Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1. RAHMAD MEGA SAPUTRA
2. MIFTAHUDIN AL HARIS
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kelahiran Abbasiyyah................................................................................ 3
B. Kedudukan Khalifah................................................................................... 3
C. Sistem Politik, Pemerintahan, dan Bentuk Negara Buwaihi dan Saljuki... 3
D. Sistem Sosial............................................................................................... 7
E. Orientasi Politik.......................................................................................... 8
F. Strategi Kebudayaan : Rasionalita.............................................................. 8
G. Perkembangan Intelektual, Keagamaan Pendidikan, Sains dan Teknologi,
Astronomi, Matematika, Filsafat, Kedokteran, Ilmu Bumi, Sejarah,
Sastra dll..................................................................................................... 9
H. Keruntuhan Abbasiyah............................................................................... 11
I. Transmisi Peradaban dan Kebudayaan Muslim ke Dunia Barat................ 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban Islam mengalami puncak kejayaan pada masa daulah
Abbasiyah. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat maju yang diawali dengan
penerjemahan naskah asing terutama yang berbahasa Yunani ke dalam bahasa
Arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan dan terbentuknya
mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berfikir.
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil dalam
mengembangkan peradaban Islam. Para ahli sejarah tidak meragukan hasil kerja
para pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam memajukan ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah
melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah
karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman
Nabi Muhammad SAW.
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-saffah Ibn Muhammad Ibn
Ali Ibn Abdullah Ibn al-abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H.
Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan
Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun (Ratu Suntiah dan Maslani,
1997:44). Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri.
Pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala
pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan pasukan
Marwan Ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah) yang akhirnya dimenangkan
oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,berakhirlah riwayat
Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan Abbasiyah
(A. Syalabi. 2008: 175).
Pada masa inilah masa kejayaan Islam yang mengalami puncak keemasan
pada masa itu berbagai kemajuan dalam segala bidang mengalami peningkatan
seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan sistem pemerintahannya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah?
2. Bagaimana perkembangan peradapan Islam pada masa Daulah Abbasiyah?
3. Siapa saja tokoh yang berperan penting dalam kemajuan peradaban islam
pada masa Daulah Abbasiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah
2. Untuk mengetahui perkembangan peradapan Islam pada masa Daulah
Abbasiyah
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan penting dalam kemajuan
peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelahiran Abbasiyah
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah Ibn Muhammad
Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas yang merupakan paman nabi Muhammad
SAW, khalifah Abbasiyah sendiri mulai lahir sejak keruntuhan kepemerintahan
bani Umayyah yaitu dengan digulingkanya bani umayyah oleh Bani Abbas yang
bersekutu dengan abu Muslim al-Khurasi pada tahun 750 M, sejak itu pula Daulah
Abbasiyyah berkuasa dalam rentang yang sangat panjang yaitu dari tahun 132 H
(750 M) s.d. 656 H (1258 M)
B. Kedudukan Khalifah
Kedudukan khalifah pada masa kepemerintahan Bani Abbasiyyah
sangatlah berbeda dengan khalifah-khalifah sebelumnya (Khulafa’ al-Rasyidin
dan Bani Ummayah), mereka beranggapan bahwa seorang khalifah merupakan
seseorang yang diberi mandat oleh Allah, bukan dari manusia ataupun sekedar
pelanjut nabi sebagimana pada masa khulafa’ al-Rasyidin. Dan Bani Abbaslah
yang mendapatkan mandat tersebut.Oleh karena itu kedudukan khalifah itu
dipegang sepenuhnya oleh keturunan bani abbas, bahkan pada masa al-Mansur,
dia pernah berkata :”innama ana sulthan Allah fi ardhi” [1]
1[] Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Ed. I, Cet. 13,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal.52
3
2. Masa Abbasy II, tahun 232-334 H mulai khalifah al-Mutawakkil sampai
berdirinya Daulah Buwaihi di Baghdad.
3. Masa Abbasy III, tahun 334-447 H dari berdirinya Daulah Buwaihi sampai
masuknya Daulah Saljuk.
4. Masa Abbasy IV, tahun 447- 656 H, dari masuknya orang-orang Saljuk di
Baghdad, sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di bawah
pimpinan Hulagu. [2]
2[] Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta : Kencana.
