Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN HAYATI

“EKSPLORASI PARASITOID”

Oleh :

Nama : Airin Aulia Rahmi

NPM : E1K018033

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


JURUSAN PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengendalian hama dan penyakit secara konvensional pada tanaman dengan menggunakan
pestisida kimia saat ini sudah tidak merupakan solusi bijak lagi, hal ini terkait dengan berbagai
dampak negatif, berupa residu bahan kimia pada lingkungan yang dapat menimbulkan
pencemaran tanah dan air serta residu tersebut juga akan terdapat pada hasil panen pada
tanaman pangan, dapat menyebabkan hama sasaran menjadi kebal terhadap bahan kimia yang
terkandung dalam pestisida tersebut dan dapat menghambat atau membunuh populasi
organisme non target.
Pengendalian hama terpadu (PHT) telah banyak dikembangkan dalam intensifikasi
pertanian, guna mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia. Salah satu
komponen PHT yaitu dengan teknik pengendalian hayati. Pengendalian hayati yaitu
pengendalian hama secara biologi yang memanfaatkan agen pengendali hayati (musuh
alaminya) baik itu predator, parasitoid maupun mikroorganisme agen hayati yang
kelimpahannya banyak tersedia di alam.
Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami mengurangi dampak terhadap
lingkungan dan memaksimalkan kerja dari faktor biotik seperti parasitoid, predator dan patogen
terhadap mangsa atau inangnya. Salah satu musuh alami, yaitu parasitoid, sudah tersedia di
ekosistem alami pertanian tanpa adanya bantuan tangan manusia sebagai pembudidaya. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk dapat mengenal serta mengetahui apa saja serangga yang
termasuk ke dalam kelompok parasitoid hama.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengenal, membedakan dan
mendapatkan parasitoid berdasarkan sifat morfologinya.
BAB II. LANDASAN TEORI

Musuh alami adalah organisme di alam yang dapat membunuh serangga, melemahkan
serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase
reproduktif dari serangga (Heviyanti, 2016). Salah satu musuh alami penting di pertanaman
padi sawah adalah parasitoid. Parasitoid merupakan serangga yang penting dalam teknik
pengendalian hayati, hal ini dikarenakan dalam proses kehidupannya terdapat fase/tahapan
dimana serangga parasitoid tersebut hidup didalam tubuh inangnya. Serangga parasitoid dapat
memangsa telur, larva maupun serangga dewasa (imago).
Parasitoid memegang peranan yang sangat penting dalam pengendalian secara hayati, hal
ini dikarenakan secara alamiah dapat mengendalikan serangga hama pemakan tanmanan. Pada
umumnya parasitoid merupakan serangga yang kecil, terdapat 86 famili dari 6 ordo serangga
sebagai parasitoid, yaitu Hymenoptera, Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Neuroptera dan
Strepsiptera (Nuraeni dkk., 2016).
Ordo Diptera dan Hymenoptera merupakan serangga parasitoid yang paling penting
mengingat banyaknya family dari ordo ini yang berperan sebagai parasitoid. Beberapa family
parasitoid yang termasuk ke dalam ordo Hymenoptera diantaranya yaitu Branconidae,
Ichneumonidae dan beberapa serangga yang termasuk ke dalam famili Chalcidoidae.
Sedangkan famili parasitoid dari ordo Diptera yang paling penting adalah yaitu famili
Tachinidae (Untung, 1993).
Jenis parasitoid dapat dibedakan menurut cara parasitasinya. Parasitoid yang menyerang
bagian luar serangga disebut ektoparasitoid, dan jika menyerang bagian dalam serangga disebut
endoparasitoid. Parasitoid yang hanya terdapat satu ekor dalam serangga inang disebut
parasitoid soliter dan jika ditemui lebih dari seekor pada serangga inang disebut parasitoid
gregarius. Jika lebih dari satu jenis parasitoid yang menyerang satu serangga inang disebut
multiple parasitism atau parasitasi ganda. Super parasitisme yaitu terdapat lebih dari satu
parasitoid yang dapat tumbuh dan berkembang hingga menjadi dewasa pada lingkungan satu
jenis inangnya (Kartohardjono, 2011).
Ekositem tanaman padi, banyak terdapat musuh alami yang memiliki potensi untuk
mengendalikan hama, seperti Trichogramma sp. dan Apanteles sp. yang dapat mengendalikan
penggerek batang padi Scirpophaga innotata (Nugroho dkk., 2012). Parasitoid telur
Tetrastichus schoenobii, Telenomus rowani merupakan faktor biotik utama dalam mengatur
populasi penggerek batang padi (Santosa dan Sulistyo, 2007).
BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu


Tempat pelaksanaan praktikum adalah di lahan pertanaman padi di Pasar Pedati,
Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Waktu pelaksanaan praktikum adalah pada
Hari Sabtu, tanggal 13 Maret 2021.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah satu lahan pertanaman padi
dengan populasi hama beserta parasitoid. Adapun alat-alat yang digunakan selama pelaksanaan
praktikum adalah kamera atau handphone dan alat tulis.

3.3. Pelaksanaan Praktikum


Adapun langkah-langkah pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mendatangi sawah atau kebun yang terdapat di sekitar kampung atau tempat tinggal.
2. Mencatat lokasi, ketinggian tempat dan tanaman yang diamati sebagai pengamatan.
3. Mengamati setiap jenis arthropoda yang ditemukan di areal persawahan ataupun
perkebunan, lalu mencatat dan menghitung parasitoid apa saja yang ditemukan di areal
persawahan.
4. Menggunakan buku identifikasi ataupun melalui internet untuk mengidentifikasi
parasitoid yang berhasil ditemukan.
5. Membahas setiap parasitoid yang ditemukan sesuai dengan buku atau jurnal referensi
yang ada.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tanaman yang diamati : Padi (Oryza sativa)
No. Gambar Keterangan

Kelompok telur hama


1. penggerek batang padi
(PBP) yang diparasit oleh
parasitoid

4.2. Pembahasan
Dari pelaksanaan praktikum ini, dilakukan pengamatan terhadap keberadaan parasitoid
serangga hama pada pertanaman padi. Hasil pengamatan yang didapatkan daari pengamatan di
sawah pada lima titik sampe, didapatkan satu kelompok telur hama penggerek batang padi
(PBP) yang terserang parasitoid. Parasitoid yang menyerang kelompok telur tersebut diduga
berasal dari spesies Trichogramma sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat serangga-serangga kecil berada pada dan keluar
dari kelompok telur penggerek batang padi. Serangga yang terlihat pada kelompok telur
berwarna hitam dan kekuningan, berukuran kecil dan hidup berkoloni. Serangga juga terlihat
memiliki sayap.
Menurut penelitian Yunus (2005), parasitoid Trichogramma sp. memiliki imago jantan dan
betina yang berwarna kuning kecoklatan, mata berwarna merah dan toraks berwarna hitam.
Panjang dari imago sekitar 0,4 - 0,5 mm dengan lebar kepala 0,17 – 0,21 mm. Antena betina
berbentuk gada, berbulu pendek dan tumbuh jarang (hampir tidak berbulu). Antena jantan
bentuk lurus dan banyak ditumbuhi bulu/rambut. Siklus hidup parasitoid ini sangat pendek yaitu
sekitar 10 hari. Hal tersebut sangat menguntungkan untuk digunakan sebagai agensia hayati
dalam mengendalikan hama penggerek batang padi, mengingat serangan hama Scirpophaga
innotata terjadi di sepanjang pertumbuhan tanaman padi. Dengan demikian parasitoid akan
berkembang secara kontinyu hingga mencapai 9-10 generasi selama satu musim tanam padi.
Menurut Yunus (2005), imago parasitoid ini muncul dari telur inang dengan menerobos
lapisan telur. Segera setelah parasitoid berada di luar tubuh inang, imago segera mencari
pasangan dan melakukan perkawinan. Kegiatan pra-oviposisi dilakukan oleh imago betina
untuk mendapatkan telur inang yang cocok. Kegiatan oviposisi/parasitisasi pada hari pertama
bisa mencapai 15-30 kali per imago betina. Pada hari kedua, kegiatan oviposisi tinggal beberapa
yang tersisa yaitu antara 1-5 kali atau tidak melakukan oviposisi sama sekali dan selanjutnya
imago segera mati.
BAB V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan praktikum ini adalah, pada pengamatan
terhadap lahan tanaman padi ditemukan satu kelompok telur hama yang terserang populasi
parasitoid. Parasitoid yang berhasil ditemukan berukuran kecil, berwarna hitam kekuningan,
dan memiliki sayap, diduga termasuk kedalam spesies Trichogramma sp. yang sudah berada di
fase imago. Adapun parasitoid ini menjadi parasit pada telur hama penggerek batang padi
(PBP).
DAFTAR PUSTAKA

Heviyanti, Maria. 2016. Inventarisasi Predator Serangga Hama Tanaman Padi Sawah di Desa
Paya Rahat Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang. Langsa : Universitas
Samudra.

Kartohardjono, A. 2011. Penggunaan Musuh Alami Sebagai Komponen Pengendalian Hama


Padi Berbasis Ekologi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 4(1) : 29-46.

Nuraeni, Y., Anggraeni, I., & Darwiati, W. 2016. Keanekaragaman Serangga Parasitoid Untuk
Pengendalian Hama Pada Tanaman Kehutanan. Seminar Nasional PBI 2016.

Nugroho, C. Idris dan Widjanarko, T. 2012. Musuh Alami Serangga Hama Padi.

Santosa, J.S., dan Sulistyo, J. 2007. Peranan Musuh Alami Hama Utama Padi Pada Ekosistem
Sawah. Jurnal Innofarm 6(1).

Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Yunus, M. 2005. Karakter Morfologi, Siklus Hidup dan Perilaku Parasitoid, Trichogramma
spp. Asal Dolago Kabupaten Parigi-Moutong. Jurnal AgriSains 6(3) : 128-134.

Anda mungkin juga menyukai