Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO.

1, APRIL 2014 39

ANALISA KETANGGUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR


MIKRO PATAHAN AKIBAT HEAT TREATMENT DAN
VARIASI SUDUT IMPACT PADA BAJA ST 60

Oleh:
Dimas Surya Widodo , Siswanto 2, dan Rr. Poppy Puspitasari 3
1
1
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang
2, 3
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Email: d.surya86@yahoo.co.id; Poppy.Phd@gmail.com

ABSTRAK: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa: (1) Ketangguhan baja St 60
akibat heat treatment dengan suhu 600 °C dan dengan variasi sudut α = 90° dan α = 120°. (2)
Ketangguhan baja St 60 akibat heat treatment dengan suhu 900 °C dan dengan variasi sudut α =
90° dan α = 120°. (3) Bentuk patahan baja St 60 setelah mengalami perlakuan panas dan uji
ketangguhan dengan variasi sudut α = 90° dan α = 120°. Desain penelitiannya adalah penelitian
eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif. Hasil penelitian adalah baja St 60 setelah dipanaskan, ketangguhan baja akan
meningkat. Serta pada struktur mikro patahan baja St 60 terjadi fenomena ductile to brittle
transition, salah satu penyebab fenomena ini adalah laju regangan tinggi. awalnya merupakan
material ulet tetapi mengalami patah getas. Transisinya juga bisa diamati dari permukaan patahan,
akan tampak serabut-serabut pada patahan yang benar-benar bersifat ulet, dan tampak butiran-
butiran kecil yang terlihat mengkilap pada patahan yang benar-benar bersifat getas.

Kata Kunci: Ketangguhan, Struktur Mikro Patahan, Heat Treatment, Variasi sudut Impact, Baja
St 60

Perlakuan panas (heat treatment) tentu di mana pada saat suatu material
adalah proses memanaskan bahan sampai mengalami patah mengalami pergeseran si-
suhu tertentu dan kemudian didinginkan fat, awalnya merupakan material ulet tetapi
dengan metode tertentu (Amanto, 1999:63). mengalami patah getas. Menurut Tipper
Syarat-syarat perlakuan panas adalah suhu (1962), dalam sebuah transisi, saat suhu
pemanasan harus naik secara teratur dan tinggi energi impak secara relatif juga besar
merata, dan alat ukur hendaknya seteliti karena patahannya bersifat ulet. Saat suhu
mungkin (Amstead, 1995). Pengujian im- menurun, energi impak menurun drastis ber-
pact adalah suatu pengujian yang digunakan samaan dengan berubahnya patahan menjadi
untuk menentukan sifat-sifat suatu material lebih bersifat getas. Faktor-faktor yang
yang mendapatkan beban dinamis, sehingga menyebabkan Ductile to Brittle Transition
dari pengujian ini dapat diketahui sifat (Puspitasari, 2007): (1) Temperatur, (2)
ketangguhan suatu material baik dalam wu- Kecepatan regangan pada pembebanan
jud liat maupun ulet serta getas. Ductile to kejut, (3) Tegangan tiga sumbu (triaxial
brittle transition adalah fenomena peruba- stress). Scanning Electron Microscopy
han sifat yang disebabkan faktor-faktor ter- (SEM) digunakan untuk mengamati detail
40 Dimas Surya Widodo, Siswanto, Rr. Poppy Puspitasari, Analisa Ketangguhan ...

permukaan sel atau struktur mikroskopik dinginkan dengan media udara, spesimen
lainnya yang mampu menampilkan penga- berikutnya dipanaskan kembali sampai
matan obyek secara tiga dimensi. SEM dengan suhu 900 °C kemudian di holding 30
adalah elektron yang menggambarkan sam- menit di dinginkan dengan media udara. (2)
pel dengan memindai seberkas elektron Dilakukan uji ketangguhan dengan mesin uji
dalam pola scan raster. Elektron berinteraksi impact. 2 spesimen tanpa perlakuan di uji
dengan atom yang menyusun sampel yang impact dengan variasi sudut impact 90° dan
menghasilkan sinyal yang berisi informasi 120°. 3 spesimen dengan suhu 600 °C di uji
tentang topografi permukaan, komposisi dan impact dengan sudut impact 90°. 3 spesimen
sifat-sifat konduktivitas listrik. dengan suhu 600 °C di uji impact dengan
sudut impact 120°. 3 spesimen dengan suhu
METODE 900 °C di uji impact dengan sudut impact
Dalam menentukan ketangguhan dan 90°. 3 spesimen dengan suhu 900 °C di uji
perubahan struktur mikro, data yang diper- impact dengan sudut impact 120°.
oleh dianalisis menggunakan analisis des- Dilakukan di laboratorium ITN Malang. (3)
kriptif. Data tersebut diperoleh dari hasil Pengujian struktur mikro dengan mikroskop
heat treatment dan pengujian impact dengan elektron (SEM) dengan pembesaran 27x,
variasi sudut impact. Objek yang digunakan 5000x, 1500x, dan 2000x. Dilakukan di
pada penelitian ini baja St 60, dengan laboratorium FMIPA Universitas Negeri
dimensi 10 x 10 x 55 mm tepat pada tengah Malang.
spesimen ditakik V dengan sudut 45°. Takik Teknik analisis data yang digunakan
V mempunyai kedalaman 2 mm dan jari-jari dalam penelitian analisa ketangguhan dan
dasar 0.25 mm. Jumlah spesimen yang perubahan struktur mikro akibat heat
digunakan dalam penelitian ini 14 buah. treatment dan variasi sudut impact adalah
Alat-alat yang digunakan (1) Furnace, analisis deskriptif, yakni menjabarkan
temperatur max. 1100 ℃, (2) Mesin uji perbandingan spesimen yang diberi per-
impact charpy, dimana W=26.32 kg, L= lakuan dengan tanpa perlakuan
0.075 m, R=0.647 m, (3) Alat foto mikro: menggunakan bantuan sofware microsoft
Scaning Electron Microscope (SEM). excel.
Langkah-langkah pengambilan data
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) HASIL DAN PEMBAHASAN
spesimen yang telah dibentuk, dipanaskan
dengan suhu 600 °C sebanyak 6 spesimen Hasil Uji Ketangguhan
dan 900 °C sebanyak 6 spesimen, spesimen Hasil pengujian spesimen pada
ditahan (holding) pada suhu 600 °C selama penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
30 menit, spesimen ini kemudian di di bawah ini:
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 41

Tabel 1 Tabel Rata-rata Nilai Ketangguhan non treatment dan heat treatment
spesimen 𝜶 Rata-rata HI (J/𝐦𝐦𝟐 )
Tanpa perlakuan 90° 0.782
120° 0.4335
Hardening 600 ℃ 90° 0.7926
120° 0.5152
Hardening 900 ℃ 90° 1.2729
120° 1.6152

Pada baja St 60 hardening 600 ℃ impak, ini berarti bahwa jika suhu diper-
dengan sudut impact 𝛼=90° mengalami besar atau dikurangi maka harga impaknya
peningkatan ketangguhan sebesar 1,4 % akan menurun atau meningkat”.
(0.7926 J/mm2 )dari spesimen non treat- Struktur Mikro Patahan
ment, demikian juga dengan spesimen baja
St 60 hardening 600 ℃ dengan sudut impact
𝛼=120° mengalami peningkatan sebesar
18,7 % (0.5152 J/mm2 ), ini menunjukkan
karakteristik baja bersifat ulet (ductile). Hal
ini membuktikan bahwa temperatur harden-
ing berpengaruh terhadap ketangguhan baja
St 60 dan proses treatment yang diberikan
kepada setiap pengujian mempunyai perbe-
daan ketangguhan pada masing-masing
spesimen yang di uji.
Pada baja St 60 hardening 900 ℃
dengan sudut impact 𝛼=90° mengalami
peningkatan ketangguhan sebesar 62,9 %
(1.2729 J/mm2 ). Hal ini membuktikan
bahwa terdapat hubungan antara suhu
dengan harga impact atau nilai impact,
semakin besar suhu maka nilai impact akan
meningkat.
Pada pengujian impact baja St 60
hardening 600 ℃ dan 900 ℃ dengan variasi
sudut impact berbanding lurus dengan
penelitian Lagiyono, Suwandono, Mukham-
Gambar 1 a. Struktur Mikro Patahan Baja St
ad Masykur yang menyimpulkan “bahwa 60 suhu 600 ℃, 𝜶 = 90°
terdapat hubungan antara suhu dengan harga b. Struktur Mikro Patahan Baja St
60 suhu 600 ℃, 𝜶 = 120°
42 Dimas Surya Widodo, Siswanto, Rr. Poppy Puspitasari, Analisa Ketangguhan ...

Struktur Mikro atau metalografi fracture), hal ini dikarenakan pada gambar
adalah suatu bentuk susunan struktur yang terlihat bentuk patahan dimple fracture
terbentuk pada material logam dan ukuran- lebih merata. Pada baja St 60 hardening 600
nya sangat kecil dan tidak beraturan, ben- ℃ dengan 𝛼 = 120° pada gambar 5.5 (b),
tuknya berbeda-beda tergantung pada unsur terlihat dimple fracture hampir disemua
dan proses yang dialami pada saat pemben- bagian dan cleavage fracture. Sehingga
tukannya (ASM Handbook Committee, diperoleh analisa dari hasil heat treatment
2002:9). dengan suhu dan media pendinginan sama
Berikut hasil pengujian struktur namun sudut impact berbeda, diperoleh hasil
mikro menggunakan SEM pada spesimen morfologi dengan menggunakan SEM
baja St 60 suhu 600 ℃, 𝛼 = 90° dan suhu secara keseluruhan memiliki sifat baja yang
600 ℃, 𝛼 = 120°. Pada Gambar 2 (a), hasil ulet (ductile).
pengamatan struktur mikro patahan pada Sedangkan hasil pengujian struktur
baja St 60 hardening 600℃ dengan 𝛼 = 90°, mikro menggunakan SEM pada spesimen
bentuk struktur mikro patahan yang baja St 60 suhu 900 ℃, 𝛼 = 90°, dan suhu
mendominasi adalah patah ulet (ductile 900 ℃, 𝛼 = 120° sebagai berikut:

Gambar 2 a. Struktur Mikro Patahan Baja St 60 suhu 900 ℃, 𝜶 = 90°


b. Struktur Mikro Patahan Baja St 60 suhu 900 ℃, 𝛂 = 120°
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 43

Baja St 60 hardening 900 ℃, hasil penga- perlakuan panas dengan suhu 600 ℃ belum
matan struktur mikro patahan mix fracture. melewati batas transisi dan mengalami per-
Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.6 (a), ubahan fasa menjadi perlite dan ferrite. (2)
terlihat dimple fracture, cleavage fracture Nilai ketangguhan rata-rata pada baja St 60
dan cleavage river pattern. Sedangkan proses hardening 900 ℃ dengan α = 90°
gambar 5.6 (b) dimple fracture dan cleavage nilai ketangguhan rata-rata mengalami pe-
fracture. Secara keseluruhan baja St 60 ningkatan cukup tinggi sebesar 62,9 %
hardening 900 ℃ bentuk patahannya brittle. (1.2732 J/mm2 ) dari spesimen non treat-
Pengujian yang dilakukan mangha- ment. Dan pada proses hardening 900 ℃
silkan analisa struktur mikro yaitu spesimen dengan α = 120° nilai ketangguhan rata-rata
dengan hardening 600 °C membentuk mengalami peningkatan yang sangat tinggi
patahan permukaan bersifat ductile fracture, hampir 3 kali dari ketangguhan non treat-
sedangkan spesimen dengan hardening 900 ment (1.6152 J/mm2 ). Hal ini terjadi karena
°C mengahasilkan bentuk permukaan brittle pada suhu 900 ℃ sudah melewati batas
fracture. Hal ini berbanding terbalik dengan transisi pada fasa austenit dan didinginkan
Tipper (1962) yang menyatakan “Dalam secara normal membentuk fine perlite (perlit
sebuah transisi, saat suhu tinggi energi halus) yang keras dan getas dibandingkan
impak secara relatif juga besar karena spesimen non treatment. (3) Bentuk struktur
patahannya bersifat ulet. Saat suhu mikro patahan yang terjadi pada spesimen
menurun, energi impak menurun drastis dengan hardening 600 °C membentuk
bersamaan dengan berubahahnya patahan patahan permukaan bersifat ductile fracture,
menjadi lebih bersifat getas”. Hal ini hanya sedangkan spesimen dengan hardening 900
berlaku pada low temperature treatment. °C menghasilkan bentuk permukaan brittle
fracture.
PENUTUP
Saran
Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan di atas,
Berdasarkan pembahasan di atas maka saran/rekomendasi yang diajukan di-
dapat ditarik kesimpulan, yakni: (1) Nilai rumuskan sebagai berikut: (1) Bagi peneliti
ketangguhan rata-rata pada baja St 60 proses selanjutnya, Diadakan penelitian lebih lanjut
hardening 600 ℃ dengan α = 90° me- dari analisa ketangguhan dan perubahan
ngalami peningkatan 1,4 % (0.7926 J/mm2 ) struktur mikro patahan akibat heat treatment
dari spesimen non treatment dan pada dengan menambahkan pengujian mekanik
proses hardening 600 ℃ dengan α = 120° dan dengan perlakuan yang berbeda, yakni
nilai ketangguhan rata-rata mengalami variasi media pendingin. (2) Bagi industri,
peningkatan 18,7 % (0.5152 J/mm2 ) dari perlu diperhatikan dalam memilih material,
spesimen non treatment. Hal ini disebabkan terutama material yang berhubungan dengan
44 Dimas Surya Widodo, Siswanto, Rr. Poppy Puspitasari, Analisa Ketangguhan ...

perlakuan panas. (3) Bagi jurusan teknik untuk mengetahui data mengenai ketang-
mesin FT UM, penelitian ini bisa dijadikan guhan material dan fenomena ductile to
referensi untuk dikembangkan lebih lanjut brittle transition.

DAFTAR RUJUKAN

Abdunnaser & Sumiyanto. 2011. Pengaruh Dieter, George E. 1986. Mechanical


Proses Hardening dan Tempering Metallurgy, Mc Graw Hill Book
Terhadap Kekerasan dan Struktur Company Printers Ltd. George
Mikro pada Baja Karbon Sedang Krauss, 1990, Steel Heat Treahment
Jenis SNCM. Skripsi tidak and processing Principle, ABM
diterbitkan. Jakarta: Institut Saint International.
dan Teknologi Nasional. Djaprie, Sriati. 1992. Metalurgi Mekanik
Amstead B.H., Ostwald P.F., & Begeman Jilid II. Jakarta: Erlangga.
M.L. dan Sriati Dj. 1995. Teknologi Khasanah, Nur. 2010. Penentuan Kealyalan
Mekanik edisi ketujuh. Jakarta: Material Pipa Elbow Local Content
Erlangga. Sebagai Pengganti Pipa Elbow GE
Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian N879 pada Lokomotif Kereta Api
Suatu Pendekatan Praktik Edisi CC204 Di PT Industri Kereta Api
Revisi V. Jakarta: PT Asdi (Persero). Skripsi tidak diterbitkan.
Mahastaya. Surabaya: Institu Teknologi Sepuluh
ASTM E23-56. Standard Test Methods for November.
Notched Bar Impact Testing of Kline D. 2001. Morphology of Polyan-
Metallic Materials. hydride Microscophere Delivery
ASM Handbook Committe. 2002. System. Departement of Chemical
Fractography and Atlas Fractograp- Engineering.
shs 8thEdition. USA. Koswara, Engkos. 1999. Pengujian Bahan
Bianconeri. 2014. Patah Getas. (Online), Logam. Bandung: Humaniora Utama
(http://www.scribd.com/doc/202750 Press.
397/Patah-Getas), diakses 23 maret Lugiyono, Suwandono & M. Mukhamad.
2014. 2011. Pengaruh Temperatur
Daryanto. 2006. Ilmu logam. Jakarta: Bumi Terhadap Sifat Mekanik pada Baja
Aksara. Karbon Sedang St 60.
David, G. 2006. Scanning Electron Micros- Munawir, Khairil. 2013. Diagram Fe-Fe3c.
copy Principle. (Online) (http://sekolah007.blogspot.
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 45

ca/2013/04/diagram-fe-fe3c.html), Suherman. 1987. Ilmu Logam 1. Institut


diakses 23 Maret 2014. Teknologi Sepuluh Nopember:
Pradani, Yayi Febdia. 2012. Pengaruh Surabaya.
Variasi Temperature Tempering Tipper, Constance F E. 1962. The Brittle
terhadap Kekuatan Tarik, Fracture Story. Cambridge:
Kekerasan, dan Struktur Mikro pada Cambridge University Press.
Pengelasan Baja St-60. Malang: Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
Universitas Negeri Malang. Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Puspitasari, Poppy. 2007. Perilaku UM Press.
Kuningan Akibat Laju Pembebanan University of Cambridge. Ductile to Brittle
Tarik Yang Tinggi (102 – 104/s). Transition. (Online), (http://www.
Thesis tidak diterbitkan. Bandung: doitpoms.ac.uk/tlplib/BD6/ductile-to
Institut Teknologi Bandung. -brittle.php), diakses 8 Februari
Rusli, Taufik Arta. 2013. Pengaruh Posisi 2014.
Pengelasan GMAW dan Pola Van Vlack, Lawrence H.1995. Ilmu dan
Gerakan Kawat Las Terhadap Teknologi Bahan. Jakarta: Gelora
Ketangguhan Uji Impact pada Baja Aksara Pratama.
St. 41. Skripsi tidak diterbitkan. Wibowo, Ari. 2006. Proyek Pembangunan
Malang: Universitas Negeri Malang. Pabrik Dan Kantor PT. Itokoh
Setiadji, Widya Mukti. 2007. Perubahan Ceperindo Buntalan Klaten Tengah
Ketangguhan Bahan St.40 yang Klaten. Surakarta: Fakultas Teknik
Telah Mengalami Proses Double Widodo, Basuki. 2007. Buku Panduan
Hardening dengan Carburizing. Praktikum Pengujian Material/
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Metallografi. Malang: Institut Tek-
Universitas Negeri Semarang. nologi Nasional Malang
Sudria, Tata. 1995, Pengetahuan Bahan Wiryosumarto, Harsono. 2000. Teknologi
Teknik, Jakarta: Pradya paramita. Pengelasan Logam. Jakarta: Pradnya
Suharno K, Purnomo C & Widodo S. 2013. Paramita.
Ketangguhan Impak Baja dan Zuchry, Muhammad. 2012. Pengaruh
Aluminium akibat Pengaruh Per- Temperatur Dan Bentuk Takikan
lakuan Panas. Magelang: Univer- Terhadap Kekuatan Impak Logam.
sitas Tidar Magelang. Majalah Ilmiah Mektek, XIV No.1

Anda mungkin juga menyukai