OLEH :
AKUNTANSI E / 3
JURUSAN AKUNTANSI S1
Peranan liabilitas
Definisi
Liabilitas menurut KDP2LK adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi. Komponen utama liabilitas adalah kewajiban kini yang
timbul, terjadi dari transaksi di masa lalu dan penyelesaiannya menyebabkan arus keluar kas
atau sumber daya entitas.
PSAK 1 (revisi 2009) menjelaskan klasifikasi liabilitas jangka pendek jika memenuhi
kriteria:
PSAK 1 (revisi 2009) hanyan memberikan aturan umum dalam penyajian item dalam
laporang keuangan didasarkan pada relevansi informasi tsb bagi pengguna laporan keuangan.
Jika informasi tsb di anggap relevan maka sebaiknya di klasifikasikan secara terpisah.
Liabilitas juga dapat di klasifikasikan berdasarkan asal terjadi. Liabilitas yang terjadi
sebagai konsekuensi kagiatan operasi mialnya utang dagang, tang pajak, beban yang masih
harus di bayar, pendapatan diterima dimuka. Beberapa contoh liabilitas jangka pendek dapat
dilihat dalam table berikut:
Utang Bank
Utang berbunga jangka pendek yg umum di jumpai adalah utang bank dan wesel
bayar. Uatang bank lebih sering di jumpai dalam laporang keuangan entitas dibandingkan
dengan wesel bayar. Utang bank jangka pendek adalah utang suatu entitas kepada bank dalm
jangka waktu satu tahun atau kurang. Utang bank jangka pendek biasanya berbunga.
Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas pada saat membutuhkan untuk jangka
waktu tertentu dan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian kredit. Utang bank jangka
pendek ada bunganya. Bunga dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo, selama periode
tertentu, bunga dipotong di depan dari jumlah utang yang ditarik atau kombinasi.
PT. Merapi pada tanggal 1 November 2015 menarik dari bank buana utang sebesar
Rp. 200.000.000 dengan bunga 15% untuk jangka 150 hari. Tidak ada provisi yang
dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokok dan bunga akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
Kas 200.000.000
Jurnal Penyesuaian Pada Tanggal 31 Desember 2015 Atas Bunga yang Terutang dan
Belum Dibayarkan
Hari selama tahun 2015 = 30-1 = 29 hari (bulan November) 31 hari dibulan desember
Total = 60 hari = 2 bulan
Kas 212.500.000
Untuk bunga yang dibayarkan dimuka, jumlah uang yang diterima entitas akan
dikurangi dengan bunga. Pokok utang entitas adalah jumlah utang dalam kontrak dikurangi
dengan bunga yang dipotong/dibyarkan didepan mengurangi utang. Tingkat bunga efektif
diukur dengan menghitung tingkat bunga (diskonto) yang akan menyamakan utang dalam
kontrak dikurangi bunga yang present value dari nilai jatuh tempo.
PT. Lawu pada tanggal 2 oktober 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari bank mega
sebesar Rp.400.000.000 dengan bunga 15% pertahun dari pokok yang dipotong pada awal.
Pada saat jatuh tempo PT. Lawu membayar sebesar Rp.400.000.000 . Jumlah kas yang
diterima sebesar Rp.400.000.000 - (400 x 15% x 6/12) = Rp.370.000.000.
Kas 370.000.000
Kas 400.000.000
Untuk liabilitas jangka pendek bunga biasanya dikenakan biaya flat atas jumlah
pinjaman. Namun untuk bentuk line of credit, bunga biasanya dibayarkan setiap bulan dan
diperhitungkan dari saldo utang awal bulan.
Dalam praktik perbankan terdapat provisi yag merupakan biaya yang ditanggung oleh
nasabah dan biaya transaksi yang ditanggung oleh bank.
Bunga yang digunakan untuk menghitung beban bunga adalah tingkat bunga efektif.
Bunga efektif adalah bunga yang secara efektif berlaku untuk kredit tersebut
memperhitungkan biaya transaksi dan biaya kontraktual.
PT. Semeru pada tanggal 1 November 2015 menarik dari Bank Mulia utang yang
Rp.100.000.000 dengan bunga 12% pertahun dari pokok yang akan dibayarkan bersamaan
dengan pelunasan tanggal 30 Januari 2016. Bank Mulia mengenakan administrasi sebesar
1,5% dari jumlah utang yang ditarik, sehingga kas yang diterima oleh PT. Semeru sebesar
Rp.100.000.000 – Rp.1.500.000 = Rp.98.500.000
Kas 98.500.000
Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp.98.500.000, namun PT.Semeru harus
melunasi pada jatuh tempo bunga Rp.3.000.000 dan pokoknya Rp.100.000.000. Untuk itu
bunga efektif atas utang tersebut sebenarnya bukan 12% tetapi Rp.4.500.000 atau
Rp.98.500.000 x 12/3 = 18,274%. Bunga dihitung dari bunga yang dibayar dan provisi.
Tingkat bunga efektif menjadi lebih tinggi karena entitas menerima utang yang lebih sedikit.
Kas 103.000.000
Utang jangka pendek dalam bentuk line of credit merupakan plafon modal kerja yang
dapat ditarik oleh entitas sesuai dengan kebutuhan dan ditambahkan jika entitas telah
memiliki dana untuk membayarnya.
PT.Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari
Bank Arta sebesar 1M selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai
kebutuhan entitas. Bunga sebesar 12% pertahun dikenakan atas kredit yang ditarik. Untuk
setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi 2% dari dana yang ditarik. Bank hanya
mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai dengan akhir bulan pelaporan.
Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama, maka tidak dikenakan bunga. Bunga
akan dihitung dari tanggal penarikan/saldo utang terakhir sampai dengan tanggal jatuh tempo
pelaporan. Setiap bulan akan disampaikan laporan penggunaan line of credit, yang
memperlihatkan saldo akhir hutang, mutasi kredit, termasuk jumlah bunga dan biaya yang
dikenakan.
Kas 300.000.000
16 Desember
Kas 400.000.000
30 Desember
Kas 300.000.000
31 Desember
Wesel Bayar
Wesel bayar merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah
nilai tertentu dimasa mendatang. Akuntansi untuk wesel bayar tidak berbeda dengan
akuntansi untuk utang bank, perbedaan yang mendasarinya hanyalah dokumen transaksinya.
Dokumen transaksi wesel adalah surat wesel atau promissory notes, sedangkan bukti
transaksi utang bank adalah dokumen kredit bank.
Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya
Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan, diklasifikasikan dalam jangka pendek meskipun :
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalaan kembali pembayaran, atau
dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum
tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran
sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Untuk mereklarifikasi liabiltas angka jangka panjang menjadi jangka pendek, entitas
dapat membuat jurnal penyesuaian untuk membuat reklasifikasi utang tersebut untuk
tujuan penyajian. Fokusnya bukan pada perlu tidaknya jurnal, namun yang penting
dalam penyajian bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam dua
bulan disajikan dalam liabilitas jangka pendek.
Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan
PT. Wilis memiliki beberapa liabiltas jangka panjang untuk mendanai usahanya. Berikut
informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015.
Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang disajikan menjadi liabilitas jangka
pendek, buatlah penyajian dan pengungkapan yang diperlukan jika ada.
1. Obligasi seri A tidak perlu direklasikasi, tetap menjadi liabilitas jangka panjang
karena jatuh tempo tahun 2017.
2. Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar Rp.100
miliar, yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan.
3. Obligasi seri B tetap harus direklasifikasi karena proses pengambil alihan belum
selesai sepenuhnya. Namun kejadian ini perlu diungkapkan dalam laporan posisi
keuangan.
4. Dilakukan reklasikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena akan jatuh tempo
pada 1 September 2016. Karena telah dilakukan perjanjian untuk memperbaharui
utang dan kontrak dan kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi
utang jangka panjang.
5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2016.
Pengungkapan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan
mendatang.
Obligasi seri C akan jatuh tempo pada 1 Desenber 2016, namun terjadi perubahan yaitu
melakukan negoisasi dengan bank Mitra untuk mendanai pelunasan obligasi tersebut,
sehingga akan berubah menjadi utang bank jangka panjang pada 1 Desember 2016, Meskipun
terjadi perubahan, entitas tetap melakukan reklasifikasi dalam jangka pendek, karena
meskipun pendanaan ini telah disetujui pemegang saham, secara prinsip telah disetujui Bank
Mitra namun proses administrasi baru diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan PSAK
1 (Revisi 2009) tetap harus direklasifikasi.
Atas liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016, perusahaan
akan menerbitkan obligasi yang saat ini masih dalam proses penerbitan. Rencananya obligasi
tersebut akan diterbitkan pada Juni 2016.
Pemindahan liabitas jangka panjang menjadi liabilitas jangka pendek dapat juga
terjadi karena pelanggaran kredit/penarikan kredit yang mengharuskan debitur untuk
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh kreditur. Persyaratan tersebut ada kalanya
dikaitkan dengan suatu penalti jika persyaratan tidak terpenuhi. Untuk itu pelanggaran
persyaratan kredit dapat menyebabkan reklasifikasi liabilitas jangka panjang menjadi jangka
pendek.
Utang Usaha
Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak
di bidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang dagang. Utang dagang timbul saat
entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian secara tunai
dilakukan jika pemasok tidak memperbolehkan membeli secara kredit, atau mebeli secara
tunai dimana secara ekonomis lebih murah dibandingkan secara kredit. Pembelian kredit
sering dituliskan dalam term: 2/10, n/60, FOB Shipping Point. Artinya pembelian akan
diberikan diskon 2% jika dilunasi sampai dengan 10 hari. Utang jatuh tempo dalam waktu 60
hari dan ttitik pengakuan di gudang penjual.
Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok.
Syarat jual beli atau serah terima harus diperhatikan untuk menentukan titik pengakuan.
Untuk pembelian dengan syarat pembelian FOB Shipping Point (franko gudang pembeli)titik
pengakauan pembelian di gudang penjual, utang diakui saat barang telah masuk kedalam
kendaraan angkutan untuk diantar kegudang dan barang telah diterima oleh pembeli dan
selama perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Jika terjadi resiko dalam perjalanan,
itu menjadi pihak penjual atau pembeli tergantung oleh persyaratan jual belinya.)
Diskon penjual 2/10, n/30 setara dengan bunga (100%-2%)/100% x 360 / (30-10) =
17,64%. Dengan cara perhitungan yang sama term perjanjian 2/15, n/45 sama dengan
11,76%, perjanjian kredit 3/10, n/45 sama dengan 9,98%.
Enititas dapat mencatat utang dagang sebesar nilai faktur pembelian. Jika utang
dibayar pada periode diskon maka diskon akan dicatat sebagai diskon pembelian, mengurangi
pembelian (menggunakan metode pencatatan persediaan periodik). Untuk metode pencatatan
persediaan dengan perpetua,diskon pembelian akan dicatat mengurangi nilai persediaan.
Contoh 11.6 Pencatatan Utang Dagang
Selama bulan Desember 2015 PT Slamet memiliki beberapa transaksi kepada para
pemasoknya.
12 Desember
Persediaan 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000
Uang Dagang 220.000.000
22 Desember
Utang Dagang 220.000.000
Persediaan 4.400.000
Kas 215.600.000
29 Desember
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Wesel bayar 330.000.000
(tetap dicatat tertanggal 29 Desember karena titik pengakuan di gudang
penjual.)
1. Beban gaji. Karyawan telah berhak atas gaji karena sudah bekerja namuntidak belum
dibayarkan perusahaan.
2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan
berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian
kredit.
3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada
perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.
1. Pembayaran gaji sebesar Rp.240.000.000 dilakukan tanggal 5 tiap bulan, untuk masa
kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir periode misal 31 Des 2015
dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja Desember 2015 yang baru akan
dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.
2. Bonus karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun baru ditetapkan
jumlahnya setelah diketahui laba entitas sehingga jumlahnya baru dipastikan di bulan
Januari 2016dan akan dibayarkan bulan Maret 2016. Pada 15 Januari sebelum laporan
keuangan terbit, ditetapkan bonus untuk seluruh karyawan sebesar Rp.300.000.000.
Atas bonus karyawan akan dibuat jurnal penyesuaian tertangal 31 Desember 2015.
3. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2015 sebesar Rp.
400.000.000 bunga 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga dibayarkan setiap
tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan 31
Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban bunga dan utang bunga/bunga yang
masih harus dibayar.
Pelanggan sering kali melakukan pembayaran di depan atas jasa yang akan
diselesaikan atau barang yang akan dikirim. Pembayaran tersebut tidak boleh diakui sebagai
pendapatan tetapi diakui sebagai pendapatan diterima dan di muka.
Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan diterima di
muka. Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan diterima di
muka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan (kredit).
PT Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf kepada
pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk paket tahunan dan lima
tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp.6.000.000 dapat digunakan untuk bermain golf
selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan harga Rp.16.200.000. keanggotaan tersebut
tidak didasarkan pada jumlah kedatangan, pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika
kartu keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan bebas datang jika
kartu keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat sehingga
menjadi anggota jangka panjang memberikan banyak keuntungan bagi anggota.
Imbalan kerja di berikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pensiun dan lainnya.
Gaji di bayarkan kepada karyawan dan manajemen dalam suatu entitas. Gaji menurut UU
Pajak penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan entitas yang
membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan. Karyawan biasanya di
berikan asuransi kecelakaan kerja, asuransi kerja dan jaminan hari tua.
Pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh karyawan pada saat karyawan tidak
lagi bekerja. Pensiun merupakan gaji yang dibayarkan tertunda kepada karyawan, yaitu saat
karyawan memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban
pada saat karyawan bekerja biasanya diakui bersamaan dengan pengakuan gaji. Pensiun dapat
diberikan secara lump-sum sebagai pesangon saat karyawan berhenti bekerja.
Entitas sering kali bekerja sama dengan koperasi, bank untuk penyaluran kredit
kepada karyawan. Bank bersedia memberikan kredit karena jaminan bahwa pekerja tersebut
bekerja dan mendapat penghasilan selama jangka waktu kredit. Sistem pembayaran angsuran
dengan pemotongan gaji, merupakan salah satu cara untuk menjamin kredit tersebut. Serikat
kerja sering kali memotong iuran dari gaji karyawan untuk kegiatan organisasi.
Pemotongan yang dikaitkan dengan gaji karyawan dapat langsung di setorkan pada
saat bersamaan dengan pembayaran gaji atau baru dibayarkan pada tanggal tertentu. Entitas
yang memperhatikan manajemen kas, biasanya akan membayar pada batas akhir pembayaran
dan memanfaatkannya untuk kepentingan operasi entitas. Jika pembayaran dilakukan pada
bulan berikutnya, maka dalam laporan keuangan akan muncul utang terkait pemotongan gaji
karyawan.
Mutiara adalah pegawai PT Salak, pada bulan Desember 2015 menerima gaji sebesar
Rp6.000.000 per-bulan ditambah tunjangan rumah Rp500.000 dan tunjangan transportasi
Rp1.000.000. Selain itu PT Salak membayarkan asuransi kecelakaan kerja Rp 150.000,
asuransi kematian Rp 50.000 dan iuran tunjangan hari tua Rp 250.000. Mutiara juga
melakukan iuran pensiun ke pengelola dana pensiun sebesar Rp 300.000 yang dipotongkan
dari gajinya. Mutiara membayar melalui pemotongan oleh PT Salak, zakat ke LAZ sebesar
Rp 187.500 dan angsuran rumah ke Bank CMN sebesar Rp 1.500.000. PPh 21 yang dipotong
oleh PT Salak Rp425.200. Gaji dibayarkan tiap akhir bulan dan semua pemotongan
dibayarkan pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Tunjangan menambah gaji, asuransi dan pensiun yang ditanggung entitas menambah beban
gaji.
Entitas diwajibkan dalam peraturan untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan
yang diterima oleh pihak lain. Pajak yang dipotong diantaranya adalah PPh 21 atas gaji yang
diterima pekerja, PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23 atas
jasa, sewa, bunga royalti. Pada saat entitas membayarkan beban kepada pihak yang menerima
entitas memotong pajak, sehingga kas yang dibayarkan akan berkurang karena pajaknya akan
dibayarkan oleh entitas ke kas negara.
Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Atas penyerahan barang atau jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak akan dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang
diciptakan oleh perusahaan. PPN dikenakan pada setiap tingkat distribusi barang dari mulai importir
atau produsen, pedagang besar, grosir dan peritel. Menurut UU PPN, saat terutang PPN adalah pada
saat penyerahan barang atau jasa, kecuali jika kas diterima terlebih dahulu sebelum penyerahan
barang atau jasa, maka saat terutang pajak adalah saat penerimaan kas, PPN juga dikenakan atas
pemakaian sendiri dan penyerahan barang konsinyasi walaupun barang tersebut belum dijual.
PPN tidak mempengaruhi nilai penjualan atau persediaan (pembelian) kecuali PPN yang tidak
dapat di kreditkan. Untuk menghindari pajak berganda, maka setiap penjualan akan dikenakan pajak
(PPN keluaran) dan pada setiap pembelian entitas akan membayar pajak (PPN masukan). Pajak
Penjualan atas barang mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan atas penjualan yang mewah.
Pajak ini hanya dikenakan pada importir dan produsen barang mewah.
Dalam laporan keuangan akhir tahun, perusahaan akan mencatat utang pajak
penghasilan sebesar Rp100 dalam kewajiban lancar. Pada saat yang sama, perusahaan mengakui
beban pajak penghasilan dengan nominal yang setara dalam laporan laba rugi. Persamaan
akuntansi tetap seimbang karena peningkatan kewajiban dan penurunan ekuitas pemegang
saham setara dengan nominal Rp100.
Tahun depan, kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp100 untuk membayar pajak.
Dan, perusahaan menghilangkan akun hutang pajak penghasilan dari kewajiban lancar.