2003), hal. 50
4
2. Politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyyah II,III, dan IV
a. Kekuasaan khalifah sudah lemah bahkan kadang-kadang sebagai lambang
saja. Kekuasaan sebenarnya ditangan wazir atau panglima atau sultan yang
berada di Baghdad, oleh karena itu kekuasaan politik sentral jatuh
wibawanya karena negara-negara bagian tidak menghiraukan lagi
pemerintahan pusat kecuali pengakuan politis saja.
b. Kota Baghdad bukan satu-satunya kota Internasional dan terbesar, sebab
masing-masing kerajaan berlomba-lomba untuk mendirikan kota yang
menyaingi Baghdad. Dibarat tumbuh kota Cordon, Toledo, Sevilla. Di
Afrika kota Koiruan, Tunisia dan Maroko, dll
c. Kalau keadaan politik dan militer merosot, maka ilmu pengetahuan di
majukan sehingga tambah maju dan pesat, hal ini disebabkan masing-
masing kerajaan, Amir, khalifah ataupun sulatan berlomba-lomba untuk
memajukan ilmu pengetahuan, mmendirikan perpustakaan,
mengumpulkan para ilmuwan, para pengarang, penterjemah, hasilnya pada
abad ke-4 H ilmu pengetahuan Islamiyah lebih tinggi martabatnya. [3]
5
Abbasiyyah berada ditangan mereka, sedangkan bagi khalifah Abbasiyyah hanya
sekedar nama. [4]
Setelah Baghdad dikuasai, Bani Buwaih memindahkan markas kekuasaan
dari Syiraz ke Baghdad, mereka membangun gedung tersendiri di tengah kota
dengan nama Dar al Mamlakah. Meskipun demikian kendali politik yang
sebenarnya masih berasal di Syiraz, dengan kekuatan militer bani Buwaih,
beberapa dinasti kecil yang sebelumnya memerdekakan diri dari Baghdad dapat
dikendalikan lagi dari Baghdad. [5]
Sebagaimana khalifah Abbasiyyah periode pertama, para penguasa bani
Buwaih mencurahkan secara langsung dan sungguh-sungguh terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dan sastra, pada masa ini banyak bermunculan
ilmuwan besar, diantaranya al faraby, ibnu sina, abdul rohman al shufi dan lain-
lain. Jasa bani Buwaih juga terlihat dalam pembangunan kanal-kanal, mesjid,
rumah sakit, dan sejumlah bangunan umum lainnya. [6]
Kekuatan politik bani Buwaih tidak lama bertahan, setelah generasi
pertama kekuasaan menjadi ajang pertikaian diantara anak-anak bani Buwaih,
sehingga kekuatan bani Buwaih makin melemah yang mengakibatkan banyaknya
gangguan dari luar seperti serangan Bizantium, Bani Seljuk yang akhirnya Bani
Buwaih berhasil direbut oleh dinasti Seljuk.
Bentuk Negara Saljuk
Bani Saljuk adalah keluarga dari Turki yang bernama Saljuk, dia masuk
Islam setelah menguasai kerajaan Abbasiyyah. Di zaman al Qaim -khalifah
Abbasiyyah ke XXVI – merebut kekuasaan atas seluruh daulah Abbasiyyah dari
sultan Buwaih yang terakhir, sedangkan raja yang pertama dari Bani Saljuk adalah
Thogrolbek yang bergelar Rukn Al Din. [7]
6
Pada tahun 432 H dinasti saljuk mendaapaat pengakuan dari khalifah
Abbasiyyah di Baghdad, di saat kepemimpinan Thugrulbek inilah, dinasti saljuk
memasuki Baghdad menggantikan posisi bani Buwaih. [8]
Ada sedikit perubahan yang diterapkan oleh penguasa saljuk terhadap
daulah Abbasiyyah yaitu pengangkatan kembali perdana mentri yang sebelumnya
telah di hapus oleh penguasa bani Buwaih, jabatan ini membawahi beberapa
departemen.
D. Sistem Sosial
Sistem sosial yang diterapkan oleh penguasa bani abbasiyyah antara
penguasa satu dengan penguasa yang lain berbeda sesuai dengan pemimpin Bani
Abbasiyyah pada waktu itu, tetapi secara garis besar dapat kami gambarkan
bahwa kebanyakan para penguasa Abbasiyyah membentuk masyarakaat
berdasarkan asas persamaan, dengan menggunakan sistem administrasi dari tradisi
setempat, pembagian kelas di masyarakat tidak berdasarkan ras atau kesukuan,
melainkan dengan jabatan, jadi semakin tinggi jabatannya semakin tinggi pula
kelasnya.
Mungkin sistem sosial yang paling sesuai di antara para penguasa bani
Abbasiyyah menurut kami terjadi pada masa Harun ar-Rasyid yang berkelanjutan
pada masa pemerintahan putranya al-Ma’mun.
Kekayaan yang banyak dimanfaatkan oleh Harun ar-Rasyid untuk
keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan,
pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter, di samping itu
pemandian- pemandian umum juga dibangun.
Di zaman pemerintahan khalifah Harun ar-Rasyid itu juga, Baitul Mal
ditugaskan menanggung narapidana dengan memberikan setiap orang makanan
yang cukup serta pakaian musim panas dan musim dingin[9], ini tentunya berbeda
7
dengan sistem khalifah sebelumnya, karena Harun ar-Rasyid menjadikannya tugas
dan tanggung jawab baitul mal, sedangkan khalifah sebelumnya mangatsnamkan
suatu pemberian.
E. Orientasi Politik
Secara garis besar Orientasi politik yang diterapkaan oleh para penguasa
Bani Abbasiyyah terbagi menjadi dua macam, yaitu : [10]
1. Menekankan pada perluasan daerah kekuasaan, biasanya di terapkan oleh
khalifah yang gagah (berkehidupan mewah) dalam penaklukan negeri-negeri
lain.
2. Menitikberatkan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan, banyak diterapkan
oleh penguasa bani Abbasiyyah yang alim
8
berlangsung mulai masa khalifah al-Ma’mun hingga tahun 300 H, buku-buku
yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase
ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan
kertas. Bidang- bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas. [11]
9
c. Rayhan al-Bairuny, Di antar karyanya yang terkenal adalah al-Tafhim Li
Awal al-Shinaat al-Tanjim
2. Matematika
Di antara ahli matematika yang terkenal pada masa abbasiyah adalah al-
Khawarizmi, ia mengarang kitab al-Ghebra (Aljabar), ahli dalam bidang
matemetika yang menemukan angka nol (0)
3. Filsafat
Setelah kitab-kitab filsafat yunani di terjemahkan ke dalam bahsa arab pada
masa pemerintahan Harun ar-Rasyid dan al Makmun, kaum muslimin sibuk
mempelajari ilmu filsafat, bahkan menafsirkan dan mengadakan perubahan
serta perbaikan sesuai dengan ajaran islam, oleh kerena itu lahirlah filsafat
islam yang pada akhirnya menjadi bintangnya dunia filsafat, di antar filosof
terkenal pada waktu itu antara lain :
a. Abu Ishak Al-Kindy, karyanya lebih dari 231 judul
b. Abu Nasr Al-Faraby, ia memeliki karya sebanyak 12 buah
c. Al-Ghazaly, ia diberi gelar Hujjat al-Islam
d. Ibnu ar-Ruyd, dll. [13]
4. Kedokteran
Ilmu kedokteran mulai berkembang dengan pesat pada masa akhir Daulah
Abbasiyyah I, sedangkan puncaknya pada masa pemerintahan abasiyyah II,
III, dan IV, daulah abbasiyyah telah melahirkan banyak dokter kenamaan,
begitu juga rumah sakit besar dan sekolah tinggi kedokteran banyak sekali
didirikan diantaranya adalah, sekolah tinggi kedokteran di Harran, Syria, dan
sekolah tinggi di Baghdad, di antar para dokter yang terkenal antara lain :
a. abu zakaria yuhana ibnu masiwaih, seorang ahli farmasi di rumah sakit
jundhishapur, Iran.
b. Sabur ibnu sahal, direktur rumah sakit jundhishapur.
c. Abu zakaria al-razy, kepala rumah sakit di baghdad
10
d. Ibnu sina, seorang filosuf dan ahli kedokteran, di antar karyanya yang
terkenal dalam bidang kedokteran adalah al-Qonun fi at-thibb. [14]
5. Ilmu bumi
6. Sejarah
7. Sastra, dll
H. Keruntuhan Abbasiyah
Menurut Dr. Badri Yatim M.A setidaknya ada empat faktor yang
menyebabkan kemunduran bani abbasiyyah yang berakibat pada keruntuhan bani
abbas, faktor-faktor itu antar lain :
1. Persaingan Antar Bangsa
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan
orang-orang Persia, tetapi dalam perkembangnnya antara keduanya terjadi
kemelut yang saling mengedepankan prioritasnya masing-masing yang
kemudian berakibat terhadap lemahnya sistem kepemerintahan, persaingan
antar bangsapun tidak hanya berhenti pada persaingan antara bangsa Arab
dengan bangsa Persia, tetapi persaingan juga terjadi dengan bangsa Turki[15],
sehingga keadaan yang seperti ini memperlemah kekuatan Bani Abbasiyyah
itu sendiri.
2. Kemerosotan Ekonomi
Pada periode pertama, pemerintahan bani abbas merupakan
pemerintahan yang kaya, dana yang masuk lebih besar dari pada adan yang
keluara sehingga Bait al-Mal menjadi penuh dengan harta, tetapi memasuki
periode kedua, bani abbasiyyah mulai mengalami penurunan pendapatan
sedangkan pengeluaran sangat menigkat, menurunya pendapatan negara ini
disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan , banyak terjadi
kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak dan
11
banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak mau
membayar upeti, sedangkan pengeluaran membengkak antara lain disebabkan
kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah, jenis pengeluaran makin
beragam dan para pejabat melakukan korupsi. [16]
Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan lemah semakin
memperlemah kekuatan politik Dinasti Abbasiyyah sehingga membuat
kekuasaan Bani Abbasiyah mengalami kemunduran
12
I. Transmisi Peradaban dan Kebudayaan Muslim ke Dunia Barat
Setelah terjadinya perang salib yang telah menghancurkan hampir seluruh
daerah kekuasaan islam pada waktu itu, sungguh sangat membawa dampak yang
besar bagi Islam terutama adalah tranmisi peradaban dan kebudayaan muslim
ketangan Eropa (barat)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama setalah terjadinya perang
salib, banyak sekali kitab- kitab ilmiah karangan orang-orang Islam yang
dirampas oleh bangsa barat, bahkan dibuang ke laut merah.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemerintahaan bani abbasiyyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah Ibn
Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas, dalam masa kepemerintahnya
Daulah Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad lebih (132-656 H), selama dinasti ini
berkuasa pola pemerintahan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial
dan budaya, berdasarkan pola pemerintahan tersebut masa pemerintahan
Abbasiyyah terbagi menjadi empat periode, yaitu :
1. Masa Abbasy I; semenjak lahirnya Daulah Abbasiyyah tahun 132 H sampai
meninggalnya khalifah al-Wasiq tahun 232 H.
2. Masa Abbasy II, tahun 232-334 H mulai khalifah al-Mutawakkil sampai
berdirinya Daulah Buwaihi di Baghdad.
3. Masa Abbasy III, tahun 334-447 H dari berdirinya Daulah Buwaihi sampai
masuknya Daulah Saljuk.
4. Masa Abbasy IV, tahun 447- 656 H, dari masuknya orang-orang Saljuk di
Baghdad, sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di bawah
pimpinan Hulagu.
Selama masa kekuasaan bani Abbasiyyah banyak sekali melahirkan
ilmuwan-ilmuwan besar dalam bidang keilmuan dan pengetahuan seperti ibnu
sina, al-falky, al- ghair, al-ghazaly, imam maliki dan lain sebaginya, bukan hanya
itu saja pembangunan sekolah-sekolah keagamaan dan berbagai bangunan umum
lainnyapun dibangun.
Daulah Abbasiyyah semakin mundur karena adanya persaingan antar
bangsa, kemerosotan ekonomi, dan konflik antar aliran agama serta adanya
ancaman dari luar, karena hal itulah daulah Abbasiyyah semakin lemah dan
akhirnya runtuh takluk oleh bangsa mongol. Wallahu A’lam
14
DAFTAR PUSTAKA
15