Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PADA ANAK JALANAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen Pengampu :
Nadya Puspita Andriana, M.Psi

Disusun Oleh :
Kelompok 5 /S17C

1. Alfina Kartika Sari (S17109)


2. Alsa Kavina Fitria (S17111)
3. Devi Yuliyanti (S17118)
4. Endang Novianti (S17124)
5. Nadila Amelia Hafidz (S17140)
6. Susi Narasari (S17154)
7. Violletha Ajeng N (S17157)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan
adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan
interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya
memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu,
sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk
interaksi dengan orang lain (Azizah, 2010).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu
dengan yang lain. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik diri
(Stuart dan Laraia, 2006).
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh
sekelompok  penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang
dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih (Keliat,
2009). Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan
sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu
agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang
lain, sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal
yang sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga
pasien dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan
dengan orang lain (Bayu, 2011).
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan.
Wilson dan Kneisl menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok adalah manual,
rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta
meningkatkan repon social dan harga diri (Keliat, 2009).
Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok
ini adalah dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan
uji realitas (Birckhend, 2006
Anak jalanan adalah anak yang berusia 5-18 tahun baik laki-laki maupun
perempuan yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja dijalan kawana
urban, memiliki komunikasi yang minimal atau sama sekali tidak pernah
berkomunikasi dengan keluarga dan kurang pengawasan, perlindungan, dan
bimbingan sehingga rawan terkena gangguan kesehatan dan psikologis.
Anak yang menggunakan sebagian waktunya dijalanan baik untuk
bekerja maupun tidak yang terdiri dari anak-anak yang masih mempunyai
hubungan dengan keluarga atau sudah putus hubungan dengan keluarga dan anak-
anak yang hidup mandiri sejak masa kecil karena kehilangan keluarga atau orang
tuanya.
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien
anak jalanan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Terapi aktivitas kelompok salah satunya dapat menggunakan musik
(nyanyian/lagu). Dengan terapi musik klien dapat mengekspresikan perasaannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat melakukan sosialisasi dengan baik dan kembali kepada keluarga
asli, keluarga pengganti ataupun panti.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menceritakan alasan atau penebab turun ke jalan.
b. Klien mampu mengetahui keuntungan bersosialisasi.
c. Klien mampu mengetahui kerugian tidak bersosialisasi.

C. METODE
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi tanya jawab.
3. Bermain peran atau stimulasi.

D. PERLENGKAPAN
1. Speaker musik
2. Kursi
E. KRITERIA DAN KLARIFIKASI KLIEN
No Nama Umur Tanda gejala klarifikasi keterangan
.
1. An. A 16 Tidak lagi berhubungan/ Healt KU Baik
berhubungan tidak teratur Promotion
dengan orang tua
2. An. V 18 8-24 jam berada dijalanan, Healt KU Baik
tidur dijalanan Promotion

F. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Januari 2020
Waktu : 10.10 – 10.40 WIB (30 menit)
Tempat : Dinas sosial Kusuma Husada Surakarta

G. Pengorganisasian
Leader : Alsa
Co Leader : Susi
Observer : Devi
Operator : Endang
Fasilitator : Nadila

Peran Tugas
Leader a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
Co Leader a. Membantu leader mengkoordinasikan semua kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang meyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika ada berhalangan

Operator Menjalakan musik


Observer a. Mengobservasi kegiatan
b. Mencatat hasil diskusi
c. Menyampaikan hasil diskusi
Fasilitator a. Memotivasi peserta dalam kegiatan kelompok
b. Membimbing kelompok dalam diskusi
c. Membantu mengatur posisi dalam kelompok

H. Setting Tempat

Keterangan :
1. Leader

2. Co Leader

3. Fasilitator

4. Operator

5. Pasien

6. Observer
I. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi


a. Memilih klien yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Tahap Orientasi
a. Orientasi
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan klien
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, Klien dapat melakukan sosialisasi
dengan baik dan kembali kepada keluarga.
2) Menjelaskan aturan main
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan


nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum
jam
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu pembahasan
mengenai sosialisasi dan dilanjutkan dengan permainan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu dan di putar bergiliran,
klien boleh bertepuk tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu,
sambil mengelilingi kursi. Setelah lagu dihentikan harus berebut
menduduki kursi yang telah tersedia, apabila salah satu tidak
mendapatkan kursi maka dikasih hadiah untuk memperkrnalkan diri
dan menceritakan penyebab turun kejalan.
d. Kemudian perawat memberikan strategi pencegahan dengan cara
memberikan pendidikan dan advokasi serta mencoba menemukan
penelesaian dan apa yang diperkirakan menjadi penyebab
permasalahannya. Berusaha menghentikan klien kembali ke jalan.
e. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai melakukan/menjawab
pertanyaan yang diberikan, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
f. Secara bergiliran klien diminta untuk melakukan hal yang sama
seperti sebelumnya.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika klien kembali
ke jalan, yaitu tanda dan gejala, serta kerugian dari kembalinya ke
jalan
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab tanda dan gejala yang
mucul saat akan kembali kejalan dan akibatnya yang belum
diceritakan.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa : aplikasi Praktik Klinik. Graham
Ilmu: Yogyakarta.

Keliat. B. A and Akemat. (2009). “Mode Praktik Keperawatan Profesional


Jiwa”. Jakarta: ECG.

Stuart dan Sundeen. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai