Disusun Oleh :
1. Nurul afifah
2. Putri agustin
3. Ramiro da costamariz
4. Santi widyanti R
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih
jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui
dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena
itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
Besarnya penderita di negara barat seperti, Inggris, Selandia Baru, dan Eropa
Barat juga hampir 15% (Maryam, 2008). Di Amerika Serikat 15% ras kulit
putih pada usia 18-45 tahun dan 25-30% ras kulit hitam adalah penderita
hipertensi (Miswar, 2004).
Indonesia tahun 2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan
pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-18%. Secara nasional Provinsi Jawa
penyakit tidak menular di Jawa Tengah tahun 2012 pada kelompok penyakit
Tahun 2011 sebanyak 446 lansia dan tahun 2012 tercatat penderita hipertensi
penting untuk dicegah dan diobati. Hal ini dikarenakan dapat menjadi
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika
kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penderita
2. Bagi keluarga
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian
lebih dari 150 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg, tekanan sistolik 150-155 mmHg dianggap masih normal pada
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik yang terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang
darah sistolik dan diastolik, dengan tekanan darah sistolik lebih dari
Tabel 2.1
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik
Kategori Tekanan darah sistolik (mmHg) Tekanan darah diastolik (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 - 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
2) Hipertensi sekunder
b. Faktor resiko
a) Usia
jantung(Triyanto, 2014).
b) Lingkungan (stres)
c) Obesitas
(Triyanto, 2014)
d) Rokok
e) Kopi
a) Genetik
b) Ras
4. Patofisiologi
hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja
perifer memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
lanjut usia (Smeltzer & Bare, 2008). Perubahan struktural dan fungsional
5. Manifestasi klinik
lain :
darah.
dampak hipertensi.
tanda klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua
6. Komplikasi
a. Jantung
b. Ginjal
c. Otak
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
mmHg(Dalimartha, 2008).
5) Penurunan stress
b. Penatalaksanaan Farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Disusun Oleh :
1. Nurul afifah
2. Putri agustin
3. Ramiro da costamariz
4. Santi widyanti R
Nama : Ny. R
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Diagnosa medis : Hipertensi
2. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama :
Genogram :
= Perempuan
= laki-laki
= Klien
= meninggal
Tingkat Kategori
5. Aktivitas/Mobilitas
Pola Tingkat 0 Mampu merawat diri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
Tingkat 3 orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan orang
Tingkat 4 lain, dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
istirahat dan tidur
Sebelum sakit = klien mengatakan sebelum sakit sehari tidur 8 jam,
dari jam 21.00 sampai jam 04.00, kualitas tidur baik dan
tidur nyenyak, tidak ada masalah dalam tidur.
Selama sakit = klien mengatakan selama sakit kualitas tidur
berkurang, kadang setiap malam terbangun, tidur 5-6
jam/hari.
6. Pola kognitif
Sebelum sakit = klien mengatakan sebelum sakit tidak merasakan
nyeri dan berkunang-kunang, namun kadang merasakan
pusing.
Selama sakit = klien mengatakan selama sakit merasakan nyeri pada
tengkuk leher.
P = nyeri dirasakan saat beraktifitas
Q = nyeri seperti ditusuk
R = nyeri dibagian tengkuk leher
S = skala 6
T = nyeri hilang timbul
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Sebelum sakit : pasien mengatakan emosi stabil, dan tidak ada pikiran
apapun, pasien bisa bekerja dengan semangat.
Selama sakit :
a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak bisa berajtivitas.
b. Identitas diri : Pasien merupakan seorang istri.
c. Harga diri : Pasien percaya dirinya dapat sembuh dan
segera melakukan aktivitas sehari hari yaitu menjalani hidup
dengan keluarga kecilnya.
d. Ideal Diri : Pasien ingin segera sembuh dan ingin
segera beraktivitas kembali.
e. Peran Diri : Pasien mengatakan dirinya tidak bisa
melakukan kegiatan yang terlalu berat
8. Pola mekanisme koping
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika merasa pusing langsung
minum obat dan istrirahat
Selama sakit : pasien mengatakan jika lemas atau pusing minta
bantuan kepada orang lain
9. Pola seksual reproduksi
Sebelum sakit = klien mengatakan sebelum sakit mandi 2x/hari mandi
dilakukan secara mandiri, selalu menjaga kebersihan.
Selama sakit = klien mengatakan selama sakit mandi hanya 1x dalam
sehari
10. Pola peran berhubungan dengan orang lain
Sebelum sakit : pasien mengatakan hubungan dengan teman saudara
atau yang lainnya baik baik saja.
Selama sakit : pasien mengatakan lebih senang sendiri atau bersama
keluarga sendiri karena merasa takut penyakitnya
menular apalagi dikala pandemic.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu rajin ibadah sholat dan mengaji
Selama sakit : pasien mengatakan tetap melakukan ibadah sholat dan
mengaji walapun terkadang sambil duduk jika
merasakan lemas.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
13. Kulit
Kulit bersih, warna sawo matang, kulit keriput, turgor normal, tidak
ada edema.
14. DATA PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan Penunjang
-
A. Analisa data
Tgl / jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencidera fisiologis : peningkatan
tekanan vaskuler serebral (D.0077)
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (D.0056)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
(D.0055)
C. Planning / intervensi
Tgl / jam Diagnosa Tujuan & Planning TTD
keperawatan Kriteria Hasil
28-12- Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara Putri
2020/ dengan agen tindakan keperawata komprehensif
11.00 pencidera 3x24 jam klien dapat meliputi
fisiologis : mengontrol nyeri lokasi,karakteristik,
peningkatan dengan kriteria : durasi,
tekanan vaskuler 1. Mengenal faktor frekuensi,kualitas,
serebral (D.0077) nyeri intensitas
2. Tindakan 2. Observasi reaki
pertolongan nonverbal dan
nonfarmakologi ketidaknyamanan
3. Mengenal tanda 3. Gunakan komunikasi
pencetus nyeri untuk terapeutik agar klien
mencari pertolongan dapat
4. Melaporkan nyeri mengekspresikan
berkurang dengan nyeri
menggunakan 4. Ajarkan penggunaan
manajemen nyeri teknik
5. Menyatakan rasa nonfarmakologi
nyaman setelah nyeri :teknik relaksasi
berkurang progresif
5. Berikan analgetik
sesuai anjuran
6. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas Putri
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
7. ajarkan pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi dan
pemberian jus tomat
untuk menurukan
hiperteni
D. Implementasi
Tgl / Diagnosa Implementasi Respon TT
jam keperawatan D
28- Nyeri 1. MengKaji nyeri DS: klien mengatakan Putr
12- berhubunga secara nyeri pada tengkuk i
2020 n dengan komprehensif leher, jika mau
13.00 agen meliputi berpindah tempat dan
pencidera lokasi,karakteristik, naik tangga
fisiologis : durasi, memerlukan bantuan
peningkatan frekuensi,kualitas, dari keluarga, nyeri
tekanan intensitas hilang timbul pada
vaskuler bagian tengkuk leher
serebral P = nyeri dirasakan
(D.0077) saat beraktifitas
Q = nyeri seperti ditusuk
R = nyeri dibagian tengkuk
leher
S = skala 6
T = nyeri hilang timbul
DO: klien tampak
meringis kesakitan
TTV : Putr
TD : 170/110 mmHg i
S : 36,2˚C
RR : 20x/menit
HR : 95x/menit
ADL :
- Makan secara
mandiri Putr
- Mandi secara i
mandiri
- Berpakaian secara
mandiri Putr
- Eliminasi secara i
mandiri
- Berpindah dibantu
orang lain
Putr
Indeks katz : B
i
Intoleransi 2. Mengajarkan
13.15
aktifitas penggunaan teknik
berhubunga nonfarmakologi
DS : klien mau untuk
n dengan :teknik relaksasi
diajarkan teknik non
ketidakseim progresif Putr
farmakologi teknik
bangan i
relaksasi otot progresif
antara suplai
DO : Klien tampak
dan
mau mengikuti
kebutuhan
perintah perawat
oksigen
(D.0056) Putr
i
3. Mengajarkan
13.30
pendidikan
kesehatan tentang
DS : Klien bersedia
hipertensi dan
diberikan pendidikan
pemberian jus tomat Putr
kesehatan tentang
untuk menurukan i
hipertensi dan
hipertensi sesuai
pemberian jus tomat
jurnal Pengaruh
unk menurunkan
Pemberian jus
hipertensi
tomat terhadap
DO : klien tampak
tekanan
Memahami dan
bersedia meminum jus
13.40 tomat yang diberikan
oleh perawat
Putr
4. Menentukan i
keterbatasan klien
terhadap aktifitas DS : klien mengatakan
hampir jatuh saat akan
bangun tidur karena
nyeri pada tengkuk
leher dan mata Putr
berkunang-kunang. i
DO : klien tampak sulit
untuk beraktifitas
seperti berpindah
13.50 tempat dan naik tangga
membutuhkan bantuan
keluarga Putr
5. Mentukan penyebab
i
lain kelelahan
DS : klien mengatakan
kaki terasa kaku saat
untuk berjalan, klien
pernah jatuh saat akan
berpindah ketempat
lain tanpa bantuan
orang lain.
14.00 DO : klien tampak
Gangguan duduk dan klien
pola tidur tampak lemah.
6. Menciptakan
berhubunga
suasana lingkungan
n dengan
yang tenang dan
kurangnya
nyaman
kontrol tidur DS : klien mengatakan
(D.0055) selama sakit tidur dan
istirahat menjadi
berkurang, kadang tiap
malam terbangun,
awalnya sebelum sakit
selama 8 jam, namun
sekarang saat selama
sakit menjadi 5-6 jam
DO : klien tampak
14.15 terlihat sayu karena
kurang tidur
7. Melengkapi jadwal
tidur secara teratur
DS : Klien mengatakan
bersedia mengikuti
anjuran perawat untuk
dibuatkan jadwal tidur
secara teratur agar
keluhan berkurang
DO : Klien tampak
29- megikuti anjuran
12- Nyeri perawat
2020 berhubunga
08.30 n dengan
8. Mengkaji nyeri
agen
secara
pencidera
komprehensif
fisiologis :
meliputi
peningkatan DS: klien mengatakan
lokasi,karakteristik,
tekanan masih teraasa nyeri
durasi,
vaskuler pada tengkuk leher,
frekuensi,kualitas,
serebral jika mau berpindah
intensitas
(D.0077) tempat dan naik tangga
memerlukan bantuan
dari keluarga, nyeri
hilang timbul pada
bagian tengkuk leher
P = nyeri dirasakan
saat beraktifitas
Q = nyeri seperti
ditusuk
R = nyeri dibagian
tengkuk leher
S = skala 6
T = nyeri hilang
timbul
DO: klien tampak
meringis kesakitan
TTV :
TD : 160/100 mmHg
S : 36,2˚C
RR : 20x/menit
HR : 95x/menit
ADL :
- Makan secara
mandiri
- Mandi secara
mandiri
09.00 - Berpakaian secara
Intoleransi mandiri
aktifitas - Eliminasi secara
berhubunga 9. Mengajarkan
mandiri
n dengan penggunaan teknik
ketidakseim nonfarmakologi - Berpindah dibantu
bangan :teknik relaksasi orang lain
antara suplai progresif Indeks katz : B
dan
kebutuhan
oksigen
(D.0056) DS : klien mau untuk
10.00 diajarkan teknik non
farmakologi teknik
relaksasi otot progresif
10. Mengajarkan DO : Klien tampak
pendidikan mau mengikuti
kesehatan tentang perintah perawat
hipertensi dan
pemberian jus tomat
untuk menurukan
hiperteni sesuai
jurnal Pengaruh
Pemberian jus
tomat terhadap DS : Klien bersedia
11.00 tekanan darah diberikan pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi dan
pemberian jus tomat
unk menurunkan
11. Menentukan hipertensi
keterbatasan klien DO : klien tampak
terhadap aktifitas Memahami dan
bersedia meminum jus
tomat yang diberikan
oleh perawat
DS : klien mengatakan
12.00 hampir jatuh saat akan
bangun tidur karena
nyeri pada tengkuk
leher dan mata
berkunang-kunang.
12. Menentukan DO : klien tampak sulit
penyebab lain untuk beraktifitas
kelelahan seperti berpindah
tempat dan naik tangga
membutuhkan bantuan
keluarga
12.30
DS : klien mengatakan
kaki terasa kaku saat
untuk berjalan, klien
pernah jatuh saat akan
13. Menciptakan
berpindah ketempat
suasana lingkungan
lain tanpa bantuan
yang tenang dan
orang lain.
nyaman
DO : klien tampak
duduk dan klien
tampak lemah.
DS : klien mengatakan
selama sakit tidur dan
Gangguan istirahat menjadi
pola tidur berkurang, kadang tiap
berhubunga malam terbangun,
n dengan 14. Melengkapi jadwal awalnya sebelum sakit
kurangnya tidur secara teratur selama 8 jam, namun
kontrol tidur sekarang saat selama
(D.0055) sakit menjadi 5-6 jam
30- DO : klien tampak
12- terlihat sayu karena
2020/ Nyeri kurang tidur
09.00 berhubunga
n dengan
agen
pencidera 15. Mengkaji nyeri DS : Klien mengatakan
fisiologis : secara bersedia mengikuti
peningkatan komprehensif anjuran perawat untuk
tekanan meliputi dibuatkan jadwal tidur
vaskuler lokasi,karakteristik, secara teratur agar
serebral durasi, keluhan berkurang
(D.0077) frekuensi,kualitas, DO : Klien tampak
intensitas megikuti anjuran
perawat
DS: klien mengatakan
nyeri berkurang,, nyeri
hilang timbul pada
bagian tengkuk leher
P = nyeri dirasakan
saat beraktifitas
Q = nyeri seperti
ditusuk
R = nyeri dibagian
tengkuk leher
S = skala 4
T = nyeri hilang
timbul
DO: klien tampak
meringis kesakitan
TTV :
10.00 TD : 140/90 mmHg
S : 36,2˚C
RR : 20x/menit
HR : 85x/menit
ADL :
16. Mengajarkan - Makan secara
penggunaan teknik mandiri
nonfarmakologi - Mandi secara
:teknik relaksasi
mandiri
progresif
11.00 - Berpakaian secara
mandiri
- Eliminasi secara
mandiri
17. Mengajarkan - Berpindah secara
pendidikan mandiri
kesehatan tentang Indeks katz : A
hipertensi dan
pemberian jus tomat
untuk menurukan
hiperteni sesuai DS : klien mau untuk
jurnal Pengaruh diajarkan teknik non
11.15
Pemberian jus farmakologi teknik
tomat terhadap relaksasi otot progresif
Intoleransi
tekanan darah DO : Klien tampak
aktifitas
mau mengikuti
berhubunga
perintah perawat
n dengan
ketidakseim
18. Menentukan
bangan DS : Klien bersedia
keterbatasan klien
antara suplai diberikan pendidikan
terhadap aktifitas
dan kesehatan tentang
kebutuhan hipertensi dan
oksigen pemberian jus tomat
(D.0056) unk menurunkan
11.30 hipertensi
DO : klien tampak
Memahami dan
bersedia meminum jus
tomat yang diberikan
oleh perawat
19. Menentukan
penyebab lain
kelelahan DS : klien mengatakan
sudah mulai bisa
12.00 beraktifitas
DO : klien tampak bisa
beraktifitas secara
Gangguan mandiri
pola tidur
berhubunga
n dengan
kurangnya 20. Menciptakan
kontrol tidur suasana lingkungan
(D.0055) yang tenang dan
nyaman
DS : klien mengatakan
kaki terasa kaku saat
untuk berjalan, klien
pernah jatuh saat akan
berpindah ketempat
lain tanpa bantuan
orang lain.
