Anda di halaman 1dari 19

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN PADA Tn. S DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERTROPI


(BPH)

Hari/Tanggal : Selasa, 07 februari 2017

Jam : 16.00 WIB

Pengkaji : Wardah Arum Septiyani

Ruang : Jahe

I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Ngasinan 01/14 Timpik, Susukan, Semarang
No.CM : 17.xxxx
Tanggal masuk RS : 06 Februari 2017
Diagnostik Medis : BPH

10
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Umur : 44 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Ngasinan 01/14 Timpik, Susukan, Semarang

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


A. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri saat BAK.
2) Kronologi penyakit saat ini
Pasien mengatakan mula – mula jika ingin kencing rasanya
sakit terus, kemudian setelah beberapa hari pasien baru
memeriksakan ke RSUD Pandan Arang Boyolali. setelah
dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosa menderita BPH.
3) Pengaruh penyakit terhadap pasien
Dengan kondisi pasien seperti ini, pasien cukup terganggu
karena tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya.
4) Yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan
Pasien berharap pelayanan kesehatan bisa membantu dalam
pengobatan sehingga bisa sembuh.

Riwayat penyakit masa lalu


Pasien mengatakan sebelumnya tidak mempunyai penyakit
yang serius dan penyakit yang sama seperti saat ini. Pasien juga
tidak mempunyai riwayat alergi. Pasien mempunyai riwayat
hipertensi. Pasien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit.

11
B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Genogram

72
th

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Pasien
72 th

12
--------- : Tinggal satu rumah

: Menikah

: Garis keturunan

Pasien tinggal bersama istri dan anak terakhirnya bersama menantu dan dua
cucunya. Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengannya. Di dalam keluarganya juga tidak ada yang
menderita penyakit yang menular maupun menurun. Efek bagi keluarga jika salah
satu anggota keluarganya sakit, keluarga merasa sedih dan mereka jadi tidak bisa
berkumpul lagi bersama seluruh anggota keluarganya.

C. PENGKAJIAN BIOLOGIS
1. RASA AMAN DAN NYAMAN
Pasien mengatakan nyeri pada perut suprapubic dengan skla
nyeri 6. Nyeri ketika bergerak dan nyeri seperti ditusuk-tujuk
benda tumpul. Rasa nyeri yang dirasakan pasien cukup
mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. AKTIVITAS ISTIRAHAT-TIDUR
Sebelum sakit: pasien melakukan aktivitas seperti biasanya
tidak ada gangguan, biasanya tidur ± 9 jam/hari.
Selama sakit: Pasien cukup terganggu dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, selama sakit pasien hanya tidur ± 6
jam/hari karena menahan nyeri pada perut bagian suprapubic.
3. CAIRAN
Sebelum Sakit: Pasien minum ± 5-8 gelas/hari, pasien
terbiasa minum air putih dan minum teh saat pagi hari.
Pasien tidak pernah minum alkohol.

13
Selama sakit: Selama sakit pasien tidak ada program
pembatasan cairan, sehingga pasien tetap minum ± 5-6
gelas/hari.
4. NUTRISI
Sebelum Sakit: Pasien terbiasa makan dengan nasi, sayur dan
lauk, pasien makan 3x/hari.
Selama sakit: Pasien makan 3x/hari sesuai porsi yang
diberikan dari rumah sakit.
5. ELIMINASI
Sebelum sakit: Pasien BAK normal 6x sehari, BAB 1x sehari
Selama sakit: BAB normal 1x sehari, terpasang DC sejak
tanggal 06 februari 2017.
6. KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN KARBONDIOKSIDA
Sebelum sakit: Pasien tidak ada riwayat gangguan
pernafasan, pasien tidak cepat lelah.
Selama sakit: Pasien menggunakan O2 kanul 4 l
7. PERSONAL HYGIENE
Sebelum sakit: Pasien mandi dan gosok gigi 2x/hari pada
pagi dan sore hari, pasien mencuci rambut saat rambut
seudah mulai kotor.
Selama sakit: selama dirumah sakit pasien hanya dicibing
oleh keluarganya.
8. SEX
Pasien sudah menikah dan memiliki 4 orang anak.

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Psikososial
Pasien merasa sedih dengan keadaannya sekarang karena
dengan dirawat di RS dapat merepotkan anaknya. Pasien
menganggap adalah seorang bapak untuk anak-anaknya dan
kakek untuk cucunya.

