang membutuhkan keakuratan data.
Sistem ABC dapat memberikan informasi yang terkait dengan kos dan kinerja aktivitas juga
sumberdaya yang lebih akurat dan cepat karena manajer hanya cukup fokus pada aktivitas.

Target Costing

Target costing memiliki tiga dasar premis: (a) orientasi produk pada pelanggan, (b) perlakuan
kos produk sebagai sebuah variable independen, (c) proaktif bekerja untuk mencapai target
kos selama produk dan proses dikembangkan.

Product Life-Cycle Costing

Product life-cycle costing adalah proses menelusuri dan menentukan kos dari sebuah produk
melalui keseluruhan daur hidup, dari mulai muncul sampai tidak digunakan lagi.

Anda mungkin juga menyukai