21. Melengkapi jadwal
DO : klien tampak
tidur secara teratur
duduk dan klien
tampak lemah.
DS : klien mengatakan
tidur dan istirahat
mulai membaik yaitu
sekitar 7-8 jam
DO : klien terlihat
lebih segar
DS : Klien mengatakan
bersedia mengikuti
anjuran perawat untuk
dibuatkan jadwal tidur
secara teratur agar
keluhan berkurang
DO : Klien tampak
megikuti anjuran
perawat
E. Evaluasi
Tgl / jam Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD
28-12- Nyeri berhubungan S: klien mengatakan klien Putri
2020/14.15 dengan agen mengatakan merasa nyeri dibagian
pencidera fisiologis tengkuk kepalanya
: peningkatan P = nyeri dirasakan saat
tekanan vaskuler beraktifitas
serebral (D.0077) Q = nyeri seperti ditusuk
R = nyeri dibagian tengkuk
kepala
S = skala 6
T = nyeri hilang timbul
O: klien tampak lemah, dan
sesekali memegangi bagian tengkuk
TTV : TD : 170/110
RR : 20x/menit
S : 36.2 C
N : 95x/menit
A: masalah belum teratasi Putri
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
Gangguan pola
S : klien mengatakan kaki sulit
tidur berhubungan
untuk tidur dan sering terbangun
14.30 dengan kurangnya
pada malam hari
kontrol tidur
O : klien tampak sayu
(D.0055)
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-Lengkapi jadwal tidur secara
teratur
Intoleransi aktifitas
berhubungan S : klien mengatakan ingin berjalan
dengan namun kaki terasa kaki.
14.20 ketidakseimbangan O : klien tampak lemas
antara suplai dan A: masalah belum teratasi
kebutuhan oksigen P : lanjutkan intervensi
(D.0056) 1. Tentukan keterbatasan klien terhadap
aktifitas
2. Tentukan penyebab lain kelelahan
Gangguan pola
tidur berhubungan S : klien mengatakan kaki sulit
dengan kurangnya untuk tidur dan sering terbangun
kontrol tidur pada malam hari
14.30 (D.0055) O : klien tampak sayu
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-Lengkapi jadwal tidur secara
teratur
Nyeri berhubungan
dengan agen S: klien mengatakan klien
pencidera fisiologis mengatakan merasa nyeri
: peningkatan berkurang, dan diberikan jus tomat
30-12- tekanan vaskuler oleh perawat
2020/14.00 serebral (D.0077) P = nyeri dirasakan saat
beraktifitas
Q = nyeri seperti ditusuk
R = nyeri dibagian tengkuk
kepala
S = skala 4
T = nyeri hilang timbul
O: klien tampak meminum jus
tomat yang diberikan
TTV : TD : 140/100
RR : 20x/menit
S : 36.2 C
Intoleransi aktifitas N : 95x/menit
berhubungan A: masalah belum teratasi
dengan
P : lanjutkan intervensi
ketidakseimbangan
antara suplai dan - Identifikasi adanya nyeri
kebutuhan oksigen atau keluhan fisik lainnya
(D.0056) - lanjut kan pemberian non
farmakologi, memberikan
jus tomat
Gangguan pola
tidur berhubungan
dengan kurangnya
S : klien mengatakan sudah dapat
kontrol tidur
beraktifitas
(D.0055)
O : klien tampak sudah segar
A: masalah teratasi
P: -
S : klien mengatakan kaki sulit
untuk tidur dan sering terbangun
pada malam hari
O : klien tampak sayu
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-Lengkapi jadwal tidur secara
teratur
JURNAL KEPERAWATAN
JurnalIlmuKeperawatanKomunitas Volume 1 No 1, Hal 1 - 4, ISSN2621-3001 (media
November 2018 online)
PersatuanPerawat Nasional Indonesia JawaTengah
ABSTRACT
Hypertension is the most common disease in the elderly and causes death
worldwide every year. Hypertension disease can be controlled non
pharmacologically.Objective: To know the effect of tomato juice to blood
pressure of elderly hypertension patients in Lemahireng Village, Bawen Sub-
district. Methods: This type of research wasQuasy Experiment using one -
group pre post test design. The population was 60 elderlywho suffering
hypertension in Lemahireng village, samples in this study were 15 people.
Sampling was Non-random tehnique and used accidental method. The
research done in 6-13 February 2018. Blood pressure was measured using a
sphygmomanometer. Data analysis used dependentt-test(α = 0,05) Results:In
the tomato juice group, the average systole before administeringtomato juice
was 164.47 and after it was 150.53 mmHg, whereas diastole before
administering tomato juice was 93.00 and 85.53 mmHg
afterwards.Discussion:Tomato juice has benefit to lower blood presure due to
Kalium as barrier renin secretion so its increasing in water and
natrium.Kalium influences in renin angiotension to lower potential membran
in blood vessel so become relax . Conclusion: There is effect ofadministering
tomato juice to lower blood pressure.
PENDAHULUAN Penyakitglobalkardiovaskulermenyum
Penyakit tidak menular telah bang sekitar 17 juta kematian pertahun,
menyumbangkan 3 juta kematian pada hampir sepertiga dari totalnya
tahun 2005 dimana 60% kematian di dunia.Membicarakan
diantaranya terjadi pada penduduk penyakitkardiovaskulertidak bisa lepas
dibawah umur 70 tahun di dunia. dari
Penyakit tidak menular yang cukup hipertensi.Hipertensi
banyak mempengaruhi angka kesakitan adalahmeningkatnya tekanan darah sistolik
dan angka kematian dunia adalah lebihbesar dari 140 mmHg dan
penyakit kardiovaskuler (Depkes,2009). atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang 5 menit dalam keadaan istirahat/cukup
waktu tenang (Depkes,2009).
Penyakit hipertensi perlu diatasi
karena penyakit ini merupakan
komplikasi dari 9,4 juta kematian di
seluruh dunia setiap tahun. Hipertensi
bertanggung jawab untuk setidaknya
45% dari kematian akibat penyakit
jantung. Sekitar 40% orang dewasa
berusia 25 tahun atau lebih di dunia
telah didiagnosis dengan hipertensi,
jumlah orang dengan kondisi hipertensi
naik dari 600 juta pada tahun 1980
menjadi 1 miliar pada tahun 2008 yang
paling banyak terjadi pada usia lanjut
(WHO,2013).
Penyakit hipertensi bisa
dikendalikan dengan cara farmakologi
dan non farmakologi, secara
farmakologi yaitu dengan obat penurun
tekanan darah. Obat- obatan tersebut
diantaranya jenis-jenis obat golongan
diuretik, penghambat
adrenergic, ACE-inhibitor, Design.Populasi penelitian semua
ARB, antagonis kalsium, dan lain lansia penderita hipertensi di Desa
sebagainya (Junaidi,2010). Lemah Ireng, sampel penelitian adalah
Menurut Basith (2013), pengobatan lansia sebanyak
non farmakologi yang dapat digunakan 15 lansia. Tekanan darah di
untuk mengobati hipertensi adalah jus ukur menggunakan
tomat. Jus Tomat memiliki manfaat
menurunkan tekanan darah karena tomat sphygmomanometer. Analisis
mengandung likopen. Terdapat 4,6 mg data menggunakan uji t-test
likopen dalam 100 gram tomat segar
dependent(α = 0,05).
(Kailaku,2007).Selain untuk masakan ,
tomat juga dikonsumsi mentah dalam
bentuk jus. Penelitian yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh Lestary (2012) menyebutkan
bahwa konsumsi jus tomat yang berasal Karakteristik Responden
dari 150 gram tomat mampu Tabel 1 Umur responden
menurunkan tekanan darah sistolik Umur Jus Tomat
sebesar 11,76% (kurang lebih 7,276 N %
mmHg) dan diastolik sebesar 8,82% Usia Lanjut 80.0 12
(sebesar 3,321 mmHg). Lansia Tua 20.0 3
Berdasarkan studi pendahuluan Jumlah 15 100,0
yang di lakukan di Desa Lemahireng
terdapat 60 orang yang menderita Sebagaian besar responden berusia
tekanan darah tinggi. diantara 60 – 74 tahun dimana pada
kelompok jus tomat sebanyak 12 orang
(80%).
Tabel 2 Jenis kelamin responden
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan
10 penderita hipertensi, 5 Jenis Jus Tomat
diantaranya mengetahui Kelamin n %
bahwa jus tomat dapat
menurunkan tekanan darah Laki-laki 5 33,3
dan 5 orang tidak Perempuan 10 66,7
mengetahui bahwa jus tomat Jumlah 15 100,0
dapat menurunkan tekanan
darah. Selain itu,
calon responden mengatakan bahwa
Berdasarkan tabel 2 dapat
belum pernah mencoba jus tomat untuk
diketahui bahwa dari 15
terapi penurun tekanan darah.Menurut
responden kelompok jus tomat,
penelitian jus tomat dapat menurunkan
sebagian besar berjenis kelamin
tekanan darah, selain mudah di dapat, jus
perempuan, yaitu sejumlah 10
jus tomat ternyata memiliki banyak
orang (66,7%).
khasiat dan vitamin yang terkandung di
dalamnya.
Berdasarkan wawancara terhadap warga
ANALISIS UNIVARIAT
di Desa Lemahireng karena warga
setempat masih belum tahubanyak Tekanan Darah Sebelum
bahwa tomat yang mudah untuk mereka Diberikan Jus Tomat
dapatkan di pasar dapat menurunkan
tekanan darah. Tabel 3 Analisis Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk Berdasarkan Tekanan Darah Lansia
mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Penderita
Tomat Terhadap Penurunan Tekanan Hipertensi Sebelum Diberikan Jus
Darah Lansia Penderita Hipertensi di Tomat
Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Variabe n Mea S Mi Ma
Kabupaten Semarang. l n D n x
Jus TD 1 164,4 11,6 14 180
METODE PENELITIAN Tomat Sistole 5 7 7 9
Jenis penelitianQuasy TD 103
Experiment Diastole
93,00 7,90 82
menggunakan one – Group Pre
Berdasarkan tabel 3, dapat
Post Test diketahui bahwa pada kelompok
jus tomat, sebelum
diberikan jus tomat memiliki rata-rata yang memiliki kebiasaan merokok hal ini
TD sistole sebesar 164,47± 11,67 dapat mempengaruhi tekanan darah
mmHg , dan rata-rata TD diastole 93,00 responden.Hasil Penelitian yang sejalan
± 7,90 mmHg. dengan penelitian tersebut juga dilakukan
Menurut asumsi peneliti tekanan oleh Syarwendah (2014) tentang hubungan
darah yang tinggi sebelum pemberian gaya hidup dengan tekanan darah pada
jus tomat disebabkan oleh pola makan pasien Hipertensi di poliklinik penyakit
yang kurang tepat, stress, riwayat dalam RSI Siti Khadijah Palembang,
keluarga yang mengalami hipertensi dan hasilnya ada hubungan antara kebiasaan
faktor usia. merokok dengan tekanan darah pada pasien
Tekanan darah pada reponden hipertensi (p-value=0,013).
dengan jenis kelamin laki – laki juga
Tekanan Darah Sesudah
dikarenakan pada responden laki – laki
Diberikan Jus Tomat. Dietery Approach to Stop
Hypertension (DASH) menyarankan
kepada penderita hipertensi untuk
menerapkan pola makan yang meliputi
produk – produk susu rendah lemak,
mengurangi konsumsi lemak terutama
lemak jenuh dan kolesterol,
mengurangi asupan natrium,
peningkatan asupan buah serta sayuran
yang tinggi kalium dan rendah natrium
agar dapat menurunkan tekanan darah
(Rahmayanti, 2009).
ANALISIS BIVARIAT
Perbedaan Tekanan Darah
Sebelum dan Setelah
Diberikan Jus Tomat pada
Lansia Penderita Hipertensi
Tabel 5 Perbedaan Tekanan Darah
Sebelum dan Setelah Diberikan Jus
Tomat pada Lansia Penderita
Hipertensi
Mean S p-
Tabel 4 Analisis DeskriptifVariabel Intevensi n
D
T
value
Berdasarkan Tekanan Darah Lansia TD Tabel 5 menunjukkan
Sebelum 15 bahwa 11,6
164,47 ada 8,25 0,00
Penderita Hipertensi Sesudah Sistole
perbedaan Setelah 15
yang signifikan 7
150,53 tekanan 0 0
9,7
Diberikan Jus Tomat darah sebelum dan setelah diberikan 9
jus tomat pada lansia penderita
TD Sebelum 15 93,00 7,9 4,59 0,00
hipertensi di Desa Lemahireng
Variab n Mean S Mi Ma
kelompo Kecamatan Bawen Kabupaten
el D n x Semarang.Hasil ini menunjukkan
k
bahwa jus tomat dapat menurunkan
TD 1 150,53 11, 125 16 tekanan darah lansia penderita
T Jus Sistole 5 9 4
hipertensi di Desa Lemahireng
tomat TDBerdasarkan tabel
85,5 4 dapat diketahui
7 Kecamatan Bawen Kabupaten
bahwa pada kelompok jus tomat, Semarang.
sesudah diberikan jus tomat memiliki Penurunan tekanan darah karena
rata-rata TD sistole sebesar 150,53± adanya kandungan kalium dalam jus
11,79, dan rata - rata TD diastole 85,5 ± tomat dapat menurunkan tekanan darah
6,62 mmHg dengan menghambat pelepasan renin
Penurunan tekanan darah setelah sehingga terjadi peningkatan ekskresi
pemberian jus tomat ini dikarenakan natrium dan air (Nuziyati et al, 2016).
asupan kalium dari buah-buahan dan Kalium mempengaruhi sistem renin
sayur yang diberikan pada subyek angiotensin dengan menghambat
merupakan variabel utama yang dilihat pengeluaran. Renin yang bertugas
pengaruhnya terhadap penurunan mengubah angiotensinogen menjadi
tekanan darah. Pada penelitian ini angiotensin I karena adanya blok pada
dengan pemberian jus tomat 363 sistem tersebut maka pembuluh darah
mg/hari yang diperoleh dari 150 gram mengalami vasodilatasi sehingga
tomat.
tekanan darah akan turun. Kalium
juga
menurunkan potensial membran pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi
relaksasi pada dinding pembuluh darah dan akhirnya menurunkan tekanan darah (Lita,
2010).
Senyawa aktif kalium pada tomat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik dengan menghambat pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan renin
sehingga terjadi ekskresi natrium dan air.Renin beredar dalam darah dan bekerja dengan
mengkatalis penguraian angiotensin menjadi angiotensin I. Angiotensin I berubah
menjadi bentuk aktifnya yaitu angiotensin II dengan bantuan Angiotensin Converting
Enzyme (ACE).Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena
bersifat sebagai vasoconstrictor dan dapat merangsang pengeluaranaldosterone.
Aldosteron meningkatkan tekanan darah dengan jalan retensi natrium. Retensi
natrium dan air menjadi berkurang dengan adanya kalium, sehingga terjadinya
penurunan volume plasma, curah jantung, tekanan perifer, dan tekanan darah
(Murray,2009).
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan rata- rata tekanan darah sistole lansia sebesar
164,47 mmhg, sesudah diberikan jus tomat turun menjadi 150,53 mmhg. Sedangkan
tekanan darah diastolenya juga mengalami penurunan dari 93,00 mmhg sebelum
diberikan jus tomat menjadi 85,53 setelah diberikan jus tomat. Ada pengaruh signifikan
pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa
Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Basith, Abdul. (2013). Kitab Obat Hijau : Cara-cara Ilmiah Sehat Dengan
Herbal.Solo: Tinta Medina.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia.Departemen
Republik Indonesia. Jakarta.
Junaidi, I.(2010). Hipertensi Pengenalan Pencegahan dan
Pengobatan.Jakarta : PT.Bhuana Ilmu Populer
Priyo Raharjo
1
UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat
Murnajati Lawang Jl. Argotunggal No. 1
Lawang 65211
e-mail: upi_raharjo@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kata kunci: hipertensi, jus tomat, perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
ABSTRACT
Keywords: hypertension, tomato juice, the changes of sistolic and diastolic blood pressure
LATAR BELAKANG dengan tekanan darah yang lebih
tinggi, maka akan lebih besar pula
Hipertensi merupakan kemungkinan terjadinya penyakit
penyakit degeneratif yang banyak ginjal, stroke, serangan jantung, dan
diderita bukan hanya oleh usia lanjut gagal jantung. Berkenaan dengan
saja, bahkan saat ini juga menyerang meningkatnya angka kejadian
orang dewasa muda (Darmojo, 2001). hipertensi yang terus meningkat,
Hipertensi mempunyai hubungan erat perlu mendapatkan perhatian yang
dengan risiko kejadian penyakit khusus, terutama berkenaan dengan
kadiovaskular, asupan makanan.
Universitas Negev Israel tahun mempunyai potensi yang sangat baik
2006 menemukan bahwa untuk menurunkan tekanan darah
mengkonsumsi tomat setiap hari sistolik dan diastolik (Hull, 1996).
selama delapan minggu dapat Tomat kaya akan kalium (235 mg/100
menurunkan tekanan darah sistole gr tomat), sedikit natrium, dan lemak.
sebesar 10 mmHg dan tekanan darah Kerja kalium dalam menurunkan
diastole sebesar 4 mmHg, apabila tekanan darah adalah dapat
disertai dengan diet yang normal. menyebabkan vasodilatasi, sehingga
Penelitian ini diikuti 31 responden terjadi penurunan retensi perifer dan
dengan usia 30-70 tahun. Penderita meningkatkan curah jantung; kalium
dengan penyakit penyerta, tidak berfungsi sebagai diuretika, sehingga
dimasukkan ke dalam penelitian ini pengeluaran natrium dan cairan akan
(Anonymous, 2005). Studi lain meningkat; kalium menghambat
menemukan bahwa diet kombinasi pelepasan renin, sehingga mengubah
buah- buahan, sayuran, dan produk aktivitas sistem renin angiotensin;
rendah lemak dapat menurunkan kalium dapat mengatur saraf perifer
tekanan darah sistole rata- rata 5,5 dan sentral yang mempengaruhi
mmHg dan diastole 3 mmHg tekanan darah (Budiman, 1999).
