A2 5 Salep Metil Salisilat Jurnal
A2 5 Salep Metil Salisilat Jurnal
I. Latar Belakang
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4
kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat
dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu
dasar salep tersebut (Depkes RI, 2014). Dalam pembuatan obat ada beberapa sediaan
obat yang akan dibuat atau diracik salah satunya salep. Salep biasa digunakan untuk
penggunaan topikal. Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar (Syamsuni,H., 2006).
Sediaan topikal adalah sediaan yang ditujukan untuk peggunaan pada kulit dengan tujuan
untuk menghasilkan efek lokal, seperti lotio, salep, dan krim. Sediaan topikal mengandung
dua komponen dasar yaitu zat pembawa dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan
topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari
sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif kontak dengan
kulit (Sharma, 2008).
Sediaan yang akan dibuat berupa salep dengan bahan aktif Metil Salisilat dengan
dosis oleskan dua kali sehari selama 4 hari (Mattilsynet, 2012). Metil salisilat merupakan
turunan asam salisilat yang digunakan secara topikal dalam sediaan rubifasien
(perangsang kulit ringan untuk menghilangkan nyeri) di sendi dan muskoloskeletal.
Metil salisilat juga digunakan untuk gangguan pembuluh darah perifer ringan seperti
kaligata, dalam aromaterapi dan sebagai antiinflamasi (Sweetman SC, 2009). Metil
salisilat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu 15%
II. Preformulasi
a. ZatAktif
Metil salisilat (Depkes RI,2008)
Strukturkimia
Rumusmolekul C8H8O3
Nama kimia Benzoic acid, 2-hydroxy-methyl ester
Sinonim Methylis Salisilas
Beratmolekul 152,15
Cairan, tidak berwarna, kekuningan atau
Pemerian kemerahan, berbau khas dan rasa seperti gandapura.
Mendidih antara 219º dan 224º disertai peruraian.
Strukturkimia
Rumusmolekul
Beratmolekul
Lembaranberwarnaputihtanpacahayaatauputihhalusataubutiranhalu
Pemerian sdengansedikittembuscahaya.
Baunyamiripdenganlilinkuningtetapikurangkuat
Wadah dan
Dalamwadahtertutuprapat, terlindungdaricahaya
penyimpanan
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia Petrolatum
Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow white;
Sinonim
Soft white; yellow petrolatum; yellow petroleum jelly.
Berat molekul
Berwarnakuningpucathinggakuning, tembuscahaya, dan halus.
Pemerian Tidakberbau, hambar, dan tidaklebihdarisedikitfluoresen di
sianghari, bahkanketikameleleh.
Praktistidaklarutdalamaseton, etanol, etanolpanasataudingin
(95%), gliserin, dan air; larutdalambenzena, karbondisulfida,
Kelarutan
kloroform, eter, heksana, dan sebagianbesarminyaktetap dan
volatil.
pH larutan
pKa
Titik lebur 38-56 oC
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Kebanyakanmasalahstabilitasterjadikarenaadanyasejumlahkeci
Panas
lpengotor. Bilaterkenacahaya,
Hidrolisis/oks
kotoraninidapatdioksidasiuntukmenghitamkan petrolatum dan
idasi
menghasilkanbau yang tidakdiinginkan
Cahaya
Kegunaan Pelunak dan bahandasarpembentuksalep
Dalamwadahtertutupdenganbaik, dilindungidaricahaya, di
Wadah dan penyimpanan
tempat yang sejuk dan kering
Propilenglikol (Rowe,2006)
Struktur kimia
BHT
Strukturkimia
(Rowe,2006)
Rumusmolekul C15H24O(Depkes RI,2014)
Nama kimia 2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol (Rowe,2006)
Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol;
butylhydroxytoluene;
butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylated
hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-
Sinonim butyl-4-
hydroxytoluene; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol
CP;
Nipanox BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT;
Topanol; Vianol.
Beratmolekul 220,35 g/mol (Depkes RI,2014)
BHT merupakan kristal padat berwarna kuning, kuning
Pemerian putih atau pucat dengan bau fenolik yang samar(Depkes
RI,2014).
Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol,
larutan hidroksida, alkali dan asam mineral berair. Bebas
Kelarutan larut dalam aseton, benzene, etanol 95%, eter, toluene,
minyak tetap, dan minyak mineral. Lebih larut dari BHN
dalam minyak dan lemak makanan(Depkes RI,2014).
pH larutan -
pKa -
Titiklebur 70oC (Rowe,2006)
Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis -
Stabilitas
Panas Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan
Hidrolisis/oksidasi perubahan warna dan hilangnya aktivitas. (Rowe,2006)
Cahaya
Aquadest(Depkes RI,1995)
Strukturkimia
Rumusmolekul H2O
Nama kimia Aqua Purificata
Sinonim Air murni
Beratmolekul 18,02
Cairanjernih. tidakberwama; tidakberbau,tidak
Pemerian
mempunyai rasa
Kelarutan -
pH larutan Antara 5,0 dan 7,0
pKa 9,2
Titiklebur 0o
Konstanta Dielektrik 78,54
Bobot jenis 1
Stabilitas Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan Pelarut
N Jumla Fungsi
Bahan Alasan Penambahan
O. h Bahan
Metil
1 15% Zataktif Sebagaianalgesic
salisilat
Metil
6 0,5% Pengawet Untukmencegahtumbuhnyamikroba
paraben
Adeps Basis
7 5% Bahan utama dalam pembuatan salep (basis)
lanae salep
Aquade Untukmelarutkanataumencampurkanzat,
8 Qs Pelarut
st sebagaizatpembawa
VI. Perhitungan
Sediaan dibuat sebanyak 100 g
o Metil Salisilat 15%
15 g
= x 100 g=15 gram
100 g
o Cera Alba 10%
10 g
= x 100 g=10 gram
100 g
o BHT 0,05%
0,05 g
= x 100 g=0,05 gram
100 g
o Propilen glikol 5%
5g
= x 100 g=5 gram
100 g
o Metil paraben 5%
5g
¿ x 100g = 5 gram
100 g
o Adeps Lanae 5%
5g
= x 100 g=5 gram
100 g
o Parafin Liquid 5%
5g
= x 100 g=5 gram
100 g
o Vaselin Alba ad 100%
100 g – (15+10+0,05+5+5+5)
= 100 g – 40,05 g = 59,95 gram -> 60 gram
VII. Penimbangan
Jumlah dalam
NO. Bahan Jumlah penimbangan
formula
1
Metil Salisilat 15% 15 g
6 Adeps Lanae 5% 5g
7 Parafin Liquid 5% 5g
3. Ditambahkan metil paraben yang sudah di larutkan dalam propilen glikol kedalam
mortar sambil digerus, lalu ditambahkan basis sedikit demi sedikit sambil digerus
4. Dilarutkan BHT yang telah ditimbang dengan sebagian paraffin liquid yang telah
ditimbang di kaca arloji. Dimasukkan ke dalam mortir, lalu ditambahkan basis
sedikit, diaduk hingga homogen.
6. Salep yang telah jadi ditimbang menggunakan kertas perkamen di atas timbangan
analitik sebanyak 100 g dan dimasukkan kedalam wadah salep beserta diberi
etiket dan brosur.
X. Evaluasi sediaan
N Jumlah Hasil
Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat
o sampel pengamatan
1 Uji organoleptis Pengamatan secara visual. 1 . Warna :
(warna, bau) Bertahan pada
waktu yang lama
Bau : Tidak
menimbulkan bau
tengik.
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia, 2014)
2 Uji pH sediaan Menentukan pH sediaan 1 Sediaan topikal
(FI IV, 1039) dengan pH-meter yang diharapkan
telah dibakukan dengan memiliki pH yang
larutan dapar pH 7 dan pH berada pada pH
4. kullit normal yaitu
4,5- 7.
(Pratimasari D,
2015)
3 Penentuan Mengukur tekanan geser 1 -
viskositas sediaan sediaan pada beberapa
dengan alat kecepatan putar tertentu.
Brokefield-
helipath
5 Uji Isi minimum Keluarkan isi secara 1 Mendapatkan
(FI IV, 997) kuantitatif dari wadah, bobot yang sesuai
Untuk sediaan keringkan dan timbang dengan bobot
semisolid kembali wadah kosong sebenarnya.
beserta bagian-bagiannya. (Kementerian
Perbedaan kedua Kesehatan
penimbangan adalah bobot Republik
bersih isi wadah. Indonesia, 2014)
6 Uji Homogenitas Pengamatan secara visual 1 Sediaan tercampur
(untuk sediaan terhadap sediaan yang homogen.
semisolid) dioleskan tipis-tipis pada (Kementerian
kaca objek. Kesehatan
Republik
Indonesia, 2014)
7 Penetapan kadar Penetapan kadar zat aktif 1 -
zat aktif dengan metode analisis
yang sesuai
Daftar Pustaka