Anda di halaman 1dari 18

AKM2

Akuntansi Keuangan Menengah 2


RINGKASAN LIABILITAS JANGKA PENDEK,
PROVISI, DAN KONTINJENSI

OLEH :

1. Dwi Rakeen Fadhila Sari


2. Fauziyyah Tamrin
3. Putri awaliyah
4. Sonia Aprilia

AKUNTANSI E / 3

JURUSAN AKUNTANSI S1

UIN SUSKA RIAU


LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN
KONTINJENSI
PERANAN DAN DEFENISI

Peranan liabilitas

Penggunaan liabilitas untuk mendanai entitas harus dipertimbangkan dengan baik


sehingga tetap memberikan manfaat bagi entitas. Liabilitas yang terkaid dengan operasional
biasanya tidak ada bunga. Liabilitas operasional ini biasanya di peroleh perusahaan karena
penundaan pembayaran kepada pemasok, pemerintahan, karyawan atau pihak lain. Entitas
akan memperoleh keuntungan karena dapat menunda pembayaran dan menggunakan dana
tersebut untuk investasi atau aktifitas lainnya.

Manfaat berutang sering di istilahkan dengan kemampuan menghasilkan leverage,


yaitu kemampuan meningkatkan imbal hasil tampa harus mengeluarkan investasi.
Penggunaan liabilitas dari sisi pemegang saham juga lebih disukai karena dapat memberikan
tambahan imbal hasil bagi pemegang saham tanpa tambahan investasi.

Entitas menggunakan prinsip matching dalam memutuskan penggunaan liabilitas.


Prinsip matching mengharuskan entitas memadankan antara bentuk investasi dan jenis
pendanaan yang digunakan. Konsep matching juga terkait dengan konsep peiode
pengambilan investasi (payback period)

Definisi

Liabilitas menurut KDP2LK adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi. Komponen utama liabilitas adalah kewajiban kini yang
timbul, terjadi dari transaksi di masa lalu dan penyelesaiannya menyebabkan arus keluar kas
atau sumber daya entitas.

PSAK 1 (revisi 2009) mengharuskan entitas menyajikan liabilitas jangka pendek


terpisah dari liabilitas jangka panjang.

PSAK 1 (revisi 2009) menjelaskan klasifikasi liabilitas jangka pendek jika memenuhi
kriteria:

1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas dalam siklus operasi


normalnya
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan perdagangan
3. Liabilitas tsb jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan, atau
4. Entitas tidak memiliki hak tampa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurang kurannya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Berddasarkan ketentuan di atas liabilitas jangka pendek di artikan sebagai liabilitas
entitas kini, yang timbul akibat peristiwa masa lalu, yang di penyelesaiannnya di harapkam
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang akan diselesaikan dalam jangka
waktu satu siklus operasi atau 12 bulan mana yang lebih panjang atau tujuan diperdagangkan.
PSAK 1 (revisi 2009) menjelaskan item-item minimum dari liabilitas jangka pendek
yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan. Item-item minimum yang diharuskan
menurut PSAK 1 (revisi 2009) untuk liabilitas jangka pendek adalah:
1. Utang dagang dan terutang lainnya
2. Provisi
3. Liabilitas keuangan jangka pendek
4. Liabilitas dan asset pajak kini
5. Liabilitas asset dan pajak tangguhan
6. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan
sebagai yang dimilikiuntuk di jual sesuai dengan PSAK 58

PSAK 1 (revisi 2009) hanya menjelaskan tentang bagaimana menyajikan liabilitas


dalam laporan keuangan. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan liabiltas
jangka pendek dan jangka panjang diatur lebih lanjut dalam PSAK instrument keuangan yaitu
PSAK 50 (revisi 2009) penyajian instrument keuangan; dst

Jenis dan Klasifikasi

PSAK 1 (revisi 2009) hanyan memberikan aturan umum dalam penyajian item dalam
laporang keuangan didasarkan pada relevansi informasi tsb bagi pengguna laporan keuangan.
Jika informasi tsb di anggap relevan maka sebaiknya di klasifikasikan secara terpisah.

Berdasarkan nilainya liabilitas dapat dikategorikan menjadi liabilitas yg nilainya pasti


dan liabilitas yang nilainya tidak dapat ditentukan sehingga harus di estimasi. Liabilitas yang
pasti merupakan liabilitas yang telah jelas berapa jumlah yang telah dibayarkan kepada pihak
lain. Liabilitas yang nilainya tidak pasti, jumlahnya di estimasi oleh entitas berdasarkan
informasi yang tersedia.

Liabilitas juga dapat di klasifikasikan berdasarkan asal terjadi. Liabilitas yang terjadi
sebagai konsekuensi kagiatan operasi mialnya utang dagang, tang pajak, beban yang masih
harus di bayar, pendapatan diterima dimuka. Beberapa contoh liabilitas jangka pendek dapat
dilihat dalam table berikut:

NO JENIS LIABILITAS PENJELASAN


.
1 Utang Dagang Utang yang timbul ketika entitas melakukan pembelian
secara tunai
2 Utang bank jangka Utang yang diperoleh dari bank dengan jangka waktu satu
pendek tahun atau kurang
3 Wesel bayar Kontrak yang menyatakan bahwa satu pihak akan
melakukan pembayaran sejumlah tertentu kepada pihak
lain dimasa mendatang
4 Utang pajak Pajak yang belum dibayarkan ke kas Negara
5 Utang dividen Dividen yang telah terjadi namun sampai tanggal
pelaporan belum dibayarkan
6 Pendapatan diterima Pendapatan yang telah diterima secara tunai namum
dimuka pendapatan belum di peroleh
7 Utang terkait gaji Beban gaji yg telah diterima namun belum
karyawan Iuran pension asurandi untuk karyawan serta pajak untuk
karyawan serta pajak atas gaji yang telah dipotong dari
gaji namun belum dibaarkan
8 Uang muka pelanggan Utang yg dibayarkan pelanggan sebagai deposit dan akan
diberikan kembal kepada pelanggan sesuai dengan
ketentuan yan di tetapkan

UTANG BERBUNGA DALAM JANGKA PENDEK

Utang Bank

Utang berbunga jangka pendek yg umum di jumpai adalah utang bank dan wesel
bayar. Uatang bank lebih sering di jumpai dalam laporang keuangan entitas dibandingkan
dengan wesel bayar. Utang bank jangka pendek adalah utang suatu entitas kepada bank dalm
jangka waktu satu tahun atau kurang. Utang bank jangka pendek biasanya berbunga.

Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas pada saat membutuhkan untuk jangka
waktu tertentu dan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian kredit. Utang bank jangka
pendek ada bunganya. Bunga dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo, selama periode
tertentu, bunga dipotong di depan dari jumlah utang yang ditarik atau kombinasi.

Contoh Utang Bank Jangka Pendek :

PT. Merapi pada tanggal 1 November 2015 menarik dari bank buana utang sebesar
Rp. 200.000.000 dengan bunga 15% untuk jangka 150 hari. Tidak ada provisi yang
dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokok dan bunga akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.

Jurnal yang Dibuat Pada Saat Menerima Utang 1 November 2015

Kas 200.000.000

Utang Bank 200.000.000

Jurnal Penyesuaian Pada Tanggal 31 Desember 2015 Atas Bunga yang Terutang dan
Belum Dibayarkan

Beban Bunga 5.000.000

Utang bunga 5.000.000

Hari selama tahun 2015 = 30-1 = 29 hari (bulan November) 31 hari dibulan desember
Total = 60 hari = 2 bulan

Perhitungan bunga = Rp. 200.000.000 x 15% x 60/360 = Rp. 5.000.000

Jurnal Pada Saat Jatuh Tempo Tanggal 30 Maret 2016

Beban Bunga 7.500.000

Utang Bunga 5.000.000

Utang Bank 200.000.000

Kas 212.500.000

Perhitungan bunga dibayarkan : Rp. 200.00.000 x 15% x 150/360 = Rp. 12.500.000

Perhitungan beban Bungan 1 januari – 30 maret : Rp. 200.000.000 x 15% x 90/360 =


Rp. 7.500.000

Untuk bunga yang dibayarkan dimuka, jumlah uang yang diterima entitas akan
dikurangi dengan bunga. Pokok utang entitas adalah jumlah utang dalam kontrak dikurangi
dengan bunga yang dipotong/dibyarkan didepan mengurangi utang. Tingkat bunga efektif
diukur dengan menghitung tingkat bunga (diskonto) yang akan menyamakan utang dalam
kontrak dikurangi bunga yang present value dari nilai jatuh tempo.

Contoh Utang Bank Jangka Pendek : Bunga Dibayar Didepan

PT. Lawu pada tanggal 2 oktober 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari bank mega
sebesar Rp.400.000.000 dengan bunga 15% pertahun dari pokok yang dipotong pada awal.
Pada saat jatuh tempo PT. Lawu membayar sebesar Rp.400.000.000 . Jumlah kas yang
diterima sebesar Rp.400.000.000 - (400 x 15% x 6/12) = Rp.370.000.000.

Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 2 oktober 2015

Kas 370.000.000

Diskon Utang Bank 30.000.000

Utang Bank 400.000.000

Jurnal Penyesuaian Pada 31 Desember 2015 Untuk Pengakuan Bunga Yang Di


Hitung Bunga Efektif

Beban Bunga 15.000.000

Diskon Utang Bank 15.000.000

Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp.370.000.000 = Rp.


15.000.000 (dalam bulatan)
Jurnal Saat Jatuh Tempo 30 Maret 2016

Beban Bunga 15.000.000

Utang Bank 400.000.000

Diskon Utang Bank 15.000.000

Kas 400.000.000

Untuk liabilitas jangka pendek bunga biasanya dikenakan biaya flat atas jumlah
pinjaman. Namun untuk bentuk line of credit, bunga biasanya dibayarkan setiap bulan dan
diperhitungkan dari saldo utang awal bulan.

Dalam praktik perbankan terdapat provisi yag merupakan biaya yang ditanggung oleh
nasabah dan biaya transaksi yang ditanggung oleh bank.

Bunga yang digunakan untuk menghitung beban bunga adalah tingkat bunga efektif.
Bunga efektif adalah bunga yang secara efektif berlaku untuk kredit tersebut
memperhitungkan biaya transaksi dan biaya kontraktual.

Contoh Utang Bank Jangka Pendek dengan Provisi

PT. Semeru pada tanggal 1 November 2015 menarik dari Bank Mulia utang yang
Rp.100.000.000 dengan bunga 12% pertahun dari pokok yang akan dibayarkan bersamaan
dengan pelunasan tanggal 30 Januari 2016. Bank Mulia mengenakan administrasi sebesar
1,5% dari jumlah utang yang ditarik, sehingga kas yang diterima oleh PT. Semeru sebesar
Rp.100.000.000 – Rp.1.500.000 = Rp.98.500.000

Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015

Kas 98.500.000

Diskon Utang Bank 1.500.000

Utang Bank 100.000.000

Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp.98.500.000, namun PT.Semeru harus
melunasi pada jatuh tempo bunga Rp.3.000.000 dan pokoknya Rp.100.000.000. Untuk itu
bunga efektif atas utang tersebut sebenarnya bukan 12% tetapi Rp.4.500.000 atau
Rp.98.500.000 x 12/3 = 18,274%. Bunga dihitung dari bunga yang dibayar dan provisi.
Tingkat bunga efektif menjadi lebih tinggi karena entitas menerima utang yang lebih sedikit.

Beban Bunga 3.000.000

Utang Bunga 2.000.000

Diskon Utang Bank 1.000.000


Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18,274 x 2/12 x Rp.98.500.000 =
Rp.3.000.000. Amortisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga = Rp.3.000.000 –
Rp.2.000.000 = Rp.1.000.000

Jurnal saat utang jatuh tempo (30 januari 2016)

Beban Bunga 1.500.000

Utang Bunga 2.000.000

Utang Bank 100.000.000

Diskon Utang Bank 500.000

Kas 103.000.000

Utang jangka pendek dalam bentuk line of credit merupakan plafon modal kerja yang
dapat ditarik oleh entitas sesuai dengan kebutuhan dan ditambahkan jika entitas telah
memiliki dana untuk membayarnya.

Contoh Line of Credit atau Stanby Loan

PT.Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari
Bank Arta sebesar 1M selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai
kebutuhan entitas. Bunga sebesar 12% pertahun dikenakan atas kredit yang ditarik. Untuk
setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi 2% dari dana yang ditarik. Bank hanya
mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai dengan akhir bulan pelaporan.
Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama, maka tidak dikenakan bunga. Bunga
akan dihitung dari tanggal penarikan/saldo utang terakhir sampai dengan tanggal jatuh tempo
pelaporan. Setiap bulan akan disampaikan laporan penggunaan line of credit, yang
memperlihatkan saldo akhir hutang, mutasi kredit, termasuk jumlah bunga dan biaya yang
dikenakan.

Table Pemakaian Line of Credit

02 - Desember Penarikan 300.000.000 300.000.000


02 - Desember Biaya Penarikan 6.000.000 306.000.000
16 - Desember Penarikan 400.000.000 706.000.000
16 - Desember Biaya Penarikan 8.000.000 714.000.000
30 - Desember Pembayaran 300.000.000 414.000.000
30 - Desember Bunga 2.069.260 416.069.260

Jurnal yang Akan dibuat adalah :


2 Desember

Kas 300.000.000

Beban Bunga 6.000.000

Utang Bank 306.000.000

16 Desember

Kas 400.000.000

Beban Bunga 8.000.000

Utang Bank 408.000.000

30 Desember

Utang Bank 300.000.000

Kas 300.000.000

31 Desember

Beban Bunga 2.069.260


Utang Bank 2.069.260

Wesel Bayar

Wesel bayar merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah
nilai tertentu dimasa mendatang. Akuntansi untuk wesel bayar tidak berbeda dengan
akuntansi untuk utang bank, perbedaan yang mendasarinya hanyalah dokumen transaksinya.
Dokumen transaksi wesel adalah surat wesel atau promissory notes, sedangkan bukti
transaksi utang bank adalah dokumen kredit bank.

Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya

Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan, diklasifikasikan dalam jangka pendek meskipun :

1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalaan kembali pembayaran, atau
dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum
tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran
sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.

Entitas dapat melakukan perubahan peerjanjian dengan kreditur untuk


memperpanjang jangka waktu jatuh tempo atas liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu
dua belas bulan. Perubahan perjanjian tersebut akan menyebabkan liabilitas yang akan jatuh
tempo tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang jika, pemberi pinjaman menyetujui
perubahan pinjaman tersebut pada akhir periode pelaporan untuk memberikan tenggang
waktu pembayaran yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.
Jika entitas melakukan usaha untuk memperpanjang liabilitas jangka panjang yang
akan jatuh tempo, atau melakukan pendanaa liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka
panjang, namun dilakukan antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan
keuangan, maka peristiwa tersebut diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan
penyesuaian. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan antara lain :
1. Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang
2. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang, dan
3. Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki
pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya
dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Untuk mereklarifikasi liabiltas angka jangka panjang menjadi jangka pendek, entitas
dapat membuat jurnal penyesuaian untuk membuat reklasifikasi utang tersebut untuk
tujuan penyajian. Fokusnya bukan pada perlu tidaknya jurnal, namun yang penting
dalam penyajian bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam dua
bulan disajikan dalam liabilitas jangka pendek.

Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan

PT. Wilis memiliki beberapa liabiltas jangka panjang untuk mendanai usahanya. Berikut
informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015.

1. Obligasi seri A senilai Rp. 400.000.000.000, diterbitkan 1 Maret 2007, jangka


waktu 10 tahun, bunga sebesar 10% dibayar setiap tahun.
2. Obligasi seri B, senilai Rp. 800.000.000.000, diterbitkan 1 Juni 2015, bunga 11%
per tahun dibayar setiap tahun sebesar Rp. 100.000.000.000.
3. Obligasi seri C, senilai Rp. 100.000.000.000, diterbitkan 1 Desember 2006, jatuh
tempo 10 tahun, bunga 10%. Atas obligasi ini entitas sedang mengajukan
pendanaan kepada Bank Mitra untuk mengambil alih bunga 12% dan sudah
melakukan detail pembicaraan dengan bank Mitra. Secara prinsip bank Mitra
tersebut baru akan mennyetujui namun proses administrasi baru akan diselesaikan
pada tahun 2016 mengingat obligasi bank mitra akan jatuh tempo 1 desember
2016. Proses administrasi perjanjian yang menyatakan bank mitra diselesaikan
pada 25 Maret sebelum laporan keuangan selesai diaudit.
4. Uang bank Kriya ditarik pada 1 September 2011 sebesar Rp.100.000.000, jangka
waktu 5 tahun bunga 12%. Atas utang ini entitas telah melakukan perjanjian untuk
melakukan pendanaan kembali dengan utang jangka panjang dengan bank yang
sama, namun dengan bunga yang lebih rendah sebesar 11%.
5. Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 Juni 2014 sebesar 300 miliar, bunga
12% dibayar setiap tahun. Pelunasan akan dimulai 1 Juni 2015 secara angsuran
Rp.50.000.000.000 per tahun.
Saat ini entitas sedang memproses penerbitan Rp.300.000.000.000. Obligasi
tersebut rencananya akan diterbitkan pada 1 Juni 2016 dan telah mendapat
persetujuan RUPS untuk diterbitkan. Tujuannya untuk mendanai ekspansi pembukaan
pabrik baru dan membayar utang yang jatuh tempo.

Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang disajikan menjadi liabilitas jangka
pendek, buatlah penyajian dan pengungkapan yang diperlukan jika ada.

1. Obligasi seri A tidak perlu direklasikasi, tetap menjadi liabilitas jangka panjang
karena jatuh tempo tahun 2017.
2. Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar Rp.100
miliar, yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan.

Utang obligasi seri B 100.000.000.000


Utang obligasi seri B jangka pendek 100.000.000.000

3. Obligasi seri B tetap harus direklasifikasi karena proses pengambil alihan belum
selesai sepenuhnya. Namun kejadian ini perlu diungkapkan dalam laporan posisi
keuangan.

Utang obligasi seri C 100.000.000.000


Utang obligasi seri C jangka pendek 100.000.000.000

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan perlu ditambahkan untuk


menginformasikan peristiwa setelah tanggal laporan posisi keuangan.

4. Dilakukan reklasikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena akan jatuh tempo
pada 1 September 2016. Karena telah dilakukan perjanjian untuk memperbaharui
utang dan kontrak dan kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi
utang jangka panjang.
5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2016.

Utang Bank Permata 50.000.000.000


Utang Bank Permata jangka pendek 50.000.000.000

Penyajian dalam laporan posisi keuangan

Liabilitas jangka pendek


Liabiltas jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam dua bulan (lihap pengungkapan)

Utang Obligasi seri B 100.000.000.000

Utang Obligasi seri C 100.000.000.000 (lihatpengungkapan)

Utang Bank Karya 50.000.000.000

Utang Bank Permata 50.000.000.000

Liabitas jangka panjang

Utang Obligasi seri A 400.000.000.000

Utang Obligasi seri B 600.000.000.000

Utang Bank Kriya 100.000.000.000

Utang Bank Permata 200.000.000.000

Pengungkapan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan
mendatang.

Obligasi seri C akan jatuh tempo pada 1 Desenber 2016, namun terjadi perubahan yaitu
melakukan negoisasi dengan bank Mitra untuk mendanai pelunasan obligasi tersebut,
sehingga akan berubah menjadi utang bank jangka panjang pada 1 Desember 2016, Meskipun
terjadi perubahan, entitas tetap melakukan reklasifikasi dalam jangka pendek, karena
meskipun pendanaan ini telah disetujui pemegang saham, secara prinsip telah disetujui Bank
Mitra namun proses administrasi baru diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan PSAK
1 (Revisi 2009) tetap harus direklasifikasi.

Atas liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016, perusahaan
akan menerbitkan obligasi yang saat ini masih dalam proses penerbitan. Rencananya obligasi
tersebut akan diterbitkan pada Juni 2016.

Pemindahan liabitas jangka panjang menjadi liabilitas jangka pendek dapat juga
terjadi karena pelanggaran kredit/penarikan kredit yang mengharuskan debitur untuk
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh kreditur. Persyaratan tersebut ada kalanya
dikaitkan dengan suatu penalti jika persyaratan tidak terpenuhi. Untuk itu pelanggaran
persyaratan kredit dapat menyebabkan reklasifikasi liabilitas jangka panjang menjadi jangka
pendek.

LIABILITAS JANGKA PENDEK TERKAIT DENGAN KEGIATAN OPERASI


ENTITAS
Liabitas jangka pendek terkait kegiatan operasi tibul karena konsekuensi kegiatan
operasi entitas. Utang ini biasanya tidak berbunga, muncul karena entitas menangguhkan
pembayaran kepada pihak lain.

Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas, karena entitas dapat


menggunakan dana penbayaran tersebut untuk aktivitas yang lainsebelum digunakan.
Semakin efisien entitas memanfaatkan utang operasi dan mengatur kas , kebutuhan modal
kerja untuk kegiatan operasinya semakin kecilatau bahkan tidak memerlukan dana untuk
modal kerja karena modal kerja didanai oleh pemasok atau pihak lain.

Utang Usaha

Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak
di bidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang dagang. Utang dagang timbul saat
entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian secara tunai
dilakukan jika pemasok tidak memperbolehkan membeli secara kredit, atau mebeli secara
tunai dimana secara ekonomis lebih murah dibandingkan secara kredit. Pembelian kredit
sering dituliskan dalam term: 2/10, n/60, FOB Shipping Point. Artinya pembelian akan
diberikan diskon 2% jika dilunasi sampai dengan 10 hari. Utang jatuh tempo dalam waktu 60
hari dan ttitik pengakuan di gudang penjual.

Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok.
Syarat jual beli atau serah terima harus diperhatikan untuk menentukan titik pengakuan.
Untuk pembelian dengan syarat pembelian FOB Shipping Point (franko gudang pembeli)titik
pengakauan pembelian di gudang penjual, utang diakui saat barang telah masuk kedalam
kendaraan angkutan untuk diantar kegudang dan barang telah diterima oleh pembeli dan
selama perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Jika terjadi resiko dalam perjalanan,
itu menjadi pihak penjual atau pembeli tergantung oleh persyaratan jual belinya.)

Pemasok sering sekali memberikan insentif kepada pembeli untuk melakukan


pelunasan lebih cepat. Entitas harus memperhitungkan manfaat dari diskon ini dengan
alternatif investasi yang tersedia. Jika tidak ada alternatif invsetasi lain yang lebih
menguntungkan maka diskon tersebut lebih baik diambil. Tingkat diskon yang diberikan
dapat dihitung imbal hasil (return) per tahunnya.

Pengembalian diskon = 100% - diskon x 360


100% jangka waktu – jangka diskon

Diskon penjual 2/10, n/30 setara dengan bunga (100%-2%)/100% x 360 / (30-10) =
17,64%. Dengan cara perhitungan yang sama term perjanjian 2/15, n/45 sama dengan
11,76%, perjanjian kredit 3/10, n/45 sama dengan 9,98%.

Enititas dapat mencatat utang dagang sebesar nilai faktur pembelian. Jika utang
dibayar pada periode diskon maka diskon akan dicatat sebagai diskon pembelian, mengurangi
pembelian (menggunakan metode pencatatan persediaan periodik). Untuk metode pencatatan
persediaan dengan perpetua,diskon pembelian akan dicatat mengurangi nilai persediaan.
Contoh 11.6 Pencatatan Utang Dagang

Selama bulan Desember 2015 PT Slamet memiliki beberapa transaksi kepada para
pemasoknya.

 12 Desember membeli barang secara kredit kepada PT Delima senilai Rp.


200.000.000 ditambkan nilai PPN 10% sehingga total Rp.220.000.000.
Persyaratan jual beli 2/10, n/30, FOB Shipping Point PT.Slamet membayar
utang pada PT Delima pada 22 Desember 2016.
 29 Desember membeli barang secara kredit kepada PT Mawar senilai
Rp.330.000.000 setelah nilai PPN. Persyaratan n/30. FOB Shipping Point.
Barang sampai 31 Desember belum sampai di gudang PT Slamet dan
diketahui baru diterima di gudang pada 2 Januari 2016. Pembelian ini dibayar
dengan wesel bayar yang akan jatuh tempo 30 hari tanpa bunga.

12 Desember
Persediaan 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000
Uang Dagang 220.000.000

22 Desember
Utang Dagang 220.000.000
Persediaan 4.400.000
Kas 215.600.000

29 Desember
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Wesel bayar 330.000.000
(tetap dicatat tertanggal 29 Desember karena titik pengakuan di gudang
penjual.)

Berdasarkan contoh 11., nilai persediaan dicatat sebesar nilai pembelian.


Namun, nilai utang ditambahkan PPN. Sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2013)
Persediaan, pajak yang dikreditkan tidak menambhakan nilai persediaa, namun pajak
yang tidak dapat dikreditkan akan menambah nilai persediaan. Untuk PPN yang tidak
dapat dikreditkan atau PPnBM yang tidak dapat dikreditkan, maka pajak akan dicatat
menambah nilai perolehan persediaan dan tidak dicatat terpisah. PPN masukan akan
diperhitungkan dengan PPN keluaran entitas di akhir bulan.

Beban yang Masih Harus Dibayar


Salah satu asumsi dalam laporan keuangan adalah akrual, artinya transaksi diakui pada
saat terjadinya tanpa menunggu pembayaran atas beban yang telah terjadi namun belum
dibayar sampai peroide laporan. Entitas harus mengakui beban dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprenhensif lain serta beban yang masih harus dibayar pada laporan posisi
keuangan. Entitas belum membayar beban tersebut karena kesepakatan kontrak menyatakan
pembayaran tidak dilakukan pada saat beban terjadi atau karena keterlambatan waktu
penagihan. Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul di laporan posisi keuangan
antara lain.

1. Beban gaji. Karyawan telah berhak atas gaji karena sudah bekerja namuntidak belum
dibayarkan perusahaan.
2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan
berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian
kredit.
3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada
perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.

Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar

1. Pembayaran gaji sebesar Rp.240.000.000 dilakukan tanggal 5 tiap bulan, untuk masa
kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir periode misal 31 Des 2015
dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja Desember 2015 yang baru akan
dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.

Beban Gaji 240.000.000


Utang Gaji 240.000.000

2. Bonus karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun baru ditetapkan
jumlahnya setelah diketahui laba entitas sehingga jumlahnya baru dipastikan di bulan
Januari 2016dan akan dibayarkan bulan Maret 2016. Pada 15 Januari sebelum laporan
keuangan terbit, ditetapkan bonus untuk seluruh karyawan sebesar Rp.300.000.000.
Atas bonus karyawan akan dibuat jurnal penyesuaian tertangal 31 Desember 2015.

Beban Gaji- bonus 300.000.000


Utang Gaji 300.000.000

3. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2015 sebesar Rp.
400.000.000 bunga 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga dibayarkan setiap
tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan 31
Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban bunga dan utang bunga/bunga yang
masih harus dibayar.

Beban Bunga 4.000.000


Utang Gaji 4.000.000
4. Entitas memperbaiki AC di kantor dengan meminta perusahaan service AC.
Pekerjaan telah diselesaikan pada tanggal 31 Desember, perusahaan servis AC belum
mengirimkan tagihan sebesar Rp.10.000.000. Tagihan baru dikirim pada tanggal 5
Januari 2016 dan dibayarkan tanggal 10 Januari 2016. Atas jasa service AC tersebut
diakui sebagai beban pemeliharaan dan beban yang masih harus (liabilitas) pada 31
Desember.

Beban Pemeliharaan 4.000.000


Utang Biaya 4.000.000

Konsep pengakuan mengaharuskan entitas membuat jurnal penyesuaian


sehingga pengakuan dilakukan pasa saat terjadi. Namun pertimbangan biaya dan
manfaat serta materialitas terkadang mengabaikan penyesuaian di akhir periode dan
mencatatnya pada saat pembayaran. Contoh pembayaran gaji,langganan listrik, air,
telpon. Pembayaran tersebut jumlahnya dari bulan ke bulan jumlahnya relatif sama,
dibayarkan tiap bulan atau dua belas kalidalm setahun.

Pendapatan Diterima di Muka

Pelanggan sering kali melakukan pembayaran di depan atas jasa yang akan
diselesaikan atau barang yang akan dikirim. Pembayaran tersebut tidak boleh diakui sebagai
pendapatan tetapi diakui sebagai pendapatan diterima dan di muka.

Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan diterima di
muka. Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan diterima di
muka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan (kredit).

Contoh 11.8 Pencatatan Pendapatan Diterima di Muka

PT Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf kepada
pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk paket tahunan dan lima
tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp.6.000.000 dapat digunakan untuk bermain golf
selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan harga Rp.16.200.000. keanggotaan tersebut
tidak didasarkan pada jumlah kedatangan, pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika
kartu keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan bebas datang jika
kartu keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat sehingga
menjadi anggota jangka panjang memberikan banyak keuntungan bagi anggota.

Utang Terkait Imbalan Kerja

Imbalan kerja di berikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pensiun dan lainnya.
Gaji di bayarkan kepada karyawan dan manajemen dalam suatu entitas. Gaji menurut UU
Pajak penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan entitas yang
membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan. Karyawan biasanya di
berikan asuransi kecelakaan kerja, asuransi kerja dan jaminan hari tua.

Pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh karyawan pada saat karyawan tidak
lagi bekerja. Pensiun merupakan gaji yang dibayarkan tertunda kepada karyawan, yaitu saat
karyawan memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban
pada saat karyawan bekerja biasanya diakui bersamaan dengan pengakuan gaji. Pensiun dapat
diberikan secara lump-sum sebagai pesangon saat karyawan berhenti bekerja.

Entitas sering kali bekerja sama dengan koperasi, bank untuk penyaluran kredit
kepada karyawan. Bank bersedia memberikan kredit karena jaminan bahwa pekerja tersebut
bekerja dan mendapat penghasilan selama jangka waktu kredit. Sistem pembayaran angsuran
dengan pemotongan gaji, merupakan salah satu cara untuk menjamin kredit tersebut. Serikat
kerja sering kali memotong iuran dari gaji karyawan untuk kegiatan organisasi.

Pemotongan yang dikaitkan dengan gaji karyawan dapat langsung di setorkan pada
saat bersamaan dengan pembayaran gaji atau baru dibayarkan pada tanggal tertentu. Entitas
yang memperhatikan manajemen kas, biasanya akan membayar pada batas akhir pembayaran
dan memanfaatkannya untuk kepentingan operasi entitas. Jika pembayaran dilakukan pada
bulan berikutnya, maka dalam laporan keuangan akan muncul utang terkait pemotongan gaji
karyawan.

Contoh 11.9 Pembayaran Gaji

Mutiara adalah pegawai PT Salak, pada bulan Desember 2015 menerima gaji sebesar
Rp6.000.000 per-bulan ditambah tunjangan rumah Rp500.000 dan tunjangan transportasi
Rp1.000.000. Selain itu PT Salak membayarkan asuransi kecelakaan kerja Rp 150.000,
asuransi kematian Rp 50.000 dan iuran tunjangan hari tua Rp 250.000. Mutiara juga
melakukan iuran pensiun ke pengelola dana pensiun sebesar Rp 300.000 yang dipotongkan
dari gajinya. Mutiara membayar melalui pemotongan oleh PT Salak, zakat ke LAZ sebesar
Rp 187.500 dan angsuran rumah ke Bank CMN sebesar Rp 1.500.000. PPh 21 yang dipotong
oleh PT Salak Rp425.200. Gaji dibayarkan tiap akhir bulan dan semua pemotongan
dibayarkan pada tanggal 10 bulan berikutnya.

Jurnal yang dibuat pada 31 Desember 2015.

Beban Gaji 7.950.000

Utang PPh 21 425.200

Utang BPJS 450.000

Utang Iuran Pensiun 300.000

Utang Zakat Karyawan 187.500

Utang Angsuran Bank Karyawan 1.500.000


Kas 5.087.300

Tunjangan menambah gaji, asuransi dan pensiun yang ditanggung entitas menambah beban
gaji.

Beban gaji = Rp6.000.000 + Rp500.000 + Rp1.000.000 + Rp150.000 + Rp50.000 +


Rp250.000 = Rp7.950.000

Kas = Rp7.000.000 – Rp425.200 – Rp187.500 – Rp300.000 = Rp5.087.300

Utang Pajak Pihak Ketiga

Entitas diwajibkan dalam peraturan untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan
yang diterima oleh pihak lain. Pajak yang dipotong diantaranya adalah PPh 21 atas gaji yang
diterima pekerja, PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23 atas
jasa, sewa, bunga royalti. Pada saat entitas membayarkan beban kepada pihak yang menerima
entitas memotong pajak, sehingga kas yang dibayarkan akan berkurang karena pajaknya akan
dibayarkan oleh entitas ke kas negara.

Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Atas penyerahan barang atau jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak akan dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang
diciptakan oleh perusahaan. PPN dikenakan pada setiap tingkat distribusi barang dari mulai importir
atau produsen, pedagang besar, grosir dan peritel. Menurut UU PPN, saat terutang PPN adalah pada
saat penyerahan barang atau jasa, kecuali jika kas diterima terlebih dahulu sebelum penyerahan
barang atau jasa, maka saat terutang pajak adalah saat penerimaan kas, PPN juga dikenakan atas
pemakaian sendiri dan penyerahan barang konsinyasi walaupun barang tersebut belum dijual.

PPN tidak mempengaruhi nilai penjualan atau persediaan (pembelian) kecuali PPN yang tidak
dapat di kreditkan. Untuk menghindari pajak berganda, maka setiap penjualan akan dikenakan pajak
(PPN keluaran) dan pada setiap pembelian entitas akan membayar pajak (PPN masukan). Pajak
Penjualan atas barang mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan atas penjualan yang mewah.
Pajak ini hanya dikenakan pada importir dan produsen barang mewah.

Utang Pajak Penghasilan

Utang pajak adalah utang yang timbulnya secara khusus, karena negara (kreditor)


terikat dan tidak dapat memilih secara bebas, siapa yang akan dijadikan debiturnya. Hal ini
terjadi karena utang pajak timbul karena undang-undang.
Sedangkan saat timbul utang pajak mulai adalah kajian dari hukum pajak untuk
menentukannya, dalam hal ini terdapat dua teori yang membahas tentang timbulnya utang
pajak, yaitu teori materil dan teori formil.

Misalnya, perusahaan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp1.000, dan


pemerintah mengenakan tarif pajak penghasilan 10%.

Dalam laporan keuangan akhir tahun, perusahaan akan mencatat utang pajak
penghasilan sebesar Rp100 dalam kewajiban lancar. Pada saat yang sama, perusahaan mengakui
beban pajak penghasilan dengan nominal yang setara dalam laporan laba rugi. Persamaan
akuntansi tetap seimbang karena peningkatan kewajiban dan penurunan ekuitas pemegang
saham setara dengan nominal Rp100.

Tahun depan, kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp100 untuk membayar pajak.
Dan, perusahaan menghilangkan akun hutang pajak penghasilan dari kewajiban lancar.

Anda mungkin juga menyukai