(Anonymous, 2005). Double-blind Suplemen kalium dalam tomat dan
study mengungkapkan bahwa dari 18 licopene, dapat berguna pada terapi
pasien berusia rata-rata 60 tahun hipertensi. Tomat mengandung
dengan diberikan asupan 2,5 gr antioksidan kuat yang
kalium dapat menurunkan tekanan menghambat penyerapan oksigen
darah sistolik 12 mmHg dan diastolik reaktif terhadap endotel yang
77 mmHg. Di Jawa Timur, mengganggu dilatasi pembuluh darah,
prevalensi hipertensi cukup tinggi. sehingga menyebabkan hipertensi, ini
Begitu juga di Lawang tahun 1987 yang menjadi salah satu patofisiologi
sekitar 11% (Pikir, 2003). mengapa tomat dapat menurunkan
Makanan sumber kalium tekanan darah. Buah tomat juga
memiliki banyak kandungan zat yang berkhasiat yaitu pigmen
lycopene (berfungsi sebagai
antioksidan yang melumpuhkan
radikal
bebas,
menyeimbangkan kadar kolesterol
darah dan tekanan darah, serta
melenturkan sel-sel saraf jantung
yang kaku akibat endapan kolesterol
dan gula darah) dan zat yang lain
adalah gamma amino butyric acid
(GABA) juga berguna untuk
menurunkan tekanan darah (Jacob,
2005).
Kewaspadaan hendaknya
ditingkatkan pada golongan
prehipertensi dengan cara
meningkatkan edukasi untuk
menurunkan tekanan darah dan
mencegah terjadinya hipertensi
dengan cara memodifikasi
kebiasaan hidup. Seiring dengan
mahalnya biaya pengobatan,
masyarakat saat ini mengalihkan
pengobatan dan perawatan pada
bahan yang bersifat alami. Salah
satunya adalah dengan meminum
jus tomat. Kesimpulannya bahwa
tomat dapat menjadi alternatif
perawatan bagi penderita hipertensi.
METODE
Dari tabel 1 didapatkan bahwa (29,2%), dan usia 60-69 tahun jumlah
sebaran usia hampir merata mulai usia responden sebanyak 25 orang (26,0%).
30-39 tahun jumlah responden Sedangkan sebaran jenis kelamin laki-laki
sebanyak 14 orang (14,6%), usia 40- jumlah responden sebanyak
49 tahun jumlah responden sebanyak
29 orang (30,2%), usia 50-59 tahun
jumlah
responden sebanyak 28 orang
43 orang (44,8%) dan perempuan Sistolik Dan Diastolik
jumlah Responden Yang
responden sebanyak 53 orang Menderita Hipertensi
(55,2%). Esensial Di Desa
Wonorejo Kecamatan
Tekanan Darah Lawang Kabupaten
Malang Tahun 2007
Tabel 2. Sebaran tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg) responden yang menderita
hipertensi esensial di Desa Wonorejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang
Tahun 2007
N Tekanan darah sistolik Jumlah Prosentase
o (mmHg) responden (%)
1 120-139 mmHg 23 24,0
2 140-159 mmHg 55 57,3
3 ≥ 160 mmHg 18 18,7
Total 96 100
N Tekanan darah diastolik Jumlah Prosentase
o (mmHg) responden (%)
1 80-89 mmHg 3 3,1
2 90-99 mmHg 53 55,2
3 ≥ 100 mmHg 40 41,7
Total 96 100
Dari tabel 2 didapatkan bahwa
tekanan darah sistolik 140-159 mmHg
sebaran tekanan darah sistolik 120-
jumlah responden sebanyak 55 orang
139 mmHg jumlah responden
(57,3%), dan
sebanyak 23 orang (24,0%),
tekanan darah sistolik e” 160 mmHg Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik
jumlah responden sebanyak 18 orang Berdasarkan Jenis Kelamin
(18,7%). Responden Yang Menderita
Hipertensi Esensial Di Desa
Wonorejo Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang Tahun 2007
Tabel 3. Sebaran tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg) berdasarkan jenis
kelamin responden yang menderita hipertensi esensial di Desa Wonorejo
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang Tahun 2007
Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
American Dietetic Association. 1992. Hand Book of Clinical Dietetic. London: Yale
University Press.
Bangun, A.P. 2003. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Cetakan
ketiga. Tangerang: Agro Media Pustaka.
Budiman, H. 1999. Peranan Gizi pada Pencegahan dan Penanggulangan Hipertensi.
Medika, Desember.
Darmojo, B. 2001. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.
Medika, Juli.
Gunawan, L. 2001. Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Hoan Tjay, Tan. 2001. Obat-Obat Penting.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Hull, A. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Jacob, G. 2005. Hypertension (High Blood Pressure): Food/Diet Therapy for
Hypertension dalam www.holisticonline.com/Remedies/
Heart/- hypert_ diet_ therapy. htm. Diakses tanggal 2 Mei 2005.
Karyadi, E. 2002. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, Jantung
Koroner. Jakarta: Intisari Mediatama.
KONTRAK BELAJAR PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
PRODI PROFESI UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
NAMA : RUANG :
NIM : WAKTU :
PEMBAHASAN
rumah keluarga untuk bertemu dengan pasien dan keluarganya dalam rangka
bisa diperolah informasi dengan jelas karena keluarga kooperatif. Data yang
dibutuhkan.
yang pertama nyeri b/d agen pencidera fisiologis, yang kedua intoleransi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Penulis
dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang lainnya
dalam menerapkan asuhan keperawatan medical bedah khususnya pada
2. Bagi Pasien
Bagi pasien relaksasi otot progresif ini di harapkan dapat menjadi terapi