Anda di halaman 1dari 8

Modul 4

Penilaian Obligasi
Tujuan Umum ; Agar mahasiswa memahami apa yang dimaksud Penilaian Obligasi
Tujuan Khusus ; Agar mahasiswa mampu menjelaskan Penilaian Obligasi

A.Seluk Beluk Obligasi

Utang pemerintah kepada masyarakat yang diberikan melalui penerbitan obligasi jauh
lebih baik daripada utang pemerintah kepada Bank Indonesia yang berasal dari pencetakan uang
baru, karena uang baru dapat berakibat fatal, yaitu jatuhnya nilai rupiah. Penerbitan obligasi
membutuhkan persyaratan berupa pendapatan yang stabil bagi penerbit obligasi. Pendapatan
yang stabil merupakan syarat mutlak agar obligasi dapat dilunasi, dan harga obligasi akan
diterima baik oleh pasar Terdapat beberapa jenis obligasi yang dikenal dalam perdagangan di
bursa efek, yang mencakup berikut ini ;
1. Government bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat
2. Corporate bonds adalah obligasi yng diterbitkn oleh perusahaan.
3. Convertible bonds adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham perusahaan
penerbit obligasi.
4. Municipal bonds adalah obligasi yang diterbitkan kotapraja atau kotamadya.
5. Serie bonds adalah obligasi yang diterbitkan melalui beberapa tahapan
6. Serial bonds adalah obligasi yang pelunasannya dilakukan secara diangsur.
7. Term bonds adalah obligasi yang diterbitkan dan dilunasi sekaligus
8. Balloon bonds adalah obligasi yang pelunasannya dimulai dari sedikit dan semain lama
semakin besar.
9. Euro bonds adalah obligasi dalam mata uang US$ dan beredar di luar AS
10. Puttable bonds adalah obligasi yang pelunasannya dapat diminta dengan segera oleh
pemegang obligasi sebelum jatuh tempo, tetapi sesudah protection periode.
11. Callable bonds adalah obligasi yang dapat dilunasi oleh emiten sebelum jatuh tempo
tetapi sesudah protection period.
12. Secured bonds adalah obligasi yang dijamin oleh aktiva
13. Unsecured bonds (debentures) adalah obligasi tanpa jaminan aktiva atau tanpa guarantor
14. Bearer bonds adalah obligasi atas pembawa yang dapat diperjual belikan antarinvestor
tanpa melalui perantar.
15. Register bonds adalah obligasi atas nama yang harus diperjualbelikan melalui bursa efek
16. Zero coupon bonds adalah obligasi tanpa kupon.

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
1 Universitas Mercu Buana
B. Kurs Obligasi

Penghitungan kurs obligasi dapat dilakukan dengan menggunakan present value method,
yaitu menghitung nilai sekarang dari cash flow yang akan diterima selama sisa jatuh tempo. Cash
flow terdiri dari kupon yang masih akan diterima beberapa kali sesuai dengan sisa jatuh tempo
dan nominal obligasi pada akhir jatuh tempo. Sebagai pembandingnya adalah minimum yield
atau yield to maturity (YTM), yang pada umumnya adalah tingkat bunga umum rata-rata atau
tingkat bunga SBI.

Rumus Present Value

Kurs = kupon1 + kupon 2 + ……. kupon n + nominaln

(1 + i )1 (1 + i )2 (1 + i )n (1 + i )n

Atau menggunakan rumus yang lebih singkat, maka hasilnya sebagai berikut;

n
Kurs = CF x [1 – 1/(1 + i ) ] + 1/(1 + i )n
i
keterangan,

n
CF x [1 – 1/(1 + i ) ] = nilai tunai kupon selama 12 kali
i

CF = cash flow kupon

[1 – 1/(1 + i )n] = Kumulatif factor nilai tunai


i

1/(1 + i )n = Nilai tunai nominal (modal)

Contoh Soal,

Obligasi AA memiliki nominal Rp 1000.000, kupon 12 %, maturity dalam 3 tahun, dan


pembayaran kupon dilakukan setiap triwulan. YTM = 8 %. Berapa kurs obligasi ?

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
2 Universitas Mercu Buana
C.Yield Obligasi

Yield adalah keuntungan atas investasi obligasi yang dinyatakan dalam persentase.
Keuntungan atas investasi dapat berupa kupon yang diterima maupun selisih kurs obligasi.
Keuntungan atas investasi yang berupa selisih kurs dapat bersifat merugikan atau
menguntungkan. Apabila kurs beli lebih rendah daripada kurs jual atau kurs terminal, berarti
terjadi keuntungan dan begitu pula sebaliknya. Terdapat beberapa metode penghitungan yield
seperti ;
1. Nominal yield
2. Current yield
3. Yield to Maturity
4. Yield to Call and Yield to Put

Keterangan,
1. Nominal Yield
Nominal yield adalah yield sebesar tingkat kupon yang diperoleh dari pembelian obligasi
pada harga nominalnya, dan kupon diterima terus menerus sampai jatuh tempo. Pada
akhir jatuh tempo akan diterima jumlah investasi sebesar nilai nominalnya.
2. Current Yield
Current yield adalah kupon yang diterima dari modal yang diinvestasikan dalam obligasi.
Apabila modal yang diinvestasikan sebesar nilai nominal, maka current yield akan sama
dengan nominal yield. Apabila modal yang diinvestasikan lebih besar dari nilai nominal,
maka current yield akan berada dibawah tingkat kupon. Apabila modal yang
diinvestasikan lebih rendah dari nilai nominal, maka current yield akan berada diatas
tingkat kupon.
Rumus Current Yield = Kupon
Kurs
3. Yield To Maturity
YTM digunakan dengan memperhitungkan sisa maturity obligasi yang harus dijalani.
Sebelum maturity tiba, kurs obligasi dapat berada diatas pari (diatas nilai nominal) atau
diatas 100 atau dibawah pari (dibawah nilai nominal) atau dibawah 100.Pada saat jatuh
tempo kurs obligasi sama dengn 100 karena emiten akan membayar sebesar nilai nominal

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
3 Universitas Mercu Buana
Rumus YTM = Kupon + (100 – Kurs)/Maturity
(100 + Kurs)/2

4. Yield to Call (YTC) dan Yield to Put (YTP)


Pada saat bondissuer melaksanakan opsi call, call price selalu lebih rendah daripada
market price, karena apabila market price lebih kecil daripada call price, maka bondissuer
akan menarik kembali obligasi dengan cara membeli dari pasar. Investor akan mendapat
YTC yang lebih rendah daripada YTM apabila harga beli obligasi diperoleh diatas call
price, dan sebaliknya. Pada saat bondissuer melaksanakan opsi put, put price selalu lebih
besar daripada market price, karena apabila market price lebih besar daripada put price,
maka bondholder lebih menguntungkan menjual di pasar daripada melaksanakan put
option. Investor akan mendapat YTP yang lebih rendah daripada YTM apabila harga beli
diatas put price, dan sebaliknya.

Rumus YTC = Kupon + (call price - kurs beli)/ years to call


(call price + kurs beli)/2

Rumus YTP = Kupon + (put price - kurs beli)/ years to put


(put price + kurs beli)/2

Keterangan,

Call Price = Harga obligasi yang wajib dibayar oleh bondissuer pada saat pelaksanaan
opsi call oleh bondissuer
Put Price = Harga obligasi yang wajib dibayar oleh bondissuer pada saat pelaksanaan
opsi put oleh bondholder
Years to call = Jumlah tahun obligasi berjalan sampai pelaksanaan opsi call. Jika opsi
call dilaksanakan pada tahun ke 7, berarti obligasi telah berjalan 7 tahun.
Years to put = Jumlah tahun memegang obligasi sampai pelaksanaan opsi put. Jika opsi
put dilaksanakan pada tahun ke 7, berarti obligasi telah berjalan 7 tahun.

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
4 Universitas Mercu Buana
D. Duration

Kurs obligasi dipengaruhi terutama oleh perubahan tingkat bunga umum seperti tingkat
bunga FED (Federal Reserve System) dan prime rate US di Amerika Serikat, atau tingkat bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan bunga rata-rata deposito Bank Umum milik negara. Setiap
investor akan memilih tingkat bunga yang berbeda sebagai yield to maturity (YTM), sehingga
hasil penghitungan kurs obligasi secara teoritis akan berbeda untuk suatu jenis obligasi yang
sama. Kurs teoritis yang berbeda itulah yang menyebabkan tawaran beli dan tawaran jual
meramaikan pasar, dan dalam proses tawar menawar itu akan terbentuk harga yang sama antara
tawaran beli dan tawaran jual, yang kemudian disebut harga pasar. Dalam satu hari dapat
terbentuk sejumlah harga pasar diatas suatu jenis obligasi, tetapi yang diumumkan kepada
masyarakat hanya harga pasar tertinggi, terendah, dan penutupan.
Penurunan tingkat bunga dinyatakan dalam istilah basis poin. Penurunan tingkat bunga
sebesar 1% sama dengan turun 100 basis poin dan biasa ditulis 100BP. Jika bunga turun 25BP
berarti turun ¼%, jika turun 300BP berarti turun 3% dan seterusnya. Jika bunga naik 500BP,
berarti naik 5% dan jika naik 10BP berarti naik 0,1%. Duration adalah suatu angka yang
menyatakan volatilitas kurs dan selalu dibaca negatif.

Perubahan kurs (Δp) = duration x perubahan bunga atau yield (Δy)

Rumus Δp = -(duration) x Δy

Sebagai contoh, anggaplah suatu obligasi 12% bernilai nominal Rp. 1.000.000 memiliki
sisa maturity selama 3 tahun, dan kupon dibayar setiap triwulan. Frekuensi angsuran per tahun
adalah m = 4 kali. Bunga umum atau yield (YTM) adalah 6%. Hitunglah duration?
Rumus modified duration = Macaulay duration in years

1+(ytm/m)

Rumus modified duration4 = 1+y - (1+y) + t(c-y)

y c [(1+i)t – 1]+y

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
5 Universitas Mercu Buana
E. Convexity

Kurs obligasi yang dihitung kembali akibat adanya perubahan tingkat bunga dapat
dilakukan dengan menggunakan metode duration. Hasil penghitungan tersebut merupakan kurs
perkiraan, yang seringkali berbeda dengan kurs di pasar. Perbedaan tersebut disebut sebagai
convexity riil. Apabila kita ingin mengestimasi perubahan kurs obligasi secara lebih tepat lagi,
maka selain duration perlu dihitung juga convexity teoritis. Jadi perubahan kurs obligasi akibat
adanya perubahan tingkat bunga tercermin dari gabungan antara duration dan convexity.
Perbedaan pertama antara duration dan convexity terletak pada sifatnya, yaitu duration selalu
dibaca negatif sedangkan convexity bida negative atau positif. Kedua duration dan convexity
teoritis digunakan bersama untuk mengestimasi kurs teoritis, sedangkan convexity riil merupakan
selisih antara kurs pasar dan kurs estimasi di mana kurs pasar dipengaruhi oleh kekuatan pasar.

E.1 Hubungan antara Kurs dan Convexity Positif


Dalam gambar 10 area convexity positif berada dalam area A dan B, yang menunjukan
bahwa pada tingkat bunga turun dari 12% menjadi 8%, kurs obligasi di pasar naik tajam melebihi
kurs teoritisnya (premium = area B). Pada saat tingkat bunga umum naik, kurs teoritis obligasi
turun secara proporsional tetapi kurs di pasar turun sangat tipis secara tidak proporsional. Hal ini
mencerminkan bahwa kurs pasar masih berada di atas kurs teoritisnya sehingga muncul
convexity positif seperti tampak dalam area A pada gambar 10.
Mengapa convexity positif terjadi? Convexity in percent yang positif adalah selisih positif
antara kurs aktual di pasar dan kurs teoritisnya. Apabila kurs pasar lebih besar daripada kurs
teoritisnya, maka convexity bersifat positif. Kurs pasar terjadi akibat adanya kesepakatan antara
tawaran kurs beli dan tawaran kurs jual di pasar. Pada awalnya, berbagai tawaran kurs jual dan
berbagai tawaran kurs beli muncul di pasar. Apabila tawaran kurs beli dan tawaran kurs jual
sama besarnya, maka terjadilah transaksi. Kurs yang terjadi karena adanya transaksi di pasar
disebut sebagai kurs actual, sementara tawaran kurs jual dan tawaran kurs beli yang berbeda
disebut sebagai kurs teoritisnya. Dasar penghitungan kurs teoritis bersifat individual, di mana hal
itu tercermin pada yield to maturity (YTM) yang jumlahnya berbeda untuk setiap investor.
Jumlah yield to maturity dipengaruhi oleh tingkat resiko yang melekat pada obligasi
bersangkutan dan hal tersebut sangat subjektif dalam menetapkannya. Bunga umum yang kecil
akan membuat perhitungan kurs teoritisnya menjadi besar, dan bunga umum yang lebih besar

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
6 Universitas Mercu Buana
akan membuat kurs teoritis menjadi lebih kecil. Jadi convexity terjadi karena adanya perbedaan
di tingkat bunga umum atau tingkat YTM yang digunakan sebagai dasar penghitungan kurs
teoritis obligasi dan kurs aktual yang tejadi di pasar.
E.2 Hubungan antara Kurs dan Convexity Negatif
Gambar 11 menunjukan keanehan pada area B, yaitu convexity negatif. Pada saat bunga
umum turun seharusnya kurs obligasi di pasar naik, tetapi dalam kenyataannya kurs itu berada di
bawah kurs teoritisnya. Hal ini terjadi karena investor tidak sepenuhnya percaya bahwa
penurunan bunga umum akan berlaku dalam jangka panjang, sehingga investor masih tetap
menggunakan YTM yang lebih tinggi. Pada saat bunga umum naik, kurs obligasi turun secara
proporsional, tetapi di pasar penurunannya jauh lebih dalam sehingga menimbulkan convexity
negatif. Investor memperkirakan bahwa kenaikan bunga umum akan lebih tinggi lagi di masa
dating, sehingga kurs obligasi turun lebih dalam.
E.3 Convexity Positif dan Negatif Normal
Gambar 12 menunjukan bahwa pada saat bunga umum turun, kurs obligasi di pasar naik
lebih tinggi daripada kurs teoritisnya. Hal ini tercermin dari convexity positif dalam area B yang
berarti investor menggunakan penurunan YTM lebih tinggi daripada penurunan bunga umum.
Pada saat bunga umum naik, kurs obligasi di pasar turun lebih tajam dari kurs teoritisnya, dan hal
ini tercermin dari convexity negatif dalam area A. Ini berarti investor menggunakan kenaikan
YTM lebih tinggi daripada kenaikan bunga umum. Dengan kata lain, investor memperkirakan
bunga umum akan turun lebih tinggi lagi di masa datang.
E.4 Convexity Positif dan Negatif Tidak Normal
Gambar 13 menunjukan suatu keanehan atau keadaan yang tidak normal. Pada saat
bunga umum turun, kurs obligasi naik seperti tercermin pada garis kurs teoritisnya, tetapi dalam
kenyataannya kurs itu di pasar turun di bawah garis kurs teoritisnya sehingga merugikan
investor. Hal ini terlihat pada convexity negatif dalam area B. Ini berarti pada saat penurunan
bunga umum diperkirakan akan berlangsung lama, investor justru mengestimasi kenaikan bunga
umum untuk jangka panjang sehingga hasil penghitungan kurs lebih rendah daripada kurs
sebelumnya. Pada saat bunga umum naik, kurs obligasi turun seperti tercermin dalam garis kurs
teoritisnya, tetapi di pasar kurs obligasi naik di atas kurs teoritisnya sehingga menguntungkan
investor seperti tampak pada convexity positif dalam area A. Ini berarti investor tidak percaya

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
7 Universitas Mercu Buana
bahwa kenaikan bunga umum akan berlaku untuk jangka panjang, dan malah mengestimasi
bunga umum akan naik lebih kecil daripada kenaikan yang sekarang.

F. Zero Coupon Bond

Zero Coupon Bond adalah obligasi yang tidak memberikan kupon secara periodik, tetapi
pada saat dijual diberlakukan harga dibawah nominal. Pada saat jatuh tempo, pelunasan obligasi
dilakukan pada nilai nominalnya. Potongan harga atau diskon tergantung pada tingkat yield dan
maturity obligasi yang ditetapkan oleh bondissuer. Kurs obligasi pada saat dijual merupakan
nilai sekarang nominal obligasi yang akan diterima, yang dihitung dengan metode present value
berikut :

Kurs saat ini = Nominal/ (1 + y) n atau 1/(1 + y) n

Contoh Zero Coupon Bond ; YTM = 12 %, maturity 5 tahun

Tahun Ke -5 -4 -3 -2 -1 0

PVF 0,5674 0,6355 0,7118 0,7972 0,8929 100

Misalnya, Obligasi “A” memiliki sisa maturity selama 5 tahun dan yield sebesar 12%. Kurs
teoritis saat ini = 1/(1 + 0,12)5

= 1/ 1,762342

= 0,5674 atau biasa ditulis 56,74 yang dibaca 56,74%

Daftar Pustaka;
1. Sunariyah, 2004, Pengetahuan Pasar Modal
2. M. Samsul, 2006 Pasar Modal dan Manajemen Portofolio

Manajemen Inventasi
Nur Aisyah F. Pulungan SE,MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar
‘12
8 Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai