Anda di halaman 1dari 8

5/16/2020

MK: Pengendalian Mutu ( K )


Blank House

QUALITY FUNCTION DEPL0YMENT (QFD)


QFD adalah proses penetapan permintaan pelanggan (keinginan pelanggan)
dan menterjemahkan keinginan pelanggan ke dalam atribut (cara) yang
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh setiap bagian fungsional.
• Suatu perangkat QFD
adalah rumah kualitas
(house of quality).

• Rumah kualitas adalah


bagian dari proses penye-
baran fungsi kualitas yang
menggunakan matriks
perencanaan untuk meng-
hubungkan keinginan
pelanggan dengan bagai-
mana perusahaan akan
memenuhi keinginan
tersebut.

Penyederhanaan 6 terminologi kunci QFD:


Enam terminologi kunci yang dihubungkan dengan QFD:

1. Quality Function Deployment: • Menerjemahkan pelanggan pada produk yang diinginkan


suatu keseluruhan konsep yang menterjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam • Suatu kebutuhan untuk memahami apa yang diinginkan coustomer ‘wants
kebutuhan untuk pengembangan produk dan produksi atau keinginan’
2. Voice of the Customer: • Kebutuhan untuk mengidentifikasi ‘how atau bagaimana’ untuk secara
pelanggan menyatakan kebutuhan diri mereka dan memasukanya ke dalam sesuatu teknis mengirimkan apa yang pelanggan inginkan,
yang diinginkan

3. Counterpart Characteristics:
suara pelanggan dinyatakan dalam bahasa teknis

4. Product Quality Deployment:


aktivitas yang diperlukan untuk menterjemahkan suara dari pelanggan ke dalam
kebutuhan teknis

5. Deployment of the Quality Function:


aktivitas diperlukan untuk meyakinkan pelanggan akan mutu yang diperlukan hingga
tercapai

6. Quality Tables:
rangkaian acuan atau matriks sebelumnya menterjemahkan suara dari pelanggan
ke dalam akhir karakteristik produk
5/16/2020

TWO APPROACHES: NEGATIVE vs POSITIVE QUALITY

EXAMPLE CYCLICAL QFD PROCESS:


PHASES FOR PRODUCT DEVELOPMENT
5/16/2020

EXAMPLE QFD PHASE 1 HOUSE OF QUALITY


Tahapan QFD

 Tahap Perencanaan dan Persiapan

Topik kunci dari tahap ini meliputi:


1. Menetapkan dukungan dari seluruh organisasi.
Dukungan berasal dari pihak manajemen, fungsional, serta anggota team QFD yang terdiri dari berbagai skill.
2. Menentukan keuntungan yang mungkin didapat.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh tim QFD antara lain untuk:
 mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen,
 mengembangkan visi anggota tim secara umum dari suatu produk, mendokumentasikan seluruh keputusan dan
asumsi-asumsi selama interpretasi secara ringkas dalam bentuk home of quality,
 meminimalkan resiko pengulangan di tengah proyek,
 mempercepat perancangan produk.
3. Memutuskan siapa konsumennya.
Disini didefinisikan secara jelas siapa konsumennya, mengidentifikasi semua konsumen yang potensial, serta
mengidentifikasi konsumen kunci. Untuk mengidentifikasi konsumen kunci ada beberapa cara:
 Setiap orang langsung setuju,
 Metode matrik prioritas,
 Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)
4. Menetapkan horizon waktu.
Horison waktu perlu didefinisikan secara jelas dalam proses QFD untuk membantu menjaga perencanaan
yang realistis.
5. Memutuskan cakupan produk.
Cakupan ini berguna untuk mendefinisikan apa saja yang ada dan yang tidak ada di dalam pembahasan QFD.
Dengan adanya cakupan ini akan membantu anggota team untuk mengabaikan data yang tidak relevan dan
memperhatikan semua ide-ide dan data yang relevan.

