Manajemen Investasi - Analisis Obligasi
Manajemen Investasi - Analisis Obligasi
MANAJEMEN INVESTASI
Materi Pembahasan
ANALISA OBLIGASI
Oleh :
DR.H.CECEP WINATA,MSi
A. Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public
utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan
secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.
C. Harga Obligasi:
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang,
harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi
tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai
obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka
nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
Penghasilan dari kupon (Coupon Yield) = tingkat kupon (%) x nilai nominal
Contoh:
PT Pratama menerbitkan obligasi dengan nomimal Rp. 10 juta clan
tingkat bunga (kupon) 18% per tahun. Berapakah hasil kupon (coupon
yield) yang dibayarkan jika pembayarannya setiap : a). tahun, b).
semester, c). triwulan.
Jawab:
Coupon Yield = tingkat kupon (%) x nilai nominal.
a). Coupon Yield = 18% x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.800.000
b). Coupon Yield setiap semester = Rp. 1.800.000 : 2 = Rp. 900.000
c). Coupon Yield triwulan = Rp. 1.800.000 : 4 = Rp. 450.000
Perhitungan kupon sering berkaitan dengan sinking fund yaitu obligasi yang membayarkan
pokok hutang secara periodik untuk mengurangi beban pokok hutang tersebut saat
jatuh tempo. Obligasi dengan ke- tentuan sinking fund tentu besarnya pendapatan kupon
(coupon yield) makin berkurang karena nilai nominalnya juga selalu berkurang se- tiap
periode tertentu.
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per
tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp
1.000.000.000, maka:
Current Yield = Rp 170.000.000 atau 17%
Rp 980.000.000 98%
= 17.34%
Untuk menghitung penghasilan obligasi sampai penerbit melunasi semua pokok hutang
adalah yield to maturity. Jika current yield hanya memperhitungkan penghasilan kupon
tahunan relatif terhadap harganya maka yield to maturity memperhitungkan pendapatan
kupon dan capital gain/loss. Yield to maturity merupakan tingkat keuntungan yang
dinikmati investor jika obligasi dimiliki sejak dibeli hingga jatuh tem po. Yield to maturity
tidak lain adalah tingkat bunga yang diterima bondholder sehingga present value obligasi
setara dengan harganya.
Contoh:
Berapakah YTM obligasi PT Pratama jika jatuh tempo 5 tahun?
Jawab:
YTM = {kupon+(nilai nominal-harga obligasi):N}: {(nilai nominal + harga obligasi):2}.
YTM = {Rp. 1.800.000 + (Rp. 10.000.000 - Rp. 8.500.000) : 5} :
{( Rp 10.000.000 + Rp. 8.500.000)}: 2} x 100%
YTM = 7, 135%
Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon
sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007.
Berapakah besar YTM approximationnya?
C = 16%
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun
R = 94.25%
P = 100%
Dimana :
Ct = kupon tahunan
Pe = call price
Pm = harga pasar obligasi
nc = number of years to first call
Contoh:
Sebuah obligasi berjangka 10 tahun seharga 102,5% meiniliki tingkat kupon 18%.
Tentukan Yield to CaIIIYTC apabila pada tahun kelima penerbit melakukan
penarikan (call) terhadap obligasi tersebut dengan callprice 105%!
Jawab:
YTC = { Ct : (Pc - Pm ): nc)}: {( Pe + Pin ): 2}
YTC = {18% : ((105% -102,5%): 5)} : {(105% -102,5%): 2}
YTC = 17,8%
Contoh:
Jawab:
Harga obligasi nirkupon = nilai nominal: (1 + YTM ) n
Rp. 425.000 = Rp. 1.000.000 : (1 + YTM)5
(1+YTM)5 = 0,425
YTM = 18,5%
Ct = kupon tahunan
Pt = future selling price
Pm = harga pasar obligasi
hp = holding period
Contoh:
Seorang investor menjual obligasi PT Pratama pada tahun ketujuh seharga Rp. 6,5 juta.
Obligasi bernilai nominal Rp. 8 juta tersebut dibeli seharga Rp 5 juta dengan tingkat kupon 16%.
Tentukan horizon yieldnya!
Jawab:
Horizon Yield = { Ct + (Pt – Pm) : hp)}: {( Pt + Pm ): 2}
Horizon Yield = {Rp.1.280.000 + ((Rp.6.500.000 - Rp.7.500.000):7)}:
{(Rp. 6.500.000 +Rp. 5.000.000) : 2}
Horizon Yield = 30,9%
F. Durasi
Ada dua macam durasi yaitu Macaulay Duration dan Modified Duration.
1. Macaulay Duration
Durasi adalah rata-rata tertimbang dari waktu terhadap pem bayaran arus kas
(pembayaran kupon maupun nilai pari obligasi). Durasi menunjukkan perubahan
harga obligasi akibat perubahan yield. Semakin tinggi angka durasi berarti harga
obligasi semakin sensitif terhadap pergerakan tingkat bunga.
Sebagaimana dikemukakan oleh Roy Sembel dan Tim bahwa durasi dapat dihitung
melalui tiga langkah. Pertama, durasi dapat dihitung dengan menghitung present
value setiap aliran kas yang terdiri dari hasil pembayaran kupon maupun nilai
nominalnya saat jatuh tempo. Kedua, menghitung rata-rata tertimbang (weighted
average) dari nilai tunai pada setiap periode dengan pembobotan weight (Wt). Wt =
present value dibagi harga obligasi. Ketiga, setiap weight dikalikan dengan jarak
waktu pembayaran kas (t), kemudian menghitung jumlah totalnya.
Jadi obligasi dengan jatuh tempo 3 tahun diatas memiliki waktu jatuh tempo efektifnya 2
tahun lebih sekitar 4 bulan. Karena angka durasinya relatif kecil, maka sensitivitas
harga obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga juga kecil.
Untuk obligasi berkupon memiliki durasi lebih pendek dari masa jatuh temponya.
Sedangkan obligasi nirkupon memiliki durasi sama dengan masa jatuh temponya. Waktu
jatuh tempo efektif atau yang biasa disebut durasi inilah sebagai ukuran yang lebih akurat
untuk menentu- kan sensitivitas harga terhadap fluktuasi tingkat bunga.
Karakteristik Macaulay Duration:
o Durasi obligasi tanpa kupon sama dengan term to maturitynya
o Durasi obligasi berkupon selalu lebih keel dari term to maturitynya
o Durasi berhubungan terbalik dengan kuponnya. Obligasi yang memiliki tingkat
kupon tinggi akan memiliki durasi lebih pendek. Sebaliknya jika tingkat kupon rendah
maka durasinya lebih besar.
o Durasi berhubungan terbalik dengan YTMnya.
o Durasi berhubungan searah dengan term to maturitynya.
o Perbedaan durasi antara dua obligasi kecil jika keduanya memiliki term
to maturity lebih dari 15 tahun
o Sinking Fund dan call provisions dapat menyebabkan perubahan dramatis
pada durasi obligasi
2. Modified Duration
Modified Duration sebagai proxy untuk menentukan kepekaan harga obligasi terhadap
perubahan tingkat bunga (YTM).