Mikromiretik
Mikromiretik
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi
koloid dicirikan oleh pertikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang
partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop
optik, Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan gram granular
dalam kisaran ayakan.
Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (yakni dalam suatu sampel
polidispers), dua sifat penting yaitu : (1) bentuk dan luas permukaan partikel, dan (2) kisaran
ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan karenanya luas permukaan
total.
Pengetahuan dan pengontrolan ukuran partikel dan jarak ukuran partikel sangat penting
diketahui karena hubungannya terhadap sifat-sifat fisika, kimiawi, dan farmakologi suatau
obat. Dalam pembuatan tablet dan kapsul, pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan
untuk mendapatkan sifat yang baik dari granulat atau serbuk, sedangkan dalam formulasi
suspensi dan emulsi, stabilitas fisika maupun proses biologinya juga tergantung dari ukuran
partikel bahan obatnya, Secara klinik, ukuran partikel mempengaruhi pelepsan obat dari
sediaan yang diberikan baik secara oral, parenteral, rektal, maupun topikal.
Untuk menentukan ukuran atau dimensi dari pertikel-pertikel didasarkan atas analogi sifat-
sifatnya seperti luas permukaan, volum, dan proyeksinya atau pengendapannya (sedimentasi)
terhadap “diameter bola ekivalen”, misal :
Tipe diameter yang diperoleh menggambarkan metode pengukuran yang digunakan, misal :
“Diameter permukaan” : diperoleh dengan metode mikroskopik
“Diameter volume” : diperoleh dengan metode adsorpsi
“Diameter terproyeksi” : diperoleh dengan metode sedimentasi
“Diameter stoke” : diperoleh dengan metode Coulter Counter
Metode penentuan ukuran partikel yang paling sederhana adalah dengan metode mikroskopik
dan pengayakan.
Banyaknya partikel dalam suatu kisaran ukuran (n) yang titik tengahnya d, adalah satu
dari garis tengah ekuivalen, p adalah suatu indeks yang dihubungkan pada ukuran dari masing-
masing partikel, karena d dipangkatkan p = 1, p = 2, atau p = 3 adalah suatu pernyataan dari
masing-masing panjang, permukaan atau volume partikel. Harga indeks p juga memutuskan
apakah rata-rata tersebut adalah aritmatik (p positif), geometrik (p nol), atau harmonik (p
negatif). Untuk suatu kumpulan partikel, frekuensi dengan mana suatu partikel dalam suatu
kisaran ukurantertentu dinyatakan oleh ndf . Bila indeks frekuensi, f, mempunyai harga-harga
0, 1, 2, atau 3, maka distribusi frekuensi ukuran masing-masing dinyatakan dalam jumlah total
partikel, panjang partikel, permukaan partikel atau volume partikel tersebut.
Bila jumlah atau berat partikel yang terlatak dalam suatu kisaran ukuran tertentu diplot
terhadap kisaran ukuran atau ukuran partikel rata-rata, akan diperoleh kurva distribusi
frekuensi.
2. Metode pengayakan. Metode ini menggunakan satu seri ayakan standar yang
dikalibrasi oleh The National Bureau of Standards. Ayakan umunya digunakan untuk
memilih partikel-partikel yang lebih kasar; tetapi jika digunakan dengan sangat hati-
hati, ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44 µm.
(Ayakan nomor 325 atau nomor mesh 325). Istilah mesh digunakan untuk menyatakan
jumlah lubang tiap inci linear. Ayakan yang dihasilkan oleh foto-eksa dan cara
pembentukanlistrik sekarang ada dalam lubang mulai dari 90 µm sampai terkecil 5 µm.
Untuk analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun 5 berturut-turut mulai dari yang
kasar di atas sampai dengan yang halus di bawah. Kelebihan metode ini adalah praktis,
sangat cepat, tidak bersifat subjektif, dan lebih mudah diamati. Namun demikisn,
menurut Herdan, kesalahan pengayakan akan timbul dari sejumlah variabel termasuk
beban ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan. Pengayakan juga dapat
menyebabkan penjebolan dari bahan-bahan granul farmasetis. Selain itu, diameter
partikel tidak dapat ditentukan karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor
mesh ayakan, tidak dapat melihat bentuk partikel, dan partikel dapat mengalami
agregasi karena getaran sehingga ukurannya tidak pasti.
Beberapa kategori jenis serbuk :
➢ Serbuk sangat kasar 5/8
➢ Serbuk kasar ialah serbuk 10/40
➢ Serbuk agak kasar ialah serbuk 22/60
➢ Serbuk halus ialah serbuk 85
➢ Serbuk sangat halus sekali ialah serbuk 120
ALAT
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Pengayak
4. Pipet tetes
5. Beaker glass
BAHAN
1. Asetosal
2. Paraffin liq
3. Granul A
V. CARA KERJA :
1. Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas kebawah makin
besar nomor pengayakan.
2. Sejumlah serbuk yang telah ditimbang diletakan pada pengayak paling atas, ditutup
dan mesin pengayak dihidupkan selama waktu tertentu (biasanya 10 menit), maka
pengayak akan bergetar dan serbuk yang lebih halus akan turun.
3. Fraksi yang tersisa pada masing-masing pengayak ditimbang.
4. Fraksi rata-rata partikel partikel dihitung dari rata-rata lubang pengayak yang dapat
dilewati dan lubang pengayak yang menahan serbuk tersebut.
5. Buat distribusi ukuran partikel dan hitung diameter rata-rata partikel.
Xi Jumlah
Rentang
Renta Data n.d n.d2 n.d3 n.d4
Data
ng (d) (n)
10 – 70 40 75 3.000 120.000 4.800.000 192000000
71 – 131 101 38 3.838 387.638 39.151.438 3954295238
132 – 192 162 28 4.536 734.832 119.042.784 1,928493101 x1010
193 – 253 223 19 4.237 944.851 11.089.567 4,698649538 x1010
254 – 314 284 14 3.976 1.129.184 320.688.256 9,10754647 x1010
315 – 375 345 7 2.415 833.175 287.445.375 9,916865438 x1010
376 – 436 406 9 3.654 1.483.524 602.310.744 2,445381621 x1011
437 – 497 467 5 2.335 1.090.445 509.237.815 2,378140596 x1011
498 – 600 549 5 2.745 1.507.005 827.345.745 4,54212814 x1011
Jumlah (∑) 200 30.736 8.230.654 2.725.911.724 1,197226876 x1012
2. Metode Pengayakan
No. Mesh Berat (w) Diameter (d) Bobot (%) %bobot x diameter
20 22,3292 850 22,4828 19.110,38
40 45,0332 425 45,3096 19.256,58
80 30,6879 180 30,8990 5.561,82
100 1,2455 150 1,2540 188,1
120 0,0178 125 0,0179 2,2375
Pan 0,0031
Jumlah 99,3167
Penimbangan awal
Sampel granul A = 100 gr
100 – 99,3167
% kehilangan serbuk = x 100%
100
= 0,6833%
𝑤1 𝑑1 + 𝑤2 𝑑2
D rata-rata = 𝑤1 + 𝑤2
VIII. PEMBAHASAN
A. Mikroskopik
1. Pada pengukuran partikel secara mikroskopik kita harus melakukan kalibrasi skala okuler dengan
𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
bantuan skala obejktif, yaitu dengan rumus 𝑥 10 𝜇𝑚. Di mana 10 𝜇𝑚 tersebut
𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟
5
merupakan nilai satuan skala objektif, stelah kita melakukan kalibrasi maka didapat 5 𝑥 10 𝜇𝑚
= 10 𝜇𝑚 untuk setiap satu skala okluer.
2. Dalam pembuatan suspensi encer kita mencampurkan serbuk asetosal dengan larutan parafin agar
tidak larut dan terbentuk suspensi yang bertujuan untuk memudahkan pengukuran partikel.
3. Untuk memperoleh data yang valid dalam pengukuran partikel maka dilakukan penghitungan
sebanyak 200 partikel.
4. Dari data hasil perhitungan diperoleh luas permukaan spesifik (volume dan gram) yang akan
mempengaruhi stabilitas dan pengaruh kelarutannya
5. Bentuk kurva yang didapat tidak sesuai dengan bentuk kurva yang ideal yaitu berbentuk lonceng,
yang menunjukan tentang stabilitas sediaan tablet. Disebabkan pengulangan pengukuran pada
partikel yang sama dan penghimpunan data
B. Pengayakan
• Intensitas getaran : semakin tinggi getaran, maka akan semakin banyak terjadi tumbukan antar
partike lyang menyebabkan terkikisnya partikel dan tidak terayak semua
• Kesalahan dalam penimbangan hasil ayakan masih ada sisa partikel granul yang menempel
3. Metode pengayakan lebih cepat dan praktis dibandingkan metode mikroskopik, karena tidak
membutuhkan waktu yang lama
4. Metode pengayakan memiliki kekurangan yaitu, tidak dapat menentukan diameter partikel karena
ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor messh ayakan
IX. KESIMPULAN :
A. METODE PENGAYAKAN :
20 (22,3292 𝑥 850)+(45,0332 𝑥 425)
a. d 40 = 67,3624
= 565,8784 µm
B. METODE MIKROSKOPIK
X. Daftar Pustaka
- Alred, Martin, dkk. Farmasi Fisika Edisi Ke III. Jakarta: Universitas Indonesia
- Ansel, Howard, C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Ke IV. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
- Diktat Farmasi Fisika Universitas Pancasila
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
MIKROMIRETIK
KELOMPOK : B1.3
NAMA ANGGOTA :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2012