6. Memutuskan team dan hubungannya dengan organisasi.  Analisa data pelanggan


Team QFD yang ideal seharusnya mencakup semua perwakilan dari semua fungsi yang ada dalam perusahaan yang
Proses analisa data pelanggan ini akan menghasilkan diagram afinitas, dimana langkah-langkahnya
meliputi sales & marketing, product design, supplier / purchasing, manufacturing engineering, manufacturing
adalah sebagai berikut:
production, order processing dan service. Hal ini penting untuk kesuksesan dalam perancangan produk karena semua
• Identifikasi frase yang mewakili kebutuhan konsumen dengan menggunakan pernyataan dari
fungsi terlibat didalamnya.
pengalaman konkrit. Pada proses pembuatan diagram afinitas pernyataan konkrit ini dikembangkan
7. Membuat jadwal pelatihan QFD menjadi atribut konsumen pada tingkat yang lebih tinggi.
• Pilih tingkatan untuk mewakili keinginan atau kebutuhan konsumen dalam rumah kualitas (house of
8. Melengkapi fasilitas dan materialnya. quality).
Selama melakukan proses QFD diperlukan beberapa fasilitas dan material yang akan mendukungnya yang meliputi: • Buat diagram Afinitas. Diagram afinitas merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi
Lokasi, ruangan, bantuan komputer, dan material pendukung yang lain. informasi yang bersifat kualitatif dan terstruktur secara hierarkis (bottom up).
• Mengurutkan frase-frase menjadi kebutuhan konsumen sesungguhnya (true customer need)
menggunakan voice of customer table. Selama proses ini dikembangkan pertanyaan-pertanyaan, hal-
hal yang harus dipecahkan dan ide-ide konsep produk.

 Tahap pengumpulan Voice of customer  Kuantifikasi data


Setelah diagram afinitas terbentuk maka langkah selanjutnya adalah mengkuantifikasi data. Data yang
dibutuhkan untuk proses QFD adalah:
Secara ringkas langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut: • Kepentingan relatif dari kebutuhan-kebutuhan tersebut
• Tingkat performansi kepuasan konsumen untuk masing-masing kebutuhan/keinginan
 Mengklasifikasi kebutuhan pelanggan:
Model klien menggunakan revealed importance dan stated importance tiap atribut untuk mengklasifikasikan
kebutuhan pelanggan menjadi 4 katagori:
• Kebutuhan yang diharapkan (expected needs): High stated importance dan Low revealed importance.
• Kebutuhan impact rendah (low-impat needs): Low stated importance dan Low revealed importance.
• Kebutuhan impact tinggi (high-impact needs): High stated importance dan High revealed importance.
• Kebutuhan yang tersembunyi (hidden needs): Low stated importance dan High revealed importance.
 Mengumpulkan data-data kualitatif
Untuk membuat keputusan perancangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen maka produsen harus
mengerti kebutuhan sesungguhnya dari konsumen. Produsen harus bisa membedakan kebutuhan konsumen
sesungguhnya dengan solusi teknisnya. Untuk megumpulkan data kualitatif bisa dilakukan dengan:
 Wawancara satu persatu,
 Contexual Inquiry,
 Wawancara focus grup.
5/16/2020

AFFINITY DIAGRAM
Diagram Afinitas (Affinity Diagram) adalah suatu alat atau metode brainstorming
yang menggunakan diagram untuk mengorganisasikan sejumlah besar ide-ide
ke dalam hubungan alamiah mereka.
Diagram Afinitas juga dapat digunakan untuk mendorong ide-ide atau
pemikiran-pemikiran yang kreatif untuk penyelesaian suatu masalah.

Diagram Afinitas (Affinity Diagram) atau sering disebut juga dengan Metode K-J ini
pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli antropologi Jepang yang bernama Jiro
Kawakita pada tahun 1960-an. K-J adalah singkatan dari Kawakita Jiro

Diagram Afinitas (Affinity Diagram) dibuat hanya dengan beberapa langkah, yaitu:
 Memilih tema/tujuan yang dianggap/berpotensi sebagai masalah
 Mengumpulkan ide-ide (true customer needs) dan memasukkannya kedalam kartu-kartu
dan disosialisasikan kepada seluruh anggota tim.
 Mengelompokkan kartu-kartu ke suatu kotak berdasarkan kesesuaian ide. Pada langkah
ini mungkin saja suatu ide tidak hanya masuk kedalam suatu kotak, tetapi juga masuk ke
kotak-kotak lainnya tergantung tingkat kesesuaian terhadap pengelompokkan ide.
 Proses sorting, dimana melakukan sorting pada langkah ketiga sehingga ide-ide benar-
benar masuk pada kelompok yang sesuai.
 Membuat nama bagi pengelompokkan ide yang telah didapat yang mewakili elemen-
elemen pada suatu kelompok.
 Melakukan leveling terhadap setiap kelompok sehingga diperoleh level mulai dari yang
tertinggi sampai yang terendah.

 Tahap analisa dan intepretasi


 Tahap penyusunan home of quality
 Tahap analisa dan interpretasi merupakan tahap teknis dan implementasi dari quality
function deployment.
Tahap-tahap dalam menyusun rumah kualitas menurut Cohen (1992):  Analisis dan interpretasi dilakukan terhadap rumah kualitas yang sudah disusun pada tahap
sebelumnya (bila dilanjutkan pada pembuatan suatu produk / jasa, maka akan dapat
 Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi: dihasilkan produk / jasa yang mempunyai karakteristik yang kuat dalam memenuhi keinginan
1) Memutuskan siapa pelanggan, konsumen)
2) Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan konsumen,
3) Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut,
4) Pembuatan diagram afinitas
 Tahap II Matrik Perencanaan, tahap ini bertujuan untuk mengukur kebutuhan-kebutuhan House of Quality
pelanggan dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan.
 Tahap III Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan-kebutuhan
konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
 Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen. Tahap ini
menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (tahap 3) dengan kebutuhan-
kebutuhan pelanggan (tahap 1).
 Tahap V Korelasi Teknis, tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara
karakterisitik kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila suatu
respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis lainnya dalam proses
produksi, dan dapat diusahakan agar tidak terjadi bottleneck.
 Tahap IV Benchmarking dan Penetapan Target, pada tahap ini perusahaan perlu
menentukan respon teknis mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika
dibandingkan oleh produk sejenis
5/16/2020

6 Langkah dalam membuat


Rumah Kualitas (House of Quality)

1. Kenali keinginan pelanggan


2. Kenali bagaimana produk / jasa akan memuaskan
keinginan pelanggan.
3. Hubungkan keinginan pelanggan dgn bagaimana
produk akan dibuat untuk memenuhi pelanggan
tersebut.
4. Kenali hubungan antara sejumlah, bagaimana pada
perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingan.
6. Evaluasi produk pesaing.
5/16/2020

Key to roof / correlation


+ -
House of Quality Examples Correlation:
Very Strong Relationship
matrix symbols
+ Positive / Supporting -
- (Dr. Everette S. Gardner, Jr.) 2. Suntex Process Strong Relationship
- Negative / Tradeoff
Weak Relationship
+
-
+
1. Rock-Climbing Harness
DIRECTION OF IMPROVEMENT
Performance Size of Technical
TECHNICAL PLANNING MATRIX
measures range details
REQUIREMENTS

Chemical Film Removal


Packaging: Appearance
Engineering Characteristics

Soil Residue Removal


Product Preservation
Packaging Material:
Quality of Suppliers

Pathogen Removal

Wax Removal
Customer Importance to
Selling Points
Requirements Customer
CUSTOMER
REQUIREMENTS

