PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Taxi Way dan Appron Bandara Nusawiru
di Kabupaten Pangandaran ini dibuat untuk berupa uraian rencana pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir (apabila kami dipercaya
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas).
Metode Pelaksanaan meliputi tahapan / urutan pekerjaan (utama) dan pekerjaan
penunjangdan uraian / cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama dan
penunjang yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, dan akan menghasilkan
pekerjaan yang bermutu, selesai tepat waktu dan berazas manfaat maksimal..
Metoda pekerjaan ini akan menjadi panduan kami dalam melaksanakan pekerjaan
(apabila kami dipercaya) setelah mendapat berbagai koreksi.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Taxyway dan Appron (Lanjutan) akan dilaksanakan di
Bandara Udara Nusawiru Kabupaten Pangandaran dalam kurun waktu penyelesaian
pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender. Adapun yang menjadi ruang lingkup
pekerjaan adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan Papan Nama Kegiatan
2. Pekerjaan pembersihan lokasi
3. Pekerjaan Direksi Keet
4. Pengukuran dan Bowplank
5. Mobilisasi dan demobilisasi
6. Administrasi, Dokumentasi dan Ass Built Drawing
B. Pekerjaan Taxiway
1. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
2. Pekerjaan urugan Pilihan/Kapur/Cabluk
3. Pekerjaan LPA kls. B
4. Pekerjaan Pasangan Semen untuk lantai kerja
5. Pemadatan Fillet
C. Pekerjaan Overlay Taxiway
1. Pekerjaan Lapis Perekat
2. Pekerjaan Laston Aus (AC-WC)
3. Pekerjaan Overlay Taxiway
D. Pekerjaan Appron
a. Perkerasan Berbutir Appron
1. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
2. Pekerjaan Urugan Pilihan/Kapur/Cabluk
3. Pekerjaan Pasangan Semen untuk lantai kerja
4. Urugan Pilihan Kapur/Cabluk untuk bahu Appron
5. Pekerjaan LPA Kls. B untuk Bahu Appron
b. Struktur Beton
1. Pekerjaan Beton Mutu Sedang
K-250 (Ready Mix)
2. Pekerjaan Pembesian D-16
untuk Tie Bar
3. Lapis Perekat
BAB II
METODE PENYELESAIAN
PEKERJAAN
Dalam Bab ini akan dijelaskan alur pelaksanaan pekerjaan dari awal ( Setelah tanda
tangan Kontrak) sampai pekerjaan selesai dan diserahterimakan kepada pemberi pekerjaan.
Urutan pelaksanaan pekerjaan akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan sehingga
masing – masing sub kegiatan tidak saling menghambat.
Dalam hal pelaksanaan, tata cara pelaksanaan, tenaga kerja, bahan dan alat yang
digunakan akan memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
Adapun urut-urutan atau alur pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
I. Persiapan
Dalam hal persiapan, kami akan melakukan :
1. Sosialisasi dengan Pemberi pekerjaan kepada masyarakat dan pemerintah
setempat.
2. Survey lokasi untuk mempelejari berbagai hal agar dapat menguasai lokasi pekerjaan guna
menentukan jalan masuk alat dan material ke lokasi, lokasi penyimpanan material, lokasi
direksi Keet dan hal-hal lain demi kelancaran pekerjaan.
3. Menyiapkan personil inti yang handal
4. Menyiapkan tenaga pekerja
5. Menyiapkan material yang akan dikirim kelokasi, dengan melakukan survey ke lokasi
Quary
6. Menyiapkan alat yang akan digunakan dengan mengecek ke workshop.
7. Memasang Papan Nama Pekerjaan
8. Melakukan pengukuran/uitzet
9. Pemasangan bouplank dan patok batas lokasi
10. Penyediaan kantor lapangan
11. Pembersihan lokasi pekerjaan
12. Pelaksanan administrasi dan dokumentasi
II. PELAKASANAAN
Menysuaikan dengan kondisi di lapangan maka urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Appron
Pekerjaan ini didahulukan selain karena bobotnya yang besar juga agar tidak terhambat
oleh pekerjaan lain, dan juga membutuhkan waktu yang panjang. Dalam pelaksanaannya
pekerjaan ini akan dikerjakan secara sistematis sesuai dengan petunjuk gambar dan
mengikuti spesifikasi teknik dalam kontrak. Urutan pekerjaan ini antara lain :
a. Galian tanah
BAB III
URAIAN PEKERJAAN
UTAMA
Galian Biasa
Pekerjaan galian tanah bertujuan untuk menurunkan kemiringan vertikal atau
alinyemen vertikal jalan yang dianggap masih terlalu tinggi. Penggalian harus
dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus memiliki data existing dan data rencana yang akan dikerjakan sesuai
dengan gambar. Bekas galian harus dalam kondisi yang rata, rapi, dengan tepi dan
lereng yang stabil dan saluran air yang memadai aga tidak terjadi genangan air dibadan
jalan sewaktu hujan.
Tahapan pengerjaan galian biasa adalah sebagai
berikut :
Pengajuan Request Pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk
dilakukan persetujuan.
Pemasangan rambu-rambu proyek ,alat pengaman lalu lintas dan
Petugas pengamanan sekitar lokasi kerja.
Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level yang sudah ditentukan
yang mengacu dari gambar kerja yang sudah disetujui.
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
Pemindahan tanah hasil galian dengan menggunakan Dump Truck untuk
mengangkut tanah ke lokasi buangan (disposal area) atau tempat timbunan tanah
sebagai tanah timbun jika memenuhi spesifikasi dan atas persetujuan pengawas
lapangan.
Kebutuhan Tenaga Kerja : Pekerja dan Mandor
Kebutuhan Alat : Exavator, Dump Truck, Alat bantu lainnya.
Timbunan Pilihan/Kapur/Cabluk
Timbunan ini merupakan Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan
kapasitas daya dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika
diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi
lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam
karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan tibunan lainnya dimana kekuatan
timbunan adalah faktor yang kritis.
Satuan pembayaran untuk pekerjaan M3
ini
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan ini harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam
segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling
sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum.
Metode Pelaksanaan :
Pengajuan Request Pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk
dilakukan persetujuan.
Pemasangan rambu-rambu proyek ,alat pengaman lalu lintas.
Pekerjaan yang dilakukan mengacu pada data data joint survey dan gambar
design, kemudian dipasang patok-patok elevasi (bowplank).
Komposisi material untuk Lapis Pondasi Agregat dilakukan di Laboratorium
untuk mendapatkan Job Mix Design. Setelah dilakukan trial mix dari material akan
diperoleh komposisi campuran yang mengacu pada JMD maka material dapat
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Material Agregat dari quarry yang sudah dicampur/blanding sesuai Job Mix
Design kedalam Dump Truck dengan Wheel Loader dan selanjutnya diangkut
kelokasi pekerjaan. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan alat Motor
Grader sesuai ketebalan yang sudah ditentukan kemudian dipadatkan dengan alat
Vibratory Rollerd.
Agar permukaan rapi rata pemadatan akhir dikerjakan dengan menggunakan
Tyre Roller.
Pada saat pemadatan dilakukan penyiraman dengan Water Tank Truck agar
porinya dapat saling mengisi hingga dapat mencapai kepadatan/density/CBR yang
telah ditentukan (sesuai spesifikasi). Selanjutnya dilakukan pengujian density
untuk mengetahui persentase kepadatan (CBR).
Kebutuhan Tenaga Kerja : Pekerja dan Mandor
Kebutuhan Peralatan : Wheel Loader, Motor Grader, Vibratory Roller,
Tyre Roller, Water Tanker, Alat Bantu
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peraltan, material dan pelaksanaan
semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan perata (leveling course)
dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete, termasuk persiapan
lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran, pengadukan,
pengangkatan, penuangan, pemadatan, finishing,pengawetan, pemeliharaan dan
pekerjaan incidental yang berkaitan, semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana, spesifikasi dan instruksi direksi pekerjaan.
Metode Pelaksanaan :
Kontraktor Mengajukan request pekerjaan ke direksi lapangan dan konsultan
pengawas
Pemasangan rambu-rambu proyek ,alat pengaman lalu lintas.
Menyiapkan material, tenaga dan alat dilokasi kerja
Pemasangan cetakan baja atau kayu untuk wet lean concrete
Pencampuran material semen, agregat dan air untuk pembuatan lean
concrete, perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh
harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton menurut spesifikasi
disyaratkan dan menjaga konsistensi campuran
Penghamparan dilapangan dengan material dituang langsung ke area dan
dipadatkan dengan alat perata dan digetar dengan alat concrete vibrator agar
campuran bisa rata
Perataan lean concrete harus sesuai dengan kelandaian yang disyaratkan dan
telah disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan pengawas.
Setelah pekerjaan lean concrete selesai, kontraktor melakukan perawatan atau
cuiring dengan menutupi lean concrete dengan plastic cor agar menjaga penguapan
air pada saat proses setting atau pengerasan
Pekerjaan selesai, area kerja harus dibersihkan dan alat harus dirapikan
Alat yang digunakan : concrete mixing plants, truck mixer, vibrator dan alat bantu
Pekerjaan beton yang dilaksanakan adalah pekerjaan beton tumbuk campuran 1Pc :
3Psr : 5Krl (5kg/m2), diaduk dengan molen beton secara merata selama 15 s/d 20
menit, kemudian dihampar diatas bidang yang diinginkan lalu diratakan dengan
menggunakan acuan tali yang telah ditimbang. Peralatan yang digunakan; beton molen,
skop, tong campuran, roskam besi/kayu, benang, waterpass, meter, gerobak, vibrator
dan alat bantu.
Beton K-250
Yang dimaksud pekerjaan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan yang membentuk massa padat. Pekerjaan ini pula meliputi penyiapan
tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai kerja dan
pemeliharaan pondasi serta mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Mutu beton sesuai dengan penggunaannya dapat diklasifikasikan menjadi Beton mutu
tinggi (diatas K500), beton mutu sedang (K250<x<K500), dan beton mutu rendah
(K125<xK250). Mutu beton ditentukan dari proporsi campuran agregat, semen dan air.
Rujukan terhadap spesifikasi rancangan campuran (mix Design) untuk mutu masing-
masing beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai,
lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton
di laboratorium berdasarkan kuat tekan. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil
perhitungan harus memenuhi Kriteria teknis utama yaitu kelecakan (work ability),
kekuatan (strength) dan keawetan (durability) harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, selanjutnya dilaksanakan
percobaan sesuai dengan rancangan campuran untuk mendapatkan proporsi
campuran yang akan digunakan sebagai pedoman kerja dalam hal ini JMF (Job Mix
Formula).
Beton dengan mutu sedang ini diperuntukkan slab penutup pasangan batu dengan
mortar
Metode Pelaksanaan :
Kontraktor mengajukan request kerja ke direksi lapangan dan konsultan pengawas
Beton K.250 untuk perkerasan bahu harus sesuai dengan ukuran dimensi pada
gambar
Semua material pokok yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga terlindung dan kualitas bahan tetap terjaga
sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
Gambar detail pelaksanaan dan seluruh perancah/ bekisting atau acuan
disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan harus disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Pemasangan rambu-rambu proyek ,alat pengaman lalu lintas
Penyiapan tempat kerja meliputi : pembersihan lokasi kerja dari bahan/benda-
benda yang tidak diperbolehkan, ketepatan dimensi dan elevasi objek yang akan
dicor, Acuan/bekisting dipastikan dapat dibongkar tanpa merusak beton,
pemasangan baja tulangan sesuai dengan gambar rencana.
Pencampuran dilaksanakan di concrete mixing plant sesuai dengan proporsi
campuran JMF. Dan dituang ke mobil concrete miser truck dan dibawa kelokasi
pekerjaan. Pengecoran dilaksanakan tanpa henti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui atau sampai selesai.
Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus dari campuran. Beton
harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi
akhir beton. Pengaliran beton tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoran. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru.
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar
acuan yang telah disetujui. Bilamana diperlukan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat pemadatan
beton yang digunakan adalah Concrete Vibrator.
Pekerjaan selesai, lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari material yang tidak
terpakai, alat kerja harus dirapikan dan ditaruh pada tempatnya. Apabila jalan
umum terkena dampak kerjaan proyek, maka masih menjadi tanggung jawab oleh
kontrkator
BAB IV
METODE URAIAN PEKERJAAN
PENUNJANG
Pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara adalah untuk menunjang kelancaran dan
keberhasilan penyelesaian pekerjaan. Pekerjaan penunjang secara umum meliputi mobilisaasi
tenaga kerja, material dan peralatan. Perencanaan site planning dan site material yang
berguna untuk mengatur penempatan peralatan kerja dan ssarana penunjang proyek lainnya
seperti ; kantor , gudang, barak pekerja dan pengaman lingkungan proyek dll. Peralatan dan
material penempatannya diatur agar tidak mengganggu kegiatan pekerjaan dilapangan.
Penyedian air kerja yang bersumber dari sumber air bersih yang dapat dipakai sebagai air
miunum dan air kerja. Listrik kerja akan dapat dipergunakan di lingkungan proyek dan
sebagai cadangan disiapkan genset. Jalan / alur kerja disiapkan sesuai dengan kebutuhan
dengan tetap mengutamakan keamanan, keselamatan dan
kelancaaran aktivitas pekerjaan dengan tidak mengganggu lingkungan disekitar
proyek.
BAB V
METODE PEKERJAAN K3
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. PEDOMAN DAN STANDAR
a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang
Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang
Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. KESELAMATAN KERJA
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat dan diharapkan dalam pelaksanaan dilapangan
selain berpedoman pada metode ini, dan gambar kerja serta peraturan-peraturan dalam
pelaksanaan pembangunan gedung beserta strukturnya, kami pun akan selallu berkonsultasi
dengan berbagai pihak yang terkait dalam pekerjaan ini khususnya pihak owner dan konsultan
MK guna mendapatkan hasil kerja serta kualitas yang disyartakan dalam dokumen pelelangan
ini.
Sekian dan terimaksih
1. KEBIJAKAN K3
CV. 786 akan senantiasa menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan sehat bagi pekerja diseluruh area pekerjaan. Dalam upaya merealisasikan
kebijakan perusahaan, Kami berkomitmen akan menjamin pekerja dapat bekerja dengan
aman, nyaman dan sehat dengan penerapan program perbaikan berkelanjutan melalui
Sistim Manajemen Kesehatan & Keselamatan (SMK3), mematuhi perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta menerapkan kedalam semua
aspek kegiatan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan. Sasaran dan Program K3 yang
kami sampaikan adalah sebagai berikut :
a. Sasaran K3 :
Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
Tingkat Penerapan elemen SMK3 minimal 80%
Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai dengan bahaya dan resiko
pekerjaan masing-masing
Tidak terjadi pencemaran lingkungan diluar batas toleransi yang telah ditetapka
b. Program K3 :
2. PERENCANAAN
1 2 3 4
Program K3 :
I. Prosedur Umum
1. Semua pekerja dan semua orang wajib mematuhi semua tanda-tanda / rambu-
rambu;
2. Pekerja harus memperhatikan dan mengindahkan petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh atasan dan harus berhati-hati terhadap semua orang yang berada
dalam ruang kerjanya;
3. Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa
pekerja telah mendapatkan pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum
keselamatan dari petugas K3 di tempat kegiatan kerja;
4. Pekerja, tamu dan umum selama berada di area proyek tidak diijinkan
mengadakan permainan judi dan / atau perjudian lainnya, mabuk dan
mengkonsumsi narkoba yang membuat situasi cenderung membuat keonaran
sehingga mengganggu ketentraman dan ketertiban bekerja;
5. Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1.4.) di atas, akan diserahkan dan
berurusan dengan pihak yang berwajib;
6. Semua kecelakaan dan kejadian harus dilaporkan pada Petugas K3 di tempat
kegiatan kerja. Dalam hal terjadi luka pada seseorang, harus segera
menghubungi petugas K 3. Petugas ini akan mengurus pengangkutan orang
yang terluka ke rumah sakit;
7. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segera diberikan sesaat
setelah kejadian kecelakaan;
8. Semua peralatan dan alat bantu kerja harus telah dipastikan keamanannya
untuk digunakan;
9. Setiap pekerja wajib memelihara daerah kerja masing-masing agar selalu
dalam kondisi yang bersih dan sehat, jangan membuang air kecil atau besar di
sembarang tempat, serta dilarang mandi di tempat yang terbuka;
10. Setiap pekerja dilarang meninggalkan tempat bekerja tanpa ijin;
11. Setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri / keselamatan kerja, seperti:
12. Pekerja diwajibkan memelihara dan merawat alat-alat pelindung diri /
keselamatan kerja anda dengan baik dan digunakan dengan benar serta
menyimpannya ditempat yang aman setelah selesai bekerja;
13. Setiap pekerja harus memeriksa alat pengaman, misalnya sabuk pengaman
sebelum dipakai. Jangan memakai alat pengaman yang rusak, dan harus
melaporkan segera alat pengaman yang rusak untuk diganti;
14. Setiap pekerja diwajibkan untuk mengenal dan mengetahui lokasi pintu dan
tangga darurat, pemadam api, alarm tanda bahaya dan kebakaran, tempat
berkumpul serta rute dan cara evakuasi;
15. Jika terjadi kebakaran atau kondisi yang darurat, pekerja agar dapat
menenangkan diri dan mengikuti petunjuk penyelamatan yang diberikan oleh
petugas;
16. Apabila terjadi kebakaran tanda bahaya (sirine) harus dibunyikan. Semua
orang harus diminta menyingkir dari tempat kebakaran dan semua orang yang
berkepentingan harus diberitahu;
17. Pelaksana K3 harus menyediakan Tabung Pemadam Kebakaran di
kantor- kantor,bengkel dan gudang-gudang;
18. Apabila terjadi kebakaran di tempat / di daerah tersebut di atas, harus
segera bertindak memadamkan kebakaran tersebut secara tuntas;
19. Bila menghadapi benda yang panas atau cahaya yang menyilaukan :
a. Harus melindungi mata terhadap cahaya alat pengelas baik pada saat
mengelas dengan alat pengelas listrik maupun pada saat memotong dengan
alat pengelas gas.
b. Dilarang memegang benda panas tanpa memakai sarung tangan yang sesuai
dan disiram air pada benda panas tersebut terlebih dulu.
20. Apabila mengendarai kendaraan, jarak kendaraan dengan alat berat yang
sedang bekerja harus selalu dijaga, dan pengendara harus berhati-hati terhadap
kemungkinan alat berat tersebut bergerak atau berputar tanpa aba-aba;
21. Pekerja dan siapapun dilarang beristirahat di bawah loader, Excavator atau
tempat- tempat dimana ada barang yang tergantung;
22. Dilarang memasuki ruangan yang tanpa ventilasi;
23. Hal-hal berikut ini harus diperhatikan :
a. Memasang bendera atau tanda-tanda bahaya pada batas “daerah yang
berbahaya/dilarang masuk”.
b. Dilarang sekali-kali masuk ke daerah yang sudah dipasang tanda-
tanda “dilarang masuk”.
c. Pekerja dan siapapun harus mematuhi petugas yang memberikan tanda-
tanda dengan bendera.
24. Tanda-tanda “dilarang masuk” harus diambil kembali apabila kondisi sudah
aman;
25. Buanglah sampah di tempat yang telah disediakan, dilarang membuang sesuatu
disembarang tempat;
4. Kontraktor :
Persyaratan kriteria kinerja K3.
Persyaratan pelatihan maupun kompetensi keahlian terhadap personel
di bawah kendali kontraktor.
Persyaratan pemeriksaan peralatan / perlengkapan / bahan /
material kontraktor.