14
2. Hubungan Sosial
Pasien berkumpul dengan tetangga-tetangganya untuk
sekedar bercerita. Pasien juga mengikuti kegiata
dimasyarakat seperti gotong royong, rapat desa.
3. Spiritual
Pasien adalah seorang muslim. Sebelum dirumah sakit pasien
sholat, tetapi selama dirumah sakit pasien sholat dengan cara
berbaring.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum
KU: Baik, composmetis. GCS E4M6V5
TD: 160/90 mmhg, R: 20x/mnt, N: 80x/mnt, S: 36,6ºC
BB: 68 kg, TB: 168 cm
Kulit: sawo matang.
b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal
1. Kepala
a) Mesochepal, rambut pendek berwarna putih
b) Mata
Simetris, bersih, tidak anemis
c) Telinga
Simetris, bersih, fungsi pendegaran berkurang karena
faktor usia.
d) Hidung
Tidak ada sekret, tidak nyeri, fungsi penciuman baik,
terpasang O2 kanul 4 l
e) Mulut
Mukosa binir kering, gigi tampak kotor, mulut bau.

2. Leher

15
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak terjadi nyeri
tekan
3. Dada
a. Inspeksi : Simetris
b. Perkusi : Batas jantung dan paru pada posisi
normal
c. Palpasi : Simetris
d. Auskultasi : Tidak ada whizing
4. Abdomen
a. Inspeksi : Simetris, warna kulit sawo matang
b. Auskultasi : Peristaltik usus 16x/mnt
c. Perkusi : Tidak ada penumpukan cairan
d. Palpasi : Ada nyeri tekan diarea suprapubic
5. Genetalia, Anus dan Rektum
a. Inspeksi :Terpasang DC sejak tanggal 06
Februari 2017, tidak terjadi kelainan
genetalia
b. Palpasi : Tidak teraba penumpukan urine
6. Ekstremitas
a. Atas : Ekstremitas atas lengkap, tidak ada
kelainan jari, terpasang infus ditangan kiri
b. Bawah : Ektremitas bawah lengkap, tidak
terjadi odema, dapat bergerak bebas

16
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Tanggal : 06 Februari 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal Metode


HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 14,4 g/dl 12-16 Autocounter
Lekosit 8015 /ul 4800-10800 Autocounter
LED 6 /mm 0-20
Hitung jenis sel
Eosinofil % 0,20 L % 1-3 Giemsa
Basofil % 0,20 % 0-1
Neutrofil Batang % % 1-6 Giemsa
Neutrofil Segmen % 31,20 H % 50-70 Giemsa
Limfosit % 15,20 L % 20-40 Giemsa
Monosit % 2,70 % 2-8 Giemsa
Hematokrit 41 % 37-47 Autocounter
Protein Plasma g/dl 6-8
Trombosit 253 10^3/uL 150-450 Autocounter
Eritrosit 3,62 10^6/uL 4,2-5,4 Elektronik impedance
MCV 87,3 fL 80-100
MCH 21,7 pg 27-32
MCHC 33,4 g/dl 32-36
RDW 12,3 %
PT 12,8 Detik 12-16 Elektronik impedance
INR 0,949
APTT 27,2 Detik 26-42
KIMIA
Gula darah sewaktu 120 mg/dl 70-125 Hexokinase
Ureum 46 mg/dl 10-50 Urease – UV
Creatinin 0,26 mg/dl 0,6-11 Jaffe
IMUPSEROLOGI
HbsAG Non reaktif Non reaktif

b. Pemeriksaan USG
Tanggal 1 Februari 2017
Kesan: BPH. Kapsul mungkin mengalami perlengkapan Ren baik
c. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 06 Februari 2017

17
Kesan: Kardiomegali dengan oedem pulmunom

V. TERAPI YANG DIBERIKAN


Pre oprasi
Infus As Sering 20 tpm
Inj. Amlodipin 1x5 mg
Inj. Candesartan 1x8 mg
Post op
Infus As Sering 20 tpm
Inj. Tramadol 3 ml/8j
Inj. Ketorolac 3 ml/8j
Inj. Antrain 3 ml/8j
Inj. Ranitidin 3 ml/8j

VI. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS: Pasien mengatakan nyeri perut bagian Spasme otot spincter Gangguan rasa nyaman:nyeri

18
suprapubic
P: Nyeri dirasakan saat BAK
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
benda tumpul
R: Nyeri pada perut bagian
suprapubic
S: Skla nyer 6
T: Nyeri ± 5-15 mnt

DO: - Pasien tampak lemah


- Pasien tampak menahan nyeri
- Skla nyeri 6
2 DS: Pasien mengatakan nyeri dibagian Invasif, insisi bedah Resiko infeksi
operasi trauma jaringan
DO: - TD: 160/90 mmHg, N: 80x/mnt, R:
20x/mnt, S: 36,6ºC
- Tampak luka operasi
3 DS: Pasien bertanya tentang penyakitnya Kemungkinan Ansietas
DO: - Pasien tampak lemah dan lemas prosedur bedah
- Pasien tampak cemas

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman:nyeri b/d spasme otot spincter
2. Resiko infeksi b/d invasif, insisi bedah, trauma jaringan
3. Ansietas b/d prosedur bedah

VIII. NCP

DX NOC NIC
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Kaji tingkat nyeri P, Q, R, S, T
selama 3x24 jam pasien mampu P: nyeri dirasakan pada saat bergerak
mempertahankan drajat kenyamanan kriteria Q: nyeri seperti ditusuk tusuk benda tumpul
hasil: R: nyeri pada abdomen suprapubic
S: sekala nyeri 6

19
a. Monitor nyeri (P, Q, R, S, T) T: nyeri ± 5-10 menit
b. Observasi tanda non verbal nyeri - Observasi tanda non verbal nyeri
c. Beri kompres hangat pada abdomen - Memeberi kompres hangat pada abdomen
suprapubic suprapubic
d. Atur posisi nyaman - Memebrikan posisi nyaman
- Kolaborasi dengan dokter pemberian obat

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Mempertahankan sistem katerterisasi steril


selama 3x24 jam pasien tidak mengalami - Ambulasi dengan kantung drainase dependen
tanda infeksi dengan kriteria hasil: - Mengobservasi TTV
a. Pertahankan sistem kateterisasi - Menganti balutan dengan sering
b. Ambulasi dengan kantung drainase - Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik
dependen
c. Awasi TTV
d. Ganti balutan
e. Beri antibiotik sesuai indikasi

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Hubungan saling percaya dengan pasien


selama 2x24 jam ansietas dapat teratasi - Berikan informasi tentang prosedur
dengan kriteria hasil: - Lindungi privasi
- Ansietas teratasi - Dorong pasien menyatakan masalah
- Tampak rileks
- Ansietas menurun

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal No Implementasi Evaluasi Ttd

20
DX
Selasa 1 - Mengkaji tingkat nyeri P, Q, R, S, T S: Pasien mengatakan nyeri pada
07-02-2017 16·00 perut suprapubic
O: Pasien tampak meringis
kesakitan
P: nyeri dirasakan saat BAK
Q:nyeri seperti ditusuk tusuk
benda tumpul
R: nyeri pada perut
suprapubic
S: sekala nyeri 6
T: nyeri ± 5-15 menit

- Mengajarkan tehnik relaksasi S: pasien mengatakan nyeri pada


perut suprapubic
O: pasien dapat melakukan teknik
relaksasi (nafas dalam)

- Kolaborasi dengan dokter pemberian S: pasien mengatakan masih nyeri


Injeksi Pantoprazole O: Obat telah masuk

2 - Memonitor tanda-tanda vital S: pasien megatakan nyeri


20·00 dibagian perut suprapubic
O: TD: 160/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 36,6ºC
- Mengobservasi drainase dan luka S: pasien mengatakan nyeri
dibagian operasi
O: luka tampak belum kering

3 - Membantu pasien untuk menghilangkan S: pasien megaatakan cemas


24.00 rasa takut berkurang
O: pasien tampak tenang

Rabu 1 - Mengkaji tingkat nyeri P, Q, R, S, T S: Pasien mengatakan nyeri pada


08-02-2017 10·00 perut suprapubic
O: Pasien tampak meringis

21
kesakitan
P: nyeri dirasakan saat BAK
Q:nyeri seperti ditusuk tusuk
benda tumpul
R: nyeri pada perut
suprapubic
S: sekala nyeri 6
T: nyeri ± 5-10 menit

- Mengajarkan tehnik relaksasi S: pasien mengatakan nyeri pada


perut suprapubic berkurang
O: pasien dapat melakukan tehnik
relaksasi (nafas dalam)

2 - Memonitor tanda-tanda vital S: pasien megatakan nyeri


12.00 dibagian perut suprapubic
O: TD: 160/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 36,6ºC

- Mengobservasi drainase dan luka S: pasien mengatakan nyeri


dibagian operasi
O: luka tampak belum kering

3 - Membantu pasien untuk menghilangkan S: pasien megaatakan cemas


14.00 rasa takut berkurang
O: pasien tampak tenang

1 - Mengkaji tingkat nyeri P, Q, R, S, T S: Pasien mengatakan nyeri pada


16.00 perut suprapubic
P: nyeri dirasakan saat BAK
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
benda tumpul
R: nyeri pada perut
suprapubic
S: sekala nyeri 6

22
T: nyeri ± 5-10 menit
O: pasien tampak menahan nyeri

- Mengajarkan tehnik relaksasi S: pasien mengatakan nyeri pada


perut suprapubic berkurang
O: pasien dapat melakukan tehnik
relaksasi (nafas dalam)

2 - Memonitor tanda-tanda vital S: pasien megatakan nyeri


18·00 dibagian perut suprapubic
O: TD: 160/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 36,6ºC

- Mengobservasi drainase dan luka S: pasien mengatakan nyeri


dibagian operasi
O: luka tampak belum kering

3 Membantu pasien menghilangkan rasa S: pasien mengatakan tidak cemas


20.00 takut O: pasien tampak tenang

S: pasien mengatakan nyeri pada


1 - Mengajarkan tehnik relaksasi perut suprapubic berkurang
22.00 O: pasien dapat melakukan tehnik
relaksasi (nafas dalam)

2 - Memonitor tanda-tanda vital S: pasien megatakan nyeri


24.00 dibagian perut suprapubic
O: TD: 160/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 36,6ºC

3 Membantu pasien menghilangkan rasa S: pasien mengatakan tidak cemas

23
24.00 takut O: pasien tampak tenang

Kamis 1 - Mengkaji tingkat nyeri P, Q, R, S, T S: Pasien mengatakan nyeri pada


09-02-2017 10·00 perut suprapubic
P: nyeri dirasakan saat BAK
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
benda tumpul
R: nyeri pada perut
suprapubic
S: sekala nyeri 6
T: nyeri ± 5-10 menit
O: pasien tampak menahan nyeri

- Mengajarkan tehnik relaksasi S: pasien mengatakan nyeri pada


perut suprapubic berkurang
O: pasien dapat melakukan tehnik
relaksasi (nafas dalam)

- Kolaborasi dengan dokter pemberian S: pasien mengatakan nyeri


Inj. ketorolac berkurang
Inj. Antrain O: obat telah masuk
Inj. Ranitidin
S: pasien megatakan nyeri
2 - Memonitor tanda-tanda vital dibagian perut suprapubic
12·00 O: TD: 160/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 36,6ºC

S: pasien mengatakan nyeri pada


1 Mengajarkan tehnik relaksasi perut suprapubic berkurang
16.00 O: pasien dapat melakukan tehnik
relaksasi (nafas dalam)

S: pasien mengatakan nyeri

24
2 - Mengobservasi luka dibagian operasi
20.00 O: luka tampak belum kering

S: pasien mengatakan nyeri pada


1 Mengajarkan tehnik relaksasi perut suprapubic berkurang
24.00 O: pasien dapat melakukan tehnik
relaksasi (nafas dalam)

S: pasien mengatakan nyeri


2 - Mengobservasi luka dibagian operasi
24·00 O: luka tampak belum kering

X. EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Dx Evaluasi Ttd


Selasa 1 S: Pasien mengatakan nyeri bagian perut suprapubic
07-02-2017 P: nyeri dirasakan saat BAK
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk benda tumpul

25
R: nyeri pada perut suprapubic
S: sekala nyeri 6
T: nyeri ± 5-15 menit
O: KU: Baik
Pasien tampak menahan nyeri
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Relaksasi nyeri (nafas dalam)

2 S: Pasien mengatakan sakit dibagian operasi


O: luka tampak belum kering
TD: 130/70 mmHg
N: 97x/menit
R: 20x/menit
S: 37ºC
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Mengobservasi luka

3 S: Pasien mengatakan cemas


O: Pasien tampak cemas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Membantu pasien untuk menghilangkan rasa takut

Rabu 1 S: Pasien mengatakan nyeri bagian perut suprapubic


08-02-2017 P: nyeri dirasakan saat BAK
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk benda tumpul
R: nyeri pada perut suprapubic
S: sekala nyeri 6

26
T: nyeri ± 5-10 menit
O: KU: Baik
Pasien tampak menahan nyeri
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Relaksasi nyeri (nafas dalam)

2 S: Pasien mengatakan sakit dibagian operasi


O: luka tampak belum kering
TD: 130/70 mmHg
N: 97x/menit
R: 20x/menit
S: 37ºC
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Mengobservasi luka

3 S: Pasien mengatakan tidak cemas


O: Pasien tampak lebih tenang
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Membantu pasien untuk menghilangkan rasa takut

Kamis 1 S: Pasien mengatakan nyeri bagian perut suprapubic


09-02-2017 P: nyeri dirasakan saat BAK
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk benda tumpul
R: nyeri pada perut suprapubic
S: sekala nyeri 5
T: nyeri ± 5-10 menit
O: KU: Baik

27
Pasien tampak menahan nyeri
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Relaksasi nyeri (nafas dalam)

2 S: Pasien mengatakan sakit dibagian operasi


O: luka tampak belum kering
TD: 130/70 mmHg
N: 97x/menit
R: 20x/menit
S: 37ºC
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Mengobservasi luka

28

Anda mungkin juga menyukai