Easy to put on 2 3 3 4 4 1.2 1.1 2.6 7 Brand 2


Comfortable when hanging 5 4 4 2 5 1.2 1.4 8.4 22
Taste 5
Fits over different clothes 1 1 1 5 2 1.2 1.0 1.2 3

Accessible gear loops 3 3 4 1 3 1.0 1.0 3.0 8 Appearance 5

Does not restrict movement 5 2 2 3 5 1.6 1.4 11.2 29


Price 3
Lightweight 3 3 2 5 3 1.0 1.0 3.0 8
Germ-free 4
Safe 5 4 3 3 4 1.0 1.2 6.0 16

Attractive 2 2 2 5 3 1.2 1.1 2.6 7 Pesticide-free 3

TECHNICAL PRIORITIES 54 81.2 63 23.4 70.2 191.6 98.6 30 612 Total (100%) 38
Convenience 3
PERCENTAGE OF TOTAL 9 13 10 4 12 31 16 5
Importance Weighting 4 4 2 5 5 3 4
Our product Y 174g 250 5 4 4mm 1 4 Key to interrelationship matrix symbols

Competitor A's product Y 193g 321 3 5 8mm 4 5 Strong interrelationship Target Values 5 4 5 5 5 3 4

Competitor B's product Y 157g 198 6 4 3mm 1 3 Medium interreltionship


Deployment
DESIGN TARGETS Y 160g 250 8 6 4mm 2 4 Weak interrelationship
5/16/2020

3. Windshield Wiper

4. Auxiliary Power Unit

5. Restaurant Design
6. Refrigerator
5/16/2020

7. Continental Airlines
PENGARUH YANG DIHARAPKAN DARI PENGGUNAAN
QC TOOLS

1) Pengaruh tidak langsung


 Menganalisa dan memeriksa berdasarkan pada pemahaman kondisi sekarang secara sistematis
dan komprehensif (luas), tidak berdasarkan pada perasaan atau pengalaman.
 Keputusan secara obyektif berdasarkan pada cara perhitungan statistik.
 Keputusan yang benar berdasarkan data yang jelas.
 Dapat diketahui masalah/kerusakan yang sehari-hari tidak terlihat, oleh karena itu semua
masalah dapat terkumpul tanpa ada pengecualian.
 Masalah dapat diketahui sebelum menjadi bertambah buruk .
 Keteraturan dapat dicari dari ketidakteraturan.
 Seluruh masalah dapat diselesaikan, bukan hanya masalah individu.
 Seluruh proses dapat diperiksa dalam waktu yang singkat.
 Semua masalah dapat mudah diselesaikan dengan nilai dan grafik.
 Lebih mudah dimengerti tentang hasilnya (secara ilmiah dan statistik).
 Mudah mempersatukan pendapat, penjelasan sederhana dari situasi, dan laporan singkat di
lapangan oleh karena data yang obyektif.
 Dapat meningkatkan minat dan rasa tanggung jawab terhadap mutu karena situasinya dapat
terlihat dengan sekilas / cepat (grafik, dll).
 Dapat memahami proses kerja dengan penggunaan statistik secara sederhana.
 Peningkatan manajemen dengan memahami konsep distribusi data.

2) Pengaruh langsung
 Mutu menjadi stabil dan ditingkatkan.
 Mengurangi kerusakan dan meningkatkan hasil produk.
 Mengurangi keluhan pelanggan.
 Menurunkan harga.
 Menurunkan biaya produksi.
 Tidak perlu menghilangkan proses kerja dan dapat mengurangi kesalahan kerja.
 Kepercayaan pada produk dan efisiensi kerja meningkat.
 Mengurangi biaya untuk pemeriksaan dan pengujian.
 Tidak ada kesalahan data dalam proses dan kantor.
 Peralatan proses, jigs, dan alat ukur dapat diperbaiki, ditingkatkan, dan dikembangkan
secara rasional.

Anda mungkin